Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Petang Romantis di Desa Braja Harjosari, Berkuda di Padang Savana, Berperahu di Way Penet

$
0
0
Wisata Desa Braja Harjosari, Lampung Timur

Menghabiskan petang di Desa Braja Harjosari, berkuda di padang savana, naik perahu menyusuri Way Penet, dan menikmati kuliner lokal masakan warga. Sebuah cerita dari Lampung Timur, Oktober lalu. 

wisata desa braja harjosari lampung timur
Berkuda di padang savana Desa Braja Harjosari

Desa Braja Harjosari, Kecamatan Braja Slebah, memaparkan rentang padang savana yang luas. Sebuah tempat lapang yang menjanjikan suasana berbeda dari Gua Pandan di Desa Girimulyo, Kecamatan Marga Sekampung, objek wisata yang kami kunjungi sebelum menuju Braja Harjosari. Dari tempat sempit dan gelap, menuju luas dan benderang, mewarnai cerita dalam sehari.

Berjarak kurang lebih 33 kilometer dari Sukadana ibukota Lampung Timur, menghabiskan waktu tempuh sekitar satu jam perjalanan bermobil untuk mencapainya. Durasi perjalanan jadi lama, karena jalan tidak sepenuhnya mulus. Kami datang di musim kering, sedikit lebih baik daripada di musim hujan yang mungkin akan menyuguhkan lubang-lubang berisi genangan, dan tanah liat yang licin. 


Baca juga: Memandikan Gajah di Camp ERU Margahayu

Wisata Desa, bukan Desa Wisata

Kemungkinan Melihat Gajah

 
Letak Desa Braja Harjosari dengan Taman Nasional Way Kambas (TNWK) hanya dipisahkan oleh sungai Way Penet. Hal ini memungkinkan untuk melihat langsung rombongan gajah liar yang jumlahnya dapat mencapai puluhan ekor, sedang mencari makan di rawa-rawa perbatasan TNWK. 


Namun, jangan tinggikan harapan untuk hal itu, sebab gajah-gajah liar bukan manusia yang bisa diajak janjian. Hanya jika beruntung, maka bisa melihatnya. Perlu cek musim migrasi para gajah pada warga yang kita kenal agar datang di saat gajah-gajah memang sedang berada di sekitar Braja Harjosari.

Indah meski dihiasi beberapa sampah, hmm...

Berkuda di Padang Savana


Tak melihat gajah, kuda pun jadi. Bahkan bisa menunggangnya, jika mau. Kuda adalah pasangan serasi untuk padang savana. Bayangkanlah sebuah tempat seperti di Sumba, di mana rumput dan ilalang berwarna kuning keemasan pada suatu senja, sungguh romantis. Dan kamu berada di antara semua itu, menunggang kuda, sambil memandang ke barat, tempat sang surya kembali ke peraduan. 

Di Braja Harjosari ini juga begitu? Tidak sama. Tapi setidaknya, atmosper sebuah savana yang didamba seperti di Sumba, bisa dirasakan di sini. Tergantung hati dan mata ingin merasakan dan melihatnya seperti apa. Kalau saya, setiap tempat bisa saya bikin seindah yang saya bayangkan. 

Baca juga : Berwisata di Way Kanan Kini Semakin Asyik

Matahari terbenam di sini langsung di balik hutan yang memagari padang savana,  sempurna untuk menghantar senja.

Saya menyukai padang savana. Tempat terbuka nan lapang, di mana hidup sejenak terasa seperti begitu ringan. Seakan tiada siapa-siapa dan apa-apa, hanya ada diri sendiri dengan jiwa yang tenang, dalam pelukan alam yang mendekap tanpa syarat. Kamu merasa begitu nggak kalau berada di padang savana? 


Ini kemesraanku dengan Kuda Boy.
 


Berperahu di Way Penet

Tingginya keragaman hayati membuat Braja Harjosari istimewa. Keistimewaan yang mungkin saja salah satunya atau beberapa, bisa dijumpai dengan mudah kala menyusuri Way Penet. Tempat di mana burung-burung air seperti blekok, trinil, kuntul, dan cangak ungu, dapat terlihat dengan mudah. Saya mendengar tentang itu sebelumnya, itu sebabnya tawaran berperahu sayang sekali untuk ditolak.

Di sungai Way Penet, atraksi dari burung pemangsa seperti elang dan raja udang, memberikan atraksi alam yang memesona. Sayangnya kami terlalu sore di sana, jelang magrib saat terang perlahan mulai meremang, temuan kami hampa. Atau mata saya yang kurang jeli saat itu? Entahlah. Meski keberuntungan tak menghampiri, saya tetap menikmati keadaan tanpa harus menuntut harapan sesuai kenyataan. Meresapi keheningan yang pecah oleh suara berisik mesin perahu, dan menjadikannya sebuah pengalaman baru dalam mengenal sisi elok Lampung Timur yang masih alami.


Bisa berperahu menyusuri Way Penet

Sungai di tengah padang savana


way penet lampung timur
Jalan-jalan bahagia, semua jadi terasa indah 😗

Mencicipi Kuliner Lokal yang Mengayakan Rasa

Daya tarik wisata berupa nilai kearifan lokal yang tinggi dan potensi yang besar yang dimiliki, baik dari segi landscape maupun hasil bumi, membuat Braja Harjosari berkilau. Intensifikasi lahan pertanian yang dilakukan oleh masyarakat desa ini membuat hasil buminya melimpah dan memberikan warna tersendiri. Beberapa hasil pertanian seperti beras organik, sayuran dan buah-buahan menjadi komoditi unggulan.

Wisata Desa Braja Harjosari kini ramah wisatawan. Fasilitas akomodasi telah tersedia dalam bentuk homestay. Merasakan tinggal di desa, berinteraksi dengan warga lokal, dan makan makanan khas yang dimasak oleh warga, benar-benar akan memberikan pengalaman yang unik sekaligus berkesan. Kuliner khas seperti nasi tiwul, pindang ikan baung, dan gulai ikan lais, merupakan kekayaan kuliner yang sempat saya cicipi di sini. 


Nasi tiwul, pindang ikan baung, gulai ikan lais, aneka sayur yang diolah menjadi lalapan dan tumisan

orang-orang yang bersahabat

Kaos Lampung Timur Yay by Yay Lampung

Mengenal Braja Harjosari adalah mengenal rasa syukur melalui kesederhanaan, tentang kebersahajaan dalam hidup, serta tentang tingginya nilai luhur dan kearifan lokal yang masih melekat dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. 



Informasi lain-lain:

- Tidak ada angkutan umum ke Desa Braja Harjosari. Sewalah mobil untuk ke sana. Harga sewa per hari Rp 250.000 belum termasuk supir dan BBM. 
- Hubungi pengelola tempat wisata agar dibantu untuk dipandu ke beberapa tempat selain yang saya sebutkan di atas.
- Kegiatan yang bisa dilakukan di lokasi wisata: Berkuda, berperahu, dan trekking ke beberapa tempat untuk melakukan pengamatan gajah liar.
- Kegiatan lainnya: wisata agro dan dan wisata budaya.
- Kuliner khas yang kami cicipi hanya tersedia jika dipesan terlebih dahulu kepada warga melalui pengelola. Bukan tersedia tiap saat.
- Saat cuaca cerah, berkunjunglah di waktu sore agar bisa menikmati keindahan matahari terbenam. 
- Bawa bekal sendiri karena di sini tidak ada warung yang menjual makanan dan minuman.
- Bawa kantong plastik sendiri untuk menyimpan sampah.


Nungguin kamu berwisata ke Desa Braja Harjosari 😆

Keliling Lampung Timur bersama Rinto Macho (Way Kanan), Sari Marlina (GGA Lampung Timur), Dian Radiata (blogger Batam, Yuk Annie (blogger Cikarang), Riant (blogger Jogja), dan Ika (Blogger Bandar Lampung).



Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Trending Articles