Forest Talk with Bloggers Pekanbaru - Yayasan Doktor Sjahrir dan Climate Reality Indonesia kembali menggelar event Forest Talk with Blogger. Kegiatan ini merupakan yang keempat setelah Jakarta, Palembang, dan Pontianak. Acara diselenggarakan pada hari Sabtu tgl. 20 Juli 2019 di Kota Pekanbaru bertempat di Hotel Grand Zuri Pekanbaru. Selain talkshow dan diskusi bertema “Menuju Pengelolaan Hutan Lestari”, para peserta yang terdiri dari Blogger dan Media juga diajak field trip ke salah satu Desa Makmur Peduli Api di Desa Batu Gajah, Kabupaten Kampar, Riau.
Forest Talk with Bloggers Pekanbaru |
Saat saya membuat tulisan ini, Riau sedang dilanda bencana api dan asap. Kabar dari para blogger di Pekanbaru bahwa kota sedang diselimuti asap tebal, ditemukan banyak titik api, membuat saya sedih dan turut prihatin. Semoga kondisi Riau segera pulih. Aamiin #SaveRiau
Hutan Lestari
Sebelum saya mengulas kegiatan Forest Talk with Bloggers di Pekanbaru, mari kita ulang tahu kembali arti kata hutan.
Hutan, menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 1999 Tentang Kehutanan, adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan.
Keberadaan hutan sangat penting bagi keberlangsungan ekonomi Indonesia dan merupakan sektor utama dalam upaya pengurangan emisi gas rumah kaca. Hutan memberikan nilai ekonomi bagi mereka yang mengelola hutan. Hutan juga mendukung sistem kehidupan masyarakat, karena hutan merupakan sumber energi, pangan, dan air dan berfungsi mencegah terjadinya bencana lingkungan.
Permasalahan utama dari pemanfaatan hutan adalah laju deforestasi yang tinggi, degradasi lahan dan juga emisi gas rumah kaca yang tinggi akibat perubahan tata guna lahan dan juga kebakaran hutan. Pemerintah Indonesia telah melakukan perbaikan terhadap kebijakan pengelolaan hutan,dengan fokus kegiatan kebijakan hutan dan gambut yang memperhatikan hak masyarakat lokal dan adat, seperti melalui program Perhutanan Sosial, dan penegakan hukum.
Ibu Amanda Katili - Manager Climate Reality Indonesia |
Ibu Atiek Widayati, Tropenbos Indonesia |
Untuk mendukung tujuan tersebut, Pemerintah Indonesia menerbitkan serangkaian kebijakan dan menyusun berbagai program untuk mengurangi degradasi dan deforestasi hutan, melakukan rehabilitasi lahan kritis, restorasi lahan gambut,dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Pemerintah Indonesia melakukan perubahan pendekatan dalam pengelolaan hutan dengan melibatkan banyak pihak termasuk masyarakat. Jika dahulu peran masyarakat dalam pengelolaan hutan kurang diperhatikan, maka sejak tahun 2007 pemerintah telah mengeluarkan serangkaian peraturan yang mendukung peran masyarakat dalam pengelolaan hutan lestari, antara lain Program Perhutanan Sosial.
Perhutanan Sosial adalah sistem pengelolaan hutan lestari yang dilaksanakan dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat yang dilaksanakan masyarakat setempat untuk meningkatkan kesejahteraanya, keseimbangan lingkungan dan dinamika sosial.
Perhutanan sosial memiliki 5 skema,yaitu:
1.Hutan Desa
2.Hutan Kemasyarakatan
3.Hutan Tanaman Rakyat
4.Hutan Adat
5.Kemitraan Kehutanan.
Program ini diharapkan dapat mengurangi laju deforestasi, pembakaran hutan dan juga meningkatkan tutupan hutan di lahan kritis. Kegiatan ini juga diharapkan dapat berkontribusi di dalam pengurangan emisi gas rumah kaca Indonesia dan pencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan.
Sabtu 20 Juli 2019 Hotel Grand Zuri Pekanbaru |
Blogger dan Pengelolaan Hutan Lestari
Program kampanye hutan lestari yang diadakan oleh Yayasan Doktor Sjahrir dan Climate Reality Indonesia di Pekanbaru bukan yang pertama. Sebelum ini sudah 3 kali dilaksanakan di Pekanbaru dengan peserta terdiri dari para mahasiswa dan media. Baru kali ini melibatkan kelompok blogger. Karena itu pula saya turut diundang untuk berpartisipasi
Dengan melibatkan kelompok blogger, termasuk saya, penyelenggara berharap kami dapat berpartisipasi aktif dalam mengkampanyekan pentingnya pengelolaan hutan lestari di Indonesia dan diharapkan dapat mengangkat pentingnya meningkatkan ekonomi desa dengan memanfaatkan program Perhutanan Sosial, yaitu menanam pohon-pohonan yang dapat menjadi bahan baku produk unggulan desa, dan menggulirkan ekonomi kreatif di desa tersebut.
Yayasan Dokter Sjahrir memandang perlunya dilakukan peningkatan kemampuan para blogger terutama dalam hal kebijakan pengelolaan hutan lestari di Indonesia dan pentingnya hal tersebut di dalam mencapai pembangunan berkelanjutan dan mengurangi emisi gas rumah kaca.
Bapak Tahan Manurung - APP Sinar Mas |
Workshop Pengelolaan Hutan Lestari
Bertempat di lt. 12 Ballroom Hotel Grand Zuri Pekanbaru, acara yang harusnya dimulai pukul 9 jadi agak bergeser ke pukul 9.30 karena sampai dengan pukul 9 kehadiran para blogger dan media yang ditunggu masih belum sesuai jumlah undangan. Tercatat ada 34 peserta yang mendaftar (semua diundang), tapi sampai acara dimulai jumlah peserta masih bertahan di angka 20. Alhamdulillah.
Kegiatan workshop untuk blogger mengenai Pengelolaan Hutan Lestari diisi dengan diskusi (pemaparan dan tanya jawab) dan pameran terbatas mengenai produk-produk hutan non kayu dan produk kreatif lainya yang dapat dihasilkan dari pohon.
Bloggers Pekanbaru |
Workshop dan mini exhibition yang digelar bertujuan untuk meningkatkan kemampuan blooger dalam berkomunikasi mengenai pengelolaan hutan lestari di Indonesia, meningkatkan kampanye akan pentingnya pengelolaan hutan lestari, dan menyebarluaskan solusi pengelolaan hutan lestari yang telah dilakukan oleh pemerintah, pelaku bisnis dan masyarakat, terutama pendekatan yang inovatif, serta menyebarluaskan pentingnya menanam pohon-pohon yang dapat meningkatkan Produk Unggulan Desa.
Meskipun dikhususkan untuk blogger, panitia tetap menyertakan media untuk pemberitaan. Mulai media cetak, online, TV, hingga radio. Di acara kali ini pun demikian, ada dari media cetak dan online yang hadir, meski segelintir.
Talkshow Menuju Pengelolaan Hutan Lestari
Talkshow “Menuju Pengelolaan Hutan Lestari” menghadirkan para pembicara inti, sama seperti sebelumnya yaitu Dr. Amanda Katili Niode, Manager Climate Reality Indonesia, Dr. Atiek Widayati, Tropenbos Indonesia, dan Bapak Tahan Manurung dari Asia Pulp & Paper, dan moderator acara Mas Amril Taufik Gobel. Materi diskusi meliputi Perubahan Iklim, Pengelolaan Hutan Lestari dan Lanskap, dan Desa Peduli Api.
Dr Amanda Katili - Manager Climate Reality Indonesia |
Dr Atiek Widayati - Tropenbos Indonesia |
Pameran terbatas yang ditampilkan dalam kegiatan meliputi produk hutan non kayu, produk kreatif berbasis kayu, produk hasil CSR perusahaan HTI, dan makanan produk hutan.
Contoh produknya apa saja? Untuk produk hutan non kayu misalnya madu, produk holticultura, jamur, vanila, sagu, gula kelapa, dan lain-lain. Sejauh ini madu dan gula kelapa paling sering tampil di pameran. Yang istimewa waktu di Pontianak. Di sana ada produk butter dan kosmetik yang terbuat dari Buah Tengkawang, buah hutan yang ada di hutan Kalimantan Barat.
Produk kreatif berbasis kayu contohnya kerajinan dari daun lontar, rotan dan bambu. Produk lainnya kain yang menggunakan pewarna alam, seperti eco print kain jumputan yang dipamerkan oleh Galeri Wong Kito di event Forest Talk with Blogger Palembang. Kain serat kayu dan bambu juga termasuk produk kreatif berbasis kayu. Sedangkan produk hasil CSR Perusahaan HTI berupa foto kayu, furniture kayu ex peti kemas, dan lainnya.
produk makanan |
produk hutan |
Kain tradisional dengan bahan pewarna alami |
Field Trip Desa Makmur Peduli Api
Ada yang berbeda dengan event forest talk kali ini yaitu adanya kegiatan field trip ke salah satu Desa Makmur Peduli Api (DMPA). Kegiatan ini diikuti oleh seluruh peserta, tim panitia dan pihak dari APP Sinar Mas. Adanya kegiatan field trip inilah maka acara talkshow hanya berlangsung sampai pukul 11. Setelahnya, peserta diajak berangkat ke Desa batu Gajah di Kabupaten Kampar dengan menggunakan dua bus. Untuk acara demo masak, tanya jawab, termasuk makan siang, semua dilanjutkan di desa. Nantinya, peserta akan diajak bertemu dan berinteraksi dengan masyarakat DMPA untuk melihat kegiatan para petani lestari dan peternak lestari yang menjadi binaan PT PSPI.
Sekilas tentang DMPA, adalah salah satu perwujudan dari Kebijakan Konservasi Hutan (FCP) APP Sinar Mas dengan melibatkan masyarakat adat dan lokal secara konstruktif dalam upaya menyelesaikan konflik sosial dan juga pemberdayaan masyarakat sekitar hutan secara sosial-ekonomi. Masyarakat diajak berperan aktif dalam upaya pengelolaan hutan lestari serta menjalankan roda ekonomi yang berkelanjutan dan bertanggungjawab. Desa Makmur Peduli Api (DMPA) merupakan sebuah upaya perbaikan dari program pemberdayaan masyarakat sebelumnya. Melalui DMPA, APP Sinar Mas berharap desa dan masyarakat dapat berperan penting dalam pengelolaan hutan lestari dengan diiringi pencapaian kemakmuran secara bersama dan berkelanjutan.
Ulasan kegiatan field trip akan saya lanjutkan pada tulisan berikutnya. Segera di blog ini, www.travelerien.com
Sumber foto:
Dokumentasi pribadi