Operasi Lepas Pen Patah Tulang Lengan Tangan Kanan |
Patah tulang karena kecelakaan berobat ke dokter, bukan ke tukang urut
Tahun lalu anakku Alief mengalami kecelakaan motor yang menyebabkan tulang pada lengan tangan kanannya patah. Pada situasi gawat darurat tersebut, aku dan suami membawanya ke Eka Hospital BSD untuk diperiksa sedetail mungkin dengan peralatan medis yang tersedia di rumah sakit tersebut.
Ada banyak pesan yang masuk melalui Whatsapp berisi saran agar Alief dibawa ke tukang urut saja. Tanpa mengabaikan kebaikan orang-orang yang tujuannya hendak membantu tersebut, aku tidak membawa Alief ke tukang urut tapi ke rumah sakit. Sebab Alief bukan cuma patah tulang, tapi luka-luka dan berdarah. Aku percaya pengobatan kedokteran pada situasi saat itu lebih penting dan dibutuhkan.
Pemeriksaan rontgen pada tangan bahkan MRI untuk kepala Alief jalani, beberapa alasan adalah untuk mengetahui kondisi tulang yang patah apakah remuk, patahnya seperti apa, apakah ada serpihan-serpihan berserakan dalam daging tangan, dan apakah ada hal lain yang terjadi yang tak bisa dilihat dengan mata biasa saja. Sedangkan pemeriksaan MRI di kepala untuk mengetahui apakah benturan di aspal menyebabkan perdarahan dan lain sebagainya.
Dengan pemeriksaan yang akurat menggunakan peralatan canggih kedokteran, dokter bisa melakukan tindakan dan pengobatan dengan tepat. Itu yang aku pikirkan, sebagai alasanku tidak membawa Alief ke tukang urut, seperti yang disarankan orang-orang.
RS Medika BSD 15-16 Januari 2021 |
Operasi tangan dan pasang pen
Tgl 25 Juni 2020 lengan kanan Alief dioperasi di RS Permata Pamulang dengan biaya kurang lebih Rp 25 juta oleh dr. Alphonsus Arya Abikara, sp.OT. Biaya operasi tersebut sudah termasuk pemasangan pen. Pen-nya sendiri seharga 7 juta. Total biaya lumayan mahal, apalagi saat itu aku bayar sendiri, asuransi Mandiri Inhealth kami tidak menanggungnya karena alasan kejadian disebabkan oleh kecelakaan. Jasa Raharja pun menolak. Ya sudah, biaya sendiri, yang penting anak cepat ditangani.
Mengenai biaya, beda kelas beda harga, beda RS beda pula tarifnya. Operasi kelas 1 di Eka Hospital dengan kelas 1 di RS Permata Pamulang, jelas jauh beda. Jauhnya itu sejauh aku dengan mantan pacar yang udah lama kulupakan haha. Intinya, kalau mau cari tempat operasi yang nggak mahal-mahal amat tapi tindakannya sama, ya ke RS yang kelasnya bukan premium lah.
Kenapa pasang pen? Biar tulang yang diletakan kembali pada tempatnya terpasang dengan stabil, gak geser kemana-mana. Ya siapa tahu kan geser ke mall atau ke resto gitu wkwk. Pokoknya dengan pen itu kedua tulang yang terputus bisa bertemu dengan mantap sampai pada waktunya nanti sudah kuat dan erat, baru pen-nya dilepas lagi.
Jenis pen itu beda-beda rupanya ya. Beda kualitas bahan, beda pula harganya. Ada jenis pen yang menggunakan bahan paling bagus dan mahal, ada pula yang sedang, dan ada yang biasa saja. Tapi fungsinya sama saja. Kalau gak salah ingat sih, ada bahan yang bila digunakan berada di dekat alat detektor logam kayak di bandara, pen-nya ga kedetect, ga menimbulkan bunyi. Ada pula yang bisa kedetect dan bikin bunyi-bunyi. Ya semacam itu bedanya. Penting nggak sih? 😂
Alief pakai pen yang kualitasnya sedang saja. Bagus dan mahal banget enggak, yang biasa banget juga bukan. Pokoknya yang harganya 7 jutaan.
Sebelum operasi, wajib screening covid dengan SWAB Antigen. Boleh juga dengan SWAB PCR. Biaya test ditanggung pribadi, tidak dicover asuransi. |
Kondisi setelah pasang pen baik-baik saja
Tahun lalu aku mengikuti proses operasi pasang pen di lengan Alief. Akunya nggak masuk ruang operasi lah, hanya duduk di ruang tunggu dan menunggu selama 5 jam, sampai Alief keluar ruang operasi. Tindakan operasinya sendiri 2 jam saja, sisanya durasi untuk persiapan sebelum dan setelah operasi. Lumayan lama.
Yang dirasakan Alief paska operasi? Gak ada masalah dengan fungsi lengan, semua baik. Hanya rasa nyeri bekas operasi saja, tapi bisa reda dengan obat yang diberikan dokter dan rasa sakit itu nggak sampai 1 minggu, 3 hari sudah biasa lagi.
Alhamdulillah setelah operasi Alief tetap bisa beraktivitas seperti biasa. Hanya saja tangannya belum boleh mengangkat barang yang berat-berat, galon misalnya. Atau mendorong motor R15 nya yang besar itu hehe. Ya nggak lah ya. Pokoknya selama 3 bulan sejak abis operasi dia dilarang pakai motor dulu.
Kalau sekedar bergerak biasa untuk makan, mengangkat gelas, main game, bekerja dengan laptopnya, itu gak papa. Bahkan 2 minggu paska operasi dia sudah syuting video review lagi. Makanya ada penampakan perban di lengan dalam video berjudul ASUS TUF Gaming di channel Onedox milik Alief.
Seingatku belum genap 2 bulan Alief sudah bisa bawa motor lagi buat pergi salat 5 waktu jamaah di masjid dalam komplek. Alhamdulillah aman, tapi tetap dengan pesan agar tidak mendorong motor secara berlebihan.
Kamar Operasi - RS Medika BSD 15-16 Januari 2021 |
6 bulan baru lepas pen
Sesuai anjuran dokter, minimal 6 bulan pen baru bisa dilepas. Kalau misal lebih dari itu? Sebaiknya jangan lama, kata dokternya. Kalau masih 7-9 bulan, masih bisa ditolerir, misalnya karena alasan masih di luar kota dan belum bisa pulang untuk ke RS tempat pasang pen.
Kalau kurang dari 6 bulan juga belum layak, khawatirnya tulang-tulang yang disatukan belum saling bertaut erat dan posisinya belum stabil. Kelamaan juga gak bagus karena jaringan-jaringan baru yang sudah terbentuk dan berfungsi normal jadi semakin kuat mengikat pen. Dokter sih ga jelasin lebih lanjut nanti kenapanya, tapi aku pikir itu akan ada resikonya, namanya juga benda asing ditanam dalam tubuh, pasti ga nyaman dan ganggu.
Untuk Alief dijadwalkan lepas pen pada bulan Januari 2021. Nah, mengenai waktunya kapan, tinggal diatur. Aku seneng banget dengan jadwal di bulan Januari 2021 itu karena saat itu Alief sudah selesai ujian semester, jadi nggak ganggu kegiatan sekolahnya. Pun, pada libur tahun baru itu Alief juga bisa ikut kami ke Palembang dulu, sekalian ziarah sama kakeknya. Jadi pas mau operasi, bener-bener dalam keadaan yang udah siap nggak ada kegiatan lain lagi yang mesti dikerjakan segera.
Pasang Pen di RS Permata Pamulang, Lepasnya di RS Medika BSD
Sejak pulang dari Roadtrip ke Palembang Sumsel, aku langsung cari jadwal untuk operasi lepas pen di tangan Alief.
Jika tahun lalu pasang pen di RS Permata Pamulang, kali ini lepasnya di RS Medika BSD. Kenapa? Pertama karena dekat dengan rumah. Kedua karena dokter yang mengoperasi Alief yaitu dr. Alphonso Arya Abikara, spOT juga praktek di RS Medika BSD. Jadi, meski beda RS tapi tetap dengan dokter yang sama.
Kenapa nggak ganti dokter? Kata temannya suamiku yang juga seorang dokter ortopedi, sebaiknya pen dilepas oleh dokter yang sama pada saat pasang. Dengan dokter yang sama akan lebih tahu seperti apa pasangnya, maka akan lebih tahu pula seperti apa melepasnya.
Selain itu, ada yang baru aku tahu ternyata lepas pen nggak bisa di sembarang RS juga. Menurut cerita Alief, sewaktu masuk ruang operasi ada dokter lain (mungkin dokter anestesi) yang nanya pennya dipasang oleh siapa dan di mana. Alief jawab di RS lain tapi dokter yang sama. Nah, dokter yang menanyakan hal tersebut bilang gini; "oh bagus itu karena alat buka pen tiap RS bisa beda, kebetulan pen yang dipakai Alief kuncinya ada di RS Medika BSD."
Dari situ aku mikir, berarti pen pun punya semacam "password" bagi dokter yang memasangnya 😄
Nggak ada penjelasan lebih lanjut sih soal itu, karena aku nggak nanya juga. Tapi bisa kusimpulkan secara pribadi bahwa tiap pen punya kunci berbeda.
Kamar kelas 1 RS Medika BSD - Tempat Alief dirawat |
Operasi Lepas Pen di RS Medika BSD
Biar tulisan mengenai operasi lepas pen ini lengkap, aku sertakan info biayanya juga ya. Siapa tahu ada pembaca yang terseret kemari lagi cari info biaya lepas pen. Semoga membantu.
Jika tahun lalu saat operasi aku bayar pakai biaya sendiri (ga ditanggung asuransi), kali ini alhamdulillah dicover oleh Inhealth Mandiri. Biaya lepas pen kurang lebih Rp 16 juta di kelas 1. Itu belum termasuk biaya rawat inap ya. Pokoknya pas tagihan keluar, total biaya semuanya Rp 23,5 jutaan. Dari total tersebut, asuransi menanggung 20jutaan sekian, sisanya aku bayar sendiri.
Total biaya tersebut sudah mencakup biaya tindakan, ruang operasi, biaya dokter operator, dokter anestesi, seluruh obat-obatan yang digunakan, kamar rawat inap, visit harian dokter spesialis, visit harian dokter umum, aneka keperawatan (lab, radiology, alkes).
Pasang pen lebih mahal ketimbang lepas pen. Dan harusnya kali ini aku bisa nafas lega, tapi ternyata biayanya hampir sama. Dulu biaya pasang total 25 jutaan, sekarang biaya lepas 23,5 jutaan.
✅Status RS Medika berada 1 tingkat di atas RS Permata Pamulang. Tarif operasinya jelas lebih tinggi.
✅ Kelas kamar yang kuambil waktu pasang pen adalah kelas 3, sedangkan kelas yang kuambil waktu lepas pen adalah kelas 1.
Dari 2 hal di atas yang bikin perbedaan pada total biaya. Kalau lepas pen nya di RS Permata Pamulang, mungkin total biayanya hanya belasan juta saja.
Kapasitas kamar kelas 1 yang ditempati Alief untuk 2 orang. Kemarin Alief enak dia bisa sendirian saja karena sedang nggak ada pasien lain. Jadi lebih nyaman. Tapi senyamannya di RS tetap lebih nyaman di rumah lah ya.
Operasi lepas pen tuh ternyata nggak perlu nginap lama. Satu malam saja sudah cukup. Kalau kondisi baik semua, sudah bisa langsung pulang. Nah karena sebentar doang, nggak usah juga lah cari kamar yang mahal-mahal amat. Sayang aja sih hehe.
Tapi aku suka kamar rawat inapnya RS Medika BSD ini, bersih dan wangi, kamar mandinya pun besar, bersih dan lengkap. Sayangnya, staf admision gak kasih paket mandi ke aku pada saat aku daftar. Pas pulang baru dikasih. Ya telat. Katanya mereka lupa. Duh, kok pakai lupa sih! 😅
Penampakan Pen dan Baut yang tertanam di lengan Alief selama kurang lebih 6 bulan, sekarang sudah dilepas |
Penampakan Pen dan Baut yang dipasang di Tangan Alief
Aku sudah bisa duga seperti apa pen yang selama ini dipasang dalam lengan Alief karena sudah sering lihat lewat foto rontgen. Tapi lihat langsung baru kali ini setelah dilepas, dan aku cukup kaget karena bentuknya ga setipis dan seringan yang aku kira.
Logam kecil berbentuk panjang itu ternyata tebal juga lho, dan nggak ringan kayak uang koin. Belum lagi bautnya, wow ternyata panjangnya kurang lebih 2 cm.
Sewaktu aku post foto pen dan bautnya di medsos, banyak yang komen ngilu. Memang iya sih, liatnya bikin ngilu, mungkin bayangin pas dipasang ya. Apalagi itu kan benda asing yang dimasukkan dalam tubuh, rasanya jadi gimana gitu.
Alhamdulillah selama ini yang aku lihat Alief aman saja pakai pen itu. Nggak mengalami yang namanya demam (akibat infkesi atau apalah). Satu saja yang dia rasakan adalah nggak bisa memutar lengannya sebebas memutar tangan kiri. Mungkin karena ada pen itu.
Selama pakai pen juga belum pernah naik pesawat, jadi nggak mengalami hal-hal yang umumnya terjadi bila melewati alat deteksi logam.
Pada logam pen terdapat tulisan HengJie, mungkin ini nama pen-nya. Atau semacam merk. Kemudian ada kode CE 123, 6H, S 2001006272. Kurasa ini menjelaskan tentang spek dari pen tersebut.
Sedangkan bautnya yang aku terima ada 5 pcs. 3 pcs berbentuk sama, 2 pcs lagi dengan bentuk yang berbeda. Panjang Pen kurang lebih 7 cm dan bautnya kurang lebih 2 cm.
SALAT dan Berdoa - Kapan pun dan dalam keadaan apapun, salat jangan pernah dilupakan 💚 |
Alhamdulillah operasi berjalan lancar. Semoga setelah ini tidak ada musibah kecelakaan lagi, sehat terus, aman terus, dan panjang umur. Aamiin. 💙
Aku sempat tanya Alief, pen-nya mau diapakan? Mau dikalungin katanya, dijadikan liontin, jadi Kenang-kenangan. 😂