|
Cottage di tepi pantai Kuri, Lampung |
Krui, Lampung, 18 Maret 2017
Waktu menunjukkan jam 8.25 malam saat kami makan malam di pusat jajan kuliner Kota Krui. Kok masih ingat jamnya, kan udah lama tuh, tahun 2017 kejadiannya, ya kan? Yaelah, dari file foto kan bisa dicek, ada datanya kok 😄
Hari itu saya bersama geng travel blogger unyu-unyu. Ada wanita milenial Yuk Annie Nugraha, ada traveler yang juga penulis buku Haryadi Yansyah, ada blogger hitz Deddy Huang, ada mbak travel blogger kesayangan Dian Radiata, dan tentunya ada Arif suami saya tertjintah! Ada Aris sahabat saya, sekaligus orang yang saya anggap tahu banyak soal wisata Krui dan seorang supir yang mengantar kami wara-wiri keliling Krui sampai letih 😅
Waktu makan hingga perjalanan pulang, dan akhirnya sampai di penginapan, kurang lebih 1 jam kemudian. Kami nggak pakai lama ya makannya, soalnya sudah malam dan sudah capek. Kira-kira pukul 9.30 kami sampai di cottage tepi laut, tempat kami bermalam sebelum kembali ke kota asal masing-masing pada keesokan hari.
|
Krui, 18/3/2017, 8:14 PM |
|
18/3/2018 8:25PM - Makan malam di kawasan kuliner Krui |
COTTAGE PINGGIR PANTAI
Malam itu, jalanan menuju cottage begitu sepi, terkadang terang, lebih banyak gelapnya. Tempat penginapan kami berada di pinggir laut. Tak terlihat dari jalan utama, karena tertutup kebun kelapa yang rapat. Kelapa atau Palem? Saya yakin kelapa ya, bukan pohon palem yang biasa menghiasi taman-taman hotel berbintang pinggir pantai. Nggak mungkin juga pohon kurma, sebab saya belum semabuk itu hingga nggak bisa membedakan mana pohon kelapa mana pohon kurma 😅
Mobil berjalan pelan memasuki gerbang, kami pun disambut gelapnya suasana kebun kelapa yang tak memiliki penerangan. Sorot lampu mobil menampakan jejeran batang kelapa, tinggi-tinggi bak kaki para raksasa wanita yang habis di waxing. Mulus men, gak ada cabang-cabangnya!
Saya sih udah ngantuk ya, bawaan abis makan dan kelelahan setelah seharian keliling Krui. Di antara kantuk itu, saya masih sempat membayangkan, seolah kami ini Pasukan Mau Tahu yang sedang pergi mengungkap misteri di sebuah perkebunan tua nan sunyi. Inilah pikiran wanita yang sejak SD sudah dijejali cerita novel Enyd Blyton, imajinasi dunia per-detektif-an kebawa sampai usia dewasa akhir *versi depkes 2009😁
Setelah pagar kayu dibuka, mobil pun sampai di halaman cottage. Jangan bayangkan ada sambutan pria berdasi di atas karpet merah, apalagi kembang api berpijar di angkasa, yang ada cuma sepi, dan penerangan yang minim sekale. Dan, inilah penginapan kami hari itu.
|
Pondok sebelah kiri ditempati Deddy, Yayan, dan Suamiku. Pondok di sebelah kanan ditempati aku, Yuk Annie, dan Dian. |
LISTRIK PADAM MENDADAK!!
Setelah mengantar kami, Aris dan supir pulang, tak ikut menginap di cottage. Supir berjanji akan menjemput kami pagi-pagi sekitar jam 3, untuk berangkat ke Bandar Lampung. Kami setuju, dan kemudian bersegera masuk kamar yang sudah kami pilih sejak pagi. Bukan milih juga sih sebenarnya, karena ada kok kamar lain yang lebih menarik, tapi sudah diisi oleh tamu bule. Jadi, yang bener kami tuh dapat kamar sisa. Tapi syukurnya bisa dapat sebelahan, jadi nggak jauh-jauhan dengan suami, Deddy dan Yayan. Siapa tahu kalau ada apa-apa, jadi mudah, ya kan.
Sebuah ranjang dengan kelambu tampak mengisi kamar, menempel dinding. Gile, emang muat bertiga? Ya gak lah, kecuali badan saya dilipat 3 haha. Kemudian kami diberi kasur tambahan, eh, kasur apa karpet ya? Duh, parah dah lupa! Pokoknya dikasih alas gitu, nggak langsung di lantai.
Ada kamar mandi dalam dengan keran shower, serta kloset duduk. Katanya sih ada air hangat, tapi pas air mengenai badan, dingin tuh. Bikin males mandi aja haha
Kamarnya terasa agak panas. Tapi ada jendela yang bisa dibuka, menghadap teras. Seingat saya ada kipas angin. Tapi entah juga ya, saya agak lupa (lupa mulu ya! haha). Ada sumber listrik, tapi colokannya terbatas, cuma muat 2 deh. Mau ngecas nggak bisa barengan, harus gantian.
Saya lupa malam itu mandi atau tidak, hanya ingat saya ke kamar mandi untuk gosok gigi, cuci muka, dan wudhu. lalu salat Isya. Saat salat itulah, tiba-tiba....BYAR!!!!! Listrik padam. Huaaa!!
|
Kasur dengan kelambu di dalam kamar kami |
ADA YANG LAIN DI KAMAR
Saat lampu mendadak padam, saya yakin kekhusukan salat saya saat itu terganggu. Tapi salat tetap saya jalankan sampai selesai, dong. Ya gak mungkin jugalah tiba-tiba teriak, lalu kabur keluar kamar pakai mukena. Yang ada ntar bikin tamu-tamu bule di kamar lain pada ketakutan haha
Sementara itu, Mbak Dian masih di kamar mandi. Kalau tak salah ingat, mbak Dian ada bilang sesuatu, tapi entah apa (lupa lagi deh). Sedangkan Yuk Annie sedang berbaring santai di kasur, dan cuek aja.
"Kok mati ya? Katanya nggak pakai mati, lagi pula ini kan malam?"
Jawaban template di sana:
"Listrik di Krui memang nggak stabil. Siang mati, malam nyala. Tapi kadang, bisa saja malam juga mati."
Lha, kalau di penginapan gini, mestinya ada jenset dong. Harusnya dinyalakan. Ternyata jensetnya ada, tapi nggak dinyalakan 😛 Entah apa alasannya. Kehabisan solar? Lha trus gimana dong? Mau ngecas hp gak bisa. Boro-boro buat buka internet, buat nyalain senter aja ga bisa. Kipas apa kabarnya? Nggak nyala. Udahlah panas, nyamuk banyak pula. Untung ada kelambu walau nggak membantu.
"Rien tidur di pojok aja, nempel dinding, biar nggak jatoh, saya di pinggir aja," ujar yuk Annie.
Haha ya kali bayi, jatoh dari ranjang. Tapi jangan salah, anjuran yuk Annie itu guna banget. Soalnya, hal-hal menyeramkan malam itu, terjadi tanpa sepengetahuan saya. Kalau tidur dipinggir, bisa jatoh karena kaget dicolek pocong, Untungnya gak wkwk.
Ternyata, kami tidak bertiga saja di dalam kamar, ada sesuatu yang lain di kamar mandi, yang kemudian pindah ke teras depan kamar persis!! huaaaa
|
Kamar mandi di kamar kami |
BISIKAN DI TENGAH MALAM
"Yuk....Yuk......Yuk Annie....."
Tengah malam gelap, saat saya tidur di kamar yang udaranya bukan main gerah sampai badan keringatan, lalu ada suara berbisik, memanggil Yuk Annie. Cuma dua hal yang terjadi, itu MIMPI atau sebuah KENYATAAN! Ternyata, kenyataan, men!
Siapa yang berbisik? Saya nggak mikir itu setan sih wkwk Tapi nggak langsung ngira itu salah seorang dari kami juga. Soalnya, pertama karena kamar gelap kan, gak bisa liat siapa-siapa. Saya perlu beberapa menit buat menyadari kalau itu tuh suara mbak Dian ha ha. Tapi kok suaranya dari ujung kaki ranjang? Suster ngesot? Siapa dan kenapa?
Saya dengar yuk Annie menyahut. Ohiya, saya seranjang sama Yuk Annie. Mbak Dian di kasur tambahan. Berarti itu suara mbak Dian. Trus kenapa bisik-bisik?
Saya nggak ingat persis apa yang dikatakan Mbak Dian. Tapi dari nada suaranya, saya tebak Mbak Dian tidak baik-baik saja. Ada semacam resah dan takut di sana. Katanya, ada sesuatu di luar, di teras, di bawah jendela, persis di samping Mbak Dian tidur. WOW dekat banget dong!!
Jadi ada apa di teras? Tak ada yang mengatakan apapun. Hanya suara anjing yang beberapa kali melolong. Pikiran saya langsung jelek. Mau takut nggak bisa takut, keberadaan Mbak Dian dan Yuk Annie sudah mengenyahkan rasa takut itu. Coba kalau sendirian? Dijamin sudah ciut dan teriak-teriak. Jadi, setelah sadar keadaannya nggak "aman-aman' saja, kami akhirnya nggak tidur lagi. Beberes tas, siap-siap nunggu jemputan yang katanya mau datang sekitar jam 3.
|
Di teras ini, sesuatu itu lama berdiam, menunggu entah apaan 😅 |
Loncat Pagar di Pagi Buta
Asal tahu saja, malam itu dalam gelap, sesuatu sedang membersamai kami. Saya sendiri tak pernah lihat atau dengar apapun, dan tak tahu apa-apa sampai pergi dari sana, barulah diceritakan ada apaan.
Kata Yuk Annie dan Mbak Dian, sesuatu itu ada di kamar mandi dan di teras. Saat listrik padam, Mbak Dian kan masih di kamar mandi tuh, dan ada pocongnya! Gak cuma di kamar mandi, pocongnya juga berada di teras, lama sekali. Pocongnya duduk/berdiri/berbaring atau lompat-lompat? Meneketehe!! Pokoknya ada wkwkw...gelo...rajin bener dia ngintilin kami hahaha
Baru diceritain saja saya merinding disko, gimana kalau liat? Untunglah ga pernah bisa liat yang gitu-gitu 👻
Dini hari itu, jemputan mobil terasa lama sekali. Listrik pun tak nyala-nyala. Pingin marah tapi takut hantu wkwkw. Takut esmosi nanti kehantuan, eh.
Waktu mobil sampai, entah ya jam berapa. Yang jelas udah lewat dari jam 3. Kami langsung angkut semua barang. Eeeeeeh....taunya pagarnya dikunci cuy! Udah manggil orang ke kantor cottage, ga ada yang keluar. Ya kali masih tidur nyenyak, mana dengar dipanggil pakai toak pun. Bisa-bisa jam 7 baru ada yang sadar kalau dipanggil.
Akhirnya sodara-sodara, kami naik pagar, loncaaat! Ya ampuuuun kayak maling takut kesiangan! haha. Bayanginlah kek mana itu Yuk Annie dan Mbak Dian manjat pagar. Kalau Mas Arif, Deddy, dan Yayan sih okelah ya. Lha ini ciwik-ciwik disuruh manjat. Sungguh terpaksa dan nyata wkwkw
Dan saya, masih ada sisa batre di hp buat motret aksi loncat pagar itu. Sekali cekrek, hp langsung mati. Wassalam. Anehnya, pas batre udah penuh lagi, saya cek itu foto gak ada. Heran juga kemana hilangnya.
|
Ini adalah empat kamar lainnya yang ada di penginapan yang kami tempati |
|
Kamar yang tampak di sebelah kiri foto saat itu sedang ditempati bule |
Deddy Diikuti Sampai Palembang
Sebenarnya, hal-hal aneh sudah terjadi sejak kami masih di pulau, dan ternyata gak selesai di pulau saja, sampai saat menginap di Krui pun masih ada kejadian. Nah, saya kan aslinya memang penakut, tapi level takut selama di sana nggak melejit, aman-aman saja. Mungkin karena ada suami ya, trus ada sahabat-sahabat dekat juga ramean, jadi santai.
Walaupun, tetep aja sih ngeri kalau dibayangin, apalagi sejak diceritakan secara gamblang di sana ada apaan haha. Yuk Annie dan Mbak Dian emang piawai menyembunyikan hal seperti itu dari saya, biar nggak takut. Bener juga sih. Kalau langsung diceritakan saat itu juga, nggak jamin saya tenang. Bisa-bisa, sekedar jalan dari pintu ke ranjang aja udah gemetar dan nggak bisa tidur semalaman haha
Sepulang dari Krui, hal aneh beberapa kali terjadi di Deddy. Mulai dari kejadian badan kayak didorong dan bikin mereka hampir celaka di jalan (kalau gak salah ingat), sampai akhirnya Deddy kurang sehat beberapa waktu setelah balik ke Palembang. Setelah diperiksa, ternyata ada sesuatu yang ngikutin Deddy., dan itu bawaan dari Lampung! OMG jauh kali lah dia ngintilin Deddy. Naksir kali ya sama Deddy hahaha
Duh, mau ngakak tapi kok serem. Ya gitulah.
|
Pantai depan cottage |
|
Pantai depan cottage |
Sebenarnya, cottage yang kami inapi itu nggak tampak angker kok. Hanya cottage kayu biasa, ada yang dicat ngejreng, halamannya bersih dengan taman sederhana, asyik-asyik saja dilihat. Di pinggir pantai ada saung kayu dan ada hammock. Selama di sana siapa pun tiap saat bisa main ke pantai, liat ombak, main air, main pasir, bebas. Karena dekat pantai, suara gemuruh ombak bisa terdengar tiap saat. Di mata saya, tempat ini menyenangkan.
Bule-bule yang nginap gak sering keliatan. Sesekali saja saya liat mereka sedang main selancar, atau jalan di pantai gotong-gotong papan selancar. Tempat ini memang ideal buat mereka yang hobi bermain papan selancar. Udah gitu, penginapannya juga murah kok. Cuma masalah di listrik aja sih menurut saya.
Kalau soal seram tadi, ya seram sih kalau sampai ada pocong yang masuk kamar dan nungguin kita depan kamar gitu. Tapi kan saya nggak lihat, nggak dengar apa-apa, cuma diceritain. Kalau yang bisa lihat, pasti seramlah.
Kalau buat penakut macam saya, pasti mikir lah buat kembali. Tapi banyak kok orang penakut yang malah penasaran dan pingin coba nginap lagi. Bahkan ada kelompok orang yang justru ngincar tempat penginapan macam ini, buat uji nyali katanya. Heran dah uji nyali kok begitu haha
|
Santai di tepi pantai, depan cottage yang kami inapi |
|
Kami di Pantai Krui, Pesisir Barat : Yuk Annie, Deddy Huang, Yayan OmNduut, Mbak Dian Radiata, dan suami. |
Hal menyeramkan juga dijumpai di Pulau Pisang yang kami kunjungi pada 16-17 Maret 2017. Gak ada kejadian aneh yang membuat kami celaka atau apa sih ya, tapi ada yang dilihat dan itu lumayan ngeri. Ah, sudahlah, nanti saya tulis pada versi berbeda saja ya 😁
Nah, cerita perjalanan kami selama di pulau tersebut, maupun selama kami keliling Krui, bisa dibaca pada tulisan yang telah lama saya muat di blog ini, di antaranya:
Serba-serbi jalan-jalan, ada saja ceritanya. Dari yang asyik dan seru, sampai yang seram dan bikin takut 😂
Terima kasih buat yang sudah baca.