Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Hal-Hal yang Membuat Berhenti Terlalu Dekat

$
0
0


Hidup adalah perjalanan

Perjalanan yang membuat kita melalui serangkaian peristiwa. Ada peristiwa menyenangkan yang membuat bahagia, ada pula yang menyedihkan dan membuat kecewa.

Sepanjang berjalan kita mendapatkan berbagai pengalaman baru, melihat tempat-tempat baru, dan bertemu orang-orang baru. Ada orang baru yang kemudian menjadi teman baik, sahabat sejati, bahkan jadi saudara (walau tak ada hubungan darah). Ada pula yang sekedar untuk berpapasan saja, tanpa ada yang tertinggal di hidup kita, apapun darinya. 

Adakah di antara orang-orang yang kita temui itu kemudian jadi lawan bahkan bermusuhan? Ada saja. Bedanya, ada yang bermusuhan sebentar, lalu bermaafan. Ada pula yang selamanya, bahkan sampai mati. Tak baik memang, tapi ada yang seperti itu. Banyak contohnya di luar sana.

Adakah yang tadinya teman baik, sahabat sejati, bahkan telah dianggap saudara, tapi kemudian jalinan hubungan itu berubah menjadi sebaliknya? Ada. Ini pun tak sedikit contohnya. 

Berhenti terlalu dekat

Orang yang memusuhi berubah jadi teman baik ada. Ia adalah orang yang mungkin telah berfikir: "Saya tidak mau mati dalam keadaan masih memusuhi orang lain."

Teman baik atau sahabat sejati berubah jadi racun ada. 8 ciri-ciri racun ada pada gambar di atas.

Racun itu menyakiti. Dan, diri sendirilah yang harus memutuskan kapan berhenti terlalu dekat dari racun. Berhenti terlalu dekat bukan berhenti menjalin silaturahmi. Lebih tepat disebut menjaga jarak. Membuat jarak dari racun akan membebaskan diri dari energi negatif. 

Memutuskan berhenti terlalu dekat dengan teman dekat atau sahabat sejati bukanlah hal mudah. Apalagi telah berteman lama, pernah berkegiatan bersama, bepergian bersama, bercanda dan tertawa bersama, dan mengalami hal-hal menyenangkan bersama. Tapi ya itu tadi, pada satu titik, setelah berkali-kali disakiti tapi tak berdarah, harus ada sikap yang diambil. 

Sabar yang benar itu sejatinya tak ada batas. Namun, karena banyak hal dalam hidup ini yang harus dilakukan dengan energi positif. Maka, tegakkan sabar tapi jangan pernah biarkan racun bertahta.

Apakah racun harus diberi pelajaran? Tidak selalu harus begitu. Selama masih jadi manusia yang punya hati dan percaya bahwa Allah itu maha pembolak balik hati, biarlah diri sendiri yang MENGAMBIL PELAJARAN TANPA PERLU MEMBERI PELAJARAN. 

Buatku, itu yang terbaik. Membalas dendam atau mendoakan yang baik-baik? Jika mau bahagia menjalani hidup ini, ternyata mendoakan lebih menenangkan jiwa. 

Kapan berhenti terlalu dekat?

Ada banyak macam sifat yang dimiliki orang lain yang bisa jadi racun pada kita. Sayangnya, aku termasuk orang yang, kalau kata temanku, terlalu baik pada racun. Tetap disenyumin, tanpa berpikir itu bahaya. 

Apakah madu, bila punya teman pandai bicara, tapi setiap bicara, baik secara pribadi maupun di depan publik, selalu membicarakan hal-hal dengan kaca mata negatif. Cara bicara pun tidak pernah santun. Selalu penuh emosi, bahkan berkata kasar.

Apakah madu?

"Lucu ya, baru punya 3 buku antologi aja dibangga-banggakan dalam portofolio. Saya aja punya buku solo 1 lusin biasa saja. Bahkan, saya berteman dengan penulis novel dan penulis travel nomor 1 se-Indonesia lho."

Apakah madu?

"Baru punya mobil murah, pamer jalan-jalan kek keluarga bahagia. Aku dong punya mobil seharga 1 miliar, diem-diem aja."

Apakah madu?

"Yaelah baru jalan-jalan ke Timor Leste (sebut saja TL, bukan negara sebenarnya hehe) aja udah kayak punya pengalaman jalan-jalan paling hebat. Aku udah sejak muda keliling Eropa, Amerika, Afrika, dan negara-negara lain."

Apakah madu?

"Iya lho, di WAG Soto Betawi itu dia ceria dan riang gembira banget kalau chat, giliran di WAG Soto Bogor dia banyak diem aja. Itu kenapa ya orang?"

Apakah madu?

"Caption udah kayak ustadzah, biar dipuji dan dihargai, pencitraan banget."  

Apakah madu...apakah madu? Ah banyak sekali aku mencyduk fakta-fakta yang membuatku jadi sering bertanya "Apakah itu madu?" 

Setiap kita punya pilihan
 
Setiap orang punya punya cara sendiri dalam menyelesaikan masalahnya.

Ada yang diganggu, lalu menyelesaikannya dengan cara memberi pelajaran.
Ada yang diganggu, lalu menyelesaikannya dengan cara cukup mengambil pelajaran. 

Ada yang memilih berpikir positif terhadap apapun yang orang lain lakukan, kendati ada yang negatif, ia memilih cara bijaksana dalam menyikapi hal negatif tersebut.

Orang beribadah, ada yang diam-diam saja cukup ia dan Allah saja yang tahu. 
Ada pula yang terang-terangan dengan menunjukannya kepada orang lain. 
Kita punya 2 pilihan untuk menilai dan berkomentar akan hal tersebut:
1. Ibadah kok dipamerin, riya!
2. Masya Allah, soleh/soleha ya dia. Sungguh menginpirasi. Saya juga mau seperti dia.

Teman yang kita kenal, ada yang suka berbagi hal-hal baik saja di blog/medsosnya. Postingannya selalu ceria, berisi kebahagiaan dan aktivitas menyenangkan bersama keluarga/teman/sahabatnya saja.
Ada 2 hal yang bisa kita pilih dalam mengomentari hal tersebut:
1. Pencitraan banget! Gak apa adanya! Palsu! Minta dipuji!
2. Masya Allah, bawa vibes positif banget sih kak postingannya. Sehat dan bahagia selalu, ya kak.

Rambut boleh sama hitam, tapi isi kepala bisa beda-beda. Mulut sama-sama punya satu, tapi yang keluar bisa beda-beda. Beda tapi positif, bukan masalah. Yang masalah, sudah beda, negatif  pula. 

Kita bisa saling menghargai dan menghormati selama kita bisa mengendalikan perbedaan itu menjadi sesuatu yang positif. 

Seperti apa kita di akhir usia?

Ada orang pernah salah dan terjerumus maksiat, tapi karena suka dinasihati (mau mendengar nasihat), lalu menyesal dan mengambil pelajaran, bertobat, berubah, kemudian ia menjalani sisa hidupnya dengan baik dan terus berperilaku baik dan positif di tiap detik kehidupannya.

Ada orang yang tampaknya selalu Allah mudahkan hidupnya, tidak pernah tergelincir, tapi punya sifat dan sikap yang selalu negatif ke orang lain. Mulut, mata, hidung, telinga, dan jari-jarinya sibuk mengurusi hal-hal tak penting, menggunjing orang lain tiada henti, suka berprasangka buruk, gemar menghujat, menuduh, memfitnah, dan semua hal buruk yang bikin ia tidak bisa tidur kalau tidak berbuat jahat dengan anggota tubuhnya. Begitu terus dari waktu ke waktu... 

Tulislah yang baik-baik saja

Menulis hal-hal begini, tidak afdol jika tidak ditambahkan kalimat: Aku bukan manusia suci. Bukan pula ahli agama. Aku menulis begini karena aku ingin menulis. Aku ingin menulis yang baik-baik saja, meski aku belum baik 😅😂

Dalam WAG Masjid Komplek yang aku ikuti, aku pernah mendapat nasihat baik (sudah pernah aku posting di FB ku) tentang Tulislah Yang Baik-Baik Saja! 

TULISLAH YANG BAIK-BAIK SAJA

Akan tiba saatnya nanti, semua temanmu akan melihat namamu offline.
Mereka mengirim pesan lewat WhatsApp, tapi kamu tak menjawabnya.
Mereka chat di Messenger, tapi kamupun tak mampu membalasnya.
Pada hari itu, postinganmu tiba-tiba saja terhenti, tidak lagi update.
Kamu tidak akan pernah online lagi, tidak mampu reply chat, ataupun berkomentar pada postingan teman temanmu.
Postinganmu yang telah lalu bisa jadi telah di share berkali-kali tanpa kamu mampu mengeditnya. Dibaca dan direspon orang lain tanpa kamu dapat membendungnya.
Kamu tidak mampu meminta maaf kepada orang yang tersakiti karena postinganmu.
Kamu tidak mampu membendung orang lain yang berprasangka buruk, mengeluarkan statement buruk akibat postinganmu yang telah lalu.
Semua sudah  terlambat ketika kamu telah pergi meninggalkan dunia ini. 
Yang tertinggal hanyalah huruf - huruf di postinganmu.
Postinganmu akan menjadi pembelamu atau akan membinasakanmu di alam sana.
Maka dari itu, tulislah yang baik-baik saja, walaupun kita belum baik.
Sekurang-kurangnya kita terselamatkan dari dosa akibat menulis yang buruk.
Ikatlah dirimu dengan lisan yang baik, dan dengan tulisan yang baik sebagai usaha dan do'a menjadi insan yang baik.
Berusahalah menjadi orang yg bermanfaat bagi orang lain, meski cuma sebatas tulisan sederhanamu.
Jangan menjadi penyebab orang lain bertambah lebih buruk, karena ketikan jari jemarimu.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Trending Articles