Saya mau cerita lagi soal pengalaman takut hantu di hotel. Setelah sebelumnya cerita takut hantu di sebuah hotel di Thailand, di sebuah cottage di Krui Lampung, dan di sebuah penginapan di Tidore, sekarang cerita takut hantu di hotel di Pekanbaru, RIAU.
Memangnya ada hantu apa lagi di hotel di Pekanbaru? Hmm....gak ada sih. Mosok?? 😅
Entahlah kenapa. Saya ini takut hantu, tapi malah doyan cerita-cerita tentang hantu. Padahal, liat langsung juga nggak pernah. Mungkin terpesona pada ketakutan itu?
Grand Zuri Hotel Pekanbaru - Juli 2019 |
Hotel bagus di pusat kota
Dua tahun lalu, tepatnya tgl. 19 Juli 2019, saya berangkat ke Pekanbaru untuk event Forest Talk yang digelar oleh Yayasan Doktor Sjahrir dan The Climate Reality Project Indonesia. Alhamdulillah diberi kepercayaan oleh tim panitia untuk terlibat dalam kegiatan bersama blogger Pekanbaru yang diundang ke acara.
Dari Jakarta, berangkat ber-enam bersama dua pembicara (Ibu Amanda dan Ibu Atiek), moderator acara talk show (Mas Amril), dan tim panitia (Hendika dan Gina). Kami berangkat di hari yang sama dengan pesawat yang sama. Hanya Gina dan Mas Amril yang beda jam. Kami berangkat pagi, mereka berangkat malam.
Di Pekanbaru kami menginap di sebuah hotel bintang 4 yang terletak di Jalan Teuku Umar No. 7, Rintis, Pekanbaru. Lokasi hotel sangat strategis di pusat kota, berdekatan dengan dua pusat perbelanjaan ternama yaitu Plaza Senapelan dan Mall Pekanbaru. Tentunya, hotel bukan berada di area sepi. Gedung hotel pun terlihat kekinian, jauh dari kesan tua dan jadul.
Hotel yang saya tempati |
Beraktivitas Seharian
Kesan pertama saya pada hotel ini baik. Tidak ada hal-hal yang langsung membuat merasa nggak nyaman. Area lobby, lift, restoran, hingga kamar, semua aman.
Kalau soal lorong kamar, di hotel mana pun memang nggak pernah nyaman buat saya lewati. Tiap berjalan di lorong, apalagi di malam hari, sendirian pula, biasanya jalan ngebut. Pernah juga sambil lari lho, persis kayak orang dikejar setan wk-wk-wk.
Setelah menyimpan barang di hotel, Bu Amanda dan Bu Atiek beristirahat. Sedangkan saya dan Hendika pergi ke beberapa tempat untuk menemui UMKM yang diundang ke acara. Kami sempat diajak oleh Bang Putra menikmati Kopi Kim Teng. Sore hari jelang senja, urusan kami selesai.
Sebelum balik ke hotel, kami mengunjungi Jembatan Siak IV. Kata orang-orang, sunset di sana terlihat indah, dan itu benar. Malamnya, baru deh kami berlima pergi dinner ke Pondok Patin M Yunus.
Aktivitas di hari tersebut pernah saya ceritakan secara lengkap dalam tulisan Forest Talk Membawaku ke Pekanbaru (klik).
Saya dan tim dalam formasi kurang lengkap (minus Mas Amril) |
Momok itu bernama SATU KAMAR SENDIRI
Setelah makan malam di resto, kami kembali ke hotel, langsung istirahat di kamar masing-masing. Tiap orang dapat satu kamar buat sendiri. Panitia memang sangat baik, di kota mana pun kami event, kamar hotel selalu diberi sendiri-sendiri. Kamar yang bagus pula.
Kebanyakan orang menyukai sendiri di kamar. Tapi bagi saya, sendiri di kamar hotel itu adalah sebuah momok.
Seperti biasa, bila takut tidur sendiri, saya melakukan trik dengan tidur sesegera mungkin. Caranya, harus banyak kegiatan di siang hari, bila perlu sampai malam. Kalau sibuk jadi lelah, jadi mudah tidur cepat. Kebanyakan santai di siang hari, apalagi sempat tidur siang segala, malamnya malah jadi susah tidur. Tahu sendiri kan suasana malam di hotel selalu bikin baper. Bawa perasaan takut maksudnya ha-ha-ha.
Syukurlah seharian itu saya sibuk. Pulang dinner kenyang, sampai hotel pingin langsung tidur. Eh tapi ternyata ada yang harus kami kerjakan dulu buat persiapan acara besok pagi. Nah, nambah tuh capeknya, ya gpp. Malah bagus. Abis ngerjain ini itu, kami kembali ke kamar masing-masing, dan saya ngarep banget bisa langsung terpejam. Biar gak kepikiran yang iya-iya.
Faktanya????
Kamarku malam itu |
Susah Tidur!
Jam 10 malam mata kayak masih 100 watt. Kenapa bisa begitu? Ah, sial. Sepertinya efek secangkir kopi hitam yang saya minum di kedai kopi Kim Teng pada sore hari bareng Hendika dan Bang Putra. Kebiasaan banget tiap minum kopi hitam jadi susah tidur. Minum jam 4 sore, sampai jam 2 pagi esok hari pun seringnya masih segar bugar. Hadeuh!
Kemudian, inilah yang saya lakukan:
- Jam 10 malam saya mencoba menelpon suami, tapi tak diangkat. Kemungkinan suami sudah tidur. Tadinya kalau diangkat mau diajak video call-an, buat temani sampai tidur.
- Nyalain TV. Pilihan channel-nya banyak, saya pilih film. Pas kebuka, eeeh bisa-bisanya muncul film horor. Kaget dong. Remote sampe kelempar wk-wk-wk. Gak jadi nonton TV, langsung saya matikan.
- Nyalain semua lampu
- Buka laptop setel lagu (harusnya kan murottal buuu) wkwkw
- Buka HP ngobrol di WAG tertentu. Ngobrolnya di WAG Ciloks Olenk dong. Ini tuh grup kecil tapi isinya teman dekat semua yang udah biasa diajak ngobrol asyik apa aja.
- Ngemil dan minum teh manis hangat
- Tadinya mau minum Tolak Angin Madu, eh lupa beli. Padahal lumayan bantu cepat tidur tuh
- tiba-tiba liat ada yang gerak-gerak dalam kamar, kirain apa. Taunya pantulan diri sendiri di cermin yang ada di mini bar kamar
- ada bunyi-bunyi yang bikin kaget, ternyata suara tombol pemanas air yang pindah ke mode off wkwk
- kata teman di WAG coba liatin kamarnya, biar dilihat ada "isi" apa gak. Antara berani dan enggak sih buat nurutin itu. Soalnya kalau nanti dibilang ada, malah takut sendiri wkwk. Tapi tetap saja saya rekam, lalu ada yang komen: "Itu apa yang putih-putih di kursi lebar banget?" Saya auto tegang. Pas noleh ke kursi, yaelah mukena bekas salat tidak dirapikan lagi. Ya kali dikira kunti lagi mager di kursi haha
- tiap ada dengar suara jalan, langsung was-was. Padahal suara tamu lain lewat depan kamar ha-ha-ha
Cermin yang membuat takut |
Suara pemanas air yang membuat takut |
Bayangan diri sendiri di cermin yang membuat takut |
Panggilan di Jam 1 malam
Malam itu, Gina dan Mas Amril mestinya sudah mendarat di Pekanbaru sejak jam 9, tapi ternyata pesawat mereka delay. Seingat saya, lewat dari jam 12 malam mereka baru sampai hotel. Sempat terdengar suara mereka lewat depan kamar, suara buka pintu, sampai tutup pintu. Mendengar itu membuat rasa takut agak berkurang. Walau tidak sekamar, setidaknya kamar kami dekatan.
Rasanya saya sempat chat Gina, ngucapin selamat istirahat. Lalu hening. Hening lagi. Hening terus.
Rasa takut tiba-tiba muncul lagi. Kali ini tak ada apapun yang bisa mengalihkan. Suara laptop, WAG di HP, dan lampu-lampu yang menyala, semua tak mempan. Mata sudah ditutup rapat-rapat. Selimut sudah ditutup ke seluruh badan. Tapi, masih gelisah, masih membayangkan yang iya-iya.
Akhirnya, saya menelpon Gina dengan sangat terpaksa.
"Gina, mbak Rien takut. Boleh tidur sekamar nggak? Mbak Rien ke sana ya..."
"Saya aja mbak yang ke sana.."
Lha, Gina yang mau nyamperi saya haha.
Nggak nyangka sih Gina terbangun dan menjawab telpon. Antara terharu dan ditimpa berjuta rasa bersalah. Betapa teganya pada Gina saat itu. Dia baru sampai, lelah, dan ngantuk berat. Mungkin baru beberapa detik tertidur, sudah diganggu oleh panggilan di jam 1 malam. Ooooh maafkan mbakmu ini Ginaaa 😅😙
Akhirnya malam itu ditemani Gina. Gina langsung tidur. Saya juga langsung tidur. Begitu mudah. Begitu nyenyak.
Ckckck dasar emak-emak penakut! Dasar ulah kopi! 😂
Pelajaran pentingnya, JANGAN MINUM KOPI saat tidur sendirian di hotel haha.
Ampun deh, dahsyat banget itu Kopi Kim Teng. Buat yang ingin tahu tentang Kopi Kim Teng, bisa baca pada tulisanku sebelumnya, silakan klik Kopi Kim Teng Lengendaris di Pekanbaru (klik).
Pemandangan dari jendela kamarku. Kolam renang hotel dan Mall Pekanbaru (di sebelah kanan) |
Tips Biar Gak Takut Sendirian di Hotel : Ajak Teman di Kota Setempat
Alhamdulillah punya kawan di berbagai kota, jadi bisa diajak untuk menginap di hotel saat saya hanya sendiri. Seperti di Pekanbaru ini, saya ajak Vina (pemilik blog www.kicauanvina.com), dan dia mau banget. Tetapi Vina baru bisa menemani di malam kedua karena di malam pertama dia harus hadir di acara nikahan kerabatnya. Itulah kenapa di malam pertama itu saya sendirian.
Ajak-ajak teman ini juga gak sembarangan.
- Pastikan memang kita udah kenal, lebih baik jika kawan dekat. Saya berkawan dengan Vina bukan sebentar. Sudah sering event ASUS bareng di Jakarta. Pernah jalan-jalan bareng ke Bandung. Pernah saya ajak nginap di rumah. Pernah saya kenalkan ke keluarga.
- Pastikan kawan yang diajak tidak sedang repot, tidak sedang sibuk, dan dia benar-benar bisa. Tidak memaksa.
- Pastikan dia baik, dan kita baik ke dia. Lha iya dong, mana mau kawan menemani kita kalau kitanya jahat atau berencana jahat ke dia ha-ha-ha
- Pastikan sesama perempuan. Ya iyalah 😂
Sewaktu event Forest Talk di Jambi saya juga diberi kamar sendiri. Alhamdulillah ada teman Jambi yang temani. Hari pertama ditemani oleh Mita (IG @mitaami), salah seorang UMKM yang diundang untuk pameran di acara. Malam kedua ditemani oleh Widya (IG @widyayoulis), salah seorang peserta acara (blogger). Nah, mereka ini malah bukan teman lama, saya baru kenal dari teman saya Febri (blogger Jambi) yang mengenal baik keduanya. Sebelum saya ajak menginap, saya kunjungi mereka di tempat kerjanya. Saya kenalan, ngobrol sampai akrab. Alhamdulillah ada feeling yang baik sejak awal, ada rasa percaya yang tumbuh, akhirnya kami pun cocok dan malamnya nginap bareng di hotel. Mereka senang, saya juga senang. Sejak saat itu sampai sekarang kami masih berteman baik dan saling berhubungan. Menurut saya, cara ini juga bisa dicoba, asal hati-hati dan teliti.
Masih ada banyak pengalaman lainnya saat saya menginap ditemani oleh kawan-kawan baik di kota yang saya datangi.
Ini Vina, kawan di Pekanbaru yang sudah kuanggap seperti adik sendiri (Juli 2019) |
Ditemani lagi oleh Vina saat menginap di Grand Zuri Express pada bulan Agustus 2019 |
Takut Hantu Padahal Tidak Pernah Lihat Hantu
Sebetulnya, apa iya saya ini cocok disebut takut hantu? Wong saya belum pernah lihat hantu kok ha-ha-ha. Pernah lihat, tapi hanya di film yang saya tonton di TV maupun di Bioskop.
Dulu pernah nonton film yang saya anggap horor, yaitu Film Jailangkung. Sudah jelas-jelas nggak betah sama gelap, musik yang bikin merinding, suara-suara horor, tapi tetap saja masuk bioskop. Dan, selama nonton itu saya tutup mata dan telinga wk-wk-wk
Biasanya nih, kelar film sibuk nanya sama yang menemani. "Eh tadi kenapa pintunya kebuka sendiri, hantunya gimana, orangnya mati gak, di kuburan ada apa, dll."Wk-wk-wk. Takut tapi kepo.
Rasa takut di hotel paling sering terjadi jika sedang sendirian. Kalau ada teman biasa saja. Tapi, pernah juga tetap ketakutan meskipun bersama teman. Ya karena teman juga penakut. Seperti cerita takut hantu di hotel di Thailand itu, padahal berdua, tapi malah jejeritan di kamar ha-ha-ha.
Sewaktu ditemani oleh Vina, saya tidak merasa takut. Meskipun kata Vina nih, ada lhooo di situuu haha. Pantesan gak nyaman banget pas sendirian sampai jam 1 malam itu.
Hal-hal yang mengundang rasa takut saat di hotel:
- Sendirian
- Malam hari
- Naik turun lift di malam hari
- Lorong menuju kamar
- Kamar mandi di kamar
- Lampu kamar yang remang-remang, terlalu sedikit lampu
- Kamar yang terlalu luas
- Kamar dekat tangga darurat
- Kamar tanpa jendela, kalaupun ada jendelanya ngadep lahan kosong/gedung kosong
Saya jarang liburan sendirian. Jika tidak bersama keluarga, ya sama teman-teman. Nggak harus teman satu kota, bisa dengan teman lain di kota berbeda. Nanti ketemuannya di tempat tujuan.
Itu pula kenapa saya suka ikut trip rombongan. Biar nggak takut tidur sendiri. Pernah ikut trip kurang lebih 6-8 orang saja. Pernah sampai 400 orang wk-wk-wk heboh pokoknya. Tapi seru sih. Biar bisa merasakan berbagai macam pengalaman trip.
Bersama teman-teman blogger Pekanbaru |
Menaklukkan rasa takut
Saya percaya, hal-hal tak kasat mata ada di mana-mana.
Ketika saya menuliskan tentang tempat-tempat yang membuat takut, misalnya hotel, maka bukan hotelnya yang bikin takut, tapi diri saya sendirilah yang memang penakut.
Saya akui saya penakut. Saya takut menginap sendiri di hotel. Takut berada dalam lift. Takut basement. Takut kamar gelap. Dan lainnya. Lantas, apa karena takut lantas saya harus berhenti bepergian biar tidak menginap di hotel, biar tidak masuk lift, biar tidak melewati basement? Kan enggak.
Saya tetap bepergian, bertemu teman-teman lama, bertemu teman-teman baru, melihat tempat-tempat baru, dan merasakan pengalaman-pengalaman baru.
Coba kalau berhenti? Saya hanya berputar di lingkaran ketakutan tanpa pernah bisa mengayakan penglihatan, pengalaman, dan lainnya.
Menginap di hotel ditemani Vina juga sebuah pengalaman. Jadi kenangan.