Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Diterjang Virus Bertubi-tubi, Diserang Omicron dengan Mudah

$
0
0

Sekuat apapun saya menjaga, akhirnya tumbang juga.

Setelah diterjang virus Tipes dan DBD di akhir tahun 2021, lanjut dihajar virus lainnya di bulan Januari hingga Februari 2022. Dari herpes di mulut yang menyulitkan makan, hingga mata ikan di kaki yang bikin susah berjalan. Tak cukup sampai di situ, bulan maret ini virus corona varian Omicron pun turut menghampiri. Luar biasa, 4 bulan berturut-turut kena virus 😀

Disenggol Omicron

Terhitung bulan Maret 2022 ini, tepat 2 tahun sejak virus corona melanda Indonesia. Selama itu pula saya dan keluarga mampu bertahan. Segala cara sudah dilakukan agar terhindar dari penularan virus mematikan. Namun, benteng pertahanan itu akhirnya jebol disenggol virus Corona varian Omicron.

Mulanya suami yang kena. Diawali demam tinggi dan sedikit pusing. Katanya karena kecapekan setelah main futsal di kantor. Setelah tes ternyata positif. Akhirnya isoman di rumah. Kami tinggal di bawah, suami mengurung diri di kamar atas. Semua keperluannya saya yang urus. 

Hari ke-4 sejak suami positif, saya mulai merasa gak enak badan dan akhirnya demam tinggi. Karena di rumah ada yang positif, otomatis saya anggap saya juga positif tertular dari suami. Langsung isoman. Gantian suami yang merawat saya.

Hari ke-6 suami tes, hasilnya sudah negatif. Saya baru tes beberapa hari kemudian. Seperti yang sudah diduga, hasil tes saya positif. Gejala pertama yang saya rasakan adalah demam, diikuti sakit kepala, mual, lesu, pegal seluruh badan, mulut pahit, dan susah tidur. Semua rasa sakit itu berlangsung selama 4 hari. Hari ke-5 mulai batuk pilek, sampai sekarang. Heran juga gak sembuh-sembuh pileknya, bikin kepala jadi berat. Datangnya pun gak bisa diduga, bisa sakit kapan saja.

Omicron yang datang ternyata gak berhenti di saya, tapi lanjut menyerang Alief  dengan gejala demam. Beberapa hari kemudian Aisyah juga demam. Akhirnya satu rumah kena covid. Alief agak parahan gejalanya, pas demam sampai mimisan banyak. Tapi Alief maupun Aisyah sama seperti papanya, hanya demam sehari. Besoknya udah biasa lagi. Gak sampai batuk pilek seperti saya, gak juga mengalami sakit kepala hebat.
Vitamin+Obat selama sakit. Plus alat kesehatan buat mantau kondisi tubuh di rumah


Untuk kebutuhan vitamin dan obat selama kami sakit sudah lengkap. Alhamdulillah suami dapat paket isoman dari kantor dan jumlahnya cukup banyak. Jadi pas suami sembuh, masih ada sisa buat saya minum, bahkan masih cukup untuk dikonsumsi oleh Alief dan Aisyah. 

Sesuai instruksi Pak RT (beliau GT Covid di RW kami), selama di rumah masih ada yang positif, kami tidak dibolehkan keluar. Kalau butuh apa-apa beritahu mereka, nanti dibantu. Saya jelas banyak kebutuhan selama sakit. Syukurlah semua kebutuhan itu bisa diatasi dengan cara belanja online. Biar aman buat pengantar, biasanya saya kasih pesan supaya tarok saja di depan. Biar gak ada kontak. 

Tahun lalu waktu awal-awal ada tetangga yang baru kena, mereka dapat bantuan sembako dan bahan makanan dari para tetangga yang dikoordinir oleh RT masing-masing. Lama kelamaan, karena yang sakit makin banyak, bantuan itu sepertinya mulai berkurang, bahkan di masa saya sakit, sudah tidak ada. Memang sih ditawari oleh bu RT, kalau butuh apa-apa tinggal info. Tapi saya sungkan ya merepotkan tetangga, walau mereka pasti ngasih bantuan cuma-cuma, tetap saja saya tidak enak. Toh saya tidak parah-parah amat, masih bisa belanja online juga kan. Nggak mau ngandalin orang selagi bisa. Pokoknya nggak ngarep. Tapi kalau tiba-tiba ada yang kirim makanan ke rumah ya gak ditolak juga haha. Alhamdulillah dikirimi parsel buah ama tetangga dan dikirimi roti enak buatan bu RT kami yang pandai baking. Oh ada tetangga yang kirim vitamin juga ke saya. Alhamdulillah ada tetangga perhatian.
Hasil tes SWAB Antigen dan suhu tubuh saat pertama kali demam

Alhamdulillah suami dan kedua anak saya, termasuk saya nggak parah-parah amat selama kena covid. Mungkin karena sudah vaksin lengkap 2 kali ya. Jadi ingat masa sebelum rame vaksin, yang kena covid pada parah-parah sampai dirawat di RS dan pakai tabung oksigen. Bahkan Juni-Juli 2021 itu masa paling mengerikan, rumah sakit penuh, banyak pasien covid yang datang ke RS tidak kebagian tempat. Oksigen pun kekurangan. Berita tentang kondisi berat ini membanjiri TV dan media online, dan situasi saat itu memang menakutkan. 

Saat ini kondisi kami sekeluarga sudah membaik. Alhamdulillah. Yang terasa sih lelah ya. Apalagi sakitnya gantian. Baru aja kelar merawat suami, lalu diri sendiri kena. Belum juga sembuh, lalu anak lanang kena, disusul pula oleh adiknya. Mungkin itu sebabnya sampai sekarang saya nggak sembuh-sembuh dari batuk pilek. Karena lelahnya lama.

Namanya sakit gak ada yang enak. Cuma butuh upaya sembuh dan rasa optimis yang tinggi, serta doa yang tak putus, maka Allah bantu saya melewati semuanya. Alhamdulillah. Semoga abis ini gak sakit lagi. Aamiin.

Kena Covid Setelah Dihantam DBD, Tipes, Herpes, dan Clavus

Seperti yang pernah saya tulis di blog ini, bulan Desember lalu jelang akhir tahun 2021, saya positif kena tipes dan DBD. Kenanya serentak dan sama-sama parah, sehingga harus dirawat di rumah sakit, menjalani berbagai pemeriksaan dan pengobatan sampai akhirnya sembuh baru boleh pulang. Ceritanya dapat dibaca di sini: Sakit Tipes dan DBD

Terbaring di rumah sakit selama 5 hari dan baru kembali setelah tahun berganti. Sejak itu suami ketat mengawasi saya, dilarangnya saya melakukan pekerjaan yang berpotensi membuat lelah, bahkan masak pun disuruh stop dulu, diganti dengan langganan catering tiap hari. Saya nurut.

Pasca dirawat di RS itu, tensi saya selalu rendah. Hampir tiap hari suami memesan sate kambing, sop kambing, dan gule kambing. Pokoknya serba kambing dan daging. Beberapa jam setelah makan, biasanya saya langsung cek tensi. Saya pengen tahu hasil makan kambing itu apa iya bisa naikin tensi. Seringnya memang sesuai harapan ya, misal sebelum makan tensi di 80-an, nanti setelah makan (nunggu beberapa jam) udah naik jadi 90-an. Ga perlu nonton Layangan Putus buat naikin tensi, makan kambing aja udah naik kok 😁

Beberapa hasil pengukuran tensi saya. Tiap abis tes sengaja saya foto. Selain buat catatan  saya untuk dibawa pada saat kontrol ke dokter, juga buat laporan ke suami. Hasilnya rendah semua.

Beberapa minggu kemudian saya kena Calvus alias mata ikan. Awalnya saya merasa ada yang sakit di telapak kaki bagian bawah tumit. Saya lihat tepat di bagian yang sakit itu ada titik hitam, saya kira mungkin sesuatu semacam duri atau pecahan kayu, atau benda lainnya masuk tanpa sengaja. Suami saya sempat cari cara buat mengeluarkannya, tapi tidak berhasil karena letaknya ternyata cukup dalam. 

Telapak kaki makin lama makin sakit. Saya jadi sulit berjalan. Ketika saya sentuh, bagian yang sakit itu mulai keras, warnanya pun putih. Saya tidak tahu apakah itu nanah atau sesuatu yang lain. Khawatir terjadi sesuatu, akhirnya suami membawa saya ke dokter umum. Kata dokter telapak kaki saya bukan karena kemasukan benda, tapi kena mata ikan. Saya diberi obat antibiotik (minum) dan salep. Tapi setelah seminggu tak ada perubahan. Telapak kaki saya masih sakit.

Belum sembuh dari mata ikan, muncul pula herpes, kenanya di mulut. Ada luka di sudut bibir saya, dan rasanya sakit. Tiap saya berbicara atau hendak menyuap makanan ke mulut, seolah pinggiran bibir saya robek. Semakin sering berbicara, semakin robekan itu bertambah. Duh!

Sudah susah berjalan, susah pula makan dan bicara. Ampun Tuhan.

Suami akhirnya membawa saya ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK). Setelah diperiksa, saya dinyatakan kena mata ikan dan herpes, dan kemudian diberi obat. Untuk mata ikan diberi salep racikan. Dokter sempat bilang, kalau mau cepat mata ikannya diangkat (dioperasi), dengan masa penyembuhan kurang lebih 2 minggu. Bekas luka operasi gak boleh basah sama sekali. Nah kalau mau pakai salep juga bisa sembuh tapi lama, kadang 2 minggu, bisa juga sampai 3 minggu.

Kalau dihitung-hitung, masa penyembuhan dengan operasi maupun pakai salep, sama-sama lama, kurang lebih 2-3 minggu. Gak ada yang sehari langsung sembuh gitu? haha. Dari segi biaya lebih ekonomis pakai salep. Dari segi sakit, lebih sakit operasi 😁Udah gitu, bakal susah mandi karena bekas luka operasinya tidak boleh basah sama sekali. Akhirnya saya pilih coba pakai salep dulu. Alhamdulillah setelah 2 minggu beneran sembuh.

Obat untuk herpes (di mulut), Obat untuk Mata Ikan, dan obat minum untuk imun dari dr SpKK
 

Nah untuk pengobatan herpes-nya, masih dengan dokter yang sama, saya diberi 2 krim/salep racikan. Keduanya mesti dioles gantian, setiap pagi dan sore hari. Baru boleh stop kalau sudah sembuh.

Selain salep untuk mata ikan dan salep untuk herpes (semuanya dioles), saya juga diberi obat minum namanya seperti yang tertera pada gambar ke-4 di atas. Saya sempat bilang ke dokternya, kalau bisa jangan dikasih minum antibiotik, karena udah banyak makan antibiotik sejak kena DBD dan Tipes, dan dokter umum yang memeriksa mata ikan saya sebelumnya juga meresepkan antibiotik. Seingat saya dokter SpKK waktu itu bilang ke saya gini : "Oh ibu nanti saya kasih obat lain. Ibu minum ini untuk imun ibu." Penjelasan tentang obat yang dimaksud itu begini:

I******L 500 MG TABLET merupakan obat dengan kandungan Methisoprinol yang di indikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh virus antara lain Herpes Simplex, Genital Warts, Sclerosing panencephalitis. (Sumber Halodoc.com)

Alhamdulillah sejak obat itu saya minum, salep racikan untuk mata ikan saya oles, dan 2 salep (mengandung antibiotik) untuk luka di mulut karena herpes saya oles, kondisi kaki dan mulut saya membaik dan akhirnya sembuh. 

Masa penyembuhan mata ikan kurang lebih 2 minggu. Kulit di telapak kaki yang tadinya sakit dan menebal, semakin lama semakin lunak dan rasa sakitnya pun menghilang. 

Luka di mulut (sudut bibir kanan) hanya butuh waktu 4 hari untuk sembuh. Anehnya, setelah luka itu sembuh, muncul luka lain di sudut bibir kiri. Herpesnya datang lagi! Tapi nggak separah yang di sudut bibir kanan. Kebetulan obat salepnya masih ada, langsung saya oleskan, dan 2 hari kemudian luka dan sakitnya hilang.

"Mata ikan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mata ikan yang muncul karena virus dan mata ikan yang terjadi karena gesekan. Mata ikan yang disebabkan oleh virus muncul pada bagian tumit maupun area penopang kaki lainnya. Tekanan yang terjadi juga menyebabkan benjolan tumbuh ke dalam. Sedangkan mata ikan yang disebabkan karena gesekan muncul pada bagian area kaki yang tidak kuat menahan berat. seperti bagian atas, samping, atau antara jari kaki."

Sumber: halodoc.com -->Mata Ikan


Herpes di bibir dan mulut dikenal sebagai herpes oral atau herpes labialis. Umumnya gejala yang timbul dapat ditandai dengan adanya luka seperti sariawan pada bibir ataupun mulut. Penyebab utama gangguan kesehatan tersebut disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe HSV-1.  

Meski herpes oral dapat sembuh dalam 10 hari, tetapi gangguan kesehatan ini jangan sampai disepelekan. Pasalnya, penularan virus penyebab herpes sangatlah mudah, pengidapnya pun dapat merasakan ketidaknyamanan dari rasa perihnya saat proses penyembuhan."

Sumber: halodoc.com --> Herpes di Mulut dan Bibir


Saya sudah lama sekali tidak sakit apalagi sampai bertubi-tubi seperti ini. Terakhir tipes sebelum punya Alief. Umur Alief aja tahun ini 19. Terakhir kena Herpes di mulut dan bibir sebelum punya Aisyah. Aisyah aja sekarang sudah SMP. Berarti, bukan waktu yang sebentar saya berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Kena DBD pun baru pertama kali, akhir tahun 2021 lalu. 

Serangan virus yang bertubi-tubi itu menandakan kondisi kesehatan saya memang sedang tidak baik. Daya tahan tubuh saya sedang sangat rendah sehingga penyakit gampang masuk. Padahal saya lama dalam kondisi sehat, bebas dari gempuran virus.

Maka tak heran jika Omicron pun gampang mengalahkan saya, karena benteng pertahanan saya sedang lemah.

Harapan terbesar saya adalah sembuh dan menjadi lebih sehat dari sebelumnya. Masih banyak hal baik yang ingin saya perbuat supaya kelak ketika menghadap Allah sudah berada dalam keadaan punya cukup bekal untuk diterima dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin.



Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Trending Articles