Sekuat apapun saya menjaga, akhirnya tumbang juga.
Setelah diterjang virus Tipes dan DBD di akhir tahun 2021, lanjut dihajar virus lainnya di bulan Januari hingga Februari 2022. Dari herpes di mulut yang menyulitkan makan, hingga mata ikan di kaki yang bikin susah berjalan. Tak cukup sampai di situ, bulan maret ini virus corona varian Omicron pun turut menghampiri. Luar biasa, 4 bulan berturut-turut kena virus 😀
Disenggol Omicron
Omicron yang datang ternyata gak berhenti di saya, tapi lanjut menyerang Alief dengan gejala demam. Beberapa hari kemudian Aisyah juga demam. Akhirnya satu rumah kena covid. Alief agak parahan gejalanya, pas demam sampai mimisan banyak. Tapi Alief maupun Aisyah sama seperti papanya, hanya demam sehari. Besoknya udah biasa lagi. Gak sampai batuk pilek seperti saya, gak juga mengalami sakit kepala hebat.
Kena Covid Setelah Dihantam DBD, Tipes, Herpes, dan Clavus
Seperti yang pernah saya tulis di blog ini, bulan Desember lalu jelang akhir tahun 2021, saya positif kena tipes dan DBD. Kenanya serentak dan sama-sama parah, sehingga harus dirawat di rumah sakit, menjalani berbagai pemeriksaan dan pengobatan sampai akhirnya sembuh baru boleh pulang. Ceritanya dapat dibaca di sini: Sakit Tipes dan DBD.
Terbaring di rumah sakit selama 5 hari dan baru kembali setelah tahun berganti. Sejak itu suami ketat mengawasi saya, dilarangnya saya melakukan pekerjaan yang berpotensi membuat lelah, bahkan masak pun disuruh stop dulu, diganti dengan langganan catering tiap hari. Saya nurut.
Pasca dirawat di RS itu, tensi saya selalu rendah. Hampir tiap hari suami memesan sate kambing, sop kambing, dan gule kambing. Pokoknya serba kambing dan daging. Beberapa jam setelah makan, biasanya saya langsung cek tensi. Saya pengen tahu hasil makan kambing itu apa iya bisa naikin tensi. Seringnya memang sesuai harapan ya, misal sebelum makan tensi di 80-an, nanti setelah makan (nunggu beberapa jam) udah naik jadi 90-an. Ga perlu nonton Layangan Putus buat naikin tensi, makan kambing aja udah naik kok 😁
Beberapa hasil pengukuran tensi saya. Tiap abis tes sengaja saya foto. Selain buat catatan saya untuk dibawa pada saat kontrol ke dokter, juga buat laporan ke suami. Hasilnya rendah semua. |
Beberapa minggu kemudian saya kena Calvus alias mata ikan. Awalnya saya merasa ada yang sakit di telapak kaki bagian bawah tumit. Saya lihat tepat di bagian yang sakit itu ada titik hitam, saya kira mungkin sesuatu semacam duri atau pecahan kayu, atau benda lainnya masuk tanpa sengaja. Suami saya sempat cari cara buat mengeluarkannya, tapi tidak berhasil karena letaknya ternyata cukup dalam.
Telapak kaki makin lama makin sakit. Saya jadi sulit berjalan. Ketika saya sentuh, bagian yang sakit itu mulai keras, warnanya pun putih. Saya tidak tahu apakah itu nanah atau sesuatu yang lain. Khawatir terjadi sesuatu, akhirnya suami membawa saya ke dokter umum. Kata dokter telapak kaki saya bukan karena kemasukan benda, tapi kena mata ikan. Saya diberi obat antibiotik (minum) dan salep. Tapi setelah seminggu tak ada perubahan. Telapak kaki saya masih sakit.
Belum sembuh dari mata ikan, muncul pula herpes, kenanya di mulut. Ada luka di sudut bibir saya, dan rasanya sakit. Tiap saya berbicara atau hendak menyuap makanan ke mulut, seolah pinggiran bibir saya robek. Semakin sering berbicara, semakin robekan itu bertambah. Duh!
Sudah susah berjalan, susah pula makan dan bicara. Ampun Tuhan.
Suami akhirnya membawa saya ke dokter spesialis kulit dan kelamin (SpKK). Setelah diperiksa, saya dinyatakan kena mata ikan dan herpes, dan kemudian diberi obat. Untuk mata ikan diberi salep racikan. Dokter sempat bilang, kalau mau cepat mata ikannya diangkat (dioperasi), dengan masa penyembuhan kurang lebih 2 minggu. Bekas luka operasi gak boleh basah sama sekali. Nah kalau mau pakai salep juga bisa sembuh tapi lama, kadang 2 minggu, bisa juga sampai 3 minggu.
Kalau dihitung-hitung, masa penyembuhan dengan operasi maupun pakai salep, sama-sama lama, kurang lebih 2-3 minggu. Gak ada yang sehari langsung sembuh gitu? haha. Dari segi biaya lebih ekonomis pakai salep. Dari segi sakit, lebih sakit operasi 😁Udah gitu, bakal susah mandi karena bekas luka operasinya tidak boleh basah sama sekali. Akhirnya saya pilih coba pakai salep dulu. Alhamdulillah setelah 2 minggu beneran sembuh.
Obat untuk herpes (di mulut), Obat untuk Mata Ikan, dan obat minum untuk imun dari dr SpKK |
Nah untuk pengobatan herpes-nya, masih dengan dokter yang sama, saya diberi 2 krim/salep racikan. Keduanya mesti dioles gantian, setiap pagi dan sore hari. Baru boleh stop kalau sudah sembuh.
Selain salep untuk mata ikan dan salep untuk herpes (semuanya dioles), saya juga diberi obat minum namanya seperti yang tertera pada gambar ke-4 di atas. Saya sempat bilang ke dokternya, kalau bisa jangan dikasih minum antibiotik, karena udah banyak makan antibiotik sejak kena DBD dan Tipes, dan dokter umum yang memeriksa mata ikan saya sebelumnya juga meresepkan antibiotik. Seingat saya dokter SpKK waktu itu bilang ke saya gini : "Oh ibu nanti saya kasih obat lain. Ibu minum ini untuk imun ibu." Penjelasan tentang obat yang dimaksud itu begini:
I******L 500 MG TABLET merupakan obat dengan kandungan Methisoprinol yang di indikasikan untuk infeksi yang disebabkan oleh virus antara lain Herpes Simplex, Genital Warts, Sclerosing panencephalitis. (Sumber Halodoc.com)
Alhamdulillah sejak obat itu saya minum, salep racikan untuk mata ikan saya oles, dan 2 salep (mengandung antibiotik) untuk luka di mulut karena herpes saya oles, kondisi kaki dan mulut saya membaik dan akhirnya sembuh.
Masa penyembuhan mata ikan kurang lebih 2 minggu. Kulit di telapak kaki yang tadinya sakit dan menebal, semakin lama semakin lunak dan rasa sakitnya pun menghilang.
Luka di mulut (sudut bibir kanan) hanya butuh waktu 4 hari untuk sembuh. Anehnya, setelah luka itu sembuh, muncul luka lain di sudut bibir kiri. Herpesnya datang lagi! Tapi nggak separah yang di sudut bibir kanan. Kebetulan obat salepnya masih ada, langsung saya oleskan, dan 2 hari kemudian luka dan sakitnya hilang.
"Mata ikan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu mata ikan yang muncul karena virus dan mata ikan yang terjadi karena gesekan. Mata ikan yang disebabkan oleh virus muncul pada bagian tumit maupun area penopang kaki lainnya. Tekanan yang terjadi juga menyebabkan benjolan tumbuh ke dalam. Sedangkan mata ikan yang disebabkan karena gesekan muncul pada bagian area kaki yang tidak kuat menahan berat. seperti bagian atas, samping, atau antara jari kaki."
Sumber: halodoc.com -->Mata Ikan
Herpes di bibir dan mulut dikenal sebagai herpes oral atau herpes labialis. Umumnya gejala yang timbul dapat ditandai dengan adanya luka seperti sariawan pada bibir ataupun mulut. Penyebab utama gangguan kesehatan tersebut disebabkan oleh infeksi virus herpes simpleks tipe HSV-1.
Meski herpes oral dapat sembuh dalam 10 hari, tetapi gangguan kesehatan ini jangan sampai disepelekan. Pasalnya, penularan virus penyebab herpes sangatlah mudah, pengidapnya pun dapat merasakan ketidaknyamanan dari rasa perihnya saat proses penyembuhan."
Sumber: halodoc.com --> Herpes di Mulut dan Bibir
Saya sudah lama sekali tidak sakit apalagi sampai bertubi-tubi seperti ini. Terakhir tipes sebelum punya Alief. Umur Alief aja tahun ini 19. Terakhir kena Herpes di mulut dan bibir sebelum punya Aisyah. Aisyah aja sekarang sudah SMP. Berarti, bukan waktu yang sebentar saya berada dalam kondisi kesehatan yang baik. Kena DBD pun baru pertama kali, akhir tahun 2021 lalu.
Serangan virus yang bertubi-tubi itu menandakan kondisi kesehatan saya memang sedang tidak baik. Daya tahan tubuh saya sedang sangat rendah sehingga penyakit gampang masuk. Padahal saya lama dalam kondisi sehat, bebas dari gempuran virus.
Maka tak heran jika Omicron pun gampang mengalahkan saya, karena benteng pertahanan saya sedang lemah.
Harapan terbesar saya adalah sembuh dan menjadi lebih sehat dari sebelumnya. Masih banyak hal baik yang ingin saya perbuat supaya kelak ketika menghadap Allah sudah berada dalam keadaan punya cukup bekal untuk diterima dan ditempatkan di tempat terbaik di sisi Allah SWT. Aamiin ya robbal alamin.