Sate Wagyu Maranggi Saus Dabu-Dabu @dapoerdindin [Foto: Katerina Travelerien] |
Berburu Daging Untuk Menstabilkan Kesehatan
Kesan sangat positif dari Sate Wagyu Maranggi buatan @dapoerdindin yang saya nikmati baru-baru ini, telah menggerakan saya untuk bercerita tentang meningkatnya aktivitas makan daging yang terjadi pada saya dalam 4 bulan terakhir.
Para pelestari lingkungan, mohon maaf jika cerita ini membuat saya terlihat seperti sedang jauh dari kesadaran untuk menjaga bumi dengan cara mengurangi konsumsi daging merah. Saya melakukannya karena alasan kesehatan. Bila nanti kondisi saya telah stabil, saya akan mengurangi makan daging merah.
Sate Kambing, Sate Sapi, Sate Ayam, dan Sop Kambing, jadi menu rutin pasca saya dirawat inap di RS karena DBD dan Tipes pada akhir tahun 2021 lalu. Saya pernah cerita soal sakit DBD dan Tipes itu DI SINI. Tensi saya rendah selama dirawat, hingga setelah sehat dan kembali ke rumah. Saya kira kondisi tensi rendah itu sesaat saja, ternyata berlanjut berminggu-minggu bahkan dalam hitungan bulan sepanjang Januari hingga Maret saat saya diterjang badai virus Clavus, Herpes, hingga Omicron.
Suami paling gigih mencari cara agar tensi saya normal. Ia gelisah tiap melihat hasil tensi hanya berkisar di angka 80-90 per 40-60 an saja. Penampakan hasil tensi pernah saya buat kolase dan saya tampilkan dalam tulisan DI SINI. Dokter spesialis penyakit dalam yang menangani, menganjurkan saya untuk meningkatkan konsumsi garam dan daging. Saya menuruti apa kata dokter. Maka, sejak itulah suami rajin berburu sate dan sop, terutama kambing.
Pernah suatu ketika tensi saya 78/45. Dokter umum di klinik bilang, jika sampai 70 per sekian, saya harus segera ke IGD untuk diinfus supaya tensi saya naik lagi. Perkataan dokter bikin horor. Suami saya cemas. Makin giatlah dia membeli sate dan sop kambing untuk saya makan siang maupun malam. Seringkali, hasil makan daging itu berhasil menaikan tensi saya, walau naiknya paling mentok 90an per sekian saja. Tapi tetap alhamdulillah, setidaknya beranjak dari angka 70an.
Pada orang-orang dengan tensi tinggi, 80 atau 90 an, kepalanya sudah pusing, bahkan pingsan. Sedangkan saya, 74 saja masih kuat dan gak merasa pusing. Dokter pun heran, tapi berkata begini: Ibu biasa tensi rendah ya, makanya segini masih biasa aja. Kalau yang biasa tensi tinggi, segini udah sempoyongan.
Banyak penjual sate di BSD, beberapa sudah saya coba, namun hanya satu penjual saja yang akhirnya paling cocok di lidah kami sekeluarga, terutama bagi saya yang paling membutuhkan. Penjual Sate Kambing dan Sop Kambing Madura yang saya maksud jualan dekat Golden Vienna, BSD. Harga sate 35K, harga sop 30K. Di tempat lain tak jauh beda, harganya berkisar antara 30K hingga 45K.
Sate Wagyu Maranggi dibuat dari daging wagyu, disajikan dengan sambal dabu dabu [Foto: Katerina Travelerien] |
Sate Sedap Super Empuk Buatan Seorang Banker Profesional
Pengalaman makan sate paling terbaru adalah Sate Wagyu Maranggi dari @dapoerdindin.
Ibu Amanda Katili yang mengajak saya berkenalan dengan Sate Wagyu Maranggi @dapoerdindin. Menurut beliau, chef-nya adalah Bu Dindin, seorang banker profesional yang hobi masak. Bu Dindin adalah sahabat Bu Amanda.
Rumah makan Bu Dindin bernama Teras Jambu, terletak di Bintaro Jaya Sektor 7. Cukup dekat dari BSD, karena itu bisa diorder dengan mudah dan diantar dengan cepat.
Masih tengah hari ketika sate tiba di rumah, kondisinya masih hangat, tak lama kemudian jadi dingin. Karena waktu buka puasa masih lama, saya masukkan sate ke kulkas, dan baru dipanaskan jelang berbuka.
Saya kira, memanaskan akan merubah rasa dan tekstur, ternyata tidak. Tetap menarik dilihat dan tetap empuk di setiap gigitan.
Tiba waktu berbuka, barulah saya mencicipi sate. Saya makan bersama kedua anak saya. Saat itu suami saya belum pulang kerja dan ia berbuka di kantor. Saya mengiriminya sate, tapi dalam bentuk foto. Suami saya sumringah, meski hatinya pedih, sebab foto sate itu tak bisa dimakan 😂
Fyi, Bu Amanda Katili adalah seorang pegiat dan pelestari lingkungan, juga pelestari kuliner tradisional Nusantara. Beliau sangat aktif untuk kedua kegiatan tersebut, baik skala nasional maupun internasional. Berbagai event digelar dan saya beberapa kali pernah bekerjasama membantu kegiatan beliau. Sebuah kehormatan bagi saya. Buat yang ingin tahu lebih jauh, silakan gugling dengan mengetik Amanda Katili Niode. Niscaya akan tahu siapa sosok hebat ini.
Kecintaan Bu Amanda pada kuliner asli Nusantara tak perlu diragukan lagi, buku-buku resep dan kuliner telah diterbitkannya dalam bentuk buku fisik maupun digital e-Book. Beliau juga pernah bekerja sama dengan Komunitas Indonesian Food Blogger, dan membuat buku bersama.
Ketika Bu Amanda merekomendasikan suatu kuliner, saya dengan mudah percaya, sebab penilaian beliau terhadap rasa dan semua hal yang menyertai kualitas suatu makanan, tak perlu diragukan lagi.
Sate Daging Wagyu Maranggi. Tebal tapi sangat empuk. [Foto: Katerina Travelerien] |
Sambal Dabu Dabu [Foto: Katerina Travelerien] |
Sate Wagyu Maranggi Seharga Rp 250.000 / 12 Tusuk
Sate Wagyu Maranggi dibuat dari daging Wagyu, dimarinasi dengan bumbu Maranggi yang khas. Disajikan dengan Sambal Dabu Dabu.
Satu tusuk berisi tiga potong daging. Dagingnya tebal, nggak pelit dari segi ukuran. Potongannya pun rapi, berbentuk dadu.
Daging dibakar dengan sempurna tanpa menyisakan mentah tapi nggak sampai bikin daging jadi garing, apalagi keras. Tetap empuk di setiap gigitan, dalam keadaan masih hangat maupun setelah dingin.
Bumbu maranggi yang khas meresap sempurna ke dalam daging, membuat rasa sedap sate seakan tiada dua. Saya hanyut dalam kenikmatan juara, melahap sate tanpa jeda. Tapi jangan khawatir kurang, 12 tusuk itu kebanyakan buat sendiri. Baru 5 tusuk saja saya sudah merasa kenyang, sebab dagingnya bukan secuil. Saat merasa kenyang, saya akan otomatis berhenti, walaupun mulut masih ingin mengunyah lagi dan lagi.
Sambal dabu-dabu nya mantap. Memang paling pas buat menemani sate wagyu bumbu maranggi. Jangan ada sambal yang lain. Ku tak rela.
Anak-anak ketagihan. Ini rada gawat! Sebab harganya nggak murah juga. Tapi buat yang ingin punya pengalaman makan sate daging wagyu enak, abaikan harga, sikat saja satenya.
Daging wagyu memang tidak murah. Wajar jika 12 tusuk dibanderol 250K.
Tak hanya Sate Wagyu Maranggi, @dapoerdindin juga memiliki sejumlah kuliner khas yang dapat dipesan sesuai selera.
Silakan kunjungi IG @dapoerdindin untuk mengetahui nama-nama menu yang tersedia. Di sana, ada deretan kuliner terpampang nyata, membuat siapapun mudah tergoda. Termasuk saya.
Ada Nasi Bali 250K, Bandeng Palumara 400gram 100K, Siomay Bandung 150K isi 25 pcs, Bandeng Kuah Kecap 400gr 100K, Mie Kocok Bandung 35K, Gulai Kikil/Tunjang, Kepiting Saus Singapore, Lontong Opor Ayam 200K, Sate Wagyu Maranggi 12 tusuk 250K, Bandeng Kropok ala Semarang 100K/ekor.
Saya baru mencoba satenya. Dan itu jadi pengalaman pertama yang berkesan. Selanjutnya, hati-hati makin ketagihan 😆
Berikut ini, menu mana yang membuatmu sangat ingin mencobanya?
Nasi Bali 250K, Bandeng Palumara 400gram 100K, Siomay Bandung 150K isi 25 pcs, Bandeng Kuah Kecap 400gr 100K, Mie Kocok Bandung 35K, Gulai Kikil/Tunjang (instagram @dapoerdindin) |
Kepiting Saus Singapore, Lontong Opor Ayam 200K, Sate Wagyu Maranggi 12 tusuk 250K, Bandeng Kropok ala Semarang 100K/ekor (instagram @dapoerdindin) |