Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Mie Belitung, Kuliner Belitung yang Wajib Dicoba

$
0
0

Bulan September lalu, Sumatra masih dikepung asap. Beritanya di mana-mana, ada di TV dan koran-koran lokal/nasional, dan juga media online. Beberapa bandara buka tutup, penerbangan banyak ditunda, bahkan dibatalkan. Setelah merasakan cemas-cemas bergembira terbang dari Surabaya ke Banyuwangi, melintasi Gunung Raung yang terus menyemburkan abu vulkanik, berikutnya aku terbang ke Sumatra yang beberapa provinsinya sedang dilanda asap tebal akibat pembakaran hutan. Apakah asap membuat aku takut lalu urung ke Belitong? Takut sih, tapi tetap mau berangkat.

11 September, aku dan Mbak Samsiah jadi traveling ke Belitong. Awalnya kami memesan flight siang jam 11.30 agar sampai di Belitong langsung kulineran untuk makan siang. Tapi ternyata 2 hari jelang keberangkatan, jadwal kami dimajukan menjadi jam 8.45 pagi. Alasannya karena kondisi cuaca dan asap.

liburan ke belitong
jalan bareng mbak Samsiah
narsis dulu

Saat di ruang tunggu bandara, beberapa kali kami mendengar pengumuman pesawat ditunda. 1 jam, 2 jam, bahkan ada yang ditunda sampai 4 jam lho! Terutama tujuan Palembang. Tiap ada pengumuman, terdengar suara huuuuh dari orang-orang. Seperti ngedumel. Tapi ada juga sih yang justru bersyukur. Seperti ibu-ibu yang duduk di dekat kami. Katanya, kalau dipaksakan berangkat pagi, bisa bahaya. Nanti pesawatnya ga bisa turun karena ga bisa melihat bandara. Andai semua orang seperti ibu itu, mau mengerti kondisi seperti itu, tak perlu lah ada yang mengguyu huuuh ya. Hehe. Terkadang aku nggak suka dengan orang-orang yang hobi ngedumel. Apapun alasannya.

Penerbangan ke Belitong hanya 1 jam. Saat mendarat di Tanjung Pandan, waktu menunjukkan 9.45. Tak ada asap yang dikhawatirkan. Alhamdulillah. Padahal sehari sebelumnya aku sempat khwatir karena Dian dan Yayan sempat cerita tentang asap di tempat mereka. Di Batam langitnya kelabu, asap pun tebal. Di Palembang juga gitu. Bahkan kata Yayan, pagar rumahnya sendiri tak terlihat dari rumahnya. Parah! 


Naik pesawat "Kejujuran" :D


Ini rombongan dari Palembang mau menyerbu pantai-pantai di Belitong


Bandara H.AS Hanandjoeddin - Tanjung Pandan


Supir yang disiapkan oleh Viscatour.com untuk menjemput kami sudah datang sejak sebelum kami tiba. Namanya Romi. Lucunya, kami keluar dari terminal kedatangan itu tanpa ingat bahwa kami akan dijemput. Kami main jalan dan keluar saja. Di luar aku hubungi Romi ke nomor yang diberikan oleh Hari (owner Viscatour.com). Romi bilang dia sedang berdiri di depan pintu keluar terminal kedatangan sambil memegang kertas bertuliskan nama Katerina. Ciri-cirinya pakai baju batik warna merah. Saat aku menoleh ke kerumunan orang-orang, eh si Romi tiba-tiba muncul dengan HP yang masih menempel di telinga sedang berbicara denganku :D

“Cuma berdua ya mbak?” tanya Romi.

“Iya, berdua saja. Yang satunya batal. Kami akan semobil dengan siapa, bang?” tanyaku.

“Tidak dengan siapa-siapa. Mobil ini hanya disiapkan buat mbak Katerina dan temannya saja,” jawabnya.

Aku dan mbak Iah (nama panggilan mbak Samsiah) saling pandang. Wajah kami sama-sama menyiratkan heran bercampur senang. Gimana ga senang, lha wong tadinya kami mikir bakal semobil dengan peserta lainnya yang katanya jumlahnya 70an orang. Hehe. Ternyata yang lain naik bus. Kami naik Avanza baru! Iya, Avanza yang baru dibeli akhir Agustus. Belum sebulan. Bungkus-bungkus plastiknya belum dilepas. Dan katanya nih, kami adalah wisatawan pertama yang diajak jalan pakai mobil baru itu haha. Norak-norak tralala deh menceritakan ini :D 

Keliling Belitong pakai mobil baru :D


Suasana kota Tanjung Pandan yang lengang

Dari bandara kami langsung di ajak ke Kota Tanjung Pandan untuk kulineran Mie Belitung Atep. Aku tidak tahu berapa kilometer jaraknya dari bandara. Tapi aku punya catatan waktu tempuhnya sekitar 20 menit. Jalan yang kami lalui sangat mulus. Aspal tebal hitam kota ini ternyata bagus, tapi suasana di jalan sangat sepi! Bagai melaju di jalan tol luar kota saja rasanya. Sangat jarang ada mobil melintas. Tak ada angkutan umum. Hanya ada mobil-mobil sewaan ataupun taksi berupa mobil MPV seperti Xenia, Avanza, atau Suzuki APV saja.

Di perjalanan bang Romi bercerita, katanya pernah beberapa kali terjadi turis yang dia jemput salah tujuan. Maksudnya hendak ke Belitung malah ke Bangka. Kalau mau ke Belitung mestinya ke Tanjung Pandan. Kalau ke Bangka berarti naik pesawat ke Pangkal Pinang. Nah, turis yang hendak dia jemput kadang ada yang nyasar ke Pangkal Pinang. Dikiranya Bangka Belitung itu hanya punya satu bandara. Padahal bandaranya berbeda.
 

Jam 10.20 kami sampai di Jl.Sriwijaya, tempat Kedai Mie Belitung Atep berada. Menurut bang Romi, Mie Belitung sebetulnya ada di mana-mana. Tapi di kalangan wisatawan, Mie Atep paling terkenal. Soal rasa, semua penjual hampir sama, punya sajian rasa yang sama enaknya. Mungkin karena banyak yang merekomendasikan, mie atep jadi terkenal. Aku lihat pengunjungnya memang sangat ramai. Dari depan sampai belakang mejanya full. Saat memperhatikan deretan foto yang dipajang di dinding, aku lihat isinya foto orang terkenal semua. Mulai dari artis-artis ibukota sampai pejabat yang pernah makan di Mie Belitung Atep.

Yang menonjol adalah wajah-wajah keturunan yang tampak memenuhi kedai. Ya, di sini banyak sekali etnis Tionghoa, baik penduduk lokal maupun wisatawan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Aku seperti sedang berada di sebuah kedai di sudut kota Hong Kong he he


Selalu ramai


Pengunjungnya tak pernah berhenti, masuk 1 keluar satu, begitu seterusnya

Bang Romi berbicara dengan pemilik kedai. Sepertinya menanyakan tempat yang dia pesan. Dan ternyata kami memang sudah punya bangku sendiri. Spesial sekali. Tanpa antri tanpa nyari-nyari. Turis kere ini jadi berasa kece. He he. Sebelum memesan makanan, ada satu hal yang aku tanyakan ke bang Romi Romi, yakni tentang kehalalan. Bang Romi menjawab dengan derai tawa. Katanya, aku sama seperti wisatawan lainnya, menanyakan kehalalan Mie Belitung Atep.

“Tenang saja mbak, semua bahan yang dipakai di sini tidak mengandung bahan haram. Aku menjaminnya. Kami sudah biasa membawa wisatawan muslim yang teliti dalam hal ini,” ucap bang Romi.

Aku lega kalau begitu.


Kedainya di ruko


Meja-meja kosong di ruang paling belakang ini sudah pesanan semua


salah dua dari ratusan foto orang terkenal yang pernah makan di Mie Belitung Atep

Pesananku dan mbak Iah sama. Minumnya juga sama, yakni Es Jeruk Kunci. Mie Belitung rasanya manis. Terbuat dari kaldu udang, isinya berupa campuran irisan timun, kentang, bakwan, tauge, tahu, udang dan ditaburi emping. Jangan ditanya rasanya, enak banget. Hehe. Maklum sedang lapar. 

Penerbangan Jakarta - Belitong plus perjalanan darat ke Kota Tanjung Pandan sukses bikin perut meronta minta diisi. Tapi, makan tanpa disertai rasa lapar yang menggigit pun tetap aduhai kok rasa mie-nya. Apalagi minumannya, asem-asem manis segar. Cuaca Belitung yang sedang panas jadi terasa adem. Rasanya pingin nambah, tapi sadar sama kapasitas perut yang dimiliki kecil, ga jadi nambah :D 

Sekali mencoba mie belitung pasti ingin lagi :D


es jeruk kunci belitung
Es Jeruk Kunci


Bang Romi jadi guide, supir, merangkap fotografer kami juga hihi


Seusai makan, kami jalan kaki ke arah bundaran batu satam. Katanya itu pusat kota Tanjung Pandan. Mobil kami parkirnya agak dekat bundaran itu. Kata Bang Romi kami mesti foto di situ. Ga sah ke Belitung tanpa foto di bundaran batu satam. Ya sudah kami nurut. Oh ya, di sekitar tempat ini banyak pertokoan. Meski di sini pusat kota tapi tak terlalu ramai. Tidak ada kemacetan. Semua kendaran melaju lancar bahkan sesekali kosong. 

Jadi, jika ingin mengitari kawasan sekitar bundaran satam seusai makan mie belitung, bisa jalan kaki dengan santai. Di deretan kedai mie banyak toko oleh-oleh. Kerupuk-kerupuk ikan bergelantungan. Menggoda untuk dibeli. Buat yang hobi nyemil kerupuk, boleh juga tuh puas-puasin makan kerupuk hehe. Di sini kerupuknya enak-enak. Terbuat dari ikan asli. Harganya juga murah.
 
Banyak jualan kerupuk


Pertokoan di Jalan Rajawali dekat kedai Mie Belitung Atep


Bundaran Batu Satam kota Tanjung Pandan

Buat kamu yang hendak ke Belitung, jika hendak mendahulukan kulineran, jangan lupa memasukkan Mie Belitung sebagai kuliner pertama yang harus kamu coba. Setelah itu, silakan lanjut jelajah belitung. Tapi jangan lupa, ada kuliner dahsyat satu lagi yang tidak boleh kamu lewatkan di Belitung, yaitu Gangan. Makanan apa pula ini? Cari deh di google, banyak penjelasannya. Tapi kalau mau baca ceritaku tentang Gangan, tunggu artikel selanjutnya setelah ini ya :D

 
~Belitung 11 September 2015
  
Tahun depan aku akan ke Belitong lagi bareng Viscatour.com. Ayo siapa yang mau gabung? :)



*Semua foto dokumentasi Katerina

Viewing all articles
Browse latest Browse all 778

Trending Articles