Taman Rusa di Sari Kuring Indah Cilegon - Foto Katerina |
Jadi ceritanya, ini tentang kondangan ke Cilegon di Provinsi Banten. Kondangan kedua yang kami hadiri di bulan Juni lalu. Bulan di mana saya dan suami juga pernah dikondangi, 20 tahun yang lalu.
Sampai sini jadi tahu kan, kalau saya juga sekalian mau numpang cerita, bahwa pada bulan Juni tahun 2022 ini, telah 20 tahun saya hidup bersama dalam suka dan duka, dalam sedih dan bahagia, dalam kondisi luka dan pulih, dalam lebih dan kurang bersama laki-laki terbaik yang Allah pilihkan untuk saya. Masya Allah.
Dua anak telah lahir dari rahim saya, buah hati saya dan suami, dalam pernikahan suci yang direstui oleh orang tua kami. Anugerah luar biasa diberi titipan oleh Allah Sang Maha Pencipta. Betapa saya sangat bersyukur. Kini mereka sudah remaja, semoga selalu soleh/soleha, sehat, bahagia, dan panjang umur.
Bertemu Mas Arif adalah anugerah dari Allah. Ia adalah laki-laki tersabar yang pernah saya jumpai di dunia. Sabar dalam ibadah, dalam berumah tangga, dalam berkasih sayang, dalam mencari nafkah, dalam membersamai saya, dalam merawat anak-anak kami, dalam berkata-kata, dalam hal apapun.
Laki-laki biasa yang tak banyak ulah dan tingkah, tak pula banyak gaya. Ia semakin baik di tiap bertambah usia, bertambah salih di tiap berkurangnya sisa usia hidup. Masya Allah. Saya tertatih-tatih menyusul ketekunannya dalam beribadah.
Cilegon, 26 Juni 2022 |
Seringkali saya merasa belum menjadi istimewa sebagai ibu dan istri, tapi perasaan itu selalu dianggap keliru oleh suami. Baginya, saya adalah istri terbaiknya di kehidupan dunia ini, dan semoga nanti di kehidupan akhirat tetap menjadi bidadarinya.
Siapa yang gak nangis coba saat suami berkata demikian? Saya nangis 😭
Kenapa nangis? Karena saya memang masih belum merasa hebat luar biasa sebagai istri dan ibu. Saya sungguh merasa masih sangat biasa. Belum banyak mempraktekkan hasil belajar. Apa yang dipelajari pun masih tingkatan pemula, sehingga masih belum banyak ilmunya, masih banyak kurangnya, masih sering salahnya.
Tetapi suami selalu berkata, kehidupan ini sendiri adalah universitas yang berlimpah ilmu dan pelajaran. Setiap orang yang menjalaninya adalah mahasiswa/i yang masa belajarnya akan tamat saat maut menjemput. Jadi jangan merasa ketinggalan, karena semua masih sama belajar.
KONDANGAN DI BULAN KAMI PERNAH DIKONDANGI JUGA 😁 *muka kemerahan, efek karpet merah yang kami pijak deh kayaknya |
Seiring bertambah umur, semakin saya menua, semakin sederhana apa yang saya ingin. Cukup dengan menjadi seseorang yang selalu membuat hati suami tentram dan ridho atas setiap hal baik yang saya perbuat.
Rasanya bahagia menjadi orang pertama yang membuat suami bahagia. Menjadi orang pertama yang ingin dilihatnya saat bangun tidur pada pagi hari hingga hendak tidur lagi pada malam hari. Menjadi separuh jiwanya yang tak ingin ia tukar dengan siapa pun.
20 tahun bersama. Sungguh banyak yang membuat saya merenung. Perenungan yang melahirkan untaian doa panjang untuk permohonan berkah, kebaikan, keselamatan, kesehatan, dan ampunan atas segala dosa. Semoga Allah SWT mengabulkan. Aamiin ya Robbal Alaamiin.
Demikianlah untaian kata untuk hari pernikahan ke-20 tahun kami. Mari kita kembali ke cerita pernikahan baru satu hari rekan kerjanya suami 😄
Acara Resepsi Pernikahan di Taman Outdoor
Ternyata, Kebon Sengon adalah nama salah satu venue acara pernikahan outdoor yang ada di Sari Kuring Indah. Di Sari Kuring Indah ada hotel, restoran, cottage, taman, kandang rusa terbuka, dan tempat parkir yang luas. Nah, di taman itulah acara pernikahan teman suami digelar, persis di sebelah taman rusa.
Suami menyebut Kebon Sengon pada seorang petugas parkir. Darinya kami jadi tahu arah Kebon Sengon. Kami melewati gedung acara di area terdepan, menuju area samping yang agak ke belakang. Lalu ada papan petunjuk dengan nama venue Kebon Sengon, serta janur dengan tulisan nama pengantin yang punya acara. Alhamdulillah tak salah lagi, di situlah tempat acara yang kami tuju.
Taman rusa di sebelah parkiran |
Parkiran ada di depan taman, dikelilingi pepohonan. Kami memilih salah satu tempat yang masih kosong, di bawah pohon, merapat pagar. Nah saat keluar dari mobil itulah saya menoleh ke taman yang ada di balik pagar. Terlihat sekelompok hewan yang awalnya saya kira kambing.
Hewan-hewan berbulu coklat itu tiba-tiba bersuara. Suaranya mirip kucing yang biasa mampir minta makan ke rumah saya. Melengking tertahan gitu. Aisyah paling jago menirukan suaranya. Jadi pas mau menceritakan suara rusa di tulisan ini, saya minta dia menirukannya biar berasa kayak dengar ulang lagi wkwk.
Setelah mendengar suara si rusa, saya dan Aisyah saling berpandangan. Masa iya suara kambing kayak gitu? Kok tidak mengembik? Setelah kami amati, ternyata bukan kambing! Tapi rusa. Woaaah 😍
Saya dan suami membiarkan Aisyah melihat-lihat sebentar. Setelah Aisyah merasa cukup, baru kami berjalan ke tempat acara. Ternyata acara resepsi belum mulai. Saat itu memang belum jam 12 siang sih, sesuai waktu dalam undangan. Kata pagar ayu di meja tamu, pengantin masih di kamar rias, sedang berganti kostum untuk acara resepsi. Ahiya, acara akad nikahnya sudah digelar jam 9 pagi.
Selagi menunggu pengantin datang, kami berfoto-foto di karpet merah yang dikelilingi dekorasi aneka bunga. Tak lama setelah itu pengantin pun datang. Kami ikut menyambut kedatangannya. Kebetulan saya sudah kenal sama pengantin wanitanya, karena sudah lama jadi rekan kerjanya suami, jadi udah gak asing. Makanya pas pengantin melihat kami di lorong berjalan, mbak pengantinnya sumringah menoleh ke arah kami.
Bagaimana tak bahagia, jika cinta kini telah dipersatukan dalam ikatan suci yang sah, disaksikan oleh Allah SWT, di hadapan para orang tua dan saksi. Semoga langgeng, bahagia, bersama selamanya hingga maut memisahkan.
Liukan nada saxophone mengiringi langkah kedua pengantin hingga keduanya berada di pelaminan. Sesuai konsep acara di tempat terbuka, pelaminannya pun terbuka, tapi bukan di tengah taman. Melainkan di tempat semacam teras, di bawah atap permanen. Hanya bagian belakang yang rapat tertutup, sedangkan sisi kiri, kanan dan depan, terbuka lebar tanpa sedikitpun penghalang. Semi outdoor untuk pelaminan gini, aman bagi pengantin dan pelaminan. Tidak kebasahan jika mendadak turun hujan, tidak pula kepanasan ketika cuaca terik.
Ada tenda di depan pelaminan, orang-orang bisa duduk di sana, tapi sepertinya khusus untuk anggota keluarga besar. Sedangkan tamu bisa duduk di taman, di sisi kanan dari pelaminan. Di taman itulah meja prasmanan terpasang. Meja-meja itu terpisah sesuai jenis makanan/minuman yang disajikan. Ada makanan berat dengan aneka lauk dan sayur, ada bakso, zuppa soup, dessert, dan minuman.
Alhamdulillah cuaca cerah. Acara berlangsung meriah. Suami dan rekan-rekan sekantor tampak bersama, mereka makan dan ngobrol, serta foto bareng dengan pengantin. Rekan kerja pengantin dari perusahaan tempat ia bekerja sebelumnya, kebetulan pernah satu kantor juga dengan suami di perusahaan sebelumnya, juga ramai memenuhi undangan. Tak heran, bertemu di acara pernikahan ini membuat suami dan pengantin jadi reunian dengan rekan kerja mereka saat masih di perusahaan sebelumnya.
Foto bareng pengantin |
Apalagi, ada kandang rusa di sebelahnya, jadi lebih menarik. Anak saya yang sudah ABG saja suka, apalagi anak kecil yang biasanya suka melihat hewan-hewan.
Kondangan jadi berasa kayak rekreasi. Makan-makan iya, liat hewan iya, menikmati suasana taman juga iya.
Oh iya, dari beberapa makanan yang saya cicipi di acara, paling suka Zuppa Soup nya. Yang masaknya jago, citarasa Zuppa Soupnya gak biasa-biasa saja. Hasilnya sempurna. Ukurannya pun cukup besar dan mengenyangkan. Aisyah pun sama, suka Zuppa Soup nya, serta sate buah dan marsmellow yang bisa dicocol dengan pilihan saus coklat atau strawberry.
Kurang lebih 1 jam kami di sana. Saat satu persatu rekan satu kantor suami meninggalkan tempat acara, kami pun ikut pamitan ke pengantin.
Agak disayangkan ada foam net buah dalam kandang, berbahaya bila termakan oleh rusa. Semoga jadi perhatian pihak pengelola, dibersihkan dan dibuang. Saya agak kesulitan mengambilnya. |