Taman Rimbun di Pekarangan Rumah |
Dulu saat masih remaja, jauh sebelum saya menikah dan berkeluarga, saya punya cita-cita. Bila nanti punya rumah sendiri, saya ingin punya rumah yang selalu bersih dan indah.
Hanya dua hal sederhana itu yang diinginkan. Entah kenapa saat itu rumah besar dan megah tak terucap dalam kalimat cita. Apa karena alasan Rumah Besar Mana yang Kau Cari?
Saat menikah, Allah beri suami rejeki, sehingga mampu beli rumah untuk kami keluarga kecilnya, di sebuah kota mandiri di Serpong, di kawasan elit yang dikelola oleh salah satu perusahaan properti raksasa yang ada di Indonesia. Namun, meski tinggal di kawasan real estate yang menyandang nama besar, rumah kami bukanlah rumah berukuran besar. Mungil minimalis, namun manis.
Rumah manis itu seperti apa?
Sebelum bicara soal rumah manis, saya mau bicara soal bersih dulu. Karena yang paling dulu ingin diraih adalah bersih. Sebab, rumah bersih membuat nyaman. Rasa nyaman membuat betah. Betah menghadirkan ketenangan. Memiliki ketenangan bersama keluarga dalam rumah tangga adalah kebahagiaan.
Buat saya pribadi, pentingnya mendahulukan bersih, baik badan, rumah maupun lingkungan bukan sekadar supaya enak dilihat, tapi lebih dari itu untuk meminimalisir risiko sakit, bahkan agar terhindar dari najis supaya ibadah lebih enak dan kusyu.
Dengan bersih saja, sudah bikin nyaman dan betah, gimana kalau dipermanis? Makin indah. Makin rumahku surgaku.
Suka Bersih dan Pembersih
Suka bersih dan berkepribadian pembersih adalah dua hal yang berbeda. Orang yang suka bersih belum tentu mau melakukan bersih-bersih. Tapi mereka yang berkepribadian pembersih, dia tak hanya suka menikmati kebersihan, tapi juga berusaha dan berupaya untuk mendapatkan dan menjaga kebersihan itu. Saya yang mana?
Saya Pembersih.
Seseorang pernah bertamu. Dia sangat suka melihat tanaman di depan rumah saya. Katanya asri, cantik, dan adem. Lantas saya bilang gini: "Tanam juga di pekaranganmu. Mudah kok tumbuhnya. Mudah rimbun. Bikin teduh. Cantik pula bunganya."
Jawabnya: "Enggak ah, banyak daun dan bunganya rontok. Aku gak mau bersihinnya. Nanti capek. Bisa gak ditanem tapi gak bikin kotor pekarangan?"
Lucu sih. Mana ada pohon yang bunga dan daunnya gak rontok. Pengen pekarangan cantik tapi gak mau kotor. Gak mau bersiin. Gimana ya? Saya bilang minta tolong orang aja yang bersihin. Katanya, "Gak ah, rugi bayar orang lagi buat bersih-bersih gitu doang." Nah malah bikin bingung kan jawabannya. Kalau cuma "gitu doang", ya udah bersihin sendiri aja 😂
Saat ingin memiliki pekarangan dengan tanaman yang bikin rumah jadi cantik, saya tahu ada konsekuensinya, yaitu siap-siap jadi "babunya" si pohon. Sama kan kaya melihara kucing, siap-siap jadi "babunya" si kucing. Lantas, hanya karena itu trus gak jadi nanem tanaman, gak jadi melihara kucing? Ya gak gitulah. Fokusnya ke proses yang bikin hati senang dan hasilnya yang bisa dinikmati oleh mata, telinga dan perasaan. Jika berpikirnya tentang kenikmatan yang didapat, dijamin merawat tanaman atau pun hewan nggak akan ada keluh!
Memilih Tanaman Untuk Rumah Minimalis
Saya suka berkebun dari dulu. Sudah jadi hobi. Namanya hobi, hobi apa aja deh, selama itu baik, pasti bikin happy jika dilakukan. Orang rela keluar biaya, tenaga, dan waktu demi melakukan hobinya. Kenapa segitunya? Karena hobi punya manfaat baik :
- Dapat membantu menjaga kesehatan mental dan fisik
- Dapat membantu mengurangi tingkat stres pada segala usia
- Bahkan melakukan hobi akan membantu meningkatkan kesabaran dan konsentrasi
Saya dapat semua manfaat itu ketika berkebun. Meskipun di pekarangan sempit di rumah mungil minimalis.
Saya gak bingung dengan lahan sempit di pekarangan. Mau tanam apa tinggal disesuaikan. Teras diisi dengan aneka tanaman hias dalam pot. Pekarangan tinggal ditanami dengan pohon berbunga yang batangnya gak gede-gede amat dan gak tinggi-tinggi amat. Untuk itu, pilihan saya cuma dua pohon: Bougenville dan Kamboja.
Alasan Suka Bougenville dan Kamboja
Pertama, sudah pasti karena alasan bunga. Pohon dengan warna hijau dari daun saja, alangkah sepinya. Pohon tanpa bunga seakan tak lengkap keindahannya. Gak ada ceria-cerianya. Gak ada meriah-meriahnya.
Warna bunga Kamboja ada putih, merah muda, merah, kuning hingga merah keunguan. Warna bunga Bougenville ada kuning, merah, merah jambu, ungu, hingga putih. Warnanya banyak! Itu yang bikin saya suka. Maunya sih semuanya punya, tapi lahan kan terbatas. Jadi saya pilih salah satu saja yang paling saya sukai. Yakni merah muda atau merah jambu.
Selain banyak pilihan warna bunga, bunganya juga banyak. Iya lho, kamboja dan bougenville itu bunganya rimbun. Satu kuntum bunga kamboja terdiri lebih dari beberapa bunga. Satu tangkai bougenville terdiri dari puluhan hingga ratusan bunga. Itu baru satu tangkai. Kalau ada puluhan tangkai? Wah, udah kayak lautan bunga tuh.
Kedua dari segi tinggi. Pohon Bougenville dan Kamboja gak tinggi-tinggi amat. Paling tinggi 4 meter. Jadi cocoklah buat pekarangan sempit kayak di rumah saya. Seneng sih liat bunga durian atau bunga kelapa, tapi masa iya pohonnya ditanam di pekarangan sempit? Yang ada rumah saya hancur. Bisa keangkat oleh akar tunggang besar pohon durian, atau malah kejatuhan buah kelapa. Belum kalau ketimpa dahan dan batangnya, hadeuh. Udahlah kalau durian dan kelapa cukup di kebun di Sumsel sana, bukan buat di tanam di perumahan mini-mini kayak rumah saya.
Ketiga, meskipun gak tinggi bukan berarti gak bisa bikin teduh. Bisa banget. Bougenville itu daun dan bunganya lebat, mudah rimbun. Sinar matahari aja kewalahan buat menerobos masuk teras dan ruangan paling depan rumah saya. Jadi gak kepanasan kalau sedang bersantai di teras. Begitupun kamboja, meski gak serapat daun bougenvile, tapi daunnya yang lebar dan besar itu lumayan banget buat menghalangi sinar matahari.
Keempat, bunga-bunga bougenville dan kamboja yang berguguran, terhampar di tanah atau di atas rerumputan, indah banget buat dipandangi. Soalnya, bunga-bunganya itu rontok dalam keadaan tetap segar. Jadi, kadang saya ga buru-buru membersihkannya. Malah saya biarkan beberapa waktu buat dipandang-pandangi. Kadang saya foto-foto dulu. Gak buat apa-apa, seneng aja gitu. Kadang saya pungut dan kumpulkan, dimasukkan dalam wadah, lalu diletakkan di sudut ruang tamu, kamar mandi, dapur. Cakep aja gitu ada bunga di mana-mana.
Kelima, bersihinnya gampang. Gak perlu alat potong mesin berukuran besar. Cukup pakai golok ukuran sedang, sekali tebas udah lepas. Tapi suami saya beli mesin sih, mesin kecil dengan beberapa macam pisau dan dayanya pakai baterai. Biasanya buat motong yang di atap. Sekali mesin bekerja, 5-6 dahan kepotong sekaligus. Kalau saya biasanya merapikan bougenville pakai gunting tanaman saja. Mudah banget, ga pake ribet. Kamboja juga mudah dipotong. Sekali tebas langsung putus dahannya. Gak perlu manggil tukang pohon segala.
Keenam, mudah hidup. Dulu beli bougenville di jalan baru Margonda. Sama suami dan ibu mertua. Sampai rumah langsung dipindahkan ke tanah. Alhamdulillah gak pake teknik tanam khusus, itu pohon langsung hidup sampe sekarang. Kamboja juga mudah banget. Minta dahannya ke tetangga, langsung tancepin, tumbuh dan bertunas, hidup sampai sekarang.
Keindahan di Pekarangan Sempit
Saya gak bisa tanam banyak-banyak pohon di pekarangan karena lahannya terbatas. Untuk pohon agak tinggi hanya Kamboja dan Bougenville itu. Sisanya tanaman hias yang tingginya kurang dari 1 meter.
Jujur saja saya nggak hafal nama-nama tanaman. Jadi kalau ditanya nanem apa aja, saya cuma tahu beberapa di antaranya: keladi-keladian kayak aglonema (pink), keladi daun lebar (warna pink dan hijau), keladi daun hijau campur putih, gelombang cinta, sirih gading, mint-mint'an (entah apa namanya, daunnya mirip daun mint), hanjuang, janda bolong, pakis-pakisan, lidah mertua, suplir, dan lainnya.
Beberapa keladi ditanam di pekarangan, sisanya banyak di pot, diletakkan di teras dan garasi. Tanaman lainnya semua ditanam dalam pot. Pot-pot itu diletakkan di lantai, pakai tiang, dan ada juga pakai meja. Lainnya digantung dan nempel dinding. Ohya, karena banyak bunga, kupu-kupu sering datang dan hinggap. Tak ketinggalan ulat dan bekicot juga ikut singgah di taman haha.
Nah, dengan semua tanaman yang ditanam di pekarangan, diletakkan di lantai teras, digantung di dinding, dan digantung di pinggiran atap, otomatis tampak depan rumah saya itu jadi kayak "hutan". Rimbun oleh tanaman.
Percayalah, saya gak beli barang-barang mahal buat hiasan rumah, tapi beli tanaman murah-murah saja buat memperindah rumah.
Koleksi tanaman di rumah yang kadang aku bagikan fotonya di FB |
Koleksi tanaman di rumah yang kadang aku bagikan fotonya di FB |
Sirih gading |
Mirip mint |
Tanaman yang Membuat Bahagia
Gak pernah ada kata berhenti menyukai tanaman, dari dulu sampai sekarang, dan nanti. Menjadikannya sebagai penghias rumah, dan menjadi senang karenanya, itulah yang saya rasakan.
Kesukaan pada tanaman berbunga dan yang bunganya warna-warni, membuat saya selalu seperti jadi norak bila bepergian ke tempat-tempat yang banyak bunganya. Girang dan senang banget! Lalu, foto-foto gembira.
Begitulah saya. Selain menikmati keindahan tanaman lewat mata, juga lewat lensa kamera, mengabadikannya dalam gambar. Kadang saya membagikannya di media sosial saya. Kadang cukup disimpan saja, dinikmati sendiri.
Seringkali bila baru balik dari kegiatan di luar rumah, saya gak langsung masuk rumah, tapi berhenti dulu memandangi pekarangan. Melihat warna-warni bougenville di atas teras dan garasi yang membuat hati saya seketika menjadi BUNGA!
Di tengah kesibukan mengurus anak dan rumah, saya seringkali menjadikan taman rimbun di pekarangan sebagai hiburan. Segala rasa letih, seketika lenyap saat memandangi semburat merah jambu dari bunga-bunga bougenville. Gak hanya bougenville sih, tanaman lainnya juga. Cuma karena bougenville paling mentereng, jadinya paling duluan yang menghibur hati.
Memandangi taman di pekarangan saja, sembari minum secangkir teh hangat dan sepotong kue kesukaan, nikmat sekali rasanya. Apalagi sambil bercengkrama bersama keluarga dalam suasana bahagia. Sorga dunia!
Saat matahari bersinar terik, warna merah jambu yang terhampar di atas atap, benar-benar mengindahkan suasana hati. Saya suka melihat daun bougenville bergoyang terkena hembusan angin. Saya suka melihat tanaman-tanaman saat terkena air hujan. Saya suka saat semua tanaman itu berada dalam perawatan tangan saya sendiri.
Saya suka rumah saya yang bersih jadi manis karena aneka tanaman yang saya tanam. Saya suka merasakan bahagia punya rumah mungil tapi bersih dan manis. Saya suka rasa bahagia itu menular ke seluruh anggota keluarga 💕