Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all 779 articles
Browse latest View live

Akhir Pekan Menyenangkan Bersama Keluarga di Hotel Ara Serpong

$
0
0
hotel bagus di serpong

Travelerien.com

Mengisi akhir pekan dengan berlibur di hotel yang ramah untuk keluarga bisa jadi pilihan menarik. Soal lokasi, bisa ke tempat yang jauh, bisa juga yang dekat. Tergantung keadaan dan cuaca. Bulan Februari ini masih musim hujan. Karena faktor cuaca inilah saya memilih hotel yang dekat dari rumah. Selain menghemat waktu dan tenaga, juga agar terhindar dari situasi tidak nyaman (hujan, banjir, longsor dll) selama di perjalanan. Di samping itu, suami juga baru pulang dari banyak tempat di luar kota. Tentunya masih menyisakan lelah. Kalau mengajaknya ke tempat yang jauh, bakal banyak mengemudi. Kasihan nanti malah membuatnya jadi lelah. Jadi, saya cari tempat yang dekat, tapi memuaskan untuk semua anggota keluarga. Biar dekat yang penting asik.

Setelah melalui beberapa pertimbangan, saya memutuskan untuk ber-akhir pekan bersama keluarga di Hotel Ara Serpong. Lokasi masih di Serpong, dekat dengan tempat tinggal saya di BSD. Mudah dijangkau, strategis, dan lingkungan sekitarnya pun tenang. Yang menarik, di hotel ini kami bisa memanjakan mata, sekaligus lidah, pikiran, bahkan badan. Ada fasilitas kolam renang yang besar untuk anak-anak, dilengkapi dengan wahana air yang seru. Ada restoran dengan aneka kuliner menggiurkan. Ada spa untuk perawatan tubuh dan kulit. Dan tentunya kamar yang nyaman untuk tinggal bersama pasangan/keluarga. 



Sapaan hangat dari para staf menyambut kami setibanya di hotel. Saya langsung ke FO untuk check-in. Sementara anak-anak dan suami duduk di sofa, menunggu di lobi hotel yang lapang. Setelah proses check-in yang mudah dan cepat, dan kamar dinyatakan telah siap, kami pun langsung ke atas. Kamar kami ada di lantai 6. Tapi kami tidak langsung ke kamar, melainkan ke Yugo Restaurant terlebih daulu. Di sana, ada welcome fruit yang telah disiapkan. Suguhan tersebut biasanya diantar ke kamar. Tetapi, bisa juga di resto. Tergantung permintaan. 

FO dengan staf yang ramah


Lobi hotel

WELCOME FRUIT

Welcome drink/food tiap hotel biasanya tidak sama. Masing-masing punya suguhan sendiri yang menjadi ciri khasnya. Di Hotel Ara, suguhan yang kami terima berupa pisang goreng/Fried Banana yang disajikan bersama chocolate. Coklat tersebut untuk dituang/disiramkan ke atas pisang, atau sesuai selera. Makanan ini disebut welcome fruit (bukan welcome food). Nah, pisang goreng ini biasanya disuguhkan hanya untuk tamu VIP. Sedangkan untuk tamu Non VIP, biasanya berupa buah-buah segar seperti jeruk atau apel.

Secara quantity memang tidak banyak, hanya dua potong pisang goreng. Pas untuk berdua saja.  Karena kami berempat, tentunya berbagi. Manis dan gurih, melekat di lidah. Meski sedikit, tapi cita rasa dan quality-nya istimewa. Yang penting semua mencicipi. 

Welcome fruit : Fried Banana

Berada di restoran tentu ingin merasakan pengalaman mencoba minuman/makanan yang menjadi unggulan. Executive Chef Yugo Restaurant, Bapak Herwindo Adjie, merekomendasikan Green Hazelnut Latte. Minuman ini merupakan minuman Best Seller di Yugo Restaurant. Terbuat dari campuran Matcha Green Tea Syrup, Jasmine Tea, Simple Syrup, Fresh Milk, Hazelnut Syrup.Topping-nya Cherry dan Whipp Cream. Manis dan menyegarkan. Pas banget buat kami yang baru datang. Langsung berasa fresh lagi untuk melanjutkan kegiatan sore di hotel.

Menikmati Welcome Fruit Hotel ARA

SUPERIOR ROOM

Hotel Ara Serpong hanya punya 1 (satu) tipe kamar yaitu Superior. Untuk ukuran, kamarnya cukup lapang. Jika ingin satu kamar dengan anak-anak (biar kumpul), tinggal pesan extra bed. Ruangannya masih cukup lega untuk menempatkan kasur tambahan. Jika ingin berdua saja, anak-anak tinggal ditempatkan di kamar sebelah. Memesan dua kamar masih ramah di kantong kok, karena rate kamar masih tergolong terjangkau, mulai dari Rp 543.600 sampai Rp 836.000 per malam.

Nyaman dan tenang, itulah yang saya rasakan tinggal di kamar. Fasilitas lengkap dalam kamar berupa TV, telpon, kulkas, 4 pasang slipper, 2 botol air mineral, teh+kopi yang bisa dibuat sendiri dengan teko pemanas air, serta AC yang dingin dan tidak berisik. Terdapat dua macam minuman di dalam kulkas, dan itu gratis. Kebetulan anak-anak menyukainya, pas banget sampai kamar langsung diminum. Makin segar meski sebelumnya sudah menyeruput minuman di resto. 

Kamar modern dengan balkon pribadi

Kamar kami di lantai 6, memiliki balkon yang menghadap ke kolam renang. Jadi pojok yang asik buat menikmati udara segar sambil duduk-duduk menyeruput kopi/teh di sore hari. Saya menggunakan balkon ini untuk tempat memotret area kolam renang yang dikepung bangunan hotel. Di lain waktu, untuk mendapatkan gambar terbaik, saya pindah ke area tengah, dekat lift. Dari sana, pemandangan terbaik hotel ini bisa saya dapatkan.






Kamar mandi menggunakan standing shower dengan keran air panas dan air dingin yang berfungsi dengan baik. Peralatan mandi lengkap. Dua handuk bersih, sikat gigi+pasta, dan beberapa perlengkapan kecil lainnya kecuali hair dryer yang tidak tersedia.

Secara keseluruhan, saya merasakan kepuasan tinggal di kamar yang saya tempati. Layanan cepat dan sigap saat saya butuh sesuatu, serta sapaan yang baik ketika saya diingatkan untuk melanjutkan bermalam atau tidak. Staf juga memberikan informasi yang jelas mengenai berbagai fasilitas apa saja yang bisa saya dapatkan selama tinggal.











Kolam Renang

Hotel Ara Serpong berkonsep Hotel dan Residence. Jadi kebanyakan tamu akan tinggal dalam waktu lama. Karena itu fasilitas yang disediakan pun lengkap. Salah satunya kolam renang. Saya merasa surprise ketika pertama kali melihat kolam renangnya. Besar dan luas. Terbagi 3 bagian yaitu kolam bermain anak yang di dalamnya disediakan 3 jenis perosotan. Perosotan kecil, sedang, hingga yang panjang dan besar. Tentu saja ini menjadi daya tarik buat anak-anak. Anak bungsu saya, saat melihat bagian ini, langsung tidak sabar untuk ganti pakaian dan segera main air. 





Bagian kedua (di tengah) masih kolam anak dengan kedalaman 90 cm. Di sebelahnya adalah kolam dewasa yang lebih dalam (140 cm). Sebagai pembeda sekaligus pembatas, kolam dewasa ini posisinya lebih tinggi dari kolam anak, sehingga kalau ada anak-anak yang bermain air, tidak bisa langsung tercebur ke kolam dewasa, karena dinding kolam dewasa lebih tinggi.

Kolam renang ini dikelilingi oleh bangunan hotel. Terdapat resto, bar, serta ruang meeting di lantai yang sama. Sehingga, ketika duduk menunggu anak-anak bermain air, bisa sambil memesan makanan dan minuman kesukaan. Jadi tidak membosankan. 

Kolam renang bersebelahan dengan Yugo Restaurant (outdoor) dan Anima Bar

Kolam renang buka mulai pukul 6 pagi sampai 6 sore. Untuk dewasa buka sampai pukul 8 malam. Untuk keselamatan, hotel menyediakan pengawas kolam untuk anak-anak. Handuk tersedia untuk tamu hotel. Selain dapat digunakan untuk tamu hotel, kolam juga menerima tamu dari luar hotel tapi dengan tarif tertentu yaitu Rp 65.000,-

Selain besar dan seru untuk anak-anak bermain air, kolamnya juga bersih. Ini bikin kami sebagai orang tua merasa nyaman membiarkan anak-anak bermain. Kamar bilas dan gantinya juga memadai. Bersih dan dilengkapi dengan air hangat dan dingin. 

Wahana perosotan ini yang bikin anak-anak betah main air

YUGO RESTAURANT

Jika ditanya soal kesan saya selama stay di suatu hotel, biasanya yang langsung mencuat dalam ingatan saya adalah tentang pengalaman tidur dan makan. Ya, ini tentang kenyamanan kamar dan cita rasa masakan restorannya. Jika keduanya punya kesan baik, maka bisa dipastikan saya akan kembali lagi untuk merasakannya pada kesempatan lain. Pun tidak segan-segan untuk merekomendasikannya ke orang lain.

Yugo Restaurant bertempat di lantai 1 Hotel Ara. Terdiri dari ruang makan indoor dan outdoor (smoking area). Bagian luarnya menghadap kolam renang dan menyatu dengan Anima Bar. Di waktu sarapan, aneka menu disajikan di dalam restoran. Namun pada malam hari, aneka makanan yang disajikan ala buffet, diletakkan di luar. Mungkin karena ada live cooking juga ya, biar udara di dalam tetap segar tanpa ada asap dan aroma tajam makanan yang dimasak di tempat.

Yugo Restaurant

Saya menyukai menu sarapannya. Banyak jenis dan variasi. Yang menarik, Yugo Restaurant memasukkan Cawan Sushi dan Sushi ke dalam menu sarapan. Nah ini, sesuatu yang beda dan baru saya temui di hotel yang ada di Serpong. 

Menu Sushi ini membuat anak saya menomorsekiankan menu-menu lainnya he he. Ini bukan berarti menu lokal tidak menarik untuk anak-anak, tapi karena masih jarang ada menu ini dalam sarapan di hotel-hotel jadinya dipilih lebih dulu. Ada menu tradisional seperti Bubur Benteng, lontong sayur, nasi rames, dll. 

Makan siang dengan beberapa menu andalan Yugo Restaurant

Yugo Resto, seperti namanya, memang mempunyai menu-menu Jepang sebagai menu andalannya. Saya dan keluarga berkesempatan mencicipi menu tersebut pada saat makan siang. Di antaranya Chicken Bento, Fried Futomaki, dan Lava Vulcano. Menu Nusantara tetap ada, misalnya Nasi Goreng Buntut dan lainnya. Kita tinggal fokus saja ada menu yang kita sukai. 

Untuk ragam menu di Yugo Restaurant ini, akan saya buat tulisan sendiri dalam postingan berikutnya. Biar lebih lengkap informasinya dan lebih banyak foto yang bisa saya tampilkan.
 
Dinner BBQ tiap Sabtu malam, ada live cookingnya juga


Nikmatnya makan malam bersama keluarga :)

Untuk pengalaman kuliner, restoran Yugo  sayang untuk dilewatkan sebagai tempat untuk memanjakan lidah. Oh ya, tiap Sabtu malam, tamu bisa dinner dengan BBQ. Dan yang tidak ketinggalan, tiap Sabtu malam juga ada live music performance. Jadi, sambil makan kita dihibur oleh penyanyi yang menyanyikan lagu-lagu kekinian, atau pun lagu kenangan. Bisa request lagu lho. 

Penyanyinya cantik, suaranya merdu, lagu-lagunya kekinian ^_^


Malam Mingguan di Anima Bar

Tempat Kuliner dan Pusat Belanja

Serpong adalah wilayah yang terus tumbuh dan berkembang. Di masa kini, Serpong sudah menjadi sebuah kota modern yang memiliki pusat belanja dan makan yang kian menjamur. Hotel Ara berlokasi di tempat yang strategis. Dekat dengan pusat belanja seperti Mall SMS. Bisa dicapai dengan jalan kaki karena dekat. Ada mall Alam Sutra, Living World, Supermall Karawaci, AEON Mall, ITC BSD, dan masih banyak lagi pusat hiburan dan belanja lainnya yang bisa dikunjungi. Tempat kuliner bertebaran, dari Gading Serpong, Alam Sutera, hingga BSD berderet dan tidak cukup dikunjungi hanya dalam satu atau dua hari.

Untuk urusan transportasi, Hotel ARA sendiri punya free shuttle dengan rute Gading Serpong, BSD dan Alam Sutera. Untuk antar jemput ke bandara tiap hari 1 kali trip hanya Rp 150.000 per orang. Untuk tour kota tersedia dengan tarif tertentu. 

Urusan transportasi mudah kok :)

Ruang Meeting

Hotel Ara Serpong juga cocok untuk kebutuhan bisnis, seperti meeting atau acara dengan kegiatan yang memerlukan ruangan yang mampu untuk menampung peserta dengan jumlah tertentu. Terdapat tiga ruang meeting di antaranya Capella 1 (berkapasitas hingga 50 orang), Capella 2 (kapasitas 50 orang), dan Capella 3 (kapasitas hingga 75 orang).

Capella 1 dan 2 terletak di lantai 1, satu lantai dengan restoran dan kolam renang. Sedangkan Capella 3 di lantai 3. Kemarin, waktu sedang menemani anak berenang, saya sempat melihat Capella 1 dan 2. Tapi karena sedang dibersihkan karena baru selesai digunakan, saya tidak melihat ke dalam. 

Ruang Meeting *Sumber foto : website Hotel Ara Serpong*

Satu hal yang paling saya sukai adalah akses internet yang sangat cepat. Menurut Duty Manager Hotel Ara, Bapak Moh. Akbar, internet yang disediakan adalah 50mbps. Seneng ya! :D Sebagai blogger dan pengguna medsos yang aktif, internet kencang seperti ini bener-bener bikin bahagia. Bisa online kapan saja tanpa kendala. Saya sempat mencoba men-download aplikasi dan menonton video di youtube, Alhamdulillah lancar tanpa hambatan. Dan itu berlaku di semua tempat di Ara Hotel lho. Dari kamar, koridor, tempat spa, resto, area kolam renang, dan di mana saja selama di dalam Ara Hotel.

SPA & Wellness


Yes, ini dia tempat yang asik buat memanjakan diri. Meski cuma liburan akhir pekan, tentunya ingin lebih banyak bersantai-santai dan bermanja-manja dengan waktu ya. Nggak terburu-buru untuk melakukan ini itu. Makan dengan santai, tidur agak larut, main air di kolam juga tidak terburu-buru, pokoknya serba santai. Nah, di antara kegiatan-kegiatan yang tidak buru-buru itu, ada lagi nih yang bisa saya lakukan saat stay di Hotel Ara, yaitu body spa. Jadi, di sini saya tidak cuma memanjakan mata, lidah, pikiran, dan perasaan saja, tapi juga tubuh dan kulit.

Saya bertemu Ibu Rita, therapist spa Htel Ara. Ada 4 menu spa yang ditawarkan olehnya, yaitu:
1. Refreshing package Rp 325.000 (120 menit)
2. Body Scrub Rp 275.000 (75 menit)
3. Traditional Massage Tuina Rp 225.000 (90 menit)
4. Aromatherapy Acupressure Rp 200.000 (60 menit)

Lumayan lah ya harganya. Tapi karena saya menginap di Hotel Ara, saya mendapatkan discount harga sebesar 20% untuk menu apa pun.  

Sedang tanya2 menu spa dengan Ibu Rita, Therapist Spa Hotel Ara

Namanya wanita, selalu senang ya kalau untuk urusan perawatan badan. Apalagi dilakukan di tempat yang nyaman, relaksasi ini jelas bikin bahagia. Hati senang, badan pun jadi bugar.

Asyiknya menikmati akhir pekan di Hotel Ara, sampai tidak terasa waktu untuk check-out sudah tiba. Namanya akhir pekan, cuma menginap 2 hari 1 malam saja. Senin anak-anak sudah mesti kembali ke sekolah. Datang Sabtu siang, Minggu siang sudah harus kembali. Anak-anak senang meski hanya “pindah tidur” satu malam. Waktu hendak pulang, yang bungsu sampai bilang, “Besok ke sini lagi ya, Ma. Hotelnya asik. Perosotan di kolamnya seru.” 


Iya, semua senang dan puas. Hotelnya nyaman, bikin betah. Makanannya juga beragam dan enak. Buat yang ingin tinggal lebih lama, dijamin tidak membosankan.


A post shared by Katerina (@travelerien) on


Nah, buat yang ada rencana untuk menikmati akhir pekan di hotel, Hotel Ara Serpong bisa jadi pilihan. Yang punya urusan bisnis di sekitar Serpong juga bisa jadikan hotel ini sebagai pilihan. Coba deh. 

Oh ya, saat ini Hotel Ara memberikan promo Wet and Breakfast dengan harga Rp 100.000net/orang dan anak-anak usia 6-12 tahun Rp 50.000net/orang. Tertarik?
 



Untuk info lebih lengkap mengenai Hotel Ara Serpong bisa hubungi ke nomor berikut:

Hotel ARA Serpong
Tel +62 21 292 05 999
Fax+62 21 293 18 999
Email : reservation@arahotelserpong.com
Website : http://www.arahotelserpong.com/
Address: Paramount Skyline Complex Jl. CBD Barat Lot #1 Gading Serpong, Tangerang 15836 - Banten



*Semua foto oleh Katerina, kecuali foto Ruang Meeting sumbernya dari website Hotel Ara Serpong.
*Staycation di Hotel ARA Serpong pada tgl. 18-19 Februari 2017

Video weekend staycation at Hotel Ara Serpong

Jelajah Rasa di Yugo Restaurant Hotel Ara Serpong

$
0
0
kuliner serpong


Staycation di Hotel Ara Serpong pada tanggal 18-19 Februari lalu menambah pengalaman kuliner baru untuk saya. Makanan dan minuman yang tersedia di restorannya menarik untuk diceritakan. Mulai dari suguhan welcome fruit, menu makan siang, menu dinner, hingga menu sarapan. Saya dan keluarga memilih untuk merasakan sepenuhnya beraktivitas di dalam hotel, termasuk untuk urusan makan/minum. Jadi, apa yang ada di restoran hotel, itu yang kami jelajahi selama tinggal.

Untuk pengalaman menginap di Hotel Ara Serpong, sudah saya tulis pada postingan sebelumnya. Dapat dibaca di sini: Akhir Pekan Menyenangkan Bersama Keluarga di Hotel Ara Serpong 

Fried Banana; welcome fruit Hotel Ara Serpong

Welcome Fruit

Di Hotel Ara, suguhan selamat datang untuk tamu disebut Welcome Fruit, yakni berupa buah-buahan seperti apel atau jeruk. Sedangkan untuk tamu VIP berupa pisang goreng/Fried Banana yang disajikan bersama saus chocolate. Jumlahnya hanya dua potong. Sedikit tapi memiliki rasa yang istimewa. Welcome fruit biasanya disajikan di dalam kamar. Namun, tamu bisa memintanya di restoran jika menghendakinya. Waktu datang ke hotel, usai check-in saya langsung ke resto, mengajak keluarga untuk makan dan minum dulu. Nah, karena tidak langsung ke kamar, kami request welcome fruit diantar ke resto.

pas untuk dinikmati berdua

Yugo Restaurant

Yugo Restaurant bertempat di lantai 1 Hotel Ara. Terdiri dari ruang makan indoor dan outdoor (smoking area). Bagian luarnya menghadap kolam renang dan menyatu dengan Anima Bar. Restoran ini menjadi tempat sarapan tamu hotel, sekaligus tempat untuk makan siang dan malam. Saat sarapan, aneka menu disajikan di dalam ruang restoran. Pada Sabtu malam, sajian menu ala bufe diletakkan di bagian luar resto. Berderet menempel pada dinding luar resto. Ada live cooking untuk membuat sayur tumis dan memanggang aneka seafood. Untuk makan siang tamu bisa memesan menu ala carte. Jika bersama rombongan besar biasanya makanan disajikan ala bufe. 



Menu Makan Siang

Yugo Restaurant memiliki menu-menu Jepang sebagai menu andalan. Di antaranya Chicken Bento, Fried Futomaki, dan Lava Vulcano. Menu Nusantara tetap ada, misalnya Nasi Goreng Buntut dan lainnya. Kita tinggal fokus saja pada menu yang kita sukai.

Menurut Executive Chef Yugo Restaurant, Bapak Herwindo Adjie, menu Jepang yang disediakan adalah menu-menu kekinian yang diselaraskan dengan jiwa anak muda kekinian. Yang fresh, dinamis, dan modern.

Ada beberapa minuman yang menjadi rekomendasi chef Windo, diantaranya Green Hazelnut Latte, Rood Rooster, Virgin Mojito dan Ginger Honey Tea. 

Nasi Goreng Buntut Rp 66.550/nett

Fried Futomaki Rp 72.600/nett

Chicken Teriyaki Bento Rp 108.900/nett

Lava Vulkano Rp 48.400nett

Aneka Minuman Segar dan Menyehatkan

Green Hazelnut Latte merupakan minuman Best Seller di Yugo Restaurant. Terbuat dari campuran Matcha Green Tea Syrup, Jasmine Tea, Simple Syrup, Fresh Milk, Hazelnut Syrup. Toppingnya Cherry dan Whipp Cream. Manis dan menyegarkan. Minuman ini dibandrol Rp 35.090/nett.

Red Rooster terbuat dari buah naga, pineapple, simple syrup, cherry watter dan cherry sebagai topping. Red Rooster jadi minuman promo di bulan Februari. Menurut staf resto, jika minuman ini disukai oleh tamu, makan akan masuk ke dalam daftar minuman di buku menu. Apakah saya menyukainya? Tentu! Karena buah naga adalah buah kesukaan saya. Dicampur nanas dan syrup membuat minuman ini jadi terasa sangat segar. Per gelas Rp 29.999/nett.

Virgin Mojito terbuat dari campuran Mint leave, lime squeeze, mint syrup, simple syrup dan top w/sprite. Rp 42.350/nett.

Ginger Honey Tea terbuat dari tea, giner, simple syrup dan madu sebanyak 60 ml. Minuman hangat lagi sehat dan menyegarkan ini dibandrol Rp 30.250/nett per teko. 

Green Hazelnut Latte Rp 35.090/nett

Red Rooster dan Virgin Mojito

Ginger Honey Tea

Dinner BBQ

Spesial dinner BBQ hanya tersedia tiap Sabtu malam. Aneka menu makanan disajikan ala bufe di bagian luar restoran yang menghadap ke kolam renang hotel. Menu dinner ini menjadi surganya para penggemar seafood. Ada ikan, udang, cumi-cumi, kerang, dan sosis (ayam & ikan). Dipojok meja hidangan, dekat tulisan “Hawaiin specta night”, ada live cooking. Seorang juru masak dengan wajan flat untuk menumis sayuran, dan 2 orang di meja lainnya yang bertugas memanggang/membakar seafood.

Ditengah kesibukan juru masak meladeni permintaan untuk membuat tumisan atau memanggang seafood, penyanyi pun sibuk menghibur para tamu yang sedang makan dengan lagu-lagu kekinian. Tiap Sabtu malam memang ada live music performance. Panggung kecil di restoran (ourdoor) yang berdampingan dengan Anima Bar, jadi tempat penyanyi tampil hingga waktu dinner selesai. Meski hidangan makanan ditaruh di luar resto, tamu boleh duduk makan di dalam resto. 











Menu Sarapan

Hotel Ara Serpong adalah hotel bintang tiga. Namun hotel ini mempunyai sajian istimewa untuk sarapannya. Banyak variasi, sehingga banyak pilihan. Yang menarik, baru kali ini di Serpong saya menemukan hotel yang punya menu Cawan Mushi dan Sushi dalam menu sarapannya.

Main course dalam menu brekfast terdiri dari nasi putih, nasi goreng nanas, soun goreng, chicken & beef saussage, pokcoy saus jamur, potatoes wedges, ayam saus rosemery.

Speciality-nya Sushi dan Cawan Mushi.

Terdapat egg corner, dan pancake. Sereal, slice fruite, dan salad bar.

Untuk traditional menu tersedia opor telur, orek tempe, soun goreng, nasi rames, ubi goreng, bubur mutiara, dan bubur benteng.

Kind of bread terdiri dari croissant, donut, toast bread, roti gandum, dan danish.

Sedangkan minumannya tersedia mineral water, infused water, orange juice, juice sirsak, fresh milk, chocolate, coffee, dan tea.

Banyak ya? :D Untuk hotel bintang tiga menurut saya sih banyak. Spesial pula ada menu Cawan Mushi dan Sushi itu.

Waktu sarapan mulai pukul 6 pagi sampai pukul 10. 








Speciality: Cawan Mushi dan Sushi



Liburan akhir pekan di Hotel Ara Serpong terasa menyenangkan dan mengesankan buat kami sekeluarga. Kulinernya beragam dan cita rasanya pun istimewa. Menu Jepangnya paling disukai oleh anak-anak. Nasi Goreng Buntut paling juara bagi suami saya. Sedangkan saya, semua minumannya jadi favorit! :D

Mudah-mudahan melalui catatan sederhana ini bisa bermanfaat bagi pembaca yang berencana akan berkunjung dan menjadi tamu Hotel Ara Serpong. Bisa punya gambaran kuliner apa saja yang bisa dinikmati di restoran hotel. 

Menggunakan induction cooker yang canggih untuk menjaga kualitas makanan

Untuk info lebih lengkap mengenai Hotel Ara Serpong bisa hubungi ke nomor berikut:

Hotel ARA Serpong
Tel +62 21 292 05 999
Fax+62 21 293 18 999
Email : reservation@arahotelserpong.com
Website : http://www.arahotelserpong.com/
Address: Paramount Skyline Complex Jl. CBD Barat Lot #1 Gading Serpong, Tangerang 15836 - Banten



*Semua foto oleh Katerina.
*Staycation di Hotel ARA Serpong pada tgl. 18-19 Februari 2017

Expose Pariwisata Banyumas

$
0
0


“Banyumas bukan hanya Baturraden.”

Sebuah kalimat pendek, tapi begitu melekat dalam ingatan saya. Diucapkan beberapa kali, seolah hendak mendobrak anggapan yang selama ini terlalu kuat menancap dalam pikiran saya, mungkin juga kebanyakan orang.

"Banyumas bukan hanya Baturraden, tetapi masih banyak objek wisata yang tidak kalah menarik," ucap Drs. Saptono Supriyanto, Kadisbudpar Banyumas pada awak media dan blogger.

Ya, hari itu Rabu 1 Maret 2017, saya menghadiri acara Expose Pariwisata dalam Rangka Promosi Pariwisata Nusantara di Rumah Makan Handayani, Matraman Jakarta Timur. Selain Bp. Saptono, hadir juga Djoko Haryanto Kepala UPT Pariwisata Baturraden, Eko Priyono Putro Kasi Pemasaran dan Promosi Pariwisata Banyumas, dan Anita Ekawati Staf Teknis Dinporabudpar sebagai pembicara. 

Undangan yang hadir di acara Expose Pariwisata bersama Pemkab Banyumas
 
“Selain Baturraden, Banyumas juga memiliki banyak wisata yang masih belum banyak diketahui. Di antaranya wisata air terjun yang jumlahnya ratusan, sehingga ada yang menyebut Banyumas negeri 1001 Curug (air terjun). Jadi tidak hanya Baturraden yang ada di Banyumas. Ada 1000 curug yang bisa dikunjungi, selain itu wisata sejarah dan wisata religi juga ada," lanjut Saptono.

Menarik bukan? Bagi saya iya. Apalagi saya memang penasaran dengan Pariwisata Banyumas. Nama Purwokerto sebagai ibukota Kabupaten Banyumas tidak asing buat saya. Sekitar 7 tahun lalu saya pernah singgah di kota tersebut saat dalam perjalanan dari Kebumen menuju Yogyakarta. Ada om dari suami yang tinggal di sana. Hanya mampir sesaat, belum jalan kemana-mana. Dan dari sana pula saya tahu tentang Baturraden, meski tidak sempat berkunjung.

Dari pengalaman pernah mampir di Purwokerto itulah muncul keinginan untuk mengenal wisata Banyumas. Nah, acara Expose Pariwisata dalam Rangka Promosi Pariwisata Nusantara ini memberi jalan bagi saya untuk mengenal wisata Banyumas lebih jauh. 



Lomba menulis Blog Expose Banyumas

Sebelum saya bercerita lebih lanjut, saya sampaikan bahwa Dinporabudpar Kabupaten Banyumas menggelar lomba menulis blog dengan tema Expose Banyumas yang meliputi kuliner, wisata, dan budaya. Periode lomba 1 maret – 31 Maret 2017. Syarat tulisan minimal 500 kata. Lomba ini berhadiah jalan-jalan ke Banyumas untuk 2 pemenang kategori blogger dan 2 pemenang kategori wartawan.

Banyumas Selayang Pandang

Wilayah Kabupaten Banyumas terletak di sebelah barat daya dan merupakan bagian dari Propinsi Jawa Tengah. Luas wilayah Kabupaten Banyumas +/- 1.327,60 km2 atau 132.759,56 ha dengan keadaan wilayah antara daratan dan pegunungan, dengan struktur pegunungan terdiri dari sebagian lembah serayu untuk tanah pertanian, sebagian dataran tinggi untuk pekarangan dan pemukiman, dan sebagian pegunungan untuk perkebunan dan hutan tropis terletak di lereng Gunung Slamet sebelah selatan.

Wisata Baturraden - Sumber foto www.initempatwisata.com

Lokawisata Baturraden


Lokawisata Baturraden berada di lereng Gunung Slamet pada ketinggian 640m di atas permukaan laut. Baturraden hanya berjarak 14km arah utara kota Purwokerto, memiliki suhu udara antara 18-25 derajat Celcius. Di sini wisatawan dapat menikmati panorama Gunung Slamet, atraksi air terjun bebas anak-anak Baturraden di air terjun Gumawang dan wisatawan pun akan betah berlama-lama di sini karena Lokawisata Baturraden menyediakan berbagai fasilitas seperti : Kolam luncur di alam yang indah, rekreasi taman air dengan sepeda airnya di alam pegunungan yang sejuk dan nyaman membawa kesan tersendiri dan romantis bagi wisatawan, kereta mini, kolam renang air dingin yang dialiri dari mata air Gunung slamet, taman lalu lintas dengan fasilitas mobil genjot, sumber air panas Pancuran Tujuh yang mengandung belerang, cascade, theater alam, Telaga Sunyi, dan kios-kios bunga yang menyediakan beraneka ragam jenis bunga dan tanaman bonsai.

Pancoran Tujuh

Pancoran Tujuh berjarak sekitar 2,5km arah barat lokawisata Baturraden dapat ditempuh dengan berjalan kaki atau kendaraan. Pancuran Pitu mempunyai tujuh buah pancuran yang terbentuk secara alami. Sumber air panas ini bersuhu sekitar 70 dc dan banyak mengandung belerang sangat baik untuk therapy pengobatan sakit tulang, rheumatik dan penyakit kulit.

Banyumas Negeri 1001 Curug

Curug Gumawang. Air terjun ini terletak di dalam lokawisata Baturraden. Memiliki ketinggian sekitar 25 meter. Airnya sangat jernih dan membentuk telaga kecil di bawahnya. Banyak anak-anak di sekitar Baturraden melakukan atraksi lompat dari puncak air terjun dan menyelam untuk mengambil uang logam yang dilempar oleh pengunjung.

Curug Cipendok. Air terjun ini mempunyai ketinggian sekitar 80 meter. Terletak 25 km arah barat kota Purwokerto tepatnya di kecamatan Cilongok dan dapat dicapai dengan kendaraan dalam waktu 30 menit.

Curug Ceheng. Curug ini mempunyai ketinggian sekitar 30 meter, terletak 11 km arah timur laut Purwokerto, berada di Kecamatan Sumbang.

Small World, Ketengger-Baturrraden
Taman Miniatur Dunia (Small World) berlokasi di jalan raya Ketenger, Baturraden. Small World akan mempunyai kurang lebih 150 miniatur bangunan bersejarah terkenal di seluruh dunia dengan luas lahan sekitar 4 hektar dan waktu 3 tahun sampai tahap penyelesaiannya. Miniatur-miniatur dunia ini dibuat pada skala 1:25, akan menjadi tempat wisata pedidikan, yang dapat membuka wawasan kita, khususnya bagi anak-anak.

Wisata Museum

Museum BRI. Museum ini merupakan satu-satunya museum perbankan di Indonesia. Terletak di Jl. RA Wiriaatmadja Purwokerto. Didirikan oleh raden Aria Wiriaatmadja pada tahun 1895.

Museum Jend.Soedirman. Museum ini berisi foto-foto dan relief yang menggambarkan perjuangan Panglima Besar Jenderal Soedirman dan sejarah bangsa Indonesia dalam perang kemerdekaan 1945

Museum Wayang Sendang Mas. Terletak di Kecamatan Banyumas yang menyimpan berbagai koleksi wayang dan berbagai benda purbakala.

Masjid Saka Tunggal dan Taman Kera Wangon. Terletak di Kecamatan Wangon atau 30km arah barat daya Kota Purwokerto. Dibangun pada tahun 1872M/1288H dan hanya memiliki satu pilar utama. Di lokasi ini juga dihuni oleh kera-kera jinak yang dapat diajak bercengkrama.

Goa maria (Maria Cave). Wisata ziarah ini terletak di Desa Kaliori, Kecamatan Kalibagor atau 13 km arah tenggara Kota Purwokerto. Prakarsa dan pembangunan tempat ziarah ini bermula dari beberapa aktivitas Umat Katolik Banyumas.

Wisata Belanja


Batik Banyumas (Banyumas Batik Painting). Motif batik Banyumasan pembuatannya ada dua macam yakni: batik tulis dan batik cap. Batik Banyumasan mempunyai kekhasan, baik dilihat dari motif maupun pewarnaannya yang mempunyai warna pekat dan tandas. Beberapa motif Banyumasan yang terkenal diantaranya: motif lumbon, babon angrem pring sedapur, jahe serimpang, kanthil dan lain-lain. Bagi wisatawan yang ingin memperoleh dapat berkunjung sambil melihat proses pembuatannya yang terletak di Jl. Mruyung-Banyumas.

Makanan Khas Banyumas. Kabupaten Banyumas mempunyai banyak makanan khas seperti Nopia, getuk goreng dan soto sokaraja, kripik, medoan, jenang jaket, sate bebek, dan aneka jajanan lainnya. 

Salah satu kuliner Banyumas yang saya cicipi: Pia dan Keripik Tempe

Batik Banyumas

Banyumas Event

Kirab hari jadi Kabupaten Banyumas
 
Prosesi Kirab Pusaka dilaksanakan dalam rangka peringatan Hari Jadi Kabupaten Banyumas setiap tanggal 22 Februari. Kegiatan prosesi ini diawali dengan ziarah ke makam Raden Joko Kaiman BUpati Banyumas petama di desa Dawuhan Kecamatan Banyumas. Kemudian dilanjutkan dengan syukuran dan ruwat (wayang kulit pada siang hari) di pendopo duplikat Si Panji. Hari berikutnya dilaksanakan prosesi kirab pusaka. Adapaun pusaka yang dikirab terdiri dari keris Kyai Gajah Endra, Keris Nyai Nalapraja, Tombak Kyai Genjring dan Kitab Stambul. Ditmapilkan dalam visualisasi dari Adipati Mrapat (julukan/gelar Raden Joko Kaiman Bupati Banyumas pertama) dengan keluarga dan subamanggala. Prosesi dari pendopo Wakil Bupati menuju pendopo Si Panji yang berjarak sekitar 1 kilometer. Setelah prosesi kirab selesai dilanjutkan pesta rakyat dengan menampilkan aneka kesenian Banyumas digelar di alun-alun Purwokerto. 

Kirab hari jadi Banyumas - Sumber www.banyumaskab.go.id


Festival Serayu Banyumas
Festival Serayu dilaksanakan pada bulan Juli setiap tahunnya. Ada dua acara yang diadakan yaitu Balapan Perahu Pasir dan Festival Perahu Hias. Balapan Perahu Pasir diikuti oleh para penambang pasir di wilayah Kabupaten Banyumas. Sedangkan Festival Perahu Hias diikuti oleh SKPD, BMUD dan Perbankan di Kabupaten Banyumas.

Banyumas Extravaganza
Banyumas Extravaganza merupakan event unggulan tahunan berupa Karnaval Seni dan Budaya Banyumas sebagai salah satu ajang promosi pariwisata dengan menampilkan berbagai jenis kesenian khas Banyumas serta produk kerajinan lokal. Peserta Karnaval terdiri dari para komunitas pelaku seni, sekolahan, BUMN/BUMD dan swasta.

Pemilihan Kakang dan Mbekayu Duta Wisata Banyumas. Dilaksanakan secara rutin oleh Pemerintah Daerah melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Banyumas yang untuk selanjutnya para juara akan dilombakan ditingkat Propinsi Jawa Tengah.

Seni dan Budaya Banyumas

Tari Lengger & Calung Banyumasan. Tari ini dibawakan oleh dua orang wanita atau lebih dengan diiringi alat musik calung dan seorang sinden. Dahulu tarian ini dimainkan untuk menyambut datangnya masa panen tetapi sekarang lebih sering dipentaskan untuk menaymbut tamu agung sebagai tarian selamat datang. Calung adalah musik tradisional dengan perangkat terbuat dari bambu wulung. Perangkat musik calung terdiri dari gambang barung, gambang penerus, dhendhem, kenong, gong dan kendhang. 

Tari Lengger - Sumber www.antarayogya.com


Wayang Kulit Gragag Banyumasan. Jenis pertunjukkan wayang kulit yang bernafas Banyumas. Lakon-lakon yang disajikan dalam pementasan tidak berbeda dengan wayang kulit purwo, yaitu bersumber dari kitab Mahabrata dan Ramayana. Spesifikasi wayang kulit gragag Banyumasan adalah terletak pada tehnik pembawaannya yang sangat dipengaruhi oleh latar belakang budaya masyarakat Banyumas.

Kesenian Kenthongan. Disamping sebagai alat siskamling, kenthongan juga telah diekmas menjadi seni musik yang sangat artistik dan dinamis. Di Banyumas musik kenthongan telah menjadi festival tahunan dalam rangka memeriahkan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia.

Ebeg/Kuda Lumping. Sebuah tarian yang dibawakan dengan menggunakan kuda-kudaan yang terbuat dari anyaman bambu diiringi alat musik gamelan dan dipimpin oleh seorang Penimbul/dalang ebeg. Pada puncak aktifitasnya para penari akan kesurupan sambil makan bunga, pecahan kaca, dan biji padi sambil dicambuk oleh sang penimbul.

Kirab Prosesi Pusaka Banyumas. Dilaksanakan dalam rangka hari jadi Kabupaten Banyumas setiap tanggal 22 Februari. Pusaka yang dikirab terdiri dari keris, tombak dan kitab stambul. Turut serta dalam prosesi ini adalah visualisasi dari Adipati Mrapat.

Prosesi Grebeg Suran (Ruwat). Dilaksanakan pada bulan sura setiap Selasa/Jumat Kliwon di lokawisata Baturraden. Prosesi ini sebagai ungkapan rasa syukur terhadap Tuhan Yang Mesa atas limpahan karuniaNya berupa hasil panen. Acara ini diawali dengan kirab hasil bumi berupa Robyong yang berisi ketela pohon, padi, jagung, dilengkapi pula dengan tumpeng pancawarna.

Prosesi Jimat Kalisalak. Prosesi pencucian Jimat Kalisalak, Kecamatan Kebasen, dilaksanakan setiap tanggal 12-13 Rabiul Awal. Biasanya benda-benda pusaka yang dijamas berupa uang logam, peluru/pelor, daun lontar dan kendil.

Prosesi Jimat Kalibening. Prosesi penjamasan/pencucian pusaka yang ada di desa Kalibening Banyumas yang dilaksanakan setiap tanggal 12 Maulid. Proses penjamasan pusaka ini menggunakan air yang diambil dari sumur pesucen.

Prosesi Unggah-Unggahan Jatilawang. Prosesi ini dilaksanakan di makam Bonokeling Desa Pekuncen – Jatiawang setiap bulan satu minggu sebelum datangnya bulan puasa. Peserta selamatan biasanya membawa binatang peliharaan seperti kambing atau sapi untuk dimasak secara masal yang disebut “Becek”.

Prosesi Jaro Rojab. Upacara Jaro Rojab adalah prosesi penggantian Jaro (Pagar) lama dengan jaro baru di komplek makam Kyai Tulih yang terletak di sekitar Masjid Saka Tunggal Wangon, dilaksanakan setiap tanggal 10 Rajab.

Dreamland Ajibarang - Sumber : radarbanyumas.co.id

Taman Rekreasi

Andang Pangrenan. Taman rekreasi ini terletak di Jl. Wahid Haasyim Purwokerto (eks. Terminal), selain sebagai tempat rekreasi keluarga juga sebagai tempat wisata budaya, olah raga dan pusat wisata kuliner yang terlengkap dan terbesar di Jawwa Tengah bagian barat daya. Di sini, wisatawan dapat menikmati beberapa fasilitas antara lain: Gedung Utama yang memiliki dua lantai. Lantai satu untuk ruang pameran dan souvenir sedangkan lantai dua untuk franchise dengan aneka kuliner yang berstandar internasional, serta didukung 13 unit tenda Pujasera, 6 unit kafe, sarana bermain anak, wisata therapi, serta panggung hiburan.

Balai Kemambang. Taman ini merupakan salah satu sarana rekreasi keluarga yang terletak di pusat Kota Purwokerto. Di sini wisatawan dapat menikmati beberapa fasilitas seperti : Taman Bunga, Telaga/Kolam dengan ikan mas, serta beraneka fasilitas mainan anak.

Dreamland Ajibarang. Merupakan kawasan wisata air yang terletak di Jalan Raya Pancasan Ajibarang. Banyak terdapat wahana rekreasi seperti Kolam Renang Anak, Kolam Renang Paud, Water Boom, Kolam Arus, Jet Sky, Sepeda Air, Gasebo, Taman Reptil, Play Ground, Mandi Bola, Arum Jeram, Taman Aquarium, Taman Bunga, Taman Batu, Flying Fox, dan lain-lain. Bisa dijadikan sebagai pilihan yang tepat wisata yang menyehatkan dan mendidik.

Sarana Wisata

Sebagai salah satu destinasi wisata propinsi Jawa Tengah, Kabupaten Banyumas dan Purwokerto sebagai ibu kota kabupaten telah memiliki berbagai sarana penunjang pariwisata seperti hotel berbintang, villa, restaurant & rumah makan, karaoke, dikotik, kafe, pusat perbelanjaan modern, pusat oleh-oleh khas Banyumas, terminal bus, stasiun kereta api, angkutan kota, taxi, dan taman-taman kota yang representatif.

Cara Menuju Banyumas

Untuk mencapai daerah Banyumas dapat menggunakan transportasi darat, yang dapat dilakukan dengan berbagai armada angkutan, baik bus antar propinsi maupun bus antar kota yang menghubungkan kota-kota di seluruh Pulau jawa, terutama tujuan Jakarta, Bandung, Solo, Surabaya, Yogyakarta, maupun Semarang. Di samping melalui jasa bus juga dapat dicapai dengan alat transportasi Kereta Api dari berbagai arah di Pulau Jawa. 

Peta Kabupaten Banyumas

Ternyata benar ya Banyumas itu bukan tentang Baturraden saja. Kabupaten ini mempunyai banyak harta harun wisata yang menarik untuk dikunjungi. Kita tinggal luangkan waktu dan siapkan dana saja untuk datang dan menikmati keindahannya. Apalagi fasilitas pendukung pariwisata Banyumas sudah mumpuni. Jumlah hotel berbintang saja kini sudah mencapai 14 hotel dan akan bertambah lagi. Sedang hotel nonbintang ada 600-an.

Seperti yang disampaikan oleh Bp. Saptono, yuk mari kita ekspose pariwasata Banyumas yang selama ini belum diketahui banyak wisatawan. Di Banyumas banyak lokasi menarik yang tidak kalah dengan daerah lain yang terdapat di Indonesia.
 
Kapan berkunjung ke Banyumas? ^_^

Kulineran di Lemongrass Cafe & Resto Bogor

$
0
0


Jalan-jalan ke Bogor bersama keluarga, menikmati suasana Kota Hujan di musim hujan. Bulan Februari memang masih sering diguyur hujan, belum jua berjeda. Turunnya tak tentu. Kadang pagi, siang, sore, atau pun malam hari. 

Acara family day dari sekolahnya anak jadi alasan kami ke Bogor. Karena acara ini untuk keluarga, pastinya kami sebagai ortu ingin hadir. Sekalian biar bisa silaturahmi dengan para wali murid dan guru. Jadi, mau hujan atau enggak, pantang mundur. 

Kompak pakai kaos Dhikr, usulannya Teh Rini (istri Aa Gym). Hayo yang mana Teh Rini? :D

Alhamdulillah ternyata sepanjang hari langit cerah. Perjalanan dari BSD menuju Bogor via tol lancar jaya. Kebun Raya Bogor yang menjadi lokasi acara pun dapat dicapai dalam waktu 1 jam saja. Padahal hari itu hari Minggu, harinya orang berseliweran untuk menikmati akhir pekan. Jalan tol biasanya padat. 

Sisa hujan semalam masih ada, lapangan Randu yang dibalut rumput-rumput tampak basah. Sepatu-sepatu kami berkubang tanah becek. Sepatu warna putih jadi coklat, yang kinclong jadi kotor. Ga masalah. Yang penting semua hepi dan seluruh kegiatan bisa diikuti dengan penuh kegembiraan. 

Becek-becekan ikut games keluarga yang diadakan oleh sekolahnya anak :D

Acara famday hanya sampai tengah hari. Setelah itu semua kembali ke rumah masing-masing. Berhubung seluruh keluarga datang dengan kendaraan sendiri (bukan naik bus rombongan), jadi usai acara bisa melipir kemana saja. Nah, kami pun demikian. 

Mumpung sudah di Bogor, sayang kalau nggak dituntaskan dengan wisata kuliner. Yak, apalagi Bogor itu kan punya banyak tempat kuliner yang seru banget buat dicoba. Entah itu menarik karena makanannya memang enak dan unik, atau karena tempatnya yang kece dan bagus banget buat jadi tempat makan sambil foto-foto (ulala foto-foto :D )

Main bubble sama Humayra di Kebun Raya Bogor

Sebelum lanjut kulineran di luar area Kebun Raya Bogor, kami keliling Kebun Raya dulu. Pinginnya sih langsung keluar, meluncur ke beberapa tempat kuliner yang sudah saya incar. Tapi karena sudah masuk waktu zuhur, suami ngajak salat dulu di masjid Kebun Raya dekat lapangan tempat acara famday. 

Usai solat nyoba  jajan es krim gerobak kepinginannya anak. Gerobak es krim ini memang disediakan oleh pengelola kebun raya. Terdapat di beberapa tempat di dalam kebun raya. Salah satunya di depan masjid.Food truck pun ada. Kami sempat jajan bakso dan cemilan-cemilan dulu. Setelah itu baru keliling. Sesekali duduk di bangku-bangku bawah pohon menikmati segarnya udara kebun raya yang dipenuhi oleh pohon-pohon besar dan tua. Terakhir ke Kebun Raya Bogor sekitar 3 tahun lalu. Meski cukup kerap jalan ke arah Bogor, tapi jarang mampir ke Kebun Raya. Biasanya di Bogor sekedar singgah untuk makan atau membeli sesuatu saja.

Jajan es krim di Kebun Raya Bogor


Food Truck di Kebun Raya, memudahkan jajan saat lapar
Kaos Dhikr-nya lembut dan adem banget di badan, suka banget pakainya!


Ini akar kan? Gede dan kuat juga buat ayun2an :D

Lemongrass Café & Resto Bogor saya pilih sebagai tempat untuk kulineran. Kunjungan saya ke resto ini berawal dari foto makanan yang diposting di IG yuk Annie Nugraha. Selain penampilan makanannya yang amat menarik, restonya pun cakep. Maka, terbersitlah niat dalam hati. Jika nanti ke Bogor, saya mau mampir ke Lemongrass. Eh, tiga hari kemudian beneran ke Bogor. Acara famday anak. Kebetulan banget kan. Sudah pasti nggak ingin melewatkan ke Lemongrass.
 
Tampak depan Lemongrass

Untuk mencapai Lemongrass, sejak keluar dari Kebun Raya kami mengandalkan Google Map untuk mencari lokasi. Menurut Google, waktu untuk sampai ke lokasi sekitar 10 menit saja. Terlihat dekat sih. Tapi ternyata pakai muter-muter segala karena beberapa ruas jalan hanya untuk satu arah. Sempat kena macet di beberapa titik. Mungkin sekitar 20 menit baru sampai.  


Jalan samping menuju pintu masuk resto
Depan pintu masuk, bagian samping resto

Resto Lemongrass terletak di Jl. Padjadjaran No.21, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor. Lokasinya di pinggir jalan. Letak bangunannya agak menjorok ke dalam. Area parkir tidak terlalu luas. Tapi lumayan bisa menampung kurang lebih 20-an mobil. Ada petugas parkir sekitar 3 orang. Bagian depan bangunan dikelilingi kolam yang jernih, serta taman yang asri dan cantik. Ada nama Lemongrass pada tembok samping kiri bangunan.

Pintu masuk resto ada di samping dan agak ke belakang. Hal yang tidak biasa karena pintu masuk biasanya ada di depan. Ada semacam lorong kecil yang bila dilewati akan membawa kita pada pintu samping tersebut. Di sana ada nama Lemongrass lagi, pada tembok yang dikelilingi tanaman-tanaman segar. 

Tempat makan di bagian belakang resto


Cantik tempatnya
Suasana di luar yang tadinya sepi, langsung berubah ketika saya masuk. Di dalam ternyata begitu ramai. Meja-meja penuh. Orang-orang yang baru datang mesti antri sampai pengunjung lain keluar dulu.  Ruang atas dan bawah penuh semua. Begitu pula area outdoor pada bagian belakang resto. Kami pun akhirnya masuk barisan antrian dan menunggu sekitar 10 menit.

Bikin penasaran kenapa sampai ramai betul. Kalau saya lihat, suasana restonya memang cakep banget. Pernak pernik dan dekorasi ruangan boleh dikasih 2 jempol. Apik! Apalagi outodoornya. Anak kekinian bilang, ini resto instagramable banget. Kalau buat foto-foto, di sudut manapun oke. Desain interior resto ini memang jempolan. Nama Lemongrass ternyata bisa ditemui di banyak tempat. Di lantai dasar saja ada 4. Mungkin sengaja biar pengunjung yang suka foto-foto bisa berfoto dengan latar nama Lemongrass di banyak tempat. 

dua lantai

Nah, bagaimana dengan citarasa makanannya? Mesti coba dulu tentunya. Sore itu kami tidak dalam rangka untuk makan berat. Selain masih sore, kami juga dalam keadaan belum terlalu lapar. Rencananya makan berat di BSD saja. Pas pulang. Di Lemongrass hanya ingin makan yang ringan-ringan saja. Tapi kalau dibilang ringan nggak juga sih. Lha wong saya pesen mie ayam he he.  

Sabar nunggu pesanan

Saya kan penasaran sama dessertnya, maka itu yang jadi incaran. Nggak banyak yang kami pesan, hanya 3 porsi Snow Ice Cendol, 1 Roti Tissue, 2 porsi Congfan udang, 1 Mie Ayam, dan beberapa minuman. Congfan ini makanan kesukaan kami sekeluarga. Makanya pesan 2 porsi. Buat saya rasanya enak dan mengenyangkan. He he. Padahal niatnya nggak nyari kenyang. 

Roti Tissue
 
Snow Ice cendol banyak isinya. Manisnya pas. Nggak bikin eneg. Kami berempat pada suka. Oh ya, harusnya kami berlima. Tapi anak bujang sedang ada kegiatan di skul, jadi panitia event, makanya nggak bisa gabung. Kalau mie ayam, hmm…terus terang saya nggak habis. Entah karena sudah kenyang oleh congfan dan es cendol itu, atau karena porsi mie-nya kebanyakan. Mie ayamnya enak tapi menurut saya belum bisa disebut istimewa.  

Snow Ice Cendol Campur

Ada banyak pilihan menu. Mulai dari aneka toast yang terdiri dari Kaya Toast original/pandan, Lemongrass Toast, Nutella Toast, Roti Tissue / Roti Prata (original, nutella, nutella keju, nutella milo, coklat/keju, coklat keju), Dimsum, Dimsum Goreng, Soup & Salad, Nasi (nasi lemak, nasi hainam, aneka nasi goreng, dll), Aneka mie, masakan ayam/bebek, sapi, seafood, sayur, kopi/teh, special drink, hingga bermacam desserts. 


Untuk menu lebih lengkap yang tersedia di Lemongrass bisa dilihat di web www.zomato.com. Waktu di Lemongrass saya lupa untuk memotret buku menu.  

Mie Ayam

Harga makanan/minuman di Lemongrass menurut saya masih cukup bersahabat dengan kantong. Untuk harga toast mulai Rp 19.900 sampai Rp 32.900. Dimsum (hakau, siomay, bakpia, cogfan, bubur, lumpia) mulai Rp 19.900 sampai Rp 37.900. Dimsum goreng mulai Rp 19.900 sampai Rp 25.900. Soup dan salad mulai Rp 28.900 sampai Rp 35.900. Aneka nasi mulai dari Rp 8.000 sampai Rp 45.000. Aneka mie mulai dari Rp 25.900 sampai Rp 43.900. Masakan ayam/bebek/sapi/seafood mulai dari Rp 39.900 sampai Rp 129.900. Aneka olahan sayur mulai dari Rp 29.900 sampai Rp 42.900. Minuman kopi/teh mulai dari Rp 8.900 sampai Rp 27.900. Spesial drinks mulai dari Rp 29.900 sampai Rp 35.900. 

Congfan

Banyak pilihan menu dengan harga yang bervariasi. Kita tinggal fokus pada apa yang kita sukai. Soal rasa, kembali ke selera masing-masing. Kadangkala, makanan yang rasanya biasa saja bisa terasa enak ketika kita suka dengan suasana restonya asyik dan bikin nyaman. Kita jadi lupa soal urusan citarasa. Apalagi kalau sedang lapar, apa saja jadi terasa enak he he. Tapi memang kebanyakan kita tetap akan menilai citarasa ketika datang ke suatu restoran.


Kuliner bareng keluarga, minus anak bujang ^_^

Buat yang ingin wisata kuliner di Bogor, coba deh mampir ke Lemongrass. Cocok buat makan-makan bareng keluarga, atau nyemil santai bareng teman dan sahabat. Kalau saya, suka banget sama restonya. Cakep. Beberapa makanan dengan bentuk yang unik dan menarik, bikin anak-anak senang dan menyukainya. 



Video kami saat di Lemongrass



Lemongrass Cafe & Resto
Jl. Padjadjaran No.21, Bantarjati, Bogor Utara, Kota Bogor, Jawa Barat 16153
Jam buka: 10.00–22.00 WIB
Telepon: (0251) 8328800

Jelajah Keindahan Pulau Pisang Pesisir Barat

$
0
0
pulau pisang pesisir barat

Travelerien.com

Pelabuhan Kuala Stabas Krui tampak berseri meski sedang sepi dari seliweran orang-orang. Mungkin yang ingin menyeberang sudah berangkat, atau bisa jadi jadwal kedatangan baru saja lewat. Beberapa pria tampak duduk di warung sambil menyeruput kopi, menikmati pagi. Melewati mereka tanpa sedikitpun melirik cukup membantu saya berjalan lebih cepat ke arah jukung dengan pengemudi yang  mulai berteriak-teriak. 


“Cepat, cepat…cepat naik!

Seruan itu terdengar berulang tiap kali ombak kembali ke laut, sedikit mendatangkan rasa panik. Memang beralasan, sebab dengan cara itu naik jukung jadi lebih mudah. Meski diminta cepat, kami tetap ditunggu karena jaket pelampung orange harus dipakai dulu, cover ransel dipasang, gadget disimpan rapat-rapat, dan bila perlu minum obat anti mabuk dulu agar nyaman selama berlayar. Setelah beres baru naik. 

Jukung-jukung di Pelabuhan Kuala Stabas

“Mundur sini, ke belakang, duduk ke belakang….cepaaat.” 


Bapak pengemudi masih setengah berteriak. Wajahnya tegang. Saya mengikuti perintahnya, menata letak badan di atas perahu yang dikuasainya.

Petualangan dimulai. Jukung menuju lautan, melaju kencang menyeberang ke Pulau Pisang. Sepuluh orang dalam satu jukung, sesuai kapasitas maksimum. Ikut serta ransel-ransel berisi berbagai perlengkapan. Alam semesta tampaknya merestui perjalanan. Dihadiahkannya kami langit biru bersih, matahari bersinar terang, dan angin yang membelai wajah dengan jutaan rasa sayang. 

Tak keliru memilih trip di bulan Maret karena cuaca mulai bersahabat. Berlibur ke pulau sudah aman. Pelayaran ini pun mengandung kebahagiaan. Wajah-wajah teman seperjalanan mengguratkan rasa senang yang tak terkatakan. Saya mengembangkan senyum, mensyukuri nikmat Tuhan yang telah mengantarkan saya ke Pesisir Barat pada waktu yang tepat bersama orang-orang yang tepat. Rejeki sungguh misteri, seperti halnya jodoh. Indah pada waktunya.

Pakai jaket pelampung sebelum naik, biar aman :)

Menyeberang ke Pulau Pisang

Pulau Pisang dapat dilihat dari Pelabuhan Kuala Stabas, seakan begitu dekat. Tapi ternyata perlu waktu tempuh 45 menit untuk mencapainya. Pagi itu tak ada acara berburu atraksi lumba-lumba. Jadwalnya besok, saat kembali ke Pelabuhan Kuala. Fokus pada jelajah daratan Pulau Pisang membuat saya ingin lekas sampai. Meski begitu, mata tetap saja awas menyapu lautan. Barangkali bersirobok dengan gerombolan lumba-lumba yang tiba-tiba muncul dan melompat.

“Kalau sudah dekat Pulau Pisang saya mau ambil gambar, boleh agak melambat, pak?” tanya Mas Arif ke bapak pengemudi di belakang. Bapak tua itu mengiyakan. Waktu yang diberikan untuk mengambil gambar Pulau Pisang yang luasnya sekitar 231 hektar saja itu hanya sebentar. Selanjutnya perahu kembali ngebut.

Pengalaman seru menyeberang naik jukung

Dari kejauhan, pasir putih yang membalut permukaan pantai tampak begitu cemerlang. Sedangkan pohon-pohon kelapa dengan daunnya yang melambai-lambai, bak canopy yang memayungi pulau. Jauh di bagian tertingginya terlihat puncak Menara Rambu Suara menyembul di antara pepohonan. Rasa tak sabar untuk segera sampai kian memuncak.

Pulau Pisang cukup dekat dengan daratan Pulau Sumatera bagian Lampung, tepatnya Desa Tembakak, Kecamatan Karya Penggawa, Pesisir Barat. Jika menyeberang dari Desa Tembakak, hanya perlu waktu tempuh 15 menit saja untuk sampai ke Pulau Pisang. Jika saya tinggal di Tembakak, mungkin sudah bolak-balik beberapa kali dalam sehari ke Pulau Pisang. Ngapain? Leyeh-leyeh senang di atas pasir putihnya :D 

Dermaga apung Pulau Pisang

Pulau Pisang kami datang!

Sebuah dermaga peninggalan masa lampau, tampak rusak, retak, dan bolong-bolong. Sungguh mustahil digunakan. Di sebelahnya ada tonggak-tonggak hitam berjejer mengapit pijakan terapung warna oren yang terbuat dari plastic floating dock. Sayangnya jukung tidak mengantar ke dermaga apung itu, sebab katanya sulit untuk turun. Musim angin barat begini, pasirnya bertumpuk, jadi terangkat.

Kebanyakan jukung memilih mendarat di atas hamparan pasir pantai. Termasuk jukung kami. Melompat dari jukung saat ombak lari ke laut sepertinya akan menjadi hal biasa di musim ini. Sensasi berkejaran dengan ombak disertai jeritan kebasahan membuat acara turun dari jukung jadi seru-seru menegangkan. 

Akhirnya saya di sini bersama mereka

Tulisan “Welcome to Pulau Pisang” pada sebuah kayu dengan latar belakang bangunan Balai Pekon Pasar menyambut kedatangan. “Akhirnya saya menjejakkan kaki di Pulau Pisang,” begitu yang terucap di hati ketika membaca tulisan itu. Sebuah kelegaan sederhana untuk keinginan yang pernah tertunda.

Siang amat terik, keringat mengucur, membangkitkan rasa haus untuk menenggak minuman soda dingin. Tapi ucapan Aries bahwa di sini susah listrik, membuyarkan keinginan itu. Membuahkan gelak tawa seiring langkah menuju homestay yang berjarak cukup dekat dari pantai. Homestay Bang Jon namanya. 

Menginap di rumah warga

Ada banyak rumah warga yang kamarnya disewakan untuk wisatawan. Harga sewa rata-rata Rp 200 ribu/malam/orang sudah termasuk makan 3 kali sehari. Rumah yang kami tempati berada di pinggir jalan, dekat pantai dan dermaga. 

Dua kamar untuk rombongan kami. Satu kamar besar dengan dua kasur besar untuk 4 orang (Yayan, Aries, Deddy, dan Mas Arif). Sedangkan mas Don di ruang tengah. Satu kamar ukuran sedang dengan dua kasur besar untuk Yuk Annie, Dian, dan saya. Dua kamar mandi dalam rumah sepertinya mesti bergantian agak lama he he. Tapi antrian tertib kok :D 

Kamar kami para perempuan


Kamar para lelaki, cukup buat berempat

Usai menaruh barang-barang dan melepas lelah sejenak, kami mengisi waktu dengan pergi ke pantai dekat dermaga. Ada waktu satu jam sebelum solat Jumat, cukup lama untuk melihat-lihat dan mengambil foto suasana pantai. Beberapa kali jukung datang menurunkan penumpang. Saat itulah pantai jadi ramai. Setelahnya, sepi lagi. 

Sesi foto jadi pecah kalah anjing tuan rumah mengikuti kemana kami pergi. Bahkan tanpa terduga jadi model masuk frame. Sebuah nama diberikan padanya: Ogik! 

Main bareng di pantai Pulau Pisang *Photo Aries Pratama*

Desa bersahaja dengan warga yang lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, terutama para perempuan. Sedangkan laki-laki ada yang menjadi nelayan dan berkebun. Jalan desa berupa setapak kecil yang cukup untuk dilewati motor. Tak ada mobil di sini. Bangunan-bangunan rumah banyak telah tua dan tak terurus, ditinggalkan penghuninya yang telah pindah ke luar pulau.

Mau kemana kita?
Banyak rumah tua kosong dan rusak di Pulau Pisang, salah satunya ini

Hidangan makan siang masakan dari pemilik homestay berupa gulai buah kelor, ikan segar goreng, sayur lodeh daun katu, kentang cabai merah, petai rebus, dan sambal pedas, sukses menggoyang lidah. 

Ada kenikmatan tersendiri bersantap bersama kawan-kawan yang doyan makan. Saya yang sehari-harinya tergolong malas makan, jadi ketularan lahap dan nambah-nambah. Tapi memang perlu makan yang cukup karena energi yang keluar saat traveling itu berlipat-lipat. Saya sering berkata pada diri sendiri: ”Makan yang cukup dari apa yang ada, biar nggak ada apa-apa saat jalan-jalan.” 



Naik Motor Keliling Pulau Pisang

Aries memberi saya kejutan dengan mengajak keliling pulau naik motor. Kapan saya pernah menduga bakal motoran menjelajah Pulau Pisang? Kenyataan yang amat menyenangkan. Aroma petualangan pun menyergap, memeluk saya dengan seribu kegembiraan, terlebih boncengan berdua Mas Arif. Sebuah pengalaman baru yang benar-benar seru.

“SIM C ku kan sudah kadaluarsa, Ma,” ucap Mas Arif khawatir. Entah kapan terakhir kali bojoku itu nyetir motor. Saya pun sudah lupa saking lamanya :D

“Yang menilang paling kera atau mungkin lumba-lumba, mas.” Candaan istrinya ini tak membuatnya tertawa. Hadeuuh… khawatir banget sih mas…mas…haha. Dampak terbiasa taat aturan berkendara mungkin ya. Positive sih ketimbang ia justru merasa baik-baik saja tanpa SIM kemana-mana.

Sewa motor buat keliling pulau

Aries berdua Don, Deddy bonceng yuk Annie, Yayan bonceng Dian. Saya dan mas Arif. Pas 4 motor. Seingat saya Deddy ingin dibonceng biar bisa foto-foto, tapi pada akhirnya dia yang harus nyetir motor boncengin yuk Annie hihi.

Di Pulau Pisang, motor bisa disewa dengan harga Rp 60.000 perhari. Nyetir sendiri. Kalau masih asing dengan pulau, saran saya ajak warga buat jadi guide. Meski pulau kecil, tetap perlu seseorang untuk bantu menunjukkan tempat-tempat yang bisa dikunjungi. Pun kita tidak tahu mana tempat yang aman dan tidak aman. Menggunakan jasa warga turut membantu mereka dalam merasakan manfaat atas kedatangan wisatawan juga, kan?

Sepanjang jalan berfoto dan membuat video, saksikan videonya diYoutube saya ya  :D

Bangunan Sekolah Jaman Belanda
Di Pulau Pisang hanya ada dua sekolah dasar, salah satunya SDN Pasar Pulau Pisang. Bangunan SDN Pasar ini sudah beberapa kali saya lihat fotonya di medsos para pejalan yang pernah ke Pulau Pisang. Sekolah didirikan sejak jaman kolonial Belanda sehingga dianggap bersejarah.

Bangunan asli berdiri di bagian depan, terdiri dari 5 ruang kelas. Sedangkan bangunan tambahannya ada di belakang. Bentuk pintu yang tinggi dan lebar, mencirikan arsitektur bangunan gaya Eropa. Tanpa jendela namun dinding bagian atas dibuat berlubang-lubang sebagai sirkulasi udara. 

Bangunan sekolah sejak jaman Belanda

Menara Rambu Suara

Perjalanan berkendara motor terasa mudah karena jalan yang kami lalui berupa setapak yang disemen. Rata dan mulus meski kontur tanah menanjak dan menurun. Melintasi perkampungan dan perkebunan. Pada satu belokan, jalanan menurun terjal, ada sedikit ketakutan yang menyertai. Tapi mas Arif menenangkan, aman katanya.

Saya tak pernah sesenang ini. Menceritakan ulang bagaimana rasanya bermotor berdua di tengah kebun cengkeh yang rimbun, adalah pengalaman tak biasa yang mampu menggetarkan rasa. Mungkin hal biasa bagi orang lain, tapi ini beda bagi saya. Merekamnya dalam video jadi sebuah keharusan. Saya ingin menjadikannya oleh-oleh untuk diperlihatkan pada dua buah hati tersayang.

Perkebunan cengkeh milik warga

Di perkebunan cengkeh milik warga inilah terdapat Menara Rambu Suara. Saya sempat keliru menyebutnya sebagai Mercusuar. Jika mercusuar pada umumnya bangunan tertutup, Menara Rambu Suara terbuka. Fungsinya pun berbeda. 

Menara ini terdiri dari 4 tingkat. Lantai singgahnya kecil, paling banyak bisa dipijak oleh 4 orang dengan total beban tertentu. Mesti bergantian kalau mau naik. Karena terbuka, bisa jadi kena panas atau hujan. Harus berhati-hati saat turun. Besi-besi masih terlihat baru dan kuat. Catnya pun masih bagus. Enak dilihat. Naik pun merasa aman. 

Gratis masuk Menara Rambu Suara

Saya hanya sampai pada tingkat 2. Pada tingkat 3 dan 4 ada Yayan, Deddy, Aries, dan Mas Arif. Agak gentar jika melanjutkan. Saya tak seberani itu. Namun apa yang saya lihat dari tingkat dua sudah sungguh Alhamdulillah. Menakjubkan dan bikin saya tak ingin lekas-lekas turun.

Pemandangan laut dengan gradasi warna yang cantik. Barisan bukit di daratan Pulau Sumatera bagian Lampung. Garis pantai, pasir putih di pantai, nyiur melambai, atap-atap rumah penduduk, area perkebunan, hingga gulungan ombak yang tak henti menyerbu pantai. Semua terlihat dari atas menara. Memanjakan mata. Menyegarkan jiwa. Pesona tak terbantahkan dari Pesisir Barat. Jika ke sini, naiklah menara ini. 

Pemandangan indah dari atas menara


Alhamdulillah bisa berada di sini bersama orang-orang tersayang

Makam Keramat di Batu Liang

Tawaran menggiurkan dari Batu Liang karena merupakan salah satu spot sunset terbaik di Pulau Pisang. Motor-motor pun berhenti pada sebuah jembatan. Sekitar 20 meter jalan kaki untuk sampai di pinggir tebing yang sangat curam. Dibawahnya sudah menanti batu-batu cadas yang cukup dengan sekali jatuh bisa meremukkan tulang belulang. Naudzubillah. 

Sementara di samudera nan luas, gelombang menciptakan ombak panjang dan tinggi menuju tepian. Surganya para peselancar. Surganya para fotografer. 



Terus terang, tempat ini membuat saya dihantui ketegangan sekaligus rasa takut. Duduk sesaat pada sebuah batu yang menjorok ke laut pun bikin saya gemetar. Melihat Deddy, Yayan, Dian, dan Mas Arif berfoto di batu itu saya jadi takut. 

Karena tempat ini tidak aman, saya sarankan pada siapa saja yang mampir ke sini untuk berhati-hati. Jangan berdiri terlalu pinggir. Jangan abaikan keselamatan untuk sekedar mendapatkan foto spektakuler.

Aries dengan keberaniannya berdiri di ujung batu :D


Kita fotonya di sini saja biar aman :D

Sekitar 5 meter dari bibir jurang ada lubang dalam dan panjang, yang konon kabarnya jika dimasuki ada terowongan yang mengantar kita pada suatu tempat. Hmm…ada yang sudah membuktikan? Tapi jaman dulu, mungkin saja ada yang membuatnya untuk tujuan tertentu. Bisa jadi sebagai tempat persembunyian, jalan pelarian, atau malah tempat pembuangan mayat? Hiii…saya bergidik. 

Terdapat sebuah makam yang disebut-sebut keramat. Kuburannya panjang. Mungkin karena ukuran orang jaman dulu tinggi-tinggi. Konon merupakan orang penting di jamannya (perlu diteliti lagi). Di nisan tertulis tahun lahir tahun 1844 dan meninggal di tahun 1964. Itu artinya usia hidupnya 120 tahun dan jenazahnya telah 53 tahun bersemayam di Pulau Pisang.

Suasana sepi dan jauh dari keramaian membuat tempat yang menjanjikan pemandangan menawan ini kami tinggalkan. Agak kurang nyaman jika harus berada di sini sampai gelap. Hutan di kiri dan kanan jalan juga menambah kesan angker. Tapi percayalah, ungkapan ini ditulis oleh seorang penakut he he. Kalau kamu pemberani, habiskan petangmu di sini. Siapa tahu bisa bertualang sampai menjelajah dunia lain :D 


Kenangan Indah di Batu Gukhi

Jalan bagus dan panjang, berawal dari Pekon Pasar tempat kami menginap dan berakhir sampai Pekon Pasar lagi, membuat motoran keliling Pulau Pisang jadi asik. Jalannya tidak putus meski banyak persimpangan. Letaknya pun berada di sepanjang pinggir pantai. Memudahkan untuk mampir berwisata pantai bagi siapa saja yang lewat.

Kami sempat mampir ke salah satu pantai untuk acara mandi-mandi senang, tapi urung karena banyak karang. Pantainya sepi. Hanya terlihat 2 orang sedang memancing ikan. Motor kembali dipacu, kali ini langsung ke tujuan terakhir: Batu Gukhi. 



Abrasi menyebabkan kerusakan pada garis pantai. Beberapa pohon rubuh dengan akar yang terangkat ke atas. Di dekatnya tersisa area terbuka dengan permukaan yang dibalut rerumputan halus. Di sana kami duduk melepas penat setelah beberapa jam berkeliling naik motor.

Pantai di sebelah selatan merupakan pantai pasir putih, cocok buat berenang-renang atau sekedar berendam. Sedangkan sebelah utara lebih banyak karang, besar-besar dan tajam. Terdapat karang tinggi yang bila dilihat dari samping bentuknya menyerupai wajah manusia. Karang inilah yang disebut sebagai batu Gukhi. Namanya kemudian dilekatkan sebagai nama pantai. 
Ada yang asik bermain air melihat hewan-hewan laut

Perairan di sekitar pantai terbilang dangkal meski banyak karang. Sekitar 100 meter ke arah laut baru agak dalam. Deddy, Yayan, Dian mengisi waktu dengan melakukan sesi foto. Mas Arif sibuk dengan action cam, merekam video hewan-hewan laut yang banyak ia jumpai di sekitar Batu Gukhi. Cukup lama ia asyik sendiri melihat teripang, kepiting, ikan, hingga kerang. Sementara saya, yuk Annie, Aries, dan mas Don lebih banyak beristirahat di atas rerumputan. Mengunyah snack dan menyeruput kopi yang dibeli Aries di warung desa. Sore yang indah dan tak terlupakan.

Gempuran ombak besar dan tinggi di sisi selatan jadi hiburan yang tak henti membuat kagum sekaligus ngeri. Aries dan Mas Arif tampak bersemangat memotret moment tersebut.

Matahari mulai turun, tapi awan tebal kelabu sepertinya datang dan tak mau menyingkir. Nun jauh di kaki langit, sepertinya badai di laut tengah terjadi. Nyali saya ciut. Ditambah angin kencang yang terus berhembus. Kami memilih pulang.


Di saat langit senja tanpa selendang jingga. Coba menggoyahkanku. Merapuhkanku. Aku tegar berdiri ---------------------------------------------------------------------------- . . 📍 Pantai Batu Gukhi, Pulau Pisang. Salah satu spot sunset terbaik di Pulau Pisang. Ombak tinggi dan besar, suguhan memukau kala bergulung2 menuju pantai. Pantai pasir, pantai karang, karang tinggi, dan hewan2 laut yang cuek beibeh. Rerumputan hijau, dan tubuh2 yang rebah dan bersujud. Tempat ini menawarkan ketenangan, juga indahnya kenangan. Tentu sayang dilewatkan kalau sedang di Pulau Pisang. Nikmati alam sambil dijaga dengan tidak membuang sampah sembarangan ya teman 🙂 ---------------------------------------------------------------------------- . . Trip Krui oleh Dinas Pariwisata Krui @kruitourism Goes to Pesona Krui 2017 Special thanks to @riez_aries Photo by @arifgwibowo #ijamitkrui #kruitourism #pesisirbarat #pulaupisang #pantaigukhi #kelilinglampung #lampunggeh #pikniklampung #jalanjalan #adventure #lampung #travelblogger #pesonakrui #beach #travelblogger #visitlampung #sunset #beautiful #travel #wonderfulindonesia #pesonaindonesia
A post shared by Katerina (@travelerien) on
  
Melihat Kerajinan Tapis di Pulau Pisang

Ibu pemilik homestay menyajikan makan malam dengan sayur khetak kidhip, masakan yang baru pertama kali saya jumpai. Sayur berkuah santan berisi campuran daun tangkil dan kacang hijau. Mirip lodeh bening tanpa bumbu-bumbu yang rasanya tajam. 
Lauknya ikan blue marlin/tuhuk goreng. Tak ketinggalan petai rebus, mentimun, dan sambal. Kejutan kuliner kedua di Pulau Pisang setelah siangnya makan sayur buah kelor :D
Makan malam dengan Ikan Tuhuk (marlin) goreng dan sayur Khetak Khidip. Enak!

Kegiatan jelajah pulau selama seharian menyisakan lelah. Badan segar seusai mandi dan rasa kenyang seusai makan, menghadirkan kantuk yang tak bisa saya lawan. Ketika yang lain masih asik mengelilingi hidangan sambil ngobrol, saya masuk kamar. Tidur nyenyak sampai pagi tanpa tahu kalau teman-teman malah pergi ke rumah tetangga untuk melihat kerajinan tapis.

Beruntung Mas Arif mengambil beberapa foto, ditambah info dari Mbak Dian dan Yuk Annie, jadi saya bisa bercerita sedikit tentang kerajinan tapis ini. Pengrajin tapis di Pulau Pisang cukup banyak. Biasanya tapis dibuat berdasarkan permintaan. Ada yang dalam bentuk kain, selendang, dan gorden pintu yang digunakan untuk acara tertentu. Kisaran harga kain Rp 3 juta, sedangkan gorden pintu Rp 1,5-2 juta.

Jika malam itu saya ikut serta, kebayang bakal ngiler liat kainnya dan bisa saja jadi kebawa mimpi :D 
Kain Tapis Rp 3 jutaan

Tapis untuk gorden pintu Rp 1,5-2 juta

Pagi tanpa Sunrise tetap indah


Anjing pemilik homestay mengikuti langkah kami yang bergegas menuju pantai. Sepertinya hewan jinak itu cepat akrab dengan orang yang baru dia temui. Aries dan Mas Arief sibuk menata kamera, angkat tripod ke sana kemari. Saya dan yang lain mengisi waktu membicarakan Ogik yang tak mau lepas dari Deddy. Kami seperti punya teman baru, meski hanya seekor hewan.

Bukit di seberang pulau tempat matahari pagi biasa muncul masih jadi pusat perhatian. Tapi, langit di ufuk timur tak jua memerah. Akhirnya, sama seperti matahari terbenam di Batu Gukhi yang tak bisa kami saksikan karena awan yang menutupi, pagi ini pun matahari terbit lewat dari harapan. Sedih? Tidak.
Demi sunrise indah, keluar pagi2 seusai subuh

Alam memang tak bisa diajak janjian. Masih bersyukur tidak hujan. Setidaknya masih bisa menikmati suasana fajar di Pulau Pisang. Menyaksikan nelayan menaiki perahu, pergi mencari ikan di lautan. Sisanya melakukan kesenangan dengan memotret. Namun yang paling saya sukai adalah menghirup dalam-dalam udara pagi yang masih sangat bersih dan segar. Tidak tiap saat begini. Betapa saya mensyukurinya. 
Pagi nan syahdu

Pagi masih terasa syahdu, masih asik untuk berlama-lama di pantai. Namun ada yang mesti diburu. Jam 7 kami mesti segera meninggalkan Pulau Pisang. Hari ini hari terakhir menjelajah pesona Krui. Kami harus kembali ke Labuhan Jukung secepatnya.

Kopi, teh, dan pisang goreng jadi sarapan pembuka yang lezat. Di jeda berkemas dan mandi, lalu dilanjut sarapan bersama dengan nasi goreng. Sederhana namun nikmatnya luar biasa. Meski hanya semalam, berpisah dengan rumah yang menjadi tempat kami bermalam menerbitkan sedih. Masih terkenang mandi bergantian di dua kamar mandi yang ada. Kamar mandi kecil namun airnya berlimpah. Mati lampu di kamar mandi. Pakai senter HP. Ngecas batre Hp dan kamera, ternyata listrik mati. Tidur di kamar yang pintunya terbuka, hanya ditutup gorden tipis yang kapan saja bisa terbuka kala melambai tertiup angin. Entah kapan saya akan kembali lagi melihat rumah itu… 
Sarapan pembuka

Sarapan penutup

Waktu pasti akan berlalu, tapi kenangan akan Pulau Pisang akan tetap tinggal dalam ingatan. Kebersamaan dengan sahabat-sahabat dekat, adalah momen terindah yang tak akan pernah berulang. Teramat sayang jika tak menghargainya.
colokan kabel di ruang tengah yang akan selalu dikenang :D

Momen Indah Bertemu Banyak Lumba-lumba

Telah tiga kali datang ke Kiluan pada periode 2016, tak juga bertemu banyak lumba-lumba yang mampu membuat saya benar-benar merasa puas. Meski selalu gagal, tapi tak ada kesal, tak ada kapok. Yang ada saya terus menyulam harapan suatu hari nanti akan bertemu dengan sajian paling spesial. Entah kapan, hanya bisa menunggu sampai semesta menjawab dengan caranya yang paling rahasia.

Perjalanan pulang ke Pelabuhan Kuala Stabas punya warna yang berbeda. Jika saat berangkat dihadiahi langit cerah dan sangat biru, sekarang kami pulang dengan langit berawan dan cenderung mendung. Tapi siapa sangka di balik itu Tuhan menghadiahkan kami dengan atraksi paling menawan dari lumba-lumba. 
Lumba-lumba terbanyak yang pernah saya lihat *Photo by Aries Pratama*

Lumba-lumba muncul jauh lebih banyak dari yang pernah saya lihat selama di Kiluan. Sangat dekat. Dari depan, dari samping kanan dan kiri jukung. Kamera sudah siap, tapi selalu kalah cepat. Mungkin memang waktunya hanya melihat dengan mata. Menikmati tanpa harus terbebani oleh kata-kata hoax bagi yang meragukan. Seperti yang diucapkan Yayan yang saat itu duduk dekat saya, “Cuma mau menikmati”. Iya, kita adalah pejalan yang menikmati perjalanan. Menikmati apa-apa yang kita lihat dalam perjalanan. Kita bukan penjual foto. Lupakan urusan foto-foto. Terima kasih kepada Aries yang berhasil mengabadikan kemunculan lumba-lumba lewat kameranya.

Lagi-lagi, saya tak pernah sesenang ini. Betapa keberuntungan begitu pandai memberi pelukan pada waktu yang sangat indah.

“Saya tak membawa atraksi lumba-lumba itu ke hadapanmu, tapi saya membawamu ke tempat di mana lumba-lumba beratraksi di habitatnya.”




Pesona Krui 2017

Perjalanan menjelajah Pulau Pisang memberi pengalaman berharga, sekaligus kenangan yang indah. Laut dan daratannya menawarkan petualangan seru yang akan selalu dirindukan pada masa-masa yang akan datang.

Tidakkah kamu juga menginginkannya?

Sebagai salah satu kabupaten yang ada di Provinsi Lampung, Kabupaten Pesisir Barat memiliki berbagai potensi pariwisata dan keberagaman budaya yang tidak kalah menarik dengan daerah lain. Kabupaten ini berbatasan langsung dengan Samudera Hindia sehingga memiliki panorama pantai yang indah dan memukau. Para pengunjung dapat menikmati indahnya pemandangan pantai dan deburan ombak serta kesejukan angin sambil menyaksikan sunset. 




Selain pantai, objek wisata di Kabupaten Pesisir Barat sangat beragam. Terdapat beberapa wisata unggulan yang akan terus dikembangkan oleh Dinas Pariwisata Pesisir Barat, di antaranya Pulau Pisang yang baru saja saya jelajahi tgl. 17/3, Pantai Tanjung Setia yang kami kunjungi pada tgl. 18/3, Pantai Labuhan Jukung tempat kami menginap tgl. 16/3, dan wisata sejarah di Kramat Manulla, Makam Gajah Mada, dan Goa Matu.

Letak pantai-pantai di Pesisir Barat sangat strategis dan mudah diakses. Dari Bandar Lampung, Pesisir Barat dapat ditempuh sekitar 5-6 jam dengan berkendara mobil atau motor. Jangan khawatir dengan tiket masuk tempat wisata, di sini rata-rata tidak dipungut biaya. Sewa mobil dari Bandar Lampung Rp 250 ribu per hari belum termasuk supir dan BBM. Biaya sewa perahu ke Pulau Pisang Rp 600.000 PP sudah termasuk tur lumba-lumba. 




Bulan April nanti Dinas Pariwisata Krui akan menggelar berbagai event dalam rangka hari jadi Krui. Banyak kegiatan yang akan dilaksanakan dalam event tersebut, di antaranya:
• Krui Pro 2017 WSL QS1000 Surfing Competition pada tgl. 15-20 April 2017
• Aneka lomba yang akan digelar mulai 13-22 April 2017 terdiri dari lomba tari adat, lomba tari kreasi, lomba ngunduh damar, lomba pidato bahasa Inggris, lomba layang-layang, lomba lagu Lampung, Lomba Mawalan, Lomba Foto Wisata, Lomba Bahasa Arab, Lomba Pidato Bahasa Mandarin, Lomba Ngukur kelapa
• Rekor MURI 1001 orang Ngunduh Damar pada tgl. 13 April 2017

Rangkaian kegiatan yang tentunya sangat menarik untuk disaksikan. Selain dapat memperkaya pengetahuan akan budaya salah satu daerah di Lampung, juga dapat memperkaya pengalaman berwisata.  





Jika teman-teman punya rencana berkunjung ke Pulau Pisang pada bulan April nanti, bisa datang saat event, biar dapat momentnya. Percaya deh bakal ketagihan datang ke Krui. Saya yang baru saja habis dari sana rasanya pingin balik lagi dan ingin ikut menyaksikan rangkaian kegiatannya, tapi tidak bisa karena bertepatan dengan trip selama 2 minggu di Tidore dan Ternate. Tapi suatu saat saya pasti kembali, entah bersama rombongan traveler, atau berdua saja bersama suami.

Berwisata di Krui tentu bukan hanya ke Pulau Pisang. Masih ada tempat-tempat menarik lainnya yang kami kunjungi selama di Krui, seperti Pantai Tanjung Setia, Perkebunan Damar, Pantai Labuhan Jukung. Kami juga sempat mengunjungi sentra kuliner di Pasar Pagi, melihat Bandara Seray, dan mampir ke Tugu Tuhuk (ikon Krui). Kunjungan ke tempat-tempat tersebut akan saya tulis pada postingan berikutnya.  



Liburan bareng ke Pulau Pisang itu menyenangkan :)

  • Terima kasih kepada Dinas Pariwisata Krui atas undangan mengikuti trip Krui dari tgl 16-18 Maret 2017 dalam rangka menyambut Pesona Krui 2017.
  • Terima kasih juga kepada Mas Aries Pratama dari Dinas Pariwisata Krui yang telah menemani kami selama 3 hari Eksplorasi Keindahan Krui
  • Terima kasih kepada akun-akun medsos di Lampung yang telah membantu me-repost postingan foto-foto Krui saya di Instagram dengan tanpa pamrih telah turut menyebarkan informasi wisata Krui: @Lampuung@lampunggham@pesisirbarat_@ilovelampung@jalan2lampung@lampungkuybareng.
  • Terima kasih @ijamitkrui dan  @kruitourism
  • Terima kasih teman-teman Travel Blogger Indonesia atas kebersamaannya : Dian Radiata dari Batam (adventurose.com), Deddy (deddyhuang.com) dan Haryadi Yansyah (omnduut.com) dari Palembang, dan yuk Annie (annienugraha.com) seorang blogger sekaligus konsultan pariwisata dari Jakarta

Lampung memang bukan milik masyarakat Lampung saja, Lampung adalah milik mereka semua yang mencintai Lampung. Jaya terus pariwisata di Indonesia, khususnya Pesisir Barat dan semoga event Pesona Krui 2017 sukses.

Baca juga cerita perjalanan Jelajah Krui dari teman-teman seperjalanan saya berikut ini :

Dian Radiata : Ija Mit Krui


Video Jelajah Pulau Pisang:

Makan Enak di Kafe Cantik The Magnolia Floral Café

$
0
0
Travelerien.com

The Magnolia Floral Café tempat makan recommended di Kota Bandar Lampung. Saya makan enak di kafe cantik ini bareng teman-teman blogger dari Batam, Palembang dan Jakarta seusai pelesiran di Krui, Pesisir Barat, pada hari Minggu 19/3/2017.

The Magnolia Floral Cafe


Bermula dari Encim Gendut 

Hati, jika sudah nyangkut, biasanya jadi betah dan kangen. Bikin ingin ketemu lagi dan lagi. Seperti Encim Gendut, rumah makan ini sudah bikin saya jatuh hati sejak tahun lalu, bikin ingin mampir dan mampir lagi. Selain memang sudah berkawan baik dengan pemiliknya, berteman akrab dengan salah satu pegawainya, juga karena suka dengan menu otentik yang disediakannya. 

Tahun lalu saya pernah sendiri ke Encim Gendut, pernah juga bersama teman. Kali ini bersama mbak Dian dan Yuk Annie, serta mas Arif.

Nah, dari Encim Gendut inilah kunjungan saya ke The Magnolia Floral Cafe bermula.

Baca juga: Sepiring Cerita dari Encim Gendut.
 
Makan siang di Encim Gendut

Saya baru saja menyelesaikan makan siang ketika Koh Willy (pemilik Encim Gendut) muncul. Saat saya datang ia tak ada. Biasanya ia terlihat di antara pengunjung dan pegawainya, ikut sibuk melayani pengunjung yang hendak makan. Menurut pegawainya, Koh Willy sedang di lantai atas, mengerjakan sesuatu. Saya makan sambil menunggu barangkali ia turun dan bisa bertemu. Dan benar, akhirnya Koh Willy keluar dari persembunyiannya. Kami pun bersua.

Kali ini tak banyak obrolan antara saya dan Koh Willy karena saya dan teman-teman seperjalanan buru-buru hendak berangkat ke Krui. Waktunya sempit, bicara pun jadi sedikit. Tapi ada hal menarik yang sempat Koh Willy sampaikan ke saya. 

Senang bisa ajak Mbak Dian, Yuk Annie, dan Pak Ardi mencicipi makan di Encim Gendut

“Saya punya teman, pemilik resto. Restonya bagus banget, cakep lho kalau difoto-foto. Makanannya juga ‘lucu-lucu’ dan enak. Ayo saya kenalkan pada orangnya,” ajak Koh Willy.

Koh Willy punya rumah makan, tapi merekomendasikan rumah makan lain untuk dikunjungi oleh pelanggannya. Saya menatap wajahnya. Ada ketulusan di sana. Jauh dari rasa takut tersaingi. Saya mengikutinya, melangkah ke salah satu meja.

“Ini Ci Fenny, dia yang punya The Magnolia Floral Café.”

Maka, saat itulah awal perkenalan saya dengan Ci Fenny, pemilik The Magnolia Floral Café.

Tawaran baik Ci Fenny untuk mampir ke The Magnolia Floral Café saya terima dengan senang hati. Saya katakan padanya, mungkin kami bisa singgah pada hari Minggu, seusai trip Krui.

Ketemu Koh Willy lagi yang ke-3 kalinya

Setelah tiga hari di Krui sejak Kamis (16/3) sampai Sabtu (18/3), bersama Yuk Annie, Yayan, Dian, dan Deddy mengeksplor keindahan Pesisir Barat, akhirnya hari Minggu kami kembali ke Bandar Lampung untuk seterusnya kembali ke daerah masing-masing.

Tawaran untuk mampir mencicipi menu-menu di Magnolia Café tentu tidak saya lupakan. Saya sudah berkomunikasi dengan Ci Fenny dan memastikan bisa mampir. Jadwal pesawat Mbak Dian jam 12.30, Yuk Annie 14.10, dan saya 16.10. Masih ada waktu untuk icip-icip menu Magnolia Cafe.

The Magnolia Floral Café berlokasi di Jl. Jend. Sudirman No.108, Rw. Laut, Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung. Belum ada seorang pun di antara kami ada yang pernah ke Magnolia. Termasuk Pak Ardi yang menjadi supir kami sejak dari Krui.

“Tidak jauh dari Tugu Adipura, lurus aja ada deretan ruko-ruko, di situ kafenya.”

The Magnolia Floral Cafe

Petunjuk dari Ci Fenny yang dikirim via Whatsapp jadi acuan dalam mencari lokasi. Tugu Adipura dengan patung gajahnya tentu tidak asing bagi saya, termasuk mbak Dian dan Yayan, sebab pada Agustus 2016 lalu kami pernah berjam-jam ada di sana menyaksikan parade budaya Festival Krakatau 2016.

Ruko dengan warna dominan biru dan bertuliskan The Magnolia itu mudah dikenali. Kami sampai di depan kafe tepat jam 10. Saya kira bakal datang kepagian, karena café baru buka jam 10. Ternyata waktunya pas.

Lelah, lapar, dan haus jadi satu. Setelah 5 jam perjalanan tanpa singgah untuk sarapan, yang terpikir begitu sampai di Magnolia adalah istirahat dan makan. Tanpa berlama-lama di luar kami segera masuk. Pintu dibukakan, suasana bak taman bunga pun terpampang. 



Sesuai namanya, The Magnolia Floral Café adalah kafe sekaligus toko bunga artificial. Karena itu ruang dalam kafe dipenuhi oleh bermacam bunga. Seperti memasuki ruang resepsi pernikahan, dekorasi bunga di mana-mana. Sebuah kafe yang cantik, segar dan berseri-seri. Sangat menyenangkan untuk dipandang lama-lama.

Perempuan mana yang tidak suka bunga? Apalagi jadi dekorasi ruangan kafe yang ditata dengan begitu apik jadi hiasan meja, dinding, kursi, lemari, dan sudut-sudut ruangan. Bikin terlena memandangnya.




The Magnolia Floral Café menempati dua bangunan ruko yang dijadikan satu sehingga memiliki ruang makan yang luas dan lapang. Di bagian belakang ada ruang makan outdoor buat yang merokok.

Menurut keterangan Ci Fenny, awalnya ia dan adik iparnya berencana membuka florist saja, tapi kemudian muncul ide menyatukannya dengan kafe. Bagi Ci Fenny dan adiknya, kafe dengan nuansa bunga-bunga akan jadi sesuatu yang unik. Ide itu kemudian direalisasikan. Maka pada bulan April 2016, kafe sekaligus florist The Magnolia Floral Café resmi dibuka.



Tata ruang yang apik, dengan meja dan bangku makan bervarisi, baik dalam bentuk, warna, dan ukuran, menampilkan suasana ruang makan yang tidak monoton. Bikin nyaman dan betah berlama-lama.

Tiap sudut kafe bisa jadi spot foto yang IG-able banget. Bunga-bunga telah membuat ruang kafe jadi tampak menarik. Mood pun jadi baik. Kalau sudah begini, selera makan saya biasanya jadi naik.

Bagaimana dengan makanannya? 

Shot by +Omnduut 


Jadwal pesawat mbak Dian ke Batam jam 12.30. Jam 11 sudah harus berangkat ke bandara. Karena itu kami pun menyegerakan makan. Kebetulan makanan sudah terhidang sejak kami masih asik memotret bunga-bunga.

The Magnolia Floral Café menyediakan menu Western dan Asian. Selain makanan Nusantara, tersedia menu Japanese dan Korean. Menu-menu internasional maupun lokal yang disediakan adalah menu-menu kekinian yang cocok untuk semua kalangan usia.

Kami mencicipi beberapa menu andalan yang jadi favorit pengunjung. Untuk main course, kami mencoba Cobia Fish with Sambal Matah, Fetucini Cabe Hijau, Tongseng Wagyu, Korean Beef Galbi,Lemongrass Chicken dan Chicken Wing.  


Menikmati makanan lezat dalam suasana nyaman

Sebagai penggemar ikan, mencoba olahan Cobia fish wajib. Rasa gurih daging ikan yang bentuknya mirip hiu berukuran kecil ini membuat lidah seperti tak ingin berhenti mengunyah. Kalau terbiasa menikmatinya dengan aneka pilihan saus, di sini cobia fish disajikan dengan sambal matah. Sensasional! Cobia fish disajikan bersama nasi yang porsinya pas untuk ukuran saya yang makannya tidak banyak.

Penyuka pasta bisa coba Fettucini Cabe Hijau. Pedas-pedas enak dan mengenyangkan. Untuk sekedar mencicipi saya berani, tapi kalau menghabiskannya saya mikir dulu. Ga kuat sama cabenya haha. 

Cobia Fish with Sambal Matah Rp 58.000,-

Fettucini Cabe Ijo Rp 38.000,-

Cita rasa rempah yang komplit dalam kuah Tongseng Wagyu yang disajikan, membuat masakan ini terasa segar dan sedap. Satu mangkuk nasi yang menjadi temannya cukup untuk mengenyangkan bagi mereka yang makannya banyak.

Saya termasuk bukan penggemar olahan ayam. Jika disajikan dimakan, jika tak ada, tak akan saya cari. Ada banyak rumah makan menyediakan menu Chicken Wing, tapi sangat jarang yang berhasil membuat saya jadi MAU, apalagi sampai ketagihan. Nah, tanya sama Dian dan Yuk Annie deh, Chicken Wing di Magnolia ini juara banget. Saya jadi doyan dan pingin nambah! Apa rahasia di balik kelezatan chicken wing di kafe Magnolia? Hanya chef-nya yang tahu :D

Lemongrass Chicken Rp 35.000,-

Korean Beef Galbi Rp 62.000,-

Chicken Wing si juara! Rp 35.000,-

Tongseng Wagyu Rp 79.000,-

Sticky Date Pudding, Sweet Potato, dan Banana Pop cocok jadi kudapan ringan di saat belum ingin bersantap dengan makanan berat. Banana Pop jadi favorit. Pisangnya lembut di dalam, garing di luar. Dilengkapi caramel sauce dengan vanila ice cream.

Kalau ke Magnolia Café, jangan lewatkan Sticky Date Pudding. Kue yang terbuat dari korma ini memiliki kelezatan yang tak terbantahkan. Selain enak, pastinya kaya manfaat untuk tubuh. Saus caramel-nya bikin kue ini makin nagih. Recommended! 

Sweet Potato Rp 18.000,-

Banana Pop Rp 25.000,-

Sticky Date Pudding Rp 45.000,-
 
Ada 6 macam minuman yang kami cicipi, di antaranya Tiramisu Cone Shake, Caramel Crème Brulee, Passion Fruit Island, Red & Yellow Slush, Margarita Buzz, dan White Zombi

Banyak pilihan minuman, suka yang mana? Saya suka semuanya karena semuanya enak. Tapi tidak usah bingung jika harus pilih salah satu, langsung fokus saja pada apa yang paling kita suka :) 

Saya menyukai Red & Yellow Slush, karena minuman ini terbuat dari buah naga kesukaan dan mangga. Segera banget di mulut!

Aneka minuman menyegarkan mulai Rp 28.000,- sampai Rp 38.000,-

Red & Yellow Slush (mangga dan buah naga) Rp 28.000,-



The Magnolia Floral Cafe ini bisa jadi pilihan yang menarik untuk tempat bersantap bersama keluarga maupun teman. Tidak perlu khawatir kantong jebol untuk makan enak di The Magnolia Floral Café, karena menu-menu all day breakfast, Entrée, Rice Bowl, Dessert, Light Fares, Cold Drink dan Hot Drink, dibandrol dengan harga yang reasonable.

Kafe cantik nan cozy, bersih, menu-menu istimewa dan enak, layanan prima, harga terjangkau, di pusat kota pula. Semua jadi alasan untuk berkunjung ke The Magnolia Floral Café. Jika ke Lampung lagi, saya akan mampir lagi di kafe ini. Makan dan minum sambil bertemu teman, atau bersantai sebelum/sesudah melakukan perjalanan ke tempat-tempat wisata yang ada di Lampung.

Hati nyangkut di sini. Pertanda bakal balik lagi.

Lihat juga foto lainnya: 

Ci Fenny (tengah), owner The Magnolia Floral Cafe


Tempat makan di belakang, untuk smoking area

Salah satu sudut kafe

Di antara bunga-bunga artifical







The Magnolia Floral Café 
Jl. Jend. Sudirman No.108, Rw. Laut 
Tanjung Karang Timur, Kota Bandar Lampung


 

4 Fakta Tersembunyi Mengenai Sepatu Sneaker

$
0
0
Travelerien.com

Alas kaki termasuk dalam item fashion penting yang banyak dikoleksi oleh masyarakat, baik itu dalam bentuk sandal atau sepatu. Biasanya orang-orang akan menyesuaikan penggunaannya dengan acara yang akan dihadiri. Sebut saja diantaranya ketika sekolah, maka sepatu lebih banyak dijadikan sebagai pilihan, karena memang setiap instansi pendidikan mewajibkan muridnya menggunakan alas kaki tertutup. 

Namun untuk kegiatan santai-santai di rumah tentunya Anda sendiri lebih memilih sandal. Model sepatu yang ada di pasaran sebenarnya banyak, sebagian diantaranya tak hanya cocok dipakai untuk acara formal saja, melainkan juga santai, sebut saja diantaranya adalah sepatu sneaker

Foto dari bukalapak.com

Sepatu model lainnya yang juga ada seperti flat shoes yang cocok digunakan oleh kaum hawa atau sepatu hak tinggi. Lalu mana yang paling banyak Anda koleksi?. Kenyataannya jika dilihat bukan hanya kaum hawa, melainkan kaum adam juga sangat senang mengoleksi sepatu, tampilan terlihat lebih casual dan juga keren ternyata juga sangat bergantung akan hal yang satu ini. Khusus bagi Anda yang banyak melakukan aktivitas mungkin sepatu tertutup lebih nyaman dipakai.

Seperti halnya model sepatu sneaker, model yang satu ini sudah ada sejak lama, namun belakangan ini trendnya kian berubah, khususnya dari segi bentuk atau motifnya, semakin banyak pilihan yang ditawarkan. Setidaknya bagi yang senang terhadap model sepatu tersebut, maka harus tau beberapa hal mengenai sepatu model sneaker ini, diantaranya adalah:

1. Sudah ada sejak abad ke 18, meskipun sudah ada sejak lama, namun sampai sekarang ini tidak ada istilah sepatu tersebut ketinggalan zaman, salah satu alasannya karena memang item fashion setiap waktu selalu mengalami perubahan. Dulunya sepatu ini pertama kali dibuat oleh perusahaan sepatu ternama dari Amerika, yaitu U.S Rubber, mereka membuat model sepatu ini dengan bahan karet yang paling bagus sebagai solnya, sehingga lebih kuat dan tahan lama.

2. Nama sneaker ternyata diambil dari istilah sneak, sekarang bisa bandingkan dengan jenis sepatu yang lainnya, ketika dipakai pastinya akan berbunyi bukan, apalagi sepatu hak tinggi. Namun jenis ini tidak, itulah mengapa banyak yang menyebutnya sebagai sepatu kabur, atau tidak ketahuan yaitu sneaker.

3. Tak hanya cocok digunakan untuk sekolah, melainkan juga ngantor, bagi yang bekerja di kantor tak perlu mempermasalahkan mengenai item fashion apa yang akan digunakan, khususnya adalah alas kaki, Anda bisa tetap nyaman beraktivitas menggunakan sneaker ini. Khususnya di beberapa perusahaan yang memang tidak terlalu mempermasalahkan tampilan, seperti perusahaan kreatif, banyak diantara karyawannya yang lebih senang menggunakan sneaker. Apalagi khusus yang pekerjaannya berhubungan dengan lapangan, maka menggunakan sepatu kulit model pantofel atau bahkan high heels terasa kurang nyaman bukan, itulah mengapa sneaker ini banyak dipilih.

4. Tersedia dalam berbagai pilihan model dan juga harga, masalah harga tidak perlu khawatir, kenyataannya sepatu tersebut ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Namun bagi yang menginginkan kualitas juga sebanding ada, harganya hingga pilihan juta rupiah, modelnya beragam, cari yang sudah pasaran maupun limited edition dari berbagai brand ternama.

Tampil lebih gaya menggunakan sepatu sneaker, sudah berapa banyak koleksi Anda di rumah. Khusus bagi pengguna sepatu yang satu ini tentunya bisa semakin aktif dalam bergerak bukan. Langkah menjadi kian nyaman dan pastinya keren. Untuk pilihan brand dan juga harga bisa mencari yang paling bagus, sesuai dengan keuangan.

Menjadi Juri Lomba Menulis Blog Tidore Untuk Indonesia

$
0
0
“Rangkaian hari jadi Tidore ke-909 tahun 2017 diawali dengan lomba menulis blog “Tidore Untuk Indonesia” yang diprakarsai komunitas Fola Barakati, dengan tim kecilnya Ngofa Tidore (Anak Tidore). Luar biasanya, di dalam Ngofa Tidore ini bergabung mereka yang tak bertalian darah atau sejarah secuilpun dengan Tidore, selain teranting semangat dan semacam perasaan jatuh cinta yang hampir tak terelakkan pada Tidore; sejarah, khasanah budaya dan karunia pesona alamnya. Mereka bukan partisipan melainkan personil inti yang terlibat mendesain konsep dan sebagainya. Untuk pertama kalinya kegiatan pembuka hari jadi Tidore diprakarsai oleh komunitas, bukan oleh institusi “pelat merah”. Ini seakan menandai munculnya kesadaran di kalangan elit Tidore bahwa upaya pelestarian tradisi dan pembangunan kepariwisataan akan efektif bila didukung peran serta masyarakat, terutama komunitas atau kelembagaan masyarakat yang terkait.”Sofyan Daud : Indonesia Menulis Tidore, Tidore Untuk Indonesia.

Membaca tulisan Pak Sofyan Daud di blog pribadinya tersebut, mendorong saya untuk menuliskan isi hati saya kala menjadi juri dalam Lomba Menulis Blog Tidore Untuk Indonesia yang digelar pada 12 Februari – 18 Maret 2017. Lomba telah selesai dan pemenang telah diumumkan. Namun, Tidore tidak akan pernah selesai untuk diangkat dan digaungkan. Semangat untuk menulis dan menceritakannya pada dunia, akan terus berkelanjutan, dan semoga tak berkesudahan. 



Sebuah kehormatan bagi saya ditunjuk oleh Fola Barakati dan Ngofa Tidore untuk menjadi bagian dalam event tidak kecil ini. Pengalaman tak terduga, mendebarkan tapi menyenangkan, sekaligus mendapatkan pelajaran.
 
Annie Nugraha
Traveler, Pengusaha, Konsultan Pariwisata

Yuk Annie  yang sudah beberapa kali mencicipi jadi juri lomba skala Asia, kemampuannya menjadi juri tentu tak diragukan lagi. Pengalamannya di dunia pariwisata juga bukanlah hal baru. Beliau pernah bekerja di lingkup kementrian ekonomi kreatif (yang kemudian digabung menjadi pariwisata dan ekonomi kreatif). Pengalaman traveling-nya pun perlu saya susul bertahun-tahun biar terkejar. Tanpa banyak berkata-kata kepada banyak orang, pengusaha perhiasan ini sesungguhnya adalah konsultan pariwisata.  

Instagram: @Annie_nugraha
Blog: www.annienugraha.com

Annie Nugraha

Sofyan Daud
Budayawan dan Sastrawan Maluku Utara

Pria kelahiran Pulau Tidore, Maluku Utara ini meminati sastra, seni, budaya dan fotografi. Beliau memiliki kapasitas mumpuni dalam dunia budaya dan sejarah Maluku Utara. Keberadaannya sebagai juri tentu tidak bisa dipandang sebelah mata. Menjadi juri dalam lomba menulis blog Tidore, sangat tepat diserahkan padanya untuk menilai tulisan peserta dari sisi sejarah dan budaya. 

Pak Sofyan Daud aktif dalam kegiatan kesastraan nasional dan internasional. Memimpin Komunitas dan Lembaga Garasi Genta, lembaga penerbitan, memerhati kesastraan, sejarah, budaya, literasi, fotografi dan videografi. Pendiri dan kini pembina Forum Studi & Perpustakaan Independensia. Pembina dan Penasihat Garda Nuku (Generasi Muda Sultan Nuku). Menulis beberapa buku puisi dan sejarah. Ikut mendirikan beberapa media massa cetak dan aktif menulis artikel.

Kabar baik untuk blogger, Garda Nuku berencana akan membukukan tulisan para peserta lomba blog. Rencana tersebut didukung oleh Sultan Tidore, Fola Barakati, Ngofa Tidore, dan komunitas-komunitas Tidore yang tinggal di Tidore maupun di luar Tidore. 

Instagram: @Sofyan_Daud
Blog: www.sofyandaudgarasi.blogspot.co.id

Sofyan Daud
 
 
Blogger menjuri blogger

Saya sendiri, baru menjadi blogger pada tahun 2008, dan mulai konsisten menulis traveling sejak 2012 hingga sekarang. Saya masih blogger belum apa-apa dan belum siapa-siapa. Bagi saya, menulis adalah hobi, begitupun traveling dan fotografi. Blog adalah tempat saya untuk menuangkan minat tersebut. Duka menjadi blogger ada, tapi lebih banyak sukanya. Dapat rejeki dari blog banyak, tapi keluar duit sendiri jauh lebih banyak.

Selama menjadi blogger, saya sudah beberapa kali ikut lomba. Sedikit menangnya, banyak kalahnya. Semua tetap berharga karena saya mendapat pengalaman dari sana, dan jadi terdorong untuk terus belajar lebih baik lagi. Sependek ini, lomba-lomba menulis yang saya ikuti hampir semuanya ada hubungannya dengan traveling. Mungkin karena hobinya di situ, jadi lebih sreg untuk ikutan. Bagi saya, rasa sreg itu penting. Menulis jadi lebih enjoy. Tidak ada keterpaksaan. Tidak ada beban. Berlomba pun jadi menyenangkan.

Ketika menjadi peserta lomba, saya tahu kadang betapa susahnya mencari ide. Begitupun saat mengumpulkan bahan dan menyusunnya menjadi tulisan yang enak dibaca. Kadang pernah sampai berminggu-minggu baru selesai. Dan biasanya baru rampung jelang dateline. Selalu PD dengan tulisan sendiri, dan bagi saya itulah tulisan terbaik yang saya buat.

Menanti pengumuman pemenang selalu bikin deg-degan. Saat tahu menjadi juara, senangnya luar biasa. Saat kalah, ya sudah. Kecewa ada, tapi sesaat. Tidak berlarut-larut. Mungkin karena saya termasuk orang yang mudah. Mudah sedih, mudah senang. Mudah move on he he. Kalau dibawa berlarut-larut rugi juga sih, malah menghilangkan mood dan semangat untuk menulis hal lainnya.

Bagi saya, wadah untuk berkompetisi juga bisa lewat media cetak (majalah/koran). Saya anggap mengirim tulisan ke media itu seperti lomba. Di mana redaktur dan editor adalah juri untuk sekian banyak tulisan yang masuk. Pernah tahu nggak kalau tulisan wisata/traveling yang dikirim ke sebuah majalah terkenal bisa mencapai ratusan dalam sebulan? Nah, saya harus bersaing sebanyak itu hanya untuk dimuat dalam 1 edisi yang terbitnya cuma 1 bulan :D Rasanya sama seperti ikut lomba di blog, ada usaha keras dalam menulis dan pastinya deg-degan bakal diterima atau nggak. Saat redaksi mengabari tulisan saya akan dimuat, itu adalah pengumuman pemenang. Saat tulisan akhirnya nampang di majalah, itu adalah hadiah yang saya terima. Perihal kemudian dapat uang dari hasil masuk majalah, itu bonus.

9 tahun ngeblog, baru mencicipi 16 kali menang lomba menulis blog. 5 tahun menjadi travel writer, baru 72 kali tulisan dimuat di majalah dan koran. 1 tahun mulai menjamah dunia vlog, baru 2x video traveling tayang di Net TV. Menurut saya, prestasi kecil itu belum apa-apa untuk dijadikan alasan sebagai syarat menjadi Juri Lomba Menulis Blog. 

Bersama Sultan Tidore H. Husain Syah, Ngofa Tidore, dan Fola Barakati

Kepercayaan

Kepercayaan yang dimiliki oleh Ngofa Tidore yang membuat saya berada dalam barisan para juri. Mereka yang menilai dan mereka yang menunjuk saya. Ini bukan menyenangkan, ini justru “mengerikan” bagi saya. Ada tanggung jawab yang saya pikul. Berat tapi kemudian saya terima dengan Bismillah.

Event Tidore tidak digagas dan dikerjakan dalam 1 bulan. Tapi berbulan-bulan. Dan saya mulai terlibat banyak diskusi dengan Ngofa Tidore sejak bulan September 2016. Sedangkan Ngofa Tidore sendiri sudah memetakan rencana untuk event HJT ke-909 ini sejak 1 tahun sebelumnya.

Ngofa Tidore telah membawa saya ke “dunia Tidore” dengan banyak kisah dan cerita. Bahkan saya jadi mengenal banyak orang baru yang berasal dari Tidore. Semangat dan usaha tinggi yang dilakukan oleh Ngofa Tidore dalam mewujudkan event HJT ini saya kagumi dalam diam. Terlalu sedikit kata untuk melukiskannya dalam tulisan.

Beban berat menilai 93 tulisan peserta lomba, saya permudah dengan mengosongkan hati dari segala tendensi, baik kepada kawan atau pun lawan. Syukurnya sih ngga ada lawan hehe. Semua adalah teman. Selama tulisannya bagus dan sesuai harapan semua tim juri dan panitia, ya layak menang, siapapun dia.

Kami menilai sesuai kapasitas masing-masing. Pak Sofyan dari sisi budaya dan sejarah. Yuk Annie dari sisi pariwisata. Saya dari sisi blogger dan media sosial. Saya tidak tahu seberapa berat Pak Sofyan dan Yuk Annie menjalankan tugasnya. Tapi kalau saya, membaca tulisan sambil memeriksa semua blog dan medsos 93 peserta itu bukan perkara mudah. Saya bahkan membaca tulisan blogger sampai 2x biar lebih yakin.


 

Dukungan dan semangat yang tak pernah henti, serta masukan-masukan yang berarti, membuat penjurian akhirnya selesai tepat waktu. Semua tulisan bagus. Betapa sulitnya kami untuk memilih. Banyak kelebihan, sedikit kekurangan yang kami temui. Pesertanya dari Aceh sampai Tidore itu sendiri. Dari yang muda, masih pelajar dan belum punya KTP ikut serta.

Dalam tulisan peserta, ada yang keliru menyebut nama tempat, dimana lokasi di Ternate di sebut di Tidore. Keliru menyebut nama makanan. Keliru foto. Tidak share link blog di medsos. Tidak memasang flyer lomba dalam blog. Ada yang tidak punya akun Twitter, ada yang baru bikin. Tidak menggunakan kata “Visit Tidore Island” pada awal judul tulisan. Meski konten adalah hal utama, tapi hal-hal teknis menjadi perhatian juri sebagai bukti keseriusan peserta dalam memenuhi S&K lomba. Meski demikian, kekurangan seperti itu masih bisa diperbaiki dan kami tetap menghargai usaha yang sudah dilakukan peserta untuk mengikuti lomba ini.

Jumlah peserta sungguh di luar dugaan. Satu minggu pertama sejak lomba digelar, kami baru menerima 7 tulisan. 11 tulisan pada minggu ke-2. 11 tulisan pada minggu ke-3. Sampai disini, tulisan yang masuk seakan berhenti. Sempat khawatir lomba ini miskin peminat. Barangkali tema lomba berat. Belum lagi ditambah banyak yang belum pernah ke sana. Saya tahu rasanya menceritakan sebuah tempat yang belum pernah dikunjungii, hanya tahu lewat cerita orang, itu sungguh sulit. Menuliskannya pun tidak dapat RASA-nya. Hambar. Ngarang. Apalagi jika hendak memasukkan unsur sejarah, perlu riset dan mencari sumber yang sahih agar yang ditulis adalah sebuah kebenaran. Tapi memang disitulah tantangannya, kita berlomba dituntut untuk kreatif, menulis dari sudut pandang yang tepat sehingga bisa menyajikan tulisan yang berkualitas dan enak untuk dibaca. 


Sultan Tidore, permaisuri, dan mbak Anita, mendukung penuh lomba menulis blog Tidore

Menjelang dateline, tulisan kembali berdatangan. Email panitia dihujani data dan link blog peserta. Bertubi-tubi hingga pukul 23.59 pada tgl 18 Maret 2017. Seperti keran yang dibuka lebar-lebar, tulisan mengucur deras.  64 tulisan masuk di hari terakhir! Total ada 93 tulisan. Luar biasa. Sungguh di luar dugaan.

Saya merasa surprise ketika membaca nama-nama blogger yang ikut serta. Aduhaiiiii……para travel blogger ternama turun gunung! Para langganan juara lomba blog ikut menulis. Tulisannya menarik semua. Makin pusinglah kami dibuatnya :D

Saya membaca tulisan tentang sejarah Tidore yang dituturkan dengan sangat indah, bak membaca novel sastra. Saya terkagum-kagum dengan kekayaan Tidore yang ditulis dengan sangat lengkap dan bikin makin tidak sabar untuk mencelat ke Tidore biar bisa melihat dan merasakannya langsung.

Rasanya nih, pingin saya menangkan semua biar pada berangkat ke Tidore dan melihat langsung Tidore yang mereka ceritakan itu. Saya terharu. Jika saya yang hanya juri dan bukan orang Tidore saja terharu, bagaimana dengan Pak Sofyan dan Ngofa Tidore? Lebih terharu lagi! Pak Sofyan sampai membuat tulisan khusus terkait antusiasme peserta lomba blog Tidore ini. 

Jangan tanya bagaimana perasaan Mbak Anita selaku direktur Ngofa Tidore. Wanita cantik asli Tidore tersebut berulang-ulang mengucap syukur dan terima kasih kepada semua blogger yang telah berpartisipasi dalam lomba menulis blog yang baru pertama digelar untuk Tidore.

Berteman baik dengan beberapa blogger yang ikut serta lomba menulis blog juga jadi tantangan sendiri dalam menjuri. Apalagi ada yang memang sudah beberapa kali traveling bareng saya. Dugaan-dugaan tidak enak pasti ada. Tapi hal semacam itu tidak akan mempengaruhi prinsip saya. Segala kritik (termasuk nyinyiran :p ) saya jadikan tantangan dengan membuktikan bahwa siapapun pemenangnya memang layak jadi juara.

Sekali lagi, betapa sulitnya bagi para juri untuk menentukan pemenang karena semua tulisan berkualitas. Namun pada akhirnya Tim Juri harus memilih 5 terbaik saja. Berikut adalah nama-nama yang sudah diumumkan oleh panitia pada tgl. 23 Maret 2017 lalu.
 

Pemenang Lomba Menulis Blog Tidore Untuk Indonesia:

1.Rifki Faiza Rahman www.papanpelangi.me : To Ado Re Sultan
2.Haryadi Yansyah www.omnduut.com : Bukti Betapa Indonesia Itu Kaya
3.Deddy Wijaya www.deddyhuang.com : Merekam Jejak Wisata Pulau Rempah
4.Eko Nurhuda www.bungeko.com : Menelusuri Jejak Sejarah Pulau Rempah
5.Attini Zulfayah www.emakmbolang.com : Mengirup Sejarah, Menghembuskan Budaya dan Wisata Tidore Untuk Indonesia


Tim juri dan panitia lomba juga mengumumkan 10 tulisan yang masuk dalam 15 besar yang kemudian diperlombakan untuk mendapatkan gift dari NgofaTidore dan perhiasan dari Fibi Jewelry dengan cara mengumpulkan LIKE sebanyak-banyaknya dari pembaca. Lomba tersebut diadakan di Facebook Annie Nugraha.

10 Tulisan yang masuk 15 besar :

1.Yudi Randa www.hikayatbanda.com
2.Rosdiana www.adventurose.com
3.Levina Mandalagiri www.nichealeia.com
4.Nana Dahlia www.pinkytraveler.com
5.Susi Ernawati : www.susindra.com
6.Adie Riyanto adiedoes.blogspot.co.id
7.Setianingsih ibutravel.wordpress.com
8.Indri Lestari Juwono www.tindaktandukarsitek.com
9.Dewi Ratnasari www.ratnadewi.me
10.Dessy Achierini www.karendis.com

Selamat kepada 5 pemenang dan 10 peserta yang masuk 15 besar. Mohon maaf kepada peserta lainnya yang namanya tidak saya sebutkan satu persatu di sini. Tetap semangat. Semoga dimudahkan rejeki untuk berangkat ke Tidore pada waktu lainnya.

Melalui tulisan ini, saya juga ingin menyampaikan maaf secara pribadi jika selama gelaran lomba dan proses penjurian terdapat kekurangan maupun kesalahan. Jika ada kekeliruan datangnya dari saya, jika ada kebaikan datangnya dari Allah.

April ini, untuk pertama kalinya rekan-rekan blogger berkunjung ke Kedaton Kesultanan dan bertemu Sultan

Sabtu tgl. 8 April nanti, 5 pemenang akan berangkat ke Tidore. Saya ikut serta dalam perjalanan selama 9 hari tersebut (6 hari di Tidore, 3 hari di Ternate). Kami akan mengunjungi Pulau Mare, Pulau Failonga, Tanjung Konde, Tugu Pendaratan Sebastian De Elcano, Ngosi, Gurabunga, rumah adat, perkebunan, Benteng Tore, Tahula, Masjid Sultan, Makam Sultan Nuku, dan insha Allah mendaki puncak Kie Matubu. Sedangkan di Ternate, kami akan mengunjungi Makam Sultan Mahmud Badaruddin (Sultan Palembang) dan beberapa tempat wisata di Ternate.

Berenang, snorkeling, melihat pasar tradisional, berkunjung ke Kedaton Sultan Tidore, bergabung dengan warga merayakan Hari Jadi Tidore, mencicipi kuliner Tidore, serta bermalam di rumah warga, akan menjadi kegiatan blogger selama di Tidore. Kami juga akan menyaksikan dan mengikuti acara-acara adat seperti Rora Ake Dango, Parade Juanga Kesultanan Tidore, Ratib Haddad Firaj+Kota Paji+Rora Paji (di Kedaton), Perjalanan Paji, Kirab Agung (di Kedaton) dan Ratib Taji Besi.
 
Mbak Anita (direktur Ngofa Tidore) bersama Sultan Tidore dan keluarganya

Semoga perjalanan para blogger dilancarkan, semua berjalan sesuai rencana, dan semua rangkaian kegiatan acara Hari Jadi Tidore dapat terlaksana dengan sukses. Aamiin.

Terima kasih sebesar-sebesarnya kepada Fola Barakati dan Ngofa Tidore yang telah menyertakan saya dalam event ini. Terima kasih telah membuat saya jatuh cinta pada Tidore.

Buat rekan-rekan blogger, sampai jumpa pada event Tidore berikutnya. Pantau terus media sosial Tidore Untuk Indonesia di Twitter @VTidore dan Instagram @visit.tidoreisland.

Syukur dofu-dofu.

Cara Cerdas Merencanakan Liburan Nyaman yang Murah Meriah

$
0
0
Liburan di Kiluan Lampung - Photo Katerina


Siapa bilang perjalanan liburan yang nyaman itu identik dengan kesan mahal?Sebenarnya kita bisa merencanakan liburan yang nyaman dan murah meriah namun tetap menyenangkan. Sehingga kita tidak perlu boros jika akan pergi berlibur. Dana yang kita miliki bisa kita simpan untuk kebutuhan lain yang lebih penting.

Sekarang, simak dulu cara-cara cerdas berikut ini sebelum kita merencanakan liburan impian yang kita inginkan :

Berburu Tiket Sejak Jauh Hari
Kereta api dan pesawat terbang biasanya menawarkan tiket dengan harga istimewa pada periode-periode tertentu. Jadi, kita tidak perlu ragu untuk membeli tiket sejak jauh hari jika rencana perjalanan kita sudah pasti dilakukan. Sehingga kita bisa mendapatkan fasilitas transportasi umum terbaik dengan harga terjangkau.

Mencari Informasi Tentang Objek Wisata Gratis
Selain mengunjung objek wisata berbayar, kita juga mesti memanfaatkan waktu untuk mengunjungi objek wisata yang gratis. Di dalam negeri maupun luar negeri, tak sedikit objek wisata yang bisa dikunjungi secara gratis. Jangan lupa pula berburu foto di objek wisata tersebut untuk mengabadikan pengalaman liburan yang menakjubkan. 

Referensi Penginapan Murah
Kita tentu bisa berhemat secara maksimal jika mengandalkan penginapan murah yang fasilitasnya nyaman. Biasanya kota-kota yang menjadi destinasi wisata memiliki banyak penginapan murah dengan fasilitas yang tak kalah berkualitas dari penginapan mahal. Asalkan kita mau meluangkan waktu untuk mencari penginapan yang nyaman, pasti kita bisa mendapatkan yang terbaik dengan harga bersahabat. Sebaiknya kita memilih penginapan dengan fasilitas lengkap seperti wi-fi, air panas, sarapan, dan pendingin ruangan untuk mendukung kenyamanan. 

Jangan Menyusun Rencana untuk Musim Liburan
Musim liburan membuat destinasi wisata akan dipenuhi oleh wisatawan. Pasti kita jadi merasa kurang nyaman dan leluasa ketika berlibur di musim liburan. Alangkah lebih baik jika kamu merencanakan liburan di hari biasa. Cobalah untuk mengajukan cuti kerja sejak jauh hari sebelum hari H liburan tiba.

Terakhir, jangan lupa dengan kebutuhan akan asuransi perjalanan yang berkualitas. Kamu tidak perlu merogoh kocek dalam-dalam untuk mendapatkan perlindungan dari asuransi perjalanan sesuai kebutuhanmu. Sebab kini kamu bisa mendapatkan perlindungan maksimal dengan biaya yang berkisar di angka 200 ribuan saja. 

Kalau mau mencari informasi lebih lanjut seputar asuransi perjalanan atau jenis asuransi lainnya, yuk segera kunjungi : 

Manfaat asuransi yang kita dapatkan pasti sebanding dengan uang yang harus kita keluarkan. Karena kita adalah traveler cerdas yang peduli terhadap keselamatan perjalanan.

Keliling Krui Jelajah Pesona Pesisir Barat

$
0
0
Travelerien.com

“Minta Pak Ardi ngebut supaya keburu lihat sunset di Labuhan Jukung,” pesan Aries melalui chat WA.

Saya sih pinginnya bilang begitu ke Pak Ardi. Tapi kendaraan sudah melaju cukup kencang, kalau minta tambah ngebut lagi, khawatir mobil kami bakal terbang :D 

jalan jalan krui pesisir barat
Naik mobil keliling Krui bersama Pak Ardy (dispar Krui)

Kamis siang (16/3/2017) kami melakukan perjalanan berkendara mobil dari Bandar Lampung menuju Krui, Kabupaten Pesisir Barat. Waktu tempuh hampir 7 jam lamanya. Ada yang bilang biasanya cuma 5 jam. Dengan jarak tempuh sekitar 250 KM BDL- Krui, saya perkirakan yang 5 jam itu pasti ngebut banget.

Perjalanan lancar Alhamdulillah, melewati Kabupaten Pesawaran, Pringsewu, Tanggamus, dan melintasi Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Ada kenangan yang tiba-tiba menyeruak ketika melewati Sanggar Batik Ratu di Kecamatan Talang Padang, Penginapan Pelangi di Kota Agung, Tugu Lumba-lumba, dan Rumah Dinas Bupati Tanggamus. Tempat-tempat itu pernah saya kunjungi saat Festival Teluk Semaka 2015 (FTS 2015) bersama kawan-kawan blogger yang diundang oleh dispar Tanggamus. 2 tahun berlalu tanpa terasa, ternyata semua masih lekat dalam ingatan. Saya colek Yayan yang sama-sama pernah ikut FTS, ia pun masih ingat.  

Singgah sesaat di Gisting Kab. Tanggamus - in frame : Dian www.adventurose.com

Jalan mulus sesekali berlubang, berkelok-kelok naik turun bukit. Sejak siang terang hingga malam gelap, kami lalui dengan berbagai rasa yang dulu pernah ada #eh. Puluhan lagu mengalun dari MP3. Lagu-lagu tempo dulu sampai lagu kekinian. Dari lagu dengan lirik sedih, riang, bahagia, hingga galau, menemani perjalanan. Sayang nggak ada lagu indianya. Andai ada, mungkin pemuda yang satu itu sudah konser sambil nari-nari di dalam mobil :D

Deddy, Dian, Yayan, dan Yuk Annie terkantuk-kantuk, lalu tidur. Saya dan Mas Arif yang sengaja duduk bertigaan di belakang bersama koper pink cantik punya wanita milenia, banyak melek sepanjang jalan dan tetap terjaga ketika mobil sudah sampai di RM Sari Rasa pada pukul 8 malam.

Hooo kemalaman. Gagal lihat sunset. 

Menu makan malam pertama kami di Krui

Makan Malam di RM. Sari Rasa

Pesisir Barat punya kuliner khas yang wajib dicoba. Di antaranya pandap, kue cucokh, kacang tujin, sate ikan tuhuk, dan gulai taboh. Masakan pandap, sate tuhuk dan gulai taboh berbahan dasar ikan. Sedangkan kacang tujin berbahan kacang merah. Kue cucokh berbahan gula merah dan tepung. Kalau ke Krui, wajib nih nyobain makanan-makanan tersebut.

Hari pertama di Krui, kami makan malam di RM Sari Rasa. Menunya ikan. Tapi bukan diolah menjadi makanan khas Krui seperti yang saya sebutkan tadi. Okelah, yang penting makan. Perut sudah lapar. Badan sudah letih. Makan yang ada saja dulu.

Ada 5 pengunjung lain saat kami masuk. Salah satunya Aries dari Dispar Krui yang sudah menunggu kami sejak siang. Dialah yang mengundang kami ke Krui. Setelah 3 bulan (sejak Januari 2017) hanya saling chat di WA dan ngobrol via telpon, akhirnya saya dan Aries bertemu. Kami pun bersalaman, bergantian berkenalan. Tak lama, Aries meminta kami untuk segera memesan makanan. Sambil menunggu pesanan terhidang, kami ngobrol. 

Melepas lapar dan dahaga

Menu ikan menjadi menu andalan di Rumah Makan Sari Rasa. Mau ikan nila atau mas, tinggal pilih. Dapat dimasak dengan cara digoreng dan dibakar. Saya memesan ikan nila goreng garing. Untuk minuman, saya inginnya minuman buah. Biar segar gitu. Alhamdulillah ada. Buah naga kesukaan pula. Pas banget.

Mbak Dian, Mas Arif, dan Yuk Annie memesan kopi. Buat mereka, tampaknya kopi jadi penambah energi. Eh tapi Mas Arif tumben sih ngopi. Malam-malam pula. Mumpung ada teman ngopi kali ya.

Buat traveler yang sedang melancong di Krui, mampir makan ikan di sini enak juga lho. Ikannya segar. Sambelnya sedap. Barangkali mau duduk-duduk ngobrol sambil ngopi saja juga bisa. Rumah makannya buka sampai malam. Jam 10 kami keluar, rumah makannya belum tutup. 

Coba makan di sini kalau ke Krui

Cottage Labuhan Jukung Dispar Krui

Dinas Pariwisata Krui punya 2 cottage di Pantai Labuhan Jukung. Cottage-nya berbentuk panggung. Semuanya menghadap pantai. 1 cottage terdapat dua kamar. Pas untuk kami berenam. Masing-masing 1 kamar untuk tiga orang. Saya bersama Dian dan Yuk Annie. 1 kamar lagi ditempati oleh Yayan, Deddy dan Mas Arif. Cottage ini biasanya disewakan dengan harga Rp 275.000/malam/kamar tanpa sarapan. Buat yang berminat menginap di Cottage Labuhan Jukung, boleh lho hubungi Aries Pratama di nomor HP. 0821-8683-9738

Kamarnya tidak terlalu besar. Tapi ada AC, kamar mandi dalam, 1 tempat tidur dengan kasur besar, dan 1 kasur tambahan. Ada TV flat juga. Nah, urusan TV ini sempat bikin kesel. Jika di kamar sebelah TV mudah dinyalakan, yang dikamar kami susahnya kebangetan. Yuk Annie sampai ngiri sama kamar sebelah. Saya ngikik. Dalam hati, biarin TV nya mati, biar saya bisa tidur haha. 

Cottage Labuhan Jukung milik Dispar Krui

AC dinyalakan. Kamar jadi dingin. Jika Mbak Dian dan Yuk Annie mandi, saya cuci muka dan gigi saja. Solat, lalu tidur. Setelah saya terlelap, dua wanita itu ternyata ngobrol sampai tengah malam. Sepertinya efek kopi membuat keduanya segar bugar. Lha saya, nempel bantal langsung molor. Putri tidur banget. Akibat ingin tidur cepat inilah saya jadi lupa mau motret bintang. Padahal saat tiba di cottage sudah sepakat sama Mas Arif mau ke pantai. Mumpung langitnya bagus.

Malam pertama di Krui saya tidur lelap. Bangun pagi badan sudah segar lagi. Listrik menyala sampai pagi. Teringat cerita Aris. Di Krui listrik terbatas. Pada jam tertentu padam. Tapi di cottage ada jenset. Kami jadi aman tanpa gelap-gelapan.  

Sarapan di pinggir pantai, membelakangi cottage


Pantai di depan cottage

Ada saung kayu di depan cottage, enak buat duduk-duduk sambil sarapan. Tapi kami memilih bangku di bawah pohon dekat pantai. Duduk di sana bareng-bareng, menikmati nasi uduk lauk ikan tuhuk yang dibeli oleh Aries entah di mana. Oh ya, cottage tidak menyediakan sarapan. Jadi tamu harus cari sendiri. Tapi di sekitar penginapan ada warung, tinggal beli saja.

Suguhan pagi dari alam berupa laut luas dengan ombaknya yang tak henti menderu. Barisan bukit sambung menyambung di latar belakang. Langit cerah. Matahari pun bersinar hangat. Teh dan kopi panas yang terhidang, jadi saksi betapa pagi sedang berbeda dari hari-hari biasa. 

Yayan sedang jalan santai menikmati suasana pantai

Pantai Labuhan Jukung yang biasanya cuma saya lihat di instagram milik pengguna akun-akun asal Lampung, kini saya lihat langsung. Pantai wisata ini dikelola langsung oleh dispar Krui. Terletak di lokasi strategis. Dilewati jalur lintas barat, dekat pusat kota, dekat pusat kuliner, dan tempat berlabuhnya para nelayan. Pantai Labuhan Jukung merupakan surganya peselancar karena pantai berbatasan langsung dengan Samudera Hindia, sehingga dianugerahi ombak besar dan tinggi. Yang lebih menarik lagi, dari pantai ini kita juga dapat melihat matahari terbenam dibalik cakrawala.

Banyak pesona yang bisa dikagumi dari Pantai Labuhan Jukung. Sayang kami tidak berlama-lama di tempat ini. Usai sarapan kami langsung berangkat ke Pulau Pisang dari Pelabuhan Kuala Stabas. Memulai petualangan di Pesisir Barat.

Cerita perjalanan menjelajah Pulau Pisang dapat di baca pada tulisan saya sebelumnya: Jelajah Keindahan Pulau Pisang Pesisir Barat  

Pantai Labuhan Jukung depan cottage kami

Pelabuhan Kuala Stabas

Jumat pagi rencananya kami akan diajak bertemu salah satu pejabat dispar. Tapi ibu yang mau ditemui ternyata upacara. Tidak bisa diganggu. Kalau ditunggu bakal lama. Rencana diubah, daripada habis waktu buat menunggu, lebih baik langsung berangkat ke Pelabuhan Stabas untuk menyeberang ke Pulau Pisang.

Selama ini saya mengira pelabuhan untuk menyeberang ke Pulau Pisang itu dari Dermaga Labuhan Jukung, ternyata dari Pelabuhan Kuala Stabas. Letaknya tidak terlalu jauh dari cottage. Meski dekat, kami ke sana naik mobil, diantar Pak Ardy. Semua barang kami bawa. 





Saat ini Pelabuhan Kuala Stabas merupakan perlabuhan utama di Pesisir Barat. Kalau punya banyak waktu, kita dapat menemui beragam hasil laut seperti lobster dan ikan Blue Marlin yang ditangkap secara tradisional oleh penduduk setempat menggunakan kapal-kapal kecil.

Sepertinya akan menyenangkan jika bisa menunggu nelayan-nelayan pulang melaut, bawa ikan segar, dan kita jadi yang pertama kali menyambut ikan-ikannya sesampainya mereka di dermaga. Saya jadi rindu aroma amis ikan yang dulu pernah saya lihat di pelelangan ikan Pelabuhan Kota Agung Tanggamus (Nopember 2015). 
nelayan menikmati pagi di pelabuhan


ngopi di pelabuhan

Suasana Pelabuhan Kuala pagi itu tampak sepi dari seliweran orang-orang. Hanya jukung (perahu nelayan khas Lampung) yang rapat berbaris, terapung di laut. Beberapa pria, mungkin nelayan, tampak menikmati kopi pagi di warung-warung sekitar pelabuhan. Hanya sesekali saja 2 atau 3 orang warga melintas.

Diantara deretan jukung, terdapat sekitar 6 kapal cepat. 1 kapal kecil bertuliskan “Polisi”. 4 kapal cepat ukuran sedang. 1 kapal cepat ukuran agak besar. Sepertinya kapal khusus. Pada tembok sebuah rumah, terpasang informasi tarif menyeberang, waktu, dan rute.
Pulau Pisang - Kuala Stabas Jam 6.30-08.00 Rp 20.000,-
Kuala stabas – Pulau Pisang Jam 10.00-10.30 Rp 20.000,-
Tebakak – Pulau Pisang Jam 8.00 Rp 10.000,-
Pulau Pisang – Tebakak Jam 14.00 Rp 10.000,-





Jika tidak mau menunggu jadwal tersebut, bisa juga dengan sewa jukung. Berangkat kapan saja. Untuk menyeberang ke Pulau Pisang Rp 600.000,- PP sudah termasuk tur lumba-lumba. Saya jadi teringat sewa jukung untuk tur lumba-lumba di Kiluan, harganya sama, Rp 300 ribu juga untuk sekali tur.

Cerita naik jukung dan bertemu lumba-lumba bisa di baca di sini: Bertemu Lumba-lumba di Pulau Pisang.

Kantor Unit Penyelanggara Pelabuhan Kelas III


Sepi

Bukit Selalaw

Bukit kecil di pinggir pantai ini ada di samping Pelabuhan Kuala Stabas. Cukup jalan kaki nanjak 3 menit sudah sampai di atasnya. Tidak ada ongkos atau tiket yang mesti dibayar. Tinggal naik dan nikmati pemandangan dari ketinggian.

Bukit Selalaw dibalut oleh rerumputan hijau. Di puncaknya ada sebatang pohon. Saya membayangkan duduk di bawah pohon itu, memandang laut di bawah sana semacam magis. Ditemani secangkir teh yang diminum berdua, bergantian meneguknya. Teh manis, laut, burung-burung yang pulang menuju matahari, dan punggung Gunung Pugung yang mengintip malu-malu dari kejauhan, adalah waktu-waktu terbaik bersamanya.

Jreng….bayangan saya buyar. Ibu milenia memanggil, minta tolong difotoin. Haha.


Perjalanan membawa kekuatan dan cinta kembali ke dalam hidup Anda ~ Jalaludin Rumi. _____________________________________________ Bukit Selalaw Samping Pelabuhan Kuala Stabas, Krui. Mampir sesaat di sini seusai kembali dari Pulau Pisang. Dekat dari pelabuhan, hanya jalan kaki nanjak sedikit 3 menit sampai atas. Pemandangan laut, daratan Lampung bagian Pesisir Barat, hingga Pulau Pisang pun kelihatan dari puncak bukit. Terdapat bunker di salah satu sisinya. Beberapa sisi bukit ini cukup nyaman dan aman buat dijadikan tempat duduk2. Apalagi permukaannya dibalut oleh rumput2 hijau yang bersih. Walau memang ada beberapa titik yang sepertinya pernah dijadikan tempat pembuangan sampah, dan itu mengganggu, tapi panorama alam yang terlihat dari sini cukup menarik untuk disaksikan. Di bagian bawah terdapat tebing batu cadas dengan ombak deras yang tak henti menghempas. Cukup berbahaya kalau sampai terjatuh. Perlu hati2. Jaga diri dan keselamatan, serta jaga alam dengan tidak mengotorinya dengan sampah. Pict taken by @riez_aries Goes to Pesona Krui 2017. Trip by Dinas Pariwisata Krui @kruitourism Cek info Pesona Krui 2017 di akun @kruitourism _________________________________________________ Traveling bareng @adventurose @omnduut @deddyhuang @annie_nugraha #krui #kruitourism #ijamitkrui #pesonakrui #wisatakrui #kualastabas #bukitselalaw #travelblogger #traveling #jalan2lampung #jalanjalan #visitlampung #wisatalampung #lampunggeh #lampunggham #pesisirbarat #indonesiatravel
A post shared by Katerina (@travelerien) on
  
Sisi bukit yang bertemu dengan laut sangat curam. Perlu berhati-hati ketika turun. Jika terpeleset, bisa saja nyemplung ke laut. Saat di sana, ada seorang pria sedang asik memancing. Sendirian.

Di sisi timur bukit terdapat tebing batu yang dalam. Di bawahnya terlihat ombak deras tak henti-henti menampar permukaan batu yang diam saja tanpa protes. Terdapat sebuah bungker tua. Menurut Aries, bunker tersebut sudah ada sejak jaman Belanda. Menarik. Tapi saya sedih, dekat bunker itu jadi tempat pembuangan sampah warga. Ah.

Jika bukit ini bersih secara keseluruhan, pasti jadi tempat yang nyaman banget untuk melihat rindu yang bergelantungan di langit. Yang terasa hanya sejuk, seperti kemarau yang lepas dari hati. #malah berpuisi
bunker di Bukit Selalaw

Nanjak

Tebing batu di sisi Bukit Selalaw

View laut dan Gunung Pugung di kejauhan

Krui Mutun Walur Surf Camp


Setelah sebelumnya merasakan menginap di Cottage Labuhan Jukung dan Homestay di Pulau Pisang, malam terakhir di Krui kami bermalam di Krui Mutun Walur Surf Camp. Lokasinya di Desa Walur, Krui Selatan.

Terletak di pinggir Pantai Walur yang sepi, tinggal di penginapan berkonsep bambu ini seakan punya pantai pribadi. Tidak ada warga atau pengunjung lain yang berseliweran, hanya tamu-tamu cottage saja. Akses ke pantainya yang landai juga mudah dan dekat, tinggal jalan kaki 20 meter keluar kamar, lalu keluar pagar, langsung ketemu pantai. 
Kamar private (ujung) dan unit rumah panggung di Cottage Krui Mutun Walur Surf Camp

Unit rumah 2 lantai di Cottage Krui Mutun Walur Surf Camp

Cottage Krui Mutun Walur Surf Camp terdiri dari 2 kamar bertipe private, 2 unit rumah panggung dan 2 unit rumah 2 lantai. Kami menempati kamar private, bersebelahan dengan  kamar private yang ditempati Yayan, Deddy dan Mas Arif. Kalau masih tersedia, memesan rumah panggung yang menghadap ke laut sepertinya lebih asik. Viewnya langsung ke laut. Suara angin dan debur ombak terdengar lebih kencang. Bagi yang menyukainya, pasti merasakan senang. Sedangkan rumah 2 lantai cocok untuk tamu yang datang dengan rombongan. 
Teras kamar kami yang berkonsep bambu

kamar yang kami tempati

kamar mandi shower di dalam kamar yang kami tempati

Luas area Krui Mutun Walur Surf sekitar sekitar hampir 1000m2. Ada taman dibalut rumput hijau yang segar dan bersih. Terdapat pula beberapa pohon kelapa menjulang tinggi. Ada hammock dan saung kayu dekat pagar keluar menuju pantai. Siang itu sepi, tamu-tamu bule sepertinya sedang keluar, sebagian di dalam kamar. Hanya satu yang kelihatan, wara wiri bawa motor dan nenteng papan selancar.

Di Krui listrik terbatas. Saat kami datang listriknya menyala, tak berapa lama mati. Ada jenset, tapi tak dihidupkan. Kamera dan hp yang kehabisan baterai jadi tak bisa dicas. Daripada bengong di kamar menunggu Pak Ardi jemput kami untuk keliling Krui, saya melakukan sesi foto-foto bareng Mas Arif. Sementara yang lain ngobrol di saung. Tak berapa lama 2 atau 3 tamu bule keluar kamar, turun ke pantai. Main bersama ombak.
Ada yang ketiduran di hammock :D


Ombak di Pantai Walur memang deras dan tinggi. Tamu-tamu yang hobi main selancar pasti seneng banget tinggal di cottage ini. Berasa surga banget kali ya. Kami tidak sempat mencicipi main air, keburu jalan lanjut keliling Krui. Mau lihat kebun damar dan pantai Tanjung Setia. Balik cottage sudah malam. Masuk kawasan cottage gelap gulita, melewati kebun kelapa. sampai cottage baru terang. Masuk kamar langsung mandi dan salat. Setelah itu mulai ngecas segala macam baterai gadget. Tapi ulalala….listrik padam tanpa permisi. Bahkan sampai pagi. Alamak. Buat kamu yang mau traveling ke Krui. Bawa baterai kamera, baterai HP, dan power yang lebih. Kalau ada listrik langsung cas. Kalau sedang tak ada, bisa gunakan baterai-baterai cadangan.

Harga kamar Krui Mutun Walur Surf Camp di bandrol Rp Rp 300 ribu/malam/kamar. Kalau tambah extra bed biayanya Rp 50 ribu/kasur. Sudah termasuk sarapan pagi.
"Mas, itu yang di belakang ada yang pasang muka sinis..." :))

Tugu Tuhuk Ikon Kabupaten Pesisir Barat

Setelah Tanggamus dengan ikon ikan lumba-lumba, sekarang Krui dengan ikon Ikan Tuhuk (blue Marlin). Sama-sama daerah pesisir, sama-sama ikan yang jadi ikon. Kalau FTS 2015 saya sudah pernah foto di Tugu Lumba-Lumba, sekarang di Krui juga mau foto-foto di Tugu Tuhuk. Buat kenang-kenangan. Meski bisa kapan saja ke Krui, tapi momen bersama orang-orangnya belum tentu terulang lagi.

Ikan Tuhuk merupakan ikan khas yang ada di Kabupaten Pesisir Barat. Musim dan beratnya medan tempat menangkap ikan ini membuatnya semakin istimewa sebagai kuliner pilihan wisatawan, yakni Sate Tuhuk. Pernah coba? 
Tugu Tuhuk Krui

Makan Malam di Pasar Pagi

Saya masih penasaran dengan kuliner khas Krui. Saya berharap di hari terakhir keliling Krui ada kesempatan makan di warung makan yang benar-benar menyajikan makanan khas, entah saat makan siang, atau saat makan malam. Tapi siangnya kami makan di rumah makan Padang. Onde mande ranca bana :D

Setelah seharian keliling, dari perkebunan damar hingga pantai-pantai di Tanjung Setia, kami kembali ke kota. Malam telah tiba, dan perut mulai menuntut untuk di isi. Makan malam di mana? Di Pasar pagi. Pasar pagi rasa malam hihi. 
Makan malam di Pasar Pagi

Di Pasar Pagi saya masih belum menemukan yang khas semacam pandap, gulai taboh, sate tuhuk, dll. Adanya nasi goreng, mie goreng, pecel lele, pecel ayam, dan sebagainya. Umumlah itu ya, ada di mana-mana :D Yang bikin saya merasa menemukan sesuatu yang baru dan patut dicoba justru Jus Buah Pinang. Baru kali itu saya minum jus pinang. Seger-seger manis dan sepet. Campurannya buah naga, susu kental, dan lemon. Sepertinya campurannya itu buat meminimalisir rasa sepet buah pinangnya. Enak menurutku.

Kalau ke Krui, kamu harus cari makanan khasnya ya. Biar lidahmu punya pengalaman pernah mencicipi kuliner Krui.  
Buah pinang di gerobak penjual jus pinang

 Jus Pinang campuran buah pinang, buah naga, susu kental, lemon. Seger!

Bandara Seray

Jarak Bandar Lampung ke Krui terbilang jauh. 250 km dengan waktu tempuh sekitar 6-7 jam, cukup melelahkan. Waktu banyak habis di jalan. Kalau mau liburan ke Krui selama 3 hari, mungkin baiknya tambahkan 2 hari untuk pulang dan perginya. Kami kemarin juga begitu. Tgl 16 Maret khusus berangkat. Tgl. 17-18 Maret jelajah Pulau Pisang dan keliling Krui. Tgl. 19 Maret khusus buat pulang. Jam 4 pagi meninggalkan Krui. Sampai Bandar Lampung siang. Terbang ke Jakarta sore. Sampai rumah malam. Lebih dari 12 jam di jalan.

Untuk transportasi ke Krui bisa gunakan mobil sewa dari Bandar Lampung. Biaya sewa Rp 250.000/hari belum termasuk BBM dan Supir. Bisa juga naik travel dari Bandar Lampung yang beroperasi setiap hari. Ongkosnya Rp 100.000/orang. Angkutan paling akhir biasanya sampai di Krui selepas isya. 
Bandara di Pesisir Barat bernama Bandara Muhammad Taufiq Kemas

Terminal keberangkatan

Rumah karyawan petugas bandara


Keberadaan Bandara Muhammad Taufiq Kiemas yang terletak di Pekon Seray, Kecamatan Pesisir Tengah, membuat Pesisir Barat juga bisa dicapai dengan menggunakan pesawat dari Bandar Lampung. Tapi itu dulu. Sebelum kontrak Susi Air habis pada November 2016.

Penasaran lihat bandara Muhammad Taufik Kiemas, kami pun diajak mampir. Karena sudah tidak beroperasi, keadaan bandara sangat sepi. Saat kami tiba, tak seorang pun terlihat. Untuk memasuki terminal, Aries mengajak dua petugas bandara yang dikenalnya, salah satunya Mas Azis. Kami pun memasuki terminal. 


Bandara Muhammad Taufik Kiemas dibangun pada tahun 2007. Diresmikan oleh Dirjen Perhubungan pada tahun 2013, pada masa pemerintahan Bupati Herlani.
 
tetap dirawat meski tidak beroperasi

ruang tunggu

Untuk ukuran kabupaten, bandara terbilang cukup besar, modern dan canggih. Termasuk terminal dan rumah-rumah petugas bandara. Meski tidak beroperasi secara administrasi, tetapi perawatan harian bandara tetap dilakukan. Karena itu terminal dan apron tetap dalam kondisi baik dan bersih. Hanya ada satu sisi pagar yang tampak rubuh. Dijelaskan oleh Mas Azis, pagar itu sengaja dibuka untuk memudahkan keluar masuk kendaraan berat yang sedang melakukan perbaikan apron. Setelah selesai, pagar akan dipasang kembali.

Selain melayani penerbangan tujuan Bandar Lampung, bandara Muhammad Taufik Kiemas melayani rute ke Palembang. Satu-satunya maskapai yang beroperasi di bandara ini adalah Susi Air. Mengingat Pesisir Barat memiliki potensi wisata yang besar, moda transportasi udara ini tentu akan bermanfaat sekali buat para wisatawan maupun masyarakat Krui itu sendiri. Semoga saja bandara kembali beroperasi, dan pesawat yang melayani rute penerbangan bisa bertambah.
Pilot salah kostum?

apron


Pesona Krui tak cukup untuk dijelajahi dalam sehari atau dua hari. Banyak yang bisa dilihat dan dirasakan. Terutama buat peselancar, Krui adalah surga bagi mereka. Pesisir Barat sangat terkenal dengan ombaknya yang besar dan panjang. Wajar jika banyak wisatawan asing datang kemari untuk menikmati tarian ombak Pesisir Barat.

Salah satu pantai yang menjadi incaran para peselancar adalah Tanjung Setia. Saya dan kawan-kawan blogger berkesempatan ke sana, melihat langsung ombaknya yang terkenal itu. Nah, cerita tentang Tanjung Setia akan saya tulis pada postingan berikutnya. Termasuk pengalaman saya melihat proses panen damar untuk pertama kalinya.



Bulan April ini Dinas Pariwisata Krui akan menggelar berbagai event dalam rangka hari jadi Krui. Banyak kegiatan yang akan dilaksanakan dalam event tersebut, di antaranya:
• Krui Pro 2017 WSL QS1000 Surfing Competition pada tgl. 15-20 April 2017
• Aneka lomba yang akan digelar mulai 13-22 April 2017 terdiri dari lomba tari adat, lomba tari kreasi, lomba ngunduh damar, lomba pidato bahasa Inggris, lomba layang-layang, lomba lagu Lampung, Lomba Mawalan, Lomba Foto Wisata, Lomba Bahasa Arab, Lomba Pidato Bahasa Mandarin, Lomba Ngukur kelapa
• Rekor MURI 1001 orang Ngunduh Damar pada tgl. 13 April 2017

Buat teman-teman yang ingin berlibur ke Krui, bisa datang saat event tersebut, biar bisa sekalian menyaksikan kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh dispar Krui.

Baca juga cerita perjalanan Jelajah Krui dari teman-teman seperjalanan saya berikut ini :
Dian Radiata : Ija Mit Krui
Annie Nugraha : Hatiku Tertambat di Pulau Pisang
Haryadi Yansyah : 24 Jam Bermanjah di Pulau Pisang
Annie Nugraha : Sejuta Pesta di Pesisir Barat Lampung
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 1
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 2

Wisata Kaliber Dunia di Pesisir Barat Lampung

$
0
0
Travelerien.com

Masih dalam rangka Jalan-jalan keliling Krui, giliran Kebun damar dan Pantai Tanjung Setia yang akan saya ceritakan dalam postingan kali ini. Dua tempat tersebut menjadi prioritas promosi Dinas Pariwisata Krui pada event Pesona Krui 2017 yang akan digelar mulai tanggal 13 – 22 April nanti. Kegiatannya berupa Krui Pro 2017 WSL QS1000 Surfing Competition (tgl. 15-20 April 2017) dan Ngunduh Damar 1001 orang (tanggal 20 April). 



Pohon damar, tumbuhan endemik Krui sejak ratusan tahun lalu

Kebun Damar di Pekon Rawas

Usai makan siang di sebuah rumah makan Padang yang ada di Kota Krui, Aries mengajak kami mengunjungi kebun damar atau repong di Pekon Rawas, Kecamatan Krui. Rasa penasaran akan bentuk pohon dan getah yang dihasilkan damar, membuat saya excited. Jarak yang kami tempuh tidak terlalu jauh. Kurang dari 20 menit kami sudah sampai. Jalan aspal hitam dengan hutan di kiri kanan jalan menandakan kami sudah memasuki area perkebunan. Saya memandang sekeliling, banyak pohon tinggi menjulang. Itu kah pohon damar?

Dalam bayangan saya selama ini, pohon damar mirip dengan pohon karet. Anggapan ini muncul karena pohonnya sama-sama menghasilkan getah. Otomatis yang terlintas di benak saya pohon karet. Anggapan itu tidak jua berubah, meski suatu ketika saya melihat foto pohon damar di blog teman asal Lampung. Dalam foto itu pohon damar terlihat dari jauh, dan saya fokus pada daunnya, bukan batangnya.  


Pak Ardi meminggirkan mobil. Kami pun turun dari mobilnya yang terasa sesak. Maklum, jika tadinya saya dan Mas Arif bertigaan dengan koper pink, kali ini bertigaan dengan Aries yang badannya lebih makan tempat ketimbang koper :D

Jalan tampak lengang. Hanya sesekali ada motor yang melintas. Membuat saya ingin ambil foto di tengah jalan dengan pose tengkurap. Tapi tak jadi, khawatir ada si mas bertopi mendelikkan mata hihi. Saya mengikuti Aries berjalan ke sebuah rumah. Katanya itu rumah warga. Di kebun damar yang luasnya mencapai 6-8 hektar, rumah itu sendirian. Tampak mungil dan kesepian di antara batang-batang besar dan tinggi. 

Mau jadi juragan damar?

Pesisir Barat merupakan penghasil ekspor getah damar bening atau biasa disebut damar mata kucing.

Ada banyak batang damar, tapi kenapa kami kumpul di satu pohon? Biar akrab kali. Yang bener, karena sebentar lagi kami akan melihat cara panen damar yang akan dilakukan oleh Pak Irawan, pekerja yang tinggal di rumah yang saya sebut tadi.

Baiklah, saya beritahu ya. Seumur-umur saya belum pernah melihat pohon damar, apalagi memegang pohon dan getahnya. Mungkin, mungkin saja ya, saya pernah melihatnya tapi tidak ngeh kalau itu pohon damar. Tapi rasanya saya memang belum pernah melihat langsung. Karena ini pengalaman pertama, jadi rada-rada norak gitu deh. Foto sama pohon damar!

Yang jelas, sekarang saya tahu pohon damar sangat berbeda dengan pohon karet. Baik dari fisik pohon, maupun warna getahnya. Cara memanennya pun berbeda. 

Takik, tempat keluarnya getah damar

Pohon damar baru bisa dipanen pada usia 15-20 tahun. Masa tunggu yang terbilang lama. Saya jadi membayangkan, jika saya menanam damar di usia sekarang, yang menikmati hasilnya adalah cucu. Tapi bisa juga sebagai tabungan buat masa tua. Kalau sudah tua kan nggak kerja lagi, tinggal duduk manis menikmati hasil ketika muda. He he. Kok jadi mikir ingin berinvestasi kebun damar ya :D

Getah damar dipanen dengan cara melukai batangnya hingga kambium. Pembuatan lubang pada batang disebut takik. Nah takik ini berbentuk segitiga yang nantinya jadi tempat getah keluar dan berkumpul. Dalam satu batang bisa dibuat puluhan hingga ratusan takik. Di mulai dari bawah sampai atas. Takik juga berfungsi sebagai pijakan kaki saat pemanen memanjat pohon. 

Getah damar yang telah mengeras ini siap dipanen

Lantas, apakah getahnya tidak meluber dan tumpah jika tidak disediakan wadah penampung? Bisa iya, bisa tidak. Getah damar mengkristal, menempel di dalam takik. Saya kira seperti getah karet yang cair dan mengucur, dan mesti disediakan kaleng penampung di batang pohonnya. Getah damar ada juga yang jatuh, disebut lahang. Kegiatan memungut dan mengumpulkannya disebut melahang. Kebanyakan sih tidak jatuh, karena itu mesti dipanen manual. Pohon demi pohon. Takik demi takik.

Aroma damar seperti bau lem. Saat hidung mencoba mengirupnya, hiiiii…saya tiba-tiba teringat berita di TV tentang orang yang pernah mabok akibat menghirup uap lem. Membayangkan hal tersebut, bau yang sudah sempat saya cium langsung minggat, tidak terekam dalam ingatan. Beberapa hari setelahnya, saya tanya mbak Dian tentang baunya, katanya memang mirip bau lem.

Perlengkapan memanen damar: Ember, Kapak, dan Ambun (tali)

Pak Irawan membawa sebuah kapak kecil dan ember. Kapak untuk melepaskan damar yang menempel di dalam takik. Sedangkan ember untuk menaruh getah. Pak Irawan naik dengan menggunakan ambun (tali) yang dilingkarkan pada pohon. Lalu berhenti di tiap takik yang akan dipanen. Ambun berfungsi sebagai penahan pinggang (sandaran) supaya tidak jatuh. Begitu terus sampai semua takik (dari bawah sampai atas) selesai dipanen.

Getah damar berkualitas adalah getah yang bersih. Tidak bercampur serpihan kayu, apalagi tanah (untuk getah yang jatuh). Getah damar dapat dimanfaatkan sebagai bahan dasar berbagai keperluan rumah tangga seperti sabun, korek api, pewangi, lilin. Sedangkan untuk industri seperti vernish, cat, pelapis kaca, plastik. Getah damar juga bisa digunakan untuk campuran kosmetik dan aroma makanan. 

Getah damar yang sudah mengkristal

Video panen getah damar dapat dilihat di Channel YOUTUBE saya di sini (KLIK) : Ngunduh damar di Pekon Rawas Krui

Melihat satu orang ngunduh damar saja sudah bikin takjub. Bagaimana kalau 1001 orang dengan 1001 pohon? Bakal rekor itu mah ya. Karena itu dalam Festival Teluk Stabas IV ini, Dinas Pariwisata Krui menjadikan kegiatan ngunduh damar sebagai agenda penting Pesona Krui 2017. Hutan damar di Pekon Rawas dengan luas sekitar 10hektar dan 1.300pohon yang kami kunjungi hari itu akan menjadi saksi tercatatnya REKOR MURI – NGUNDUH DAMAR sebanyak 1.001 pohon. 



Pantai Tanjung Setia

Setelah mengunjungi hutan damar yang sejuk, kami pergi ke kawasan Pantai Tanjung Setia yang panas. Pantai yang terkenal sebagai titik surfing paling populer di Lampung ini terletak sekitar 20 km dari Krui, Ibukota Kabupaten Pesisir Barat. Sekitar 273km dari Bandar Lampung dan dapat dicapai dalam waktu 6-7 jam.

Pantai Tanjung Setia sudah membuat saya penasaran sejak Agustus tahun lalu. Dalam Majalah Pariwisata Dinas Pariwisata Provinsi Lampung tahun 2016 yang saya dapat dari Mas Yopie, ada beberapa foto yang menampilkan keindahan ombak Pantai Tanjung Setia. Salah satunya foto
karya Mas Eka Fendi Aspara yang memperlihatkan seorang bule sedang beratraksi dengan papan selancar di atas ombak yang tampak buas. 


Ada juga foto Pantai Tanjung Setia yang diambil dari ketinggian karya Mas Budhi Marta Utama. Foto tersebut sepertinya diambil saat mas Budhi terbang dengan paramotornya. Dalam foto itu, ombak Pantai Tanjung Setia tampak menakjubkan, panjang dan tinggi. Buih putih seperti busa sabun, tampak bergumul  di tengah air laut yang berwarna biru. Seorang peselancar sedang asyik menari bersama ombak, sendirian. Sempat nggak percaya, “Emang ada ya di Lampung yang beginian?”



Ada lagi foto Pantai Tanjung Setia lainnya karya I Gede Setiayana. Foto seorang bule sedang berjalan kaki di pantai, menenteng papan selancar. Foto Gede seolah hendak mengatakan pada dunia bahwa Tanjung Setia adalah destinasi surfing kelas dunia.  

Sejak tahun lalu, foto-foto karya 3 fotografer Lampung inilah yang membuat saya penasaran dengan Pantai Tanjung Setia. Saat itu saya menggumamkan cita-cita, moga suatu waktu bisa melihat langsung. Alhamdulillah tanpa terduga tahun ini malah kesampaian.



Pantai Tanjung Setia terletak di sepanjang pantai barat Lampung dan di luar hutan lebat Taman Nasional Bukit Barisan Selatan. Pantai memesona ini berada pada sebuah kawasan dengan luas 33 ha yang terletak di Desa Tanjung Setia. Berada di jalur arus besar Samudera Hindia, menjadikan pantai di kawasan ini memiliki karakteristik ombak yang tinggi dan panjang.

Ombak di Pesisir Barat adalah nomor 3 terbaik di dunia. Salah satunya Pantai Tanjung Setia yang kami datangi hari itu. Maka tak heran ada ribuan wisatawan mancanegara berkunjung tiap bulannya.  

Peselancar sedang menuju ombak, hendak berdansa

Kami main ke Tanjung Setia tak hanya ingin melihat pantai dan ombaknya, tapi juga atraksi peselancarnya. Barangkali saja ada yang sedang main. Dulu pernah lihat waktu di Bali. Tapi tidak menikmati karena saat itu memang bukan niat untuk melihat atraksi peselancar. 


Menyaksikan matahari terbenam di Pantai Tanjung Setia juga jadi tujuan kami. Ya, walaupun gagal karena mendadak mendung, bahkan gerimis, saya tetap bisa menikmati suasana senja di Pantai Tanjung Setia. Aris dan Mas Arif sibuk dengan kameranya. Keduanya sama-sama berhasil mendapatkan foto atraksi peselancar. 

Kami memasuki kawasan pantai dari The Ujung Bocur Cottage, kemudian dari Sumatera Surf Camp. Di tempat kedua, jadi tempat paling lama kami singgahi. Jika di The Ujung Bocur saya lihat ada tamu-tamu bulenya, di Sumatera Surf Camp tak terlihat sama sekali. Mungkin ada, tapi sedang pergi. 

Oh ya, salah satu teman saya di Facebook, namanya Iwan, punya resort juga di Pantai Tanjung Setia, namanya Jabung Resort. Sayang saya tidak berkabar padanya, jadi tidak tahu letaknya di mana. Padahal saat dia tahu saya ke sana, dia mau ajak mampir dan ketemu. Moga lain kali bisa mampir.

Numpang nyantai bareng di The Ujung bocur Cottage
Penginapan pinggir Pantai Tanjung Setia, The Ujung Bocur Cottage

Ada banyak penginapan di sepanjang Pantai Tanjung Setia dengan harga kamar variatif. Mulai dari Rp 300.000,- hingga Rp 1 juta per malam. Saya baru lihat dua tempat saja. Sumatera Surf camp itu tempatnya luas. Kamarnya banyak. Fasilitas kamar memadai. Suasananya pun tenang. Tamannya luas dengan banyak pohon kelapa menjulang tinggi. Tapi dari semua itu, kemewahan alam ala para peselancar adalah juaranya. Inilah sajian Pantai Tanjung Setia yang paling memukau. 


Mbak Dian di Sumatera Surf Camp

Resort berkonsep rumah panggung kayu
Kamar Sumatera Surf Camp



Dari dua tempat yang kami datangi, saya belum melihat ada pantai dengan pasir putih yang aman untuk berenang. Rata-rata pantainya ada karang. Tapi untuk main air dan sekedar basah-basahan, cukuplah. Pantainya landai dengan air laut dangkal hingga 100 meter dari bibir pantai. Selebihnya dalam dan cukup bahaya sebab gempuran ombak besar tak henti-henti menyerbu menuju pantai.

Untuk kenikmati ketenangan dan eksotisme pesisir, serta indahnya peselancar berdansa bersama ombak, Pantai Tanjung Setia adalah tempatnya. Kapan kemari? 





Baca juga cerita perjalanan Jelajah Krui dari teman-teman seperjalanan saya berikut ini :

Dian Radiata : Ngunduh Damar di Pekon Rawas Krui
Dian Radiata : Ija Mit Krui
Annie Nugraha : Hatiku Tertambat di Pulau Pisang
Haryadi Yansyah : 24 Jam Bermanjah di Pulau Pisang
Annie Nugraha : Sejuta Pesta di Pesisir Barat Lampung
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 1
Deddy Huang : Jelajah Pesona Pulau Pisang bagian 2


 

Cara Alternatif Beli Tiket Pesawat Garuda yang Harus Diketahui Travel Lovers

$
0
0

Garuda Indonesia merupakan salah satu maskapai terkemuka di dunia. Dengan pelayanan yang terbaik yang diberikan oleh maskapai, tidak heran jika banyak masyarakat yang menggunakan Garuda. Akan tetapi, bagi sebagian masyarakat Indonesia, tiket Garuda terbilang cukup mahal. Namun, terdapat beberapa cara yang dapat Anda lakukan untuk mendapatkan tiket pesawat Garuda Indonesia dengan lebih mudah sehingga Anda tidak perlu pusing untuk memesan tiket tersebut dengan harga terjangkau. 



Cara pertama adalah membeli berdasarkan pada promo yang ditawarkan oleh maskapai. Garuda Indonesia sering memberikan promo bagi calon penumpang dan dengan menggunakan promo tersebut maka pengeluaran Anda untuk membeli tiket akan lebih murah. Untuk mendapatkan info terbaru mengenai promo tersebut, maka Anda harus selalu update mengenai informasi terbaru misalnya dengan melalui newsletter atau dengan mengikuti akun resmi dari maskapai Garuda Indonesia.

Kedua adalah membeli di tempat yang terpercaya misalnya travel agen resmi yang bekerja sama langsung dengan Garuda Indonesia atau dengan melalui website dari Garuda Indonesia. Pemilihan travel agent yang tepat juga dapat membantu Anda untuk menghindari penipuan dan Anda mendapatkan tiket sesuai dengan yang Anda inginkan.

Ketiga adalah menjadi member di website dari Garuda Indonesia. Anda hanya perlu untuk mendaftarkan diri di website maskapai tersebut secara gratis. Setelah itu Anda akan mendapatkan newsletter dari Garuda Indonesia yang isinya mengenai informasi terbaru terkait dengan Garuda Indonesia termasuk juga tiket pesawat Garuda. Dengan adanya newsletter tersebut maka Anda akan lebih cepat mengetahui info terkini dari Garuda Indonesia.

Keempat adalah menjadi anggota dari GFF atau Garuda Frequent Fly jika Anda merupakan orang yang berpergian secara rutin dengan menggunakan pesawat Garuda Indonesia. Dengan menjadi anggota dari GFF maka Anda tentunya akan mendapatkan tiket secara lebih murah bahkan tidak jarang mendapatkan tiket gratis untuk yang memenuhi ketentuan tertentu. GFF ini pada dasarnya adalah suatu bentuk pelayanan dari Garuda untuk mengapresiasi pelanggan yang menggunakan maskapai garuda.

Setiap anggota dari GFF memiliki kesempatan yang sama untuk mendapatkan keuntungan seperti adanya akumulasi mileage yang dapat ditukarkan dengan upgrade award ataupun award ticket yang nantinya tidak hanya dapat digunakan oleh Anda sendiri namun juga keluarga ataupun teman Anda. Terdapat beberapa keuntungan seperti dapat menikmati check-in counter khusus dan executive lounge. Ada 4 jenis atau tipe keanggotaan yaitu:

•  GFF regular untuk yang berusia 12 tahun ke atas.
•  GFF junior untuk yang berusia 2-11 tahun.
•  EC Plus (Executive plus) atau GFF Gold untuk penumpang berusia diatas 17 tahun.
•  GIC Card (Garuda Indonesia Citi Card) yang merupakan kartu keanggotaan GFF dan kartu kredit.

Untuk mendaftarkan diri menjadi anggota GFF agar Anda dapat menggunakannya untuk memperoleh tiket pesawat Garuda Indonesia yang murah tanpa perlu menunggu promo yaitu:

• Mendaftar langsung lewat website GFF Garuda Indonesia atau dengan cara mengisi formulir aplikasi yang ada di kantor penjualan tiket Garuda Indonesia atau dengan melalui partner Garuda Indonesia untuk program GFF. Namun, pendaftaran ini hanya dapat dilakukan oleh Anda yang ingin menjadi member tipe GFF Regular, Junior dan EC Plus.
• Untuk jenis GFF Regular dan Junior, tidak dipungut biaya akan tetapi untuk EC Plus, Anda harus membayar Joining fee.
• Sedangkan untuk jenis GIC Card, maka Anda harus mendaftarkan ke Citibank dan membayar manual fee.

Ingin Traveling Lancar? Ikuti Tips-Tips Berikut Yuk!

$
0
0

Musim liburan ini ke manakah Anda berencana untuk menghabiskan liburan bersama dengan keluarga? Beberapa dari Anda mungkin lebih memilih untuk traveling mengunjungi tempat-tempat wisata di kota lain. Dan bagi Anda yang memiliki budget lebih biasanya memilih untuk berwisata ke pulau atau bahkan negara lain. Yang jelas Anda dan keluarga sudah pasti menanti-nantikan datangnya hari liburan tersebut. 

Pict: breaktime.co.id

Berbagai macam persiapan tentunya Anda lakukan dengan sematang mungkin. Satu hal yang sangat penting dan tidak boleh Anda lupakan adalah bahwa ada peraturan dari setiap pihak maskapai penerbangan mengenai batas muatan yang bisa Anda bawa masuk ke dalam kabin. Jika koper yang Anda bawa memiliki berat yang lebih dari yang diperbolehkan, maka Anda terpaksa harus mengurangi beberapa barang bawaan Anda. Sucks, right? 

Oleh karena itu sangatlah penting bagi Anda untuk mengorganisir barang bawaan Anda saat packing, salah satunya adalah dengan membuat checklist. Pastikan bahwa barang-barang paling penting, seperti paspor, visa, peralatan mandi dan pakaian, serta dokumen-dokumen penting (jika Anda mengikuti business trip) berada di daftar teratas dari checklist Anda. 

Selain itu, kebanyakan dari Anda mungkin melipat rapi pakaian Anda terlebih dahulu sebelum memasukkannya ke dalam koper. Tapi ternyata hal tersebut terbukti kurang efisien. Pasalnya tidak hanya pakaian yang dilipat tersebut akan memakan banyak sekali ruang di dalam koper sehingga pakaian-pakaian dan barang bawaan lain tidak muat ke dalam koper, pakaian yang dilipat dan dimasukkan ke dalam koper begitu saja rentan berkerut. Anda jadi terpaksa menyetrika kembali pakaian-pakaian tersebut setibanya Anda di hotel. Merepotkan, bukan? 

Solusi alternatifnya, setelah Anda menyetrika dan melipat pakaian Anda, gulung pakaian-pakaian tersebut serapat mungkin, setelah itu baru tata gulungan-gulungan kain tersebut ke dalam koper. Voila, Anda akan dibuat terkejut dengan betapa banyaknya pakaian yang bisa muat di dalam koper. 

Bicara mengenai berat koper, ternyata Anda tidak hanya harus memperhatikan bobot dari barang bawaan, tapi juga perlu memperhitungkan ukuran dari koper, terutama jika Anda berencana untuk membawanya ke dalam kabin pesawat. Misalnya, maskapai penerbangan domestik seperti maskapai Lion Air. Pihak Lion Air menetapkan standar dimensi 40x30x20 sentimeter.  Sedangkan Sriwijaya Air memberlakukan peraturan agar para passengers membawa koper dengan dimensi 55x35x25 cm.  

Meanwhile, tiga perusahaan penerbangan besar yang lain seperti AirAsia, Citilink, dan Garuda Indonesia seakan sama-sama menyepakati ketentuan standar ukuran koper yang sama, dan dengan selisih yang sedikit lebih kecil dibandingkan Sriwijaya Air yaitu 56x36x23 cm. 

Bagaimana dengan pihak maskapai penerbangan internasional. Well, surely pihak penerbangan internasional pun memiliki standar tersendiri. Menurut peraturan yang dicetuskan oleh Asosiasi Pengangkutan Udara Internasional (IATA), ukuran koper yang dapat dibawa passengers masuk ke dalam kabin adalah sekitar 56x36x23 sentimeter. Namun akhir-akhir ini, peraturan tersebut pun dirombak kembali, dan menurut peraturan baru, standar koper yang dapat Anda bawa adalah sekitar 55x35x20 sentimeter. 

Peraturan baru tersebut telah diadopsi oleh delapan maskapai penerbangan internasional, yaitu Air China, Avianca, Azul, Cathay Pacific, China Southern, Lufthansa, dan Qatar Airlines. Dan jika B’Timers bertanya-tanya tentang apa nih penyebab dari perubahan peraturan tersebut, ternyata peraturan baru tersebut diterapkan agar setiap penumpang mendapatkan tempat yang cukup untuk menyimpan barang bawaan mereka di dalam kabin pesawat, terutama bagi mereka yang menaiki pesawat dengan kapasitas penumpang minimal 120 orang. 

Nah, sekarang setelah Anda mengetahui peraturan tentang ukuran koper kabin, Anda juga perlu untuk mengetahui barang-barang bawaan apa saja yang tidak diperbolehkan untuk dibawa  selama menggunakan alat transportasi pesawat. Pasti pernah kan sesekali mendengar berita tentang cekcok antara penumpang dan petugas bandara, dimana ternyata penumpang membawa barang-barang yang tidak diperbolehkan untuk dibawa? Yup, don’t be that person ya.  

Salah satu dari barang yang tidak boleh Anda bawa selama penerbangan adalah barang-barang dengan kandungan kimia yang mudah terbakar, serta barang-barang yang mudah meledak, seperti kembang api. Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah karena benda-benda tersebut bisa menjadi sumber api, dan dapat mengakibatkan pesawat terbakar atau meledak. Bayangkan jika kejadian tersebut terjadi saat Anda berada ribuan kaki jauh dari permukaan tanah. 

Have a safe flight, everyone. 


Source:
http://breaktime.co.id/travel/travel-tips/ketahui-ukuran-tas-yang-muat-di-kabin-pesawat.html
https://www.skyscanner.net/news/15-best-ever-packing-tips
https://www.realsimple.com/work-life/travel/travel-planning/carry-on-luggage-restrictions

Pengalaman Merencanakan Liburan Tanpa Ribet

$
0
0
Travelerien.com

Bulan Maret dan April seakan menjadi “bulan jalan-jalan” dalam agenda saya di tahun 2017. Padahal, tidak banyak jalan-jalannya, tapi terasa padat buat saya yang biasanya miskin jalan-jalan.

Ada yang terencana, ada juga yang tidak. Ada yang direncanakan sejak lama, ada juga yang baru masuk rencana sekitar 1-2 minggu sebelum keberangkatan. Ada jalan-jalan bareng keluarga, jalan-jalan berdua suami, ada pula yang bersama teman-teman blogger

[Maret 2017] Traveling berdua ke Lampung, mendaki Gunung Anak Krakatau

Bandung, Lampung, dan Belitung menjadi destinasi jalan-jalan yang saya agendakan di bulan Maret. Yang terealisasi ternyata cuma Bandung (Trizara Resorts Lembang) dan Lampung (Pesisir Barat). Sementara itu, Belitung yang sudah dijadwalkan sejak Februari, ternyata Maret harus di-pending.

Gagal ke Belitung di bulan Maret, saya malah ke Lampung sampai dua kali. Setelah dari Pesisir Barat, satu minggu kemudian, ikut trip Krakatau. Trip Krakatau sebetulnya tidak ada dalam agenda. Trip ini datang dari tawaran Nurul (bulan Maret). Saya agak ragu menerimanya karena waktunya beruntun, hampir tiap weekend pergi. Setelah dibicarakan dengan Mas Arif, ternyata disambut gembira dan ia mau ikut. Maka dari itu, berangkatlah kami ke Krakatau selama 2 hari 1 malam. 


Baca juga : Jelajah Pulau Pisang Pesisir Barat

[Maret 2017] Jelajah Pulau Pisang di Pesisir Barat Lampung bareng teman-teman blogger

Pada bulan April, ada dua destinasi yang sudah terjadwal sejak Januari 2017, yaitu Palembang dan Tidore. Palembang menjadi pilihan suami yang ingin membawa kami menikmati aneka kuliner Sumsel di hari kelahirannya. Ceritanya, suami mau traktir kami makan-makan di luar kota alias yang jauh dari rumah. Karena Palembang dianggap sebagai kota dengan sejuta kuliner enak, maka di sanalah ia akan mentraktir anak-anak dan istrinya. Disebut sejuta karena memang banyak banget kuliner di Palembang! Hiperbole sedikit, deh! :D

Nah, April adalah jadwal saya jalan ke Tidore selama 10 hari bareng para blogger pemenang lomba menulis blog #TidoreUntukIndonesia. Tanggal yang saya pilih untuk ke Palembang ternyata bertepatan dengan tanggal saat saya di Tidore. Trip Tidore dalam rangka Hari Jadi Tidore tanggal 12 April 2017 tidak mungkin digeser. Jadwal ke Palembang  yang dikorbankan.


Baca juga : Menjadi Juri Lomba Blog Tidore Untuk Indonesia




[April] Trip Tidore dalam rangka Hari Jadi Tidore ke-909

April ini, saya juga diundang oleh dispar Way Kanan untuk hadir di Festival Way Kanan. Woro-woro soal undangan ke Way Kanan sudah ada sejak Februari 2017. Tapi, baru Maret dikirimi undangan dan kepastian berangkat. So, April yang tadinya tidak ada jadwal ke Lampung, akhirnya jadi ada. Rencana ke Belitung bulan April malah jadi tidak ada. Ketunda lagi, deh!

Jalan-jalan ke Palembang dijadwal ulang, tapi tetap bulan April. Saya dan suami sepakat, acara jalan-jalan ke luar kota cukup sampai April dulu. Mei anak-anak ujian kenaikan kelas, lalu masuk puasa, setelahnya lebaran. Kami ingin di waktu-waktu tersebut banyak momen kumpul di rumah biar selama ujian anak-anak tenang dan fokus. Puasa pun demikian, inginnya di rumah biar khusuk. Kalau Lebaran, sudah pasti jatahnya silaturahmi ke keluarga dan sanak saudara. Belitung, Flores, dan Bali sepertinya mesti sabar tunggu sampai Lebaran lewat. 


Agenda April 2017: Liburan di Palembang

Rencana kadang memang tidak selalu sesuai kenyataan. Karena sesuatu hal yang mendadak, terpaksa harus ubah jadwal. Soal ubah jadwal ini, kalau belum beli tiket sih, urusannya masih mudah. Nah, kalau sudah terlanjur beli tiket pesawat biasanya jadi agak ribet. Ditambah pula dengan adanya biaya-biaya yang muncul, baik administrasi maupun kebijakan pengembalian dana dari maskapai, bikin urusan kantong ikut ribet.

Seperti yang terjadi pada saya saat ini, jadwal ke Palembang terpaksa diubah. Yang tadinya akan berangkat tanggal 8 April, tapi karena pergi selama 10 hari ke Tidore, akhirnya saya tunda jadi tanggal 21 April. Ternyata, di tanggal 21 April, saya ada trip ke Way Kanan selama 4 hari, akhirnya ditunda lagi jadi akhir April. Untungnya, saya belum sempat beli tiket pesawat. Jadi tidak masalah ubah-ubah jadwal. 


Baca juga: Menyusuri Sungai Musi, Menelisik Sejarah Palembang
 

Kuliner pempek ini yang bikin kami ingin berwisata di Palembang

Tetapi, saat jadwal sudah fix dan tiket ke Palembang sudah dibeli, eh, dapat kabar kalau saya akan diundang ke acara di suatu tempat di Palembang (acaranya dirahasiakan dulu ya, biar jadi kejutan hehe). Tempat acaranya memang di Palembang, tapi jadwalnya tidak cocok. Acaranya jam 2 sore, sementara pesawat saya baru berangkat dari Jakarta jam 2 sore juga.

Lantas bagaimana? Pilih tetap berangkat sesuai tiket yang sudah dipesan atau ubah jadwal demi menghadiri acara? Tanpa timbang-timbang lagi, saya bulatkan untuk pilih memenuhi undangan dan siap ambil risiko ubah jadwal penerbangan. Jadwal terbang sore saya pindahkan ke pagi.

Seperti biasa, urusan reschedule ini saya pikir bakal repot. Sudah terbayang bakal telepon-telepon maskapai buat menjelaskan permasalahan dan urus pesanan baru. Apalagi saat mau ubah jadwal penerbangan itu saya sedang sibuk-sibuknya prepare berangkat ke Tidore. Tapi, karena saya memesan tiket lewat Traveloka, bayangan ribet itu ternyata gagal terjadi.

Mengapa? Karena adanya fitur Easy Reschedule. Dengan fitur ini, saya tidak perlu menelepon maskapai. Tinggal ubah penerbangan hanya dengan beberapa klik, urusan reschedule selesai. Cara ini tak hanya menghemat waktu, tapi juga mudah untuk dilakukan. 


Fitur Easy Reschedule Traveloka

Ada yang pernah coba Easy Reschedule? Mudah lho! Sekadar berbagi informasi bermanfaat, saya beritahu langkah-langkahnya, ya:
 



Pertama: Klik Pesanan Saya
Login terlebih dahulu ke akun Traveloka. Pada dasbor akun, pilih sub menu Pesanan Saya


Kedua: Klik Tombol Reschedule
Klik detail pada penerbangan yang akan diubah, lalu klik tombol reschedule


Ketiga: Pilih Jadwal Penerbangan Baru
Pilih jadwal penerbangan baru dan langsung pesan jadwal penerbangan baru


Keempat: Tunggu Konfirmasi Harga
Konfirmasi harga akan dikirim melalui konfirmasi email atau notifikasi push, disertai tautan untuk melanjutkan pembayaran.
 


Kelima: Lakukan Pembayaran
Harga Total sudah termasuk Biaya Reschedule Traveloka dan biaya maskapai. Setahu info yang saya baca, biaya ubah jadwal penerbangan dalam negeri sebesar 15 ribu, sedangkan luar negeri 50 ribu.


Keenam: Mendapat e-tiket baru
Setelah proses reschedule selesai, e-tiket baru akan terbit 


Tambahan sedikit, kalau kalian masih bingung tentang syarat-syarat atau ketentuan yang berlaku, langsung cek saja di website Traveloka: Easy Reschedule.
 

Tahun lalu jelajah Musi bareng blogger, tahun ini mau bareng keluarga :)

Dalam kondisi seperti saat ini, di mana tiket yang sudah terlanjur dibeli mesti diubah mengikuti jadwal traveling yang berubah-ubah, Easy reschedule sangat membantu. Saya tidak perlu repot telepon-telepon maskapai, biaya administrasinya murah, proses e-tiket juga cepat.

Tiket ke Palembang sudah di genggaman. Tinggal berangkat dan menikmati kuliner di Bumi Sriwijaya bareng keluarga. Mudah-mudahan tidak ada perubahan lagi. Sekarang, saya sedang bersiap-siap ke Way Kanan, setelahnya baru ke Palembang.

Bagaimana dengan bulan Mei? Bulan Mei akan saya isi dengan banyak menulis dan mem-posting tulisan jalan-jalan sepanjang bulan Februari hingga April, termasuk jalan-jalan ke Palembang. Kalau soal rencana akan jalan-jalan ke mana lagi, lihat nanti kemana angin rezeki berhembus! Hehe.
 



5 Cara Memperoleh Tiket Kereta Api Murah

$
0
0
Travelerien.com

Memperoleh tiket pesawat dengan harga yang murah memang tak sulit, namun tidak demikian dengan mendapatkan tiket kereta api. Harga tiket pesawat pun dapat berubah sewaktu-waktu mengikuti situasi dan kondisi yang ada, tiket pesawat pada hari Senin saja bisa berbeda dengan harga tiket pada hari Minggu. 

Kereta Api sedang melintas di Stasiun Blambangan Umpu, Way Kanan
 
Berbeda dengan tiket kereta api yang harganya cenderung tetap pada hari apa saja. Selain itu, tiket KA juga seringkali habis bahkan dari jauh-jauh hari menjelang masa high season seperti lebaran maupun natal dan tahun baru. Namun Anda tak perlu khawatir sebab masih ada cara untuk bisa memperoleh tiket kereta api murah seperti di bawah ini:

1.  Pesan tiket dari jauh-jauh hari
Sama halnya jika Anda ingin mendapatkan tiket pesawat yang murah, cara memperoleh tiket KA yang murah juga dengan memesannya dari jauh-jauh hari. Bahkan saat ini, pemesanan tiket kereta api dapat dimulai dari 120 hari sebelum rencana keberangkatan atau sekitar 3 bulan sebelum berangkat. Biasanya pada situs pemesanan tiket kereta api, akan tersedia beberapa pilihan kereta sekaligus harga tiket yang berbeda-beda tergantung kelasnya. Misalkan pada kereta api Argo Lawu, ada beberapa pilihan harga tiket mulai dari 300.000, 310.000 hingga 320.000 misalnya.

2.  Memilih tiket kelas ekonomi
Jika memang anggaran sedang tidak memungkinkan atau memang tidak masalah dengan keterbatasan fasilitas yang ada pada gerbong kereta ekonomi maka mengapa tidak? Anda dapat memesan tiket kereta api kelas ekonomi. Jangan salah, meski harganya murah, setiap gerbong kereta api kelas ekonomi sudah dilengkapi dengan AC dan sudah tidak ada penumpang yang berdiri karena tidak kebagian tempat duduk, jadi Anda pun bisa lebih nyaman dalam perjalanan. Hanya saja kekurangannya terletak pada tempat duduk yang pastinya tidak senyaman di gerbong KA eksekutif.

3. Pesan lewat Call Center
Anda pun bisa memperoleh tiket kereta api murah jika melakukan pemesanan melalui Call Center yang tersedia. Karena biasanya Customer Service akan memberitahukan informasi mengenai promo yang tersedia. Mintalah CS atau operator untuk memilihkan harga tiket yang termurah. Selain itu, Anda juga dapat mengganti dengan tanggal lainnya asalkan bisa mendapatkan harga tiket yang paling murah. Tidak jauh berbeda dengan pemesanan tiket secara online hanya saja, jika Anda memiliki keterbatasan akses internet, Anda bisa memesannya melalui Call Center KAI.

4.  Berburu tiket promo di aplikasi mobile travel agent online
Cara selanjutnya untuk memperoleh tiket kereta api yang murah adalah dengan berburu tiket promo yang ditawarkan di beberapa agent travel online yang memiliki aplikasi mobile. Menjelang periode-periode tertentu, travel agent online akan mengadakan promo potongan harga atau diskon tiket kereta api. Begitu juga dengan pemesanan melalui minimarket konvensional yang menjadi rekanan PT. KAI dalam reservasi tiket KA. Manfaatkanlah promo yang ada ini untuk membeli tiket KA yang Anda inginkan.

5.  Manfaatkan kartu kredit
Masih dengan aplikasi mobile travel agent online, Anda pun dapat menggunakan cara lainnya untuk menikmati promo yang ditawarkan oleh travel agent online tersebut. Jika kebetulan sedang tidak ada promo untuk pembayaran melalui ATM, biasanya akan tetap ada promo potongan harga atau diskon tiket dengan pembayaran melalui kartu kredit bank tertentu. Jika kebetulan Anda memilikinya, maka lebih baik dimanfaatkan saja untuk memperoleh tiket kereta api murah.


Bamboo Rafting Seru Mengarungi Way Besay di Way Kanan

$
0
0
Travelerien.com

Saat kamu lelah dan kehilangan arah tak tahu hati harus kemana, cobalah ke Way Kanan. Naiklah rakit bambu, hanyutkan diri di Sungai Way Besay. Duduk tenang saja di atas rakit, mengikuti aliran air yang membawa ke hilir, bersama galau yang kamu rasa. Biarkan alam bekerja atas RASA itu. Rasa yang akan diusir dengan cara sehat, yaitu cara menyenangkan yang digemari oleh para petualang.

Percayakan saja semua pada cuaca panas yang akan menyengatnya hingga gosong, atau pada hujan yang akan membuatnya beku kedinginan. Pada arus deras yang akan menggulungnya. Pada bebatuan cadas yang akan meremukkan tulang-tulangnya. Pada rasa lapar dan dahaga yang akan membuatnya terkulai lemah. Pada kayu-kayu di tepian yang akan menghadangnya hingga terjatuh. Lalu setelah itu baru akan kamu temui hadiah di ujung perjalanan; hati yang begitu bebas dengan rasa yang lebih baik, lebih tenang, lebih tentram, lebih ikhlas. 

bambu rafting
Mengusir galau dengan Bamboo Rafting :))

Bagaimana? Mau coba usir galau dengan cara berakit-rakit ke hilir Way Besay? Coba deh, dijamin sukses! :D

Kalau tidak ada galau yang harus diusir, biarkan bamboo rafting menghadirkan rasa lain yang lebih seru untuk dinikmati. Keseruan yang diliputi rasa tegang, membuat jantung berdebar-debar, panik, bahkan ketakutan, tapi super menyenangkan.

Meraup kesenangan dengan cara memacu adrenalin, bukankah itu menarik? 



Aktivitas di alam liar ini harus dicoba, terutama untuk jiwa petualang. Jika kamu seorang wisatawan yang sukanya bermanja-manja dan anti lecet, mending naik kapal pesiar mewah saja (sediakan sendiri kapalnya), sebab bamboo rafting bisa saja membuatmu kapok. Tapi tenang, bamboo rafting sebetulnya aman. Kecuali memang sudah takdir Tuhan harus menjemput maut di Way Besay.

Mengenai keamanan, Lamasik Sinaga yang merupakan ketua bidang kompetisi pengurus provinsi FAJI (Federasi Arung Jeram Indonesia) Lampung menyatakan jalur bamboo rafting Way Besay Kampung Banjar Masin hingga Kampung Banjar Sari, Kecamatan Baradatu, Way Kanan, AMAN. Rute bamboo rafting Way Kanan sudah melalui serangkaian tes dan uji coba. So, tidak usah khawatir. Tim pemandu pun sudah terlatih.

Tonton juga video bamboo rafting saya di sini: Mengarungi Sungai Way Besay

Titik awal keberangkatan bamboo rafting dekat Jembatan Desa Banjarmasin

Saya seorang pejalan yang mau mencoba apa saja, tapi tentu dengan segala persiapan matang. Bamboo rafting pun tak luput dari daftar kegiatan yang tidak boleh dilewatkan. Bukan untuk mengusir galau, apalagi rasa kesepian, tapi untuk sebuah pengalaman penuh tantangan. Kapan lagi main di sungai ramai-ramai bareng banyak orang dari berbagai kalangan? Apalagi ada orang nomor satu di Way Kanan ikut serta. Mantap nian, kan?

Bamboo rafting yang pernah saya tahu ada di Loksado, Kalimantan Selatan. Saya pernah membacanya dalam blog Mariscka Prudence, travel blogger kondang asal Jakarta. Tapi kini bamboo rafting ada di Lampung, tepatnya di Kabupaten Way Kanan. Dekat dari Jakarta, bukan? Wajib coba.

Bupati Raden Adipati Surya.SH.MM dan Wakil Bupati DR.Drs. Edward Antony.MM *Sumber foto : WayKananKab.go.id

Launching Bamboo Rafting

Dalam rangka perayaan HUT ke-18 Way Kanan, Dinas Pariwisata Way Kanan menjadikan bamboo rafting sebagai salah satu kegiatan promosi pariwisata Way Kanan. Bamboo rafting di Way Besay sudah pernah dicoba lebih dulu oleh komunitas Wisata Way Kanan. Tapi baru di-launching pada hari Sabtu tgl. 22 April 2017 dan dilanjut pada hari Minggu tgl. 23 April 2017.

Hari pertama diiikuti oleh peserta dari seluruh Organisasi Perangkat Daerah (OPD), KNPI, KPU, kakam (kepala kampung) Banjar Negara beserta rombongan, kakam Tiuh Balak beserta rombongan, kakam Kecamatan Blambangan Umpu beserta rombongan, dan kakam dari Kecamatan Baradatu beserta rombongan. Pada hari kedua bamboo rafting diikuti oleh MTMA Jakarta dan sebagian besar mahasiswa dari berbagai kota, di antaranya dari Universitas Brawijaya Malang, Palembang, Jambi, dan Bandar Lampung.
 
Moment yang terlewatkan karena datang telat :D *Sumber foto : Tribun Lampung*

Saya dan rekan-rekan blogger ikut rafting di hari pertama. Ada 42 rakit yang disediakan oleh panitia, salah satunya tentu untuk kami. Dari Desa Gedung Batin (tempat kami menginap), Adjie (salah satu panitia pelaksana event festival Way kanan dari Komunitas Wisata Way Kanan), mengantar ke Banjarmasin, desa yang menjadi titik keberangkatan rakit bambu. Berhubung jaraknya cukup jauh, Adjie menyetir dengan kecepatan penuh. Bak pembalap. Mobil pun seperti terbang. Segala lubang diterabas. Badan pun terguncang-guncang. Sepertinya Adjie perlu ditanya password. Jangan-jangan yang menyetir saat itu adalah…. *lol

Suasana di sekitar jembatan Desa Banjarmasin tampak ramai oleh kerumunan warga yang menonton pelepasan rakit-rakit bambu. Satu persatu peserta berangkat. Rakit yang dinaiki Bapak Bupati Way Kanan sudah jauh memimpin di depan, disusul oleh rombongan lainnya, termasuk humas dan protokol. Rakit terakhir yang saya lihat, berangkat dengan 2 peserta (umumnya 1 rakit muat untuk 4-5 orang) yang entah dinaiki oleh siapa. 

Rakit terakhir yang sempat saya lihat sebelum akhirnya kehabisan :D

Rakit habis, naik speed boat pun jadi

Saking antusiasnya, peserta yang datang di hari H melebihi kuota. Rakit habis, tersisa satu speed boat. Kehabisan rakit, speed boat pun jadilah. Yang penting tetap bisa berangkat, bisa merasakan dan melihat langsung kondisi jalur sungai yang dilalui. Tanpa berharap bakal ada rakit tambahan turun dari langit, kami naiki speed boat itu, menjadi rombongan paling belakang, menyusul mereka yang sudah lebih dulu berakit-rakit ke hilir.

Kapasitas speed boat terbatas, hanya muat untuk 6 orang. Yuk Annie, mbak Sari, dan Oqta memilih menunggu di darat, di batas akhir perjalanan rakit. Sedangkan saya, Ika, mbak Dian dan seorang bapak (saya lupa namanya) memilih berangkat. Dua laki-laki perkasa, Surya dan Samgar Ngantung, jadi ‘pengemudi’ speed boat. Dipundak keduanyalah asa mencapai tujuan diletakkan. 

Laskar Speed Boat Mengarungi Way Besay

Berhubung jumlah life jacket yang disediakan panitia hanya sesuai jumlah peserta yang terdaftar saja, lantas ada yang mendahului padahal di luar kuota, maka kami yang “ketinggalan” jadi tak semua kebagian. Hanya Ika dan bapak berkaca mata hitam yang kebagian. Saya dan Dian pakai jaket pelampung bayangan. Meski bisa berenang, tanpa life jacket mestinya saya tidak boleh berangkat. Saat itu pilihannya cuma 2, tetap berangkat modal nekat, atau tinggal dan kehilangan moment. Saya pilih berangkat. Kalau terjadi apa-apa, jangan salahkan panitia tentunya. Ok. Bismillah.

Persiapan Naik Rakit


Rute Banjarmasin ke Banjar Sari sekitar 12 KM. Menurut informasi, waktu tempuh selama kurang lebih 2,5 jam. Kami sudah diingatkan agar membawa bekal makanan dan minuman. Saya sudah beli, tapi karena terburu-buru turun dari mobil, malah ketinggalan. Nyesel jadinya. Yang ada, sepanjang naik speedboat jadi berhalusinasi, berulang kali seperti melihat nasi rendang dari rumah makan Padang *lol

Saya sudah mengira bakal basah-basahan. Itu sebabnya saya gunakan dry bag untuk mengamankan barang-barang, terutama kamera DSLR. Agak menyesal bawa kamera besar, karena sepanjang menghanyutkan diri di Way Besay justru disimpan rapat-rapat. Tidak aman untuk digunakan memotret. Speed boat berguncang-guncang, berputar-putar, bahkan kemasukan banyak air. Beresiko.  

Mbak Dian masih senyum nih di awal-awal :D

Naik speed boat saja beresiko karam, masuk sungai, dan pastinya basah. Apalagi naik rakit bambu. Sebaiknya memang tinggalkan semua barang bawaan, bikin repot. Kecuali smartphone untuk ambil foto dan video. Itu pun mesti pakai kantong waterproof hp dulu biar aman.

Makanan dan minuman jadi bekal wajib selama naik rakit. Tidak ada warung apalagi supermarket di sepanjang jalur sungai yang dilalui. Yang ada hanya hutan, perkebunan, ladang, dan perkampungan yang mesti dicapai dengan jalan kaki cukup jauh. Kalau mau, kembali ke alam saja. Haus tinggal teguk air sungai. Saat merasa lapar tinggal petik dedaunan di sepanjang tepian buat cemilan he he.

Yang jelas, bawa makanan secukupnya seperti kue-kue atau roti dan snack-snack ringan lainnya. Tidak usah sampai bawa rantang segala. Tidak makan selama 2,5 jam biasa kan ya. Yang penting ada cemilan. Siapa tahu mendadak keroncongan. Masukkan makanan ke dalam kantong tertutup yang tahan air. Bawa cemilan enak-enak kalau basah jadi hilang juga enaknya.

Matahari bersinar terik, tak sedap untuk kulit tentunya. Sebelum berangkat, panitia sudah berpesan agar kami para cewek bawa topi lebar. Ternyata memang berguna, termasuk kaca mata hitam. Walaupun pada kenyataannya topi dan kaca mata masuk tas juga akibat takut terlempar ke sungai karena perjalanan berspeedboat ternyata tak semulus bayangan. 

Awalnya tertawa lebar...akhirnya....? :D

Petualangan Seru Mengarungi Way Besay

Naik speed boat tidak berarti membuat perjalanan kami jadi cepat dan bebas hambatan. Apa yang kami alami tak jauh beda dengan mereka yang naik rakit bambu. Terbanting ke tepian, menerabas dahan dan dedaunan, tersangkut batu-batu sungai, kepanasan, basah, bahkan hampir karam.

Sekali lagi, bamboo rafting ini adalah wisata dengan minat khusus. Kental dengan petualangan. Harus siap mental dan stamina yang kuat. Buat yang gemar bermain dengan tantangan, segala hambatan adalah rasa manis yang bikin ketagihan, ingin dilahap berulang-ulang.

Melewati 6 jembatan gantung, salah satunya jembatan ini

Awalnya kami masih leluasa tertawa-tawa karena sungai yang diarungi masih tenang. Tak lama, ketika perahu sampai pada bagian dangkal dan banyak batu, cerita mulai berubah. Air sungai tak hanya berombak, tapi bergulung-gulung dan bergemuruh. Kondisi seperti ini bukan hanya sekali, tapi berkali-kali sepanjang perjalanan. Tawa pun lenyap, berganti ketegangan. Silih berganti, sesuai kondisi sungai yang dilalui.

Teringat peribahasa, air beriak tanda tak dalam. Tanda inilah yang menjadi petunjuk kapan mesin perahu kami dimatikan dan dihidupkan. Saat mesin dimatikan, beberapa kali mesin diangkat karena dikhawatirkan kipasnya patah menabrak batu-batu. 

Sungai dengan banyak delta

Dua laki-Laki Tangguh Itu bernama Surya dan Sam

 
“Ambil kiri, Sur. Jangan kanan!”


Sam bertindak bagai kapten, ia memerintah Surya dengan ocehan panjang kali lebar. Di suruh dorong ke kiri, putar ke kanan, ambil jalur kiri, ambil jalur kanan. Saya melihat Sam dengan bangga. Dia kapten hebat. Hebat punya lidah yang bergerak dengan kecepatan cahaya! :p

“Terbalik kita Sur, terbalik Sur…!”


Surya bekerja patuh. Mulutnya banyak terkunci, fokus pada apa yang dilakukan. Tangannya mengeras, mengendalikan dayung, mencari jalan. Tapi arus deras tak bisa di ajak kompromi. Sam dan Surya kalah kuat. Perahu justru meluncur ke tempat yang tidak diharapkan. Kami panik. Makin panik saat melihat Sam dan Surya terjun ke sungai. Badan keduanya tenggelam sebatas dada. Lalu mati-matian menahan perahu agar tidak terseret arus.

Surya tampak punggung, tangguh mengemudi :D

Ketegangan meninggi. Wajah mbak Dian, bapak berkaca mata hitam, dan juga Ika, menyiratkan rasa yang sama. Saya bergerak cepat memasukkan semua barang (hp, topi, kaca mata hitam) ke dalam dry bag. Menutup rapat, lalu mengikatnya kencang-kencang. Ada yang istighfar berulang-ulang (eh, itu saya). Bapak berkaca mata tak kalah panik. Tangannya erat memagang tali pengaman di pinggir perahu. Saya cemas melihatnya. Jangan-jangan dipuncak kepanikan dia memilih terjun bebas. Syukurlah tidak.

Surya dan Sam kalah kuat dengan arus air sungai. Perahu gagal ditahan, akhirnya terlepas terbawa arus. Sebelum perahu menjauh, Surya dan Sam bergegas mengejar perahu, naik lewat belakang. Karena naik bareng, beban perahu berpindah ke belakang. Air masuk tak dapat dihindari. Kami berteriak, “karam…karam…”

Perahu berisi air. Ika sibuk membuangnya dengan gelas air mineral bekas. Gelas kecil yang ukurannya tak sebanding dengan volume air yang masuk perahu. Saya lebih kacau lagi, membuang air menggunakan sandal entah punya siapa. Niatnya membantu menyelamatkan perahu, tapi apa daya alat bantu yang diambil sungguh aneh. 

Sam, sang "kapten" dan bapak berkaca mata hitam yang tidak pernah dilepas :D

Baru saja kelar melewati hadangan pertama, nafas belum teratur, badan belum tegak, muncul hadangan berikutnya; akar-akar dan dahan pohon. Teriakan kembali terdengar. Mantap jaya.

Menabrak daun-daun dari pohon yang batangnya menjorok ke sungai, sungguh tak dapat dihindari. Bukan hanya daun, kadang batang-batang bambu, kayu, dan akar pohon. Jika lengah, bisa saja wajah dan badan penuh goresan.

Jika tak handal mengendalikan rakit atau perahu, bisa saja menabrak ini

Kejadian menegangkan seperti itu terjadi beberapa kali dalam perjalanan yang kami tempuh. Memang banyak paniknya, tapi lebih banyak senangnya. Tetap seru. Kadang malah penasaran untuk merasakan hambatan berikutnya.

Pada sesi berikutnya, air yang masuk perahu makin banyak. Kami pun sampai pada puncak kecemasan. Jika tak ambil keputusan untuk  ‘mendarat’, dipastikan perahu akan karam. Tenggelam sih tidak, paling terbalik. Akhirnya, pada sebuah delta yang banyak bebatuan, kami menepi. Sam dan Surya bergegas mengeluarkan air yang mengisi hampir setengah badan perahu. Setelah kosong, kami kembali melanjutkan perjalanan. 

Speed boat penuh air, teraksa singgah di delta untuk mengosongkan perahu

Mumpung di tempat aman, keluarkan hp, welfie dulu....

Bertemu Rakit Kepala Humas

Dalam perjalanan, kami beberapa kali menjumpai orang-orang. Baik peserta launching bamboo rafting (dengan rakit dan ban hitam) itu sendiri, maupun penduduk yang tinggal di sekitar pinggiran sungai. Padahal tak terlihat ada perkampungan dengan rumah-rumah warga. Di pinggiran sungai hanya hutan, ladang, atau kebun saja. Kegiatan yang mereka lakukan macam-macam. Ada yang mandi, mencuci baju, sekedar mengambil air, ataupun menangkap ikan dengan pancing.

Dalam seperempat perjalanan, kami menjumpai 2 remaja menggunakan ban, menghanyutkan diri mengikuti kemana air mengalir. Di tempat berikutnya, ada 4 pria berbaju pelampung oren berjalan di pinggiran sungai, di kebun entah milik siapa. Sam berteriak memanggil mereka, seakan cemas pada 4 orang itu. Apakah mereka peserta yang  menyerah? Tapi kemana rakitnya? Tak nampak pun. 

Rakit yang tersangkut berhasil dilepaskan

Mereka sepertinya lelah

Di separuh perjalanan, kami bertemu lagi dengan 2 pria lain. Peserta bamboo rafting juga. Tampaknya mereka baru saja menepi. Berjalan ke daratan, meninggalkan ban hitam yang tergeletak di antara semak-semak pinggir sungai. Sam kembali berteriak, memanggil dan menyuruh keduanya agar jangan meninggalkan ban hitam tersebut. Mau kemana 2 laki-laki itu?

Kami kembali melanjutkan perjalanan dan kembali bertemu dengan peserta  lainnya. Kali ini kami ketemu bapak kepala Humas Way Kanan. Awalnya kami melihat ada rakit tersangkut di semak-semak pinggir sungai. Ada dua orang pria di atas rakit itu. Tak jauh dari rakit ada 2 orang lainnya sedang mengapung agak ke tengah sungai. Setelah rakit terlepas, dua orang tersebut berusaha naik, tapi rakit malah terbalik. Diulang lagi, gagal lagi. Tampaknya mereka lelah. Akhirnya Surya mengajak salah satu dari mereka untuk naik speed boat. Yang diajak ternyata bapak kahumas Way Kanan. Seorang lainnya protokol Way Kanan juga ikut naik. Surya pindah ke rakit, tukar tempat dengan bapak Humas. Kami melanjutkan perjalanan, beriringan dengan rakit bambu.

Pak Kepala Humas Way Kanan pindah ke speed boat kami, tukaran dengan Surya :D

Tak ada lagi sungai dangkal dengan batu-batu besar yang menghadang laju perahu kami. Berperahu selama 15 menit bersama bapak kahumas lancar jaya. Jembatan gantung ke-6 yang kami lewati sudah menjadi tanda bahwa perjalanan sebentar lagi mencapai garis finish. 

Jelang speed boat merapat ke pantai (batas antara sungai dan daratan), saya diliputi berbagai macam rasa. Haru, senang, bahkan sedih. Entah kenapa perjalanan selama 2 jam (tidak jadi 2,5 jam) itu terasa berkesan sekali. Kebersamaan selama mengarungi sungai dengan segala drama-nya, seperti telah menyatukan kami bagai sebuah keluarga dekat.

Ada rasa senang karena pada akhirnya kami selamat sampai tujuan. Lolos dari segala rintangan dan berhasil menyelesaikan perjalanan berperahu sampai akhir. Di ujung perjalanan itulah kami berpisah dengan Surya dan Sam, dua pahlawan kami selama mengarungi Way Besay.

Akhir perjalanan

Perjalanan Penuh Makna

Berperahu mengikuti aliran air Sungai Way Besay tidak melulu tentang menantang berbagai hambatan. Tapi juga tentang menikmati keindahan yang tersaji sepanjang perjalanan. Ada sentuhan damai dari suguhan hijau yang datang dari hutan lebat di pinggiran sungai. Kealamiannya menentramkan, menghadirkan ketenangan. Bagai obat bagi jiwa-jiwa kalut yang bosan dengan gemerlap hutan beton dan polusi yang tak henti meracuni tubuh. Tidakkah tempat semacam ini layak diperjuangkan agar tetap jadi obat bagi kehidupan banyak mahkluk hidup?

Kami pun tidak melulu merasakan ketegangan. Canda dan tawa tetap hadir mewarnai perjalanan. Beberapa kali menguatkan Surya yang kelelahan. Memberinya semangat kala terjatuh dari speed boat. Menghibur Sam yang pipinya tergores kayu. Mengalihkan perhatian mbak Dian dari kepalanya yang benjol. Saya pun berusaha menepis rasa nyeri pada telapak tangan yang tertusuk kayu. Kami saling menguatkan, bukan melemahkan. Karena dengan demikianlah perjalanan berperahu yang ditempuh selama 2 jam jadi punya makna; kebersamaan. 

semacam rintangan

nggak ada buaya air, adanya buaya darat

di depan sana, kayu pohon siap menyambut :D

Sebanyak apapun ‘halangan’ yang ditemui, saya (dan mungkin juga teman2) memilih untuk mentertawakannya. Tertawa agar rasa sakit tidak berlarut-larut. Menikmatinya sebagai “ujian” yang menyenangkan. Ujian yang membuat kami akhirnya tersenyum di akhir perjalanan.

Susur sungai ini memberi memang memberi makna tersendiri bagi saya. Bagai sebuah kehidupan. Mengalami berbagai tantangan yang menegangkan, sekaligus merasakan berbagai keindahan yang membawa kebahagiaan. Enak dan tidak enak, semuanya sama-sama ujian. Ujian yang tak akan ada habisnya kecuali perjalanan telah berakhir. Mati.

Sesulit apapun rintangan, tetap ceria hingga akhir perjalanan

Bamboo Rafting Way Kanan

Pengalaman mengarungi sungai Way Besay sangat berkesan dan tak terlupakan. Seru dan menyenangkan. Saya memang tidak merasakan langsung bagaimana asyiknya naik rakit bambu. Namun, apa yang dijumpai selama mengarungi sungai Way Besay dengan speed boat adalah sama; Air keruh dan deras, rute panjang dan punya berbagai rintangan.

Melihat langsung rombongan pak kepala humas Way Kanan naik rakit bambu, membuat saya yakin pengalaman naik rakit bambu pasti lebih seru.

Perkiraan awal waktu tempuh sekitar 2,5 jam. Realisasinya kurang lebih 2 jam saja. Berangkat pukul 10.50, sampai pukul 12.55 WIB. Mungkin karena naik speed boat. Naik rakit bambu bisa jadi 2,5 jam. 

Penuh kesan dan tak terlupakan

Kembali ke Way Kanan dan merasakan naik rakit bambu masih jadi keinginan. Mudah-mudahan jika suatu hari nanti kembali, bisa mengarungi Way Besay dengan rakit beneran. Buat yang tertarik bamboo rafting, coba deh ke Way Kanan. Kegiatan ini bisa diikuti tiap Sabtu dan Minggu. Untuk informasi lebih lanjut bisa hubungi teman-teman di Way Kanan yang tergabung dalam komunitas Wisata Way Kanan. Cek IG mereka di @wisata_waykanan dan @waykanan_asyik.

Wisata petualangan di kabupaten yang kini berusia 18 tahun ini tak hanya bamboo rafting, tapi juga trip Air Terjun Puteri Malu. Sudah pernah ke sana naik motor trail selama kurang lebih 2 jam PP? Kalau belum, tunggu cerita saya pada tulisan berikutnya. Pesona Air Terjun Puteri Malu akan memikat para petualang untuk datang.

Way Kanan memang asyik. Yuk ke Way Kanan.

Terima kasih Way Kanan!


Video mengarungi Way Besay:

Liburan Akhir Pekan di Palembang Bersama Keluarga

$
0
0
Palembang sangat berkesan bagi Mas Arif. Tempat dimana dia pernah tinggal lama untuk studi. Di kota ini dia punya banyak teman dekat, juga punya satu keluarga angkat. Semuanya masih ada dan masih berhubungan baik sampai kini. Meski masa kuliah telah lama berlalu, tapi kecintaannya pada Palembang masih kuat. Bahasa Palembang masih lancar. Semua kuliner khas Palembang pun masih jadi kesukaan.

Bulan April ini, Palembang jadi pilihan Mas Arif untuk membawa kami jalan-jalan. Ceritanya dia ultah (saya ga usah sebut tgl nya, ya), mau traktir-traktir keluarga. Bukan untuk merayakan, tapi sebagai tanda syukur dan bahagia karena masih punya usia sehingga masih bisa berkumpul bersama keluarga yang dicintai. Kalau soal traktir, tiap hari di rumah juga ditraktir berkali-kali :D 


Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang

Nah, kenapa Palembang? Katanya, kalau masih sekitaran BSD saja, atau katakanlah Jabodetabek, sudah biasa. Sesekali cari yang beda. Jauh di luar kota. Dan kota yang dipilihnya adalah kota yang pernah memberinya banyak kenangan.

Rencananya, Mas Arif mau ajak kami makan berbagai jenis makanan khas Palembang di beberapa tempat yang sudah direkomendasikan teman. Nama-nama makanan dan nama-nama tempat sudah kami catat. Terealisasi semua atau tidak, itu urusan nanti. Tidak semua harus sesuai list, kan? Mana yang mudah ketemu saja. Santai pokoknya. Karena di Palembang cuma buat makan-makan, kami tidak perlu lama-lama. 2 hari cukup. Pergi Sabtu pagi, pulang Minggu malam. 

Humayra dengan latar belakang Menara Jembatan Ampera

Ditraktir Kompasianer Palembang di Pempek Beringin

Sampai di Palembang, niat Mas Arif mau traktir-traktir, malah dia yang ditraktir orang. Kok bisa?

Hari pertama tiba di Palembang (Sabtu 29/4/) kami tidak langsung meluncur ke tempat-tempat kuliner, melainkan ke Kampus Stisipol Candradimuka dulu. Di sana saya hadir sebagai salah satu pembicara dalam acara sharing tentang blogging. Acaranya berlangsung dari jam 1 siang sampai 5 sore. Setelah makan siang sekedarnya di rumah makan masakan Padang depan kampus, Mas Arif dan anak-anak meluncur ke hotel. Sedangkan saya masuk kampus, bersiap mengisi acara.

Sorenya, setelah acara di Stisipol kelar, yuk Elly Suryani (Kompasianer Palembang) mengajak saya dan beberapa kawan blogger lainnya makan di Pempek Beringin dekat PTC Mall. Bukan sekedar diajak, tapi ditraktir. 

"Ngeblog itu Asyik" bersama Kompasianer Palembang

Mas Arif dan anak-anak saat itu sedang otw ke Stisipol, mau jemput saya. Saya bilang ke Mas Arif agar menyusul ke Pempek Beringin saja, biar sekalian makan bareng. Anggap saja RM Pempek Beringin itu sebagai tempat pertama untuk memulai kulineran di Palembang. Kebetulan
di Pempek Beringin tersedia beberapa makanan yang memang sudah jadi incaran kami sejak dari Jakarta.  Cocok deh. Mas Arif setuju. Kami pun kulineran. Ai makan tekwan, Al makan pempek, dan Mas Arif makan Lenggang kesukaannya. Es Kacang merah idaman pun tak lewat dari pesanan. 

Saya bisa lihat Mas Arif dan anak-anak begitu menikmati makanan yang mereka pesan. Tampak senang dan puas. Mungkin memang beda kali ya rasanya kalau makan makanan Palembang di tempat asalnya. Lebih enak. Lebih terasa taste-nya. Lebih dapat feel-nya. 

Kecil-kecil makannya banyak ya :D

Makanan terenak di dunia!

Di RM Pempek Beringin Mas Arif berjumpa kedua kalinya dengan Yayan dan Dedi. Terakhir ketemu waktu jalan bareng ke Krui, Pesisir Barat Lampung. Pertama kali pula bagi Mas Arif ketemu dengan Maman, teman jalanku saat trip Festival Krakatau 2016 lalu. Mereka sudah saling follow di IG sejak sebelum bertemu. Bersama kami ada mbak Ira Hairida (blogger Palembang). Nah, mbak Ira ini ternyata adik tingkatnya Mas Arif waktu di Unsri.

Setelah makan-makan, ngobrol-ngobrol, dan satu persatu mulai pulang, saatnya bayar. Tapi kasirnya bilang, semua sudah dibayar oleh Yuk Elly, termasuk pesanan anak-anak dan Mas Arif. Padahal tadinya bagian suami dan anak-anak mau saya bayar sendiri, karena mereka kan bukan dari bagian acara Kompasiana :D 

Alhamdulillah kalau begitu. Rejeki. Terima kasih buat Yuk Elly dan Kompasiana Palembang. Lain kali gantian kami yang traktir ya :)

Mas Arif ketemu kakak-kakaknya :D

Kompal yang Kompak!

Menginap di Airy PIM Letkol Iskandar 1

Dari Pempek Beringin PTC Mall, kami sekeluarga meluncur ke Benteng Kuto Besak (BKB).  Suasana malam minggu di sana ternyata ramai. Sayangnya, belum ada 5 menit jalan-jalan di sekitar BKB, Ai minta pulang. Katanya ngantuk. Seharian sejak berangkat pagi dari Jakarta dia memang belum tidur. Tidak lama setelah bilang ngantuk, matanya beneran terpejam. Tampaknya benar-benar sudah tidak tahan lagi. Ai digendong oleh Mas Arif, dibawa ke mobil. Kami pun pulang, tidak jadi menikmati suasana di pelataran depan BKB lebih lama lagi.

Malam itu kami menginap di Airy PIM Letkol Iskandar 1 yang terletak di Komplek Ilir Barat Permai. Dengan menggunakan mobil pinjaman dari Kak Andi (teman akrab mas Arif), kami meluncur ke hotel. Mudah bagi Mas Arif untuk mencapai Airy PIM, karena lokasinya masih di kota. Cukup dekat dari kawasan Benteng Kuto Besak. 

Airy PIM Letkol Iskandar 1 Palembang

Kamar Airy saya pesan sekitar 3 minggu sebelum keberangkatan. Sengaja jauh-jauh hari agar pilihan kamarnya masih banyak. Ada 2 tipe kamar di Airy PIM yaitu Superior Twin dan Superior Double. Saya pilih yang double. Harga yang saya dapat Rp 290.700,- nett, tidak termasuk sarapan.

Ini bukan pertama kali saya memesan kamar Airy Rooms. Sebelumnya juga pernah memilih kamar Airy saat traveling ke Lampung. Alhamdulillah selalu cocok dengan kamarnya. Makanya di Palembang pun saya pesan Airy lagi sebagai tempat menginap. 


Baca juga: Menginap di Hotel Airy Tugu Adipura Lampung

Tipe Superior Double

Cara pesan kamar di Airy Rooms bisa lewat situs resminya di www.airyrooms.com, bisa juga lewat aplikasi ponsel.

Saya pesan Airy PIM Letkol Iskandar 1 lewat aplikasi Airy Rooms di Android. Saat ini pun sudah ada juga aplikasinya di App Store. Tak sampai 5 menit, pesanan diterima dan dikonfirmasi. Setelah melakukan pembayaran melalui ATM, Kode Pemesanan saya terima lewat email. Sangat mudah, bukan? Mengenai cara pembayaran, selain transfer bank (ATM), bisa juga dengan credit card.  

Airy Sunrise Meal

*Photo by Airy Rooms*

Airy PIM Letkol Iskandar 1 punya banyak kamar. Hotelnya besar. Dekat dengan pusat perbelanjaan Ramayana. Kedai makan juga banyak di sekitarnya. Tinggal jalan kaki sebentar kita bisa sampai di toko, rumah makan, bahkan mall. Jembatan Ampera, Masjid Agung, Monpera, Benteng Kuto Besak, semuanya dekat dari hotel. Jalan di depan hotel dilalui oleh angkutan umum seperti angkot dan bus. Ojek dan becak juga banyak lalu lalang.

Kami bermalam di Airy tanpa keluhan. Staff ramah dan layanan pun prima. Fasilitas di kamar seperti TV dan AC, kamar mandi dengan shower air panas, semua berfungsi dengan baik. Colokan listriknya juga banyak. Internet WIFI lancar. Tersedia pemanas air untuk membuat minuman. Yang tidak ketinggalan dari Airy adalah Airy Sunrise Meal berupa snack yang disukai oleh anak-anak.

Meski berada di Kota, suasana di dalam maupun di luar hotel tenang. Kami bisa beristirahat dengan nyaman dan tidur dengan nyenyak. Untuk akomodasi murah yang nyaman di Palembang, hotel Airy adalah pilihan yang tepat.

Airy Rooms - FO

Airy Rooms - Lobby

Airy Rooms - Lobby

Sarapan Burgo di Rumah Yayan

Minggu pagi (30/4) saya mulai berkemas. Anak-anak bergantian mandi. Setelah itu kami langsung check-out. Rencana ketemu Yayan dan Mbak Tati di Jaka Baring tidak jadi karena urusan berkemas ternyata tidak bisa sebentar :D

Kami keluar hotel jam 8, belum sarapan. Teringat Sabtu malam Yayan bilang mau ajak sarapan bareng dekat rumahnya, makanya kami sengaja pagi itu belum makan apapun. Perut dibiarkan kosong biar bisa banyak menikmati makanan yang akan kami beli di tempat yang Yayan maksud.

Saya janjian dengan Deddy ketemu dekat Museum Sultan Mahmud Badaruddin II. Setelah itu baru pergi sama-sama ke rumah Yayan di daerah Plaju. Meski dulu waktu kuliah mas Arif pernah kos di Plaju, tidak berarti Mas Arif masih hafal dengan seluk beluk jalan di Plaju. Jadi kami memang perlu Deddy untuk jadi penunjuk arah. 

Suasana pagi dekat Jembatan Ampera

Sebelum ke Palembang, Yayan sudah minta agar kami mampir ke rumahnya. Tentu dengan senang hati kami penuhi permintaan tersebut. Setulus hati Yayan yang meminta, setulus itu pula kami kami melangkah ke rumahnya.

Ah iya, pagi itu rencana untuk jajan sarapan dekat rumah Yayan tidak jadi. Yang ada malah diajak sarapan di rumahnya (rumahnya Yayan). Berarti kami bakal numpang sarapan :D

Ketika sampai, Yayan sudah berdiri di teras samping rumahnya, menyambut kami. Sesaat sebelum masuk, saya memandangi rumahnya yang besar, juga halamannya yang tak kalah besar. Penghuni rumah Yayan pasti banyak, itu yang terlintas dalam pikiran saat itu. Prasangka yang keliru, sebab setelah masuk saya mendapati rumahnya sepi. Hanya Yayan dan ibunya, serta ayahnya yang masih di lantai atas.

Di rumah Yayan, bareng Deddy Huang dan Mbak Tati

Yayan punya 1 orang kakak perempuan dan 2 orang adik. Tapi kakaknya tinggal di rumah lain. Makanya rumahnya sepi. Padahal kamarnya banyak. Mungkin karena itu Yayan memilih bergabung di couchsurfing (mungkin lho ya), menyediakan kamar-kamar di rumahnya sebagai tempat bermalam untuk teman-temannya sesama anggota couchsurfing. Tidak hanya tamu-tamu dari luar negeri, teman-teman Yayan dalam negeri pun saya lihat (di medsos Yayan) pernah bermalam di rumahnya. Dan itu GRATIS! Hmm…gratis tapi dengan syarat dan ketentuan kali ya.

Yayan mengajak masuk, mengenalkan ibunya pada kami. Ibunya Yayan cantik. Masih kelihatan muda. Wajahnya Yayan mirip ibunya. Bedanya, ibunya putihan, anaknya...(ga tega nulisnya) :))

Ibu Yayan meminta kami untuk langsung ke meja makan. Mungkin tahu kami sudah menahan lapar belum sarapan sejak pagi. Saya malu sebenarnya. Baru datang langsung makan. Tapi apa daya, perut memang sudah minta diisi. Terpaksa rasa malu ditanggalkan dulu, ntar pas pulang dipasang lagi malunya *lol. Lalu jadi ingat kalau saya datang ke rumah Yayan dengan tangan kosong. Lupa bawa buah tangan! Iiiih…..*trus aku dijitak Mas Arif :p

Silaturahmi dengan Ayah dan ibunya Yayan

Melihat isi meja makan Yayan, saya merasa surprise! Menunya makanan khas Palembang semua. Ada burgo, kue srikaya, pempek, engkok, kemplang tunu dan satu lagi saya lupa apa namanya. Kenapa surprise? Karena saya tahu banget burgo itu makanan kesukaan Mas Arif. Setelah sekian lama tidak makan burgo, tiba-tiba di rumah Yayan sarapan burgo, senangnya pasti pake banget.

Bagi saya, burgo itu makanan istimewa. Dulu, kalau makan burgo mesti nunggu moment tertentu. Misalnya saat ada acara kawinan, lebaran, puasa, acara sunatan, ataupun moment spesial lainnya. Sekarang burgo sudah jadi makanan sehari-hari bagi masyarakat Palembang. Tidak harus menunggu acara tertentu untuk membuatnya. Meski begitu, belum tentu juga ada yang jual. Kalau mau, biasanya mesti pesan dulu. Nah, pagi itu, burgo yang dihidangkan ibunya Yayan memang beli, tapi pesan dulu. Bukan yang dijual begitu saja. 


Menu sarapan yang menggiurkan

Burgo dipotong-potong dulu sebelum dimakan

Hanya satu yang fokus ke burgo :D

Burgo merupakan salah satu makanan yang kami masukkan dalam daftar kuliner yang harus kami cicipi di Palembang. Tak disangka ternyata kami malah mendapatkannya di rumah Yayan. Alhamdulillah. Makanan yang mestinya buat jadi traktiran Mas Arif, ini malah dia yang ditraktir oleh Yayan :D

Akhir Pekan yang Berkesan

Berkunjung ke rumah Yayan, bertemu ibu dan ayahnya, merupakan kebahagiaan tersendiri bagi saya. Ditambah sarapan bareng menikmati lezatnya cita rasa makanan Palembang bersama Deddy, Mbak Tati, Mas Arif, Al, dan Ai,  membuat silaturahmi di hari Minggu pagi itu jadi sempurna. 

“Keluarga Yayan mengingatkanku pada keluarga angkatku semasa kuliah, Ma,” ucap Mas Arif saat kami dalam pesawat dari Palembang menuju Jakarta.

Silaturahmi selalu mengindahkan rasa. Mendekatkan yang jauh, mengakrabkan yang dekat. Semoga kebaikan keluarga Yayan dalam menjamu kami, mendapat balasan yang berlebih dariNya. 

Indahnya silaturahmi

Kami tidak berlama-lama di rumah Yayan karena hari itu kami akan jalan  ke beberapa tempat, mengunjungi Al Quran Ukir Terbesar di Dunia di Gandus, Museum Balaputera Dewa, dan Rumah Limas. 

Meski hanya 2 hari di Palembang, tapi sangat berkesan. Alhamdulillah anak-anak dan suami pun senang. Saya juga senang bisa menutup bulan April dengan jalan-jalan bahagia bersama keluarga. Semoga diberikan rejeki lagi agar bisa jalan-jalan ke kota lainnya juga. Aamiin

Cerita jalan-jalan di Palembang, serta pengalaman jadi pembicara di acara Kompasiana “Ngeblog itu asyik” akan saya tulis pada postingan lainnya. Masih mau baca, kan? :)


Palembang nyaman di hati. Yuk ke Palembang ^_^

5 Kiat Belanja Hemat Buat Kamu yang Berdompet Tipis

$
0
0
Travelerien.com

Setiap orang pasti memiliki isi dompet yang berbeda-beda. Ada yang selalu penuh dan juga ada yang selalu tipis. Bagi kamu yang memiliki dompet dengan isi yang minimalis, tidak perlu bersedih hati, karena ada cara-cara agar kamu masih bisa menikmati hidup lebih baik lagi. Salah satunya dengan merubah kebiasan belanja kamu. Rusaknya kondisi keuangan biasanya disebabkan karena kebiasan belanja yang salah. Dengan memperbaiki kebiasan belanja, maka beberapa langkah lagi kondisi dompetmu tidak akan tipis lagi. 

Foto: https://csdnews.com/5-cara-smart-ketika-belanja-di-supermarket/
 
Nah agar kondisi dompetmu tidak ‘miris’ lagi, sebaiknya cek 5 kiat belanja hemat buat kamu yang berdompet tipis berikut ini. 

1.    Jauhi Trolley
Kiat belanja pertama yang harus kamu tanamkan jika ingin terbebas dari dompet tipis yaitu dengan menjauhi trolley. Jangan hanya karena ingin terlihat lebih ‘high-class’, kamu memilih menggunakan trolley saat belanja. Dengan menggunakan trolley, potensi untuk memasukan banyak barang akan lebih besar lagi. Mana mungkin menggunakan trolley, jika barangnya sedikit? Nah sebagai solusinya, sebaiknya kamu gunakan keranjang saja saat belanja di toko swalayan atau mall. Tidak perlu malu jika belanja dengan porsi minim, itu hak kamu, bukan hak orang lain!

2.    Belanja Online
Dibandingkan dengan toko konvensional seperti toko swalayan atau mall, shopping lewat toko online jauh lebih murah. Kamu tak perlu bayar biaya transportasi, biaya parkir, dan segala macamnya. Tren belanja lewat online shop ini bisa kamu aplikasikan jika kamu memiliki dompet tipis. Selain itu, banyak online shop yang menawarkan potongan harga berbentuk voucher. Salah satunya yaitu Blibli yang menawarkan voucher Blibli dengan sangat rutin. Selain itu promo voucher dari Bibli ini juga bisa kamu temukan lewat  laman https://www.hadiah.me/blibli. Jangan ragu untuk masuk lewat situs hadiah.me untuk mendapatkan voucher Blibli ini.

3.    Kurangi Hangout
Hangout atau bahasa lainnya yaitu nongkrong merupakan aktivitas yang sangat mengasyikan. Namun hangout ini bisa menjadi penyebab utama mengapa dompetmu selalu tipis. Jadi saat ada teman yang mengajak hangout, coba deh untuk menolaknya. Jangan paksakan untuk hangout, jika dompetmu sedang tipis. Tunggu dulu hingga dompet terisi penuh, baru deh kamu bisa hangout sama teman-temanmu.

4.    Jauhi Minimarket
Selain menjauhi hangout, bagi kamu yang sedang mengalami masa krisis, sebaiknya jauhi dulu deh pergi ke minimarket. Potensi untuk belanja dalam jumlah banyak sangatlah besar jika kamu belanjanya lewat minimarket. Sebaiknya belanja ‘lah di warung-warung klontong, tidak perlu gengsi!

5.    Manfaatkan Wi-Fi Gratis
Kuota internet merupakan kebutuhan yang sangat fundamental belakangan ini. Nah agar lebih hemat, sebaiknya jangan dulu beli kuota data internet deh, coba dulu pergi ke fasilitas-fasilitas umum untuk mencari Wi-Fi gratisan.

Diskusi “Ngeblog Itu Asyik” Bersama Kompasianer Palembang

$
0
0
Travelerien.com

Sabtu tanggal 29 April 2017, Kompasianer Palembang (Kompal) mengadakan diskusi “Ngeblog Itu Asyik” di Lantai 2 Gedung MAP Pasca Sarjana Stisipol Candradimuka, Jl.Swadaya Palembang. Diskusi berlangsung mulai pukul 13.00 WIB – 17.00 WIB, dihadiri oleh 100 peserta (sesuai jumlah seat yang disediakan panitia). Menurut informasi Kompal, peserta yang hadir terdiri dari 70% mahasiswa, 10% siswa SMA/MAN, dan 20% ibu-ibu yang menaruh minat terhadap dunia blogging. Tiga blogger Palembang yang sudah terkenal di jagat per-bloggeran Indonesia menjadi narasumber diskusi yaitu Mbak Ira Hairida @itikkecil, Haryadi Yansyah @Omnduut, dan Deddy Huang @Deddyhuang. Saya mendapat kesempatan duduk berbagi bersama ketiganya. 

diskusi ngeblog itu asyik
Ngeblog Itu Asyik bersama Kompal

Flyer acara sudah beredar di media sosial sekitar 1 minggu sebelum hari H. Saya jadi berdebar saat pertama kali melihatnya. Debaran yang membuat saya senang sekaligus tegang. Saat itu saya masih di Way Kanan Lampung sedang mengikuti kegiatan Festival Radin Djambat. “Apa yang akan saya bagi?” Pertanyaan itu menggelayuti pikiran sampai saya kembali ke BSD.

Petunjuk dari Yayan untuk fokus pada tips menembus media cetak  mempermudah saya dalam menemukan ide. Deddy pun bersedia membantu membuatkan slide. Berkat dukungan dua adik ini semangat menyusun materi bangkit. Rasa letih dan agak sakit seusai dari Way Kanan (pegal2 abis kebalik motor di Way Kanan hihi) jadi tak terasa, enyah oleh bayangan untuk lekas ke Palembang, menjumpai para fans #eaa….



Pukul 10.40 saya dan keluarga mendarat di bandar udara Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang. Setelah menerima mobil pinjaman dari kak Andi (kawan kuliah Mas Arif saat di Unsri), kami melesat menuju Sekip. Kampus Stisipol jadi tujuan pertama. Kami tidak mau kemana-mana dulu sebelum ke sana. Ada orang-orang yang sudah menunggu. Mereka jadi prioritas di hari pertama saya menginjakkan kaki di Palembang.

Setelah makan siang di warung masakan Padang depan kampus Stisipol, numpang salat di musala kampus, suami dan anak-anak pergi ke hotel. Sedangkan saya bergegas ke lantai 2. Di depan pintu ruang diskusi ada beberapa panitia di meja pendaftaran. Setelah bersapa, saya langsung masuk. Di dalam ternyata sudah ramai! 

Ramai!

Perasaan senang bercampur haru kala tahu siapa-siapa saja yang saya temui. Yayan, Deddy, dan Mbak Ira pastinya. Ada Maman juga, teman jalan saat Festival Krakatau 2016 tahun lalu. Ketemu Diba, sesama memberBlogger Kekinian yang selama ini hanya berinteraksi di dunia maya. Saya pun bertemu mbak Rita Asmaraningsih dan Liese Margaretha. Mbak Rita teman kenal di medsos. Liese teman kenal di Multiply sejak tahun 2009. Baru kali ini jumpa Liese. Dari maya ketemu nyata, senangnya bukan main.

Yang spesial tentunya saat bertemu muka dengan Mbak Elly Suryani, kompasianer beken di Palembang. Kemudian jadi kenal mbak Arako, mbak Kartika, serta Mbak Sumarni Bayu Anita yang wajah cantiknya mirip sekali dengan Yani tetangga sebelah rumah. Mbak Anita adalah dosen sekaligus kaprodi di Stisipol. 

Narasumber (Ira Hairida, Yayan, Deddy, Katerina), MC (SB Anita), Moderator (Elly Suryani), bintang tamu (Dr. Posma Siahaan dan Bp. Dues K. Arbain)
  • Ngeblog Itu Asyik.
  • Berawal dari menulis menambah networking
  • Apa yang akan kita sharing tentang “blog”?
  • Bagaimana memaksimalkan blog kita?
  • Tips-tips seputar ngeblog.

5 hal inilah yang menjadi tema dan pokok bahasan diskusi. Dipandu oleh Mbak Anita sebagai MC, mbak Elly Suryani sebagai moderator, serta kami berempat sebagai narasumber, diskusi berlangsung seru, interaktif dan bertabur hadiah. Para peserta penuh semangat dan antusias hingga akhir acara. Senang sekaligus terharu melihatnya. Dan pastinya, saya salut dengan panitia yang begitu kompak sehingga sesi sharing dan diskusi bisa berlangsung lancar dan penuh kesan. 

welfie di tengah sesi kuis :D

Menulis Cerita Perjalanan ala Travelerien
Terus terang, belum banyak yang bisa saya bagi karena pengalaman dan prestasi saya di dunia blog masih sedikit. Meski sedikit, tetap asyik-asyik saja ngeblog. Kalau tidak asyik, mana bisa saya bertahan jadi blogger hampir 9 tahun :)

Dihadapan peserta saya ungkapkan, selama 9 tahun ngeblog, 4 tahun pertama ngeblog nggak jelas dan rada-rada alay. Lama juga ya jadi alay, 4 tahun :D Nah, saat sedang asyik-asyiknya ngeblog nggak jelas, tiba-tiba platform blog saya waktu itu (Multiply namanya) tutup seumur hidup. Terkubur tanpa nisan. Akibatnya saya patah hati. Sama siapa? Siapa lagi kalau bukan sama Multiply #dikira patah hati sama seseorang ya? :p 

www.travelerien.com

Multiply tutup, saya pindah ke blogspot. Saat proses pindahan inilah saya menemukan apa yang  selama ini menjadi passion saya yakni menjadi penulis cerita perjalanan. Hal ini selaras dengan apa yang sudah lama saya minati yakni menulis, jalan-jalan, dan fotografi. 3 hobi yang jika dikawinkan akan melahirkan 1 paket cerita yang asyik untuk dibagikan di blog. Maka sejak saat itu (tahun 2012), saya mulai mengisi blog travelerien.com dengan cerita-cerita perjalanan.

Sependek 5 tahun menjadi travel blogger, hanya 14 kali mencicipi jadi pemenang lomba blog. Semua lomba yang saya ikuti bertemakan traveling. Di luar tema itu, saya lebih kerap pilih untuk mengibarkan bendera warna putih. Tahun 2014 mulai merambah media cetak. 3 tahun (2014-2017) jadi penulis cerita perjalanan (kontributor). Sampai saat ini (April 2017) baru ada 73 artikel yang pernah dimuat di majalah, koran, dan majalah dalam pesawat. Rata-rata 24 artikel pertahun, 2 artikel perbulan. Masih sedikit. Belum termasuk produktif.

Berkah patah hati berbuah karya yang diapresiasi. Mau mengalami patah hati biar berprestasi? :D Janganlah, ya. Intinya, tetaplah semangat dan lanjutkan ngeblog dengan asyik. 



Dari Blog ke Media Cetak

Blog menjadi jalan untuk menembus media. Inilah salah satu manfaat dari asyiknya ngeblog :)

Kenapa menulis di media cetak? Bagi saya karena tantangannya lebih besar, dapat meningkatkan kualitas tulisan, juga sebagai eksistensi pada bidang yang digeluti. 

Kapan sebaiknya mulai merambah media cetak? Segera setelah punya keinginan dan setelah niat ditegakkan. Setelah itu mulailah KEPO. Kepo terhadap media cetak yang diincar. Baca tulisan-tulisan yang pernah dimuat. Kenali tipe tulisan, gaya bahasa, isi dll.

Setelah punya bahan, segera tulis. Jika kelamaan bisa kehilangan feel dan detail. Tulis saja apa yang ada dalam benak, editnya nanti. Jika tulisan sudah jadi, segera kirim. Jangan takut ditolak. Kalau ditolak berarti masih ada yang kurang, jadi bahan buat evaluasi. Perbaiki, kirim lagi. Kalau ditolak lagi? Kirim ke media lain. Saya pernah alami hal itu sampai beberapa kali. Saat ditolak di A, jodohnya ternyata di B. Jadi jangan menyerah. Kalaupun sampai tak satupun ada yang terima, tinggal posting di blog. Tetap berguna. Tulis lagi cerita lain, kirim lagi ke media. Ulangi dan tetap semangat. Jangan lupa sertai dengan doa.



Blog itu jurnalisme warga. Kita bisa menulis dengan gaya kita. Sedangkan media cetak jurnalisme profesional. Ada editor. Ada standar yang harus diikuti.

Materi inilah yang saya bahas dalam diskusi "Ngeblog Itu Asyik". Bahwa dengan ngeblog asyik, juga bisa mengantarkan kita menjadi penulis di media cetak. Kalau sudah berhasil tembus media cetak, tulisan kita dimuat beberapa kali, selanjutnya bukan lagi kita yang minta-minta dimuat oleh media, tapi media yang berbalik meminta tulisan dan foto perjalanan dari kita. Saya sudah dan masih alami itu sampai saat ini.

Barangkali ada yang penasaran mengenai syarat dan tips menembus media, tunggu saat berjumpa pada sesi berbagi yang lainnya :) Buat yang masih ingin ikut diskusi asyik bareng Kompal, simak dan pantau akun medsos Kompal. Kompal punya agenda rutin tiap bulan, lho. Siapa tahu tema seperti ini akan mereka adakan lagi di lain kesempatan. Selain dapat ilmu, peserta juga jadi dapat kawan baru. Kalau bukan sesama blogger, ya sesama calon blogger :D

Deddy Huang berbagi tips menulis cerita perjalanan
Yayan memaparkan cara membuat tulisan yang "segar"
Mbak Ira berbagi tips agar bisa terlibat famtrip untuk promosi wisata *sumber foto KOMPAL*

Mbak Ira Hairida berbagi tips tentang bagaimana cara agar blogger bisa terlibat dalam mempromosikan kegiatan pariwisata alias famtrip. Deddy berbagi pengalaman traveling sambil memotivasi peserta untuk gemar menulis dan bercerita lewat foto. Yayan menceritakan pengalaman jalan-jalan gratis dari hasil menang lomba sambil memaparkan bagaimana cara membuat tulisan yang “segar”. Kolaborasi yang apik dengan ilmu dan tips yang menarik. 

Sekilas tentang narasumber. Selain blogger "Wong Kito", mbak Ira saat ini menjadi Tim Digital dan Marketing Dinas Pariwisata Provinsi Sumsel. Haryadi Yansyah alias omnduut adalah travel blogger dengan banyak prestasi. Salah satunya pernah mewakili blogger Indonesia ke Kelara India tahun 2016. Sedangkan Deddy Huang adalah travel blogger yang menjadi langganan juara dalam banyak lomba blog. Lewat tulisannya, Deddy maupun Yayan sudah mencicipi banyak jalan-jalan gratis ke berbagai daerah maupun ke suatu negara. 

Di penghujung acara, hadir duo kompasianer senior yakni Dr. Posma Siahaan dan Dues K. Arbain. Keduanya mengisi sesi kuis berhadiah buku yang merupakan karya mereka sendiri. Sempurna!

Seru dan asyik

Asyik sampai akhir acara

Acara diskusi kelar, peserta satu persatu pulang. Kebersamaan panitia dan narasumber masih berlanjut. Kami diajak makan pempek di Pempek Beringin yang lokasinya di sebelah PTC Mall. Yuk Elly, Mbak Ira, Mbak Kartika, Mbak Anita, Yayan, Deddy, Maman, dan mbak Tati (blogger Jakarta yang saat itu juga hadir dalam diskusi). Menyusul hadir paling belakang adalah suami dan anak-anak saya.

Kumpul satu meja bersama-sama menikmati makanan khas Palembang seperti pempek, tekwan, lenggang, model, es kacang merah, dan aneka minuman lainnya, jadi penutup pertemuan saya dengan blogger-blogger Kompal. Diselingi obrolan ngalor ngidul tentang kuliner, tempat wisata, blog, sampai segala tingkah pola mimi peri dan kawan sejenisnya, jadi penghangat suasana jelang malam di lantai 2 Pempek Beringin. Saya mengenangnya sebagai bagian dari cerita seru di bulan April bersama Kompal nan Kompak.

Terima kasih Kompasianer Palembang. 

Mau lagi seseru ini

Tekwan, Lenggang, Es Kacang Merah

Makanan terenak di dunia :D

Ngeblog itu asyik, seasyik kumpul bersama mereka ^_^

Baca juga di Kompasiana Palembang: Serunya Agenda Kompal "Ngeblog Itu Asyik".

Kompasiana Palembang
Twitter: @KompasianerPLG 
Instagram: @Kompasianerpalembang

Foto oleh Katerina, taken via ASUS Zenfone3

Talkshow Pariwisata Lampung Bersama Gubernur Ridho di Jakarta Marketing Week 2017

$
0
0
Travelerien.com

Jakarta Marketing Week 2017 digelar selama 7 hari, 70 jam non-stop, dimulai sejak tanggal 3 hingga 9 Mei 2017 di Kota Kasablanka. Event dengan berbagai sesi terkait dunia marketing ini mengusung tema “Lifestyle and the City”. Dimeriahkan oleh berbagai komunitas mulai dari artis, kalangan bisnis, dan pemerintah. 

gubernur ridho talkshow pariwisata lampung
Talkshow Pariwisata Lampung di Jakarta Marketing Week 2017 *Photo BMU*

Hari Sabtu tanggal 6 Mei 2017 saya berkesempatan hadir di JMW untuk sesi terkait pariwisata Provinsi Lampung. Gubernur Lampung Ridho Ficardo  tampil mempromosikan Lampung The Treasure of Sumatra. Setelah itu dilanjut talkshow dengan durasi sekitar 30 menit. 

Dalam sesi yang dipandu oleh sang empunya acara yakni Pak Hermawan Kertajaya dari Markplus Inc, Gubernur Ridho bersama Muhammad Yamin dari Komunitas @Backpackerjakarta, Jacky Mussry (yang juga ketua DJ Indonesia), dan saya Katerina (travel blogger) berdiskusi tentang pariwisata Lampung.
 

Saya masih di Way Kanan, Lampung, ketika mbak Linda Sumadewi (dari Bappeda Lampung) menghubungi. Dalam pesan singkatnya, saya diminta untuk hadir di event Jakarta Marketing Week 2017 (JMW 2017) di Jakarta pada tanggal 6 Mei 2017.

Saat itu saya masih fokus pada kegiatan di Way Kanan. Pesan Mbak Linda belum saya tanggapi dengan serius. Setelah undangan resmi dari Gubernur Lampung dikirimkan, barulah saya paham. Saya sambut undangan tersebut dan menyatakan siap untuk hadir.

“Acara talkshow terkait Pariwisata Lampung. Nanti Katerina cerita tentang kesan selama berwisata di Lampung,” ucap mbak Linda. Oh, hanya itu. Baiklah.

Undangan itu

Mbak Linda cerita, ada beberapa alasan kenapa saya dipilih untuk menjadi salah satu narasumber dalam talkshow Pariwisata Lampung di sesi “Lampung in a glance” JMW 2017 Sabtu (6/5/2017). Diantaranya karena saya travel blogger, sering berwisata di Lampung, banyak menulis tentang lampung, aktif promosi wisata Lampung, dan telah beberapa kali diundang dalam festival-festival di Lampung.

Saya pribadi berterima kasih dan bersyukur Alhamdulillah karena dianggap memenuhi syarat untuk diundang tampil. Saya tentu bukan satu-satunya blogger yang kerap berwisata di Lampung dan menulis tentang Lampung. Masih ada teman-teman blogger lainnya yang punya kriteria sama seperti saya. Mungkin saat ini sedang waktunya saya yang kebagian diundang jadi pembicara. Lain waktu teman yang lain juga bisa ^_^

Bersama Mbak Linda Sumadewi di booth Provinsi Lampung

Dalam hitungan saya, tak kurang dari 30 tempat wisata pernah saya kunjungi di Lampung selama periode 2015-2017. Terdiri dari wisata alam, kuliner, budaya, dan sejarah. Intensitas kunjungan ke Lampung paling tinggi di tahun 2016 sebanyak 8 kali kunjungan. Jika dihitung dari tahun 2015 (mulai bulan Agustus 2015-April 2017), jumlahnya ada 13 kali. 

Dari 11 kabupaten dan 2 kota di Lampung, baru 6 kabupaten dan 1 kota yang pernah saya kunjungi untuk berwisata. Di antaranya Kota Bandar Lampung, Kab. Way Kanan, Kab. Lampung Timur, Kab. Lampung Selatan, Kab. Lampung Barat, Kab. Pesisir Barat, dan Kab. Tanggamus.

Di Gunung Anak Krakatau

Tempat yang saya kunjungi kebanyakan wisata alam, sisanya wisata kuliner, wisata budaya dan sejarah. Berikut beberapa tempat yang pernah dikunjungi, diantaranya: Gigi Hiu, Kiluan, Taman Nasional Way Kambas, Air Terjun Lembah Pelangi, Air Terjun Puteri Malu, Danau Ranau, Danau Hijau Ulu Belu, Air Terjun Way Lalaan, Pulau Mengkudu, Batu Lapis, Batu Granit Tanjung Bintang, Kahai Beach, Taman Kupu-Kupu Gita Persada, Pulau Pisang, Pulau Sebuku, Pulau Sebesi, Pulau Umang-Umang, Gunung Anak Krakatau (kategori cagar alam), Pulau Rakata (snorkeling), Pantai Labuhan Jukung, Pantai Tanjung Setia, Museum Ketransmigrasian, dan lain-lain belum termasuk wisata kuliner di Bandar Lampung.

Di Pantai Gigi Hiu, Kelumbayan Kab. Tanggamus

Dari kunjungan tersebut, saya sudah menulis 12 artikel tentang wisata Lampung yang telah dimuat di media cetak nasional (koran dan majalah) dan majalah dalam pesawat (Sriwijaya Air dan Garuda). Ada 42 tulisan tentang pengalaman berwisata di Lampung yang saya posting di blog. Ada 2 video wisata Lampung (Kiluan dan Kopi Luwak Liwa) yang pernah tayang di NET TV.

Mengapa Lampung?

Pak Hermawan meminta kami (saya, MY, dan Jacky) menyebutkan 3 alasan kenapa memilih berwisata di Lampung. Saya punya lebih dari 3 alasan, pak :D

Lampung itu dekat dari Jakarta. Mudah dijangkau. Murah biayanya. Bisa dicapai dengan pesawat, bus, dan kendaraan pribadi (motor/mobil). Bisa juga dengan kereta bagi wisatawan yang tinggal di Sumsel.

Lampung itu kaya. Punya bentangan alam yang indah. Wisatanya komplit. Dari pegunungan hingga laut. Punya banyak air terjun dan pantai. Di Way Kanan saja ada sekitar 43 air terjun yang belum semuanya terekspose. Untuk pantai, dalam salah satu blog blogger Lampung, disebutkan ada 47 pantai yang ada di Lampung. Itu belum semuanya. Banyak 'surga' yang masih tersembunyi. Banyak wisata alam yang masih alami dan perlu perjuangan untuk mencapainya, sehingga menarik minat para wisatawan yang gemar bertualang untuk datang.

Lampung itu aman. Saya sebagai perempuan, tidak takut ke Lampung. Alhamdulillah sepanjang 2015-2017 telah 13 kali ke Lampung belum pernah mengalami kejadian tidak diinginkan seperti yang selama ini ditakuti oleh orang luar Lampung seperti begal atau tindakan kriminal semacamnya.

Lampung itu menyenangkan. Masyarakatnya terbuka dengan para pendatang. Ramah dan bersahabat.

Sedikit alasan sederhana itu saya sampaikan kepada Pak Hermawan Kertajaya  dalam bahasa yang lebih singkat dan padat.

Gubernur Lampung Ridho Ficardo tampil mempromosikan Pariwisata Lampung

Tampil bareng Gubernur Ridho, Jacky Mussri, dan MY di  acara talkshow Pariwisata Lampung

"Dulu jika mudik ke Palembang lewat Lampung, saya hanya sekedar lewat tanpa pernah tahu 'isi' Lampung. Tidak ada apa-apa saat saya lewat sehingga berpikir Lampung tidak punya apa-apa. Lalu, ketika saya diundang ke beberapa festival di Lampung (sebagai blogger), barulah saya tahu ternyata Lampung punya banyak kekayaan wisata. Sejak itu saya bertekat akan menjelajah Lampung dan menulis tentang wisata Lampung di blog dan media-media cetak tempat saya biasa berkontribusi agar lebih banyak orang tahu tentang Lampung"

Hal ini saya sampaikan saat Pak Hermawan meminta saya bercerita mengenai alasan tertarik untuk menjelajah Lampung. 

Tamu undangan yang hadir saat Lampung Session sekaligus turut mendampingi Gubernur Ridho adalah pakar pariwisata Sapta Nirwandar, Kepala Bappeda Taufik Hidayat, Kepala Dinas Perindustrian Tony Tobing, Kepala Dinas Pariwisata dan Budaya, Budiharto, dan Kepala Dinas Perdagangan Ferynia Mawardji.

Sesi talkshow berlangsung sekitar 30 menit. Jacky Mussri dan Muhammad Yamin juga berbagi tentang pengalaman berwisata di Lampung. Kami sama-sama mengungkapkan apa yang kami rasa, dengar dan lihat di Lampung. 
Dalam keterangannya, MY mengatakan komunitas Backpacker Jakarta yang menghimpun 2.700 anggota aktif, paling tidak lima kali sebulan membawa rombongan ke Lampung. 

Saya pribadi berharap, melalui testimoni yang kami berikan (berdasarkan pengalaman pribadi) dapat membuat orang-orang di luar Lampung jadi tertarik untuk berwisata di Lampung.

Semoga harapan Gubernur Lampung dalam mempromosikan pariwisata dan mendorong masuknya investasi ke Provinsi Lampung juga dapat tercapai.

Sumber foto: haluannews.com
Terima kasih atas kesempatannya, Pak.

Lampung session diawali dengan Tari Muli Berkipas dan diakhiri pula dengan sebuah tarian dan penampilan kreasi Tapis yang diperagakan oleh Muli dan Mekhanai Dewa Putu Ekabudi (mekhanai berbakat 2016 Provinsi Lampung). 

Jangkung-jangkung bener deh :D

Saya sempat mengunjungi booth Provinsi Lampung yang terletak di area pameran di lantai dasar Kokas. Ada kerajinan tapis dalam bentuk kain dan topi, serta kopi Ulu Belu yang dipamerkan. Saya dan Arie pitax sempat mencicipi kopi andalan dari Lampung tersebut. Menurut keterangan, Kopi Ulu Belu ditanam, diolah, dikemas, dan di-branding di Ulu Belu. Kopi Ulu Belu menjadi prioritas jualan utama kopi Lampung dalam ajang pameran JMW2017. 

Pameran Kerajinan Kain TAPIS

Kopi Ulu Belu di booth Provinsi Lampung

Majalah Pariwisata Lampung 2016 yang didalamnya ada foto saya sedang di Air Terjun Pelangi Ulu Belu :D

Berjumpa Mas Budhi, fotografer idola saya di Lampung :)

Turut berpartisipasi dalam sesi talkshow Pariwisata Lampung menjadi sebuah pengalaman berharga dan penuh kesan buat saya sebagai travel blogger. Semoga jadi penyemangat untuk terus menjelajah Lampung dan berbagi tentang Lampung lewat blog.

Lampung adalah sebuah tempat yang menyenangkan dan terbuka bagi semua orang.

Tabik.

Kain Tapis tanda kasih yang sangat indah dan berkelas :)

Viewing all 779 articles
Browse latest View live