Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all 779 articles
Browse latest View live

HappyFresh: Belanja Senang, Traveling Tenang

$
0
0

Jelang keberangkatan menuju Lampung untuk mengikuti kegiatan Festival Krakatau 2015 pada tgl 28-31 Agustus kemarin, saya dalam keadaan sedang banyak sekali urusan akhir bulan yang mesti diselesaikan. Panik? Ya, tentu. Apalagi ini terkait dengan tanggung jawab. Jadi, sebelum berangkat saya bertekat meyelesaikan semuanya. Biar hati tenang dan ngga jadi beban hutang selama bepergian.

Ngebut. Sibuk. Itulah yang terjadi. Sampai-sampai packing pun baru sempat dilakukan 2 jam sebelum berangkat. Tapi lega akhirnya semua bisa beres. Hanya saja, tersisa satu hal yang tak mampu dilaksanakan sebelum berangkat, yakni belanja mingguan.

Di akhir pekan, saya biasanya memang mengajak keluarga berbelanja, entah itu di pasar tradisional maupun di supermarket terdekat. Selalu ada yang harus dibeli, utamanya sih kebutuhan untuk makan. Kalau ke pasar biasanya kami nyari ikan, ayam, daging, telur, aneka sayur dan buah segar. Pokoknya yang segar-segar. Kalau ke supermarket biasanya buat beli aneka kebutuhan harian rumah yang bukan kategori fresh produce dan meat & sea food.

Saya berangkat ke Lampung Jumat sore. Pinginnya sih kalo bisa paginya belanja dulu. Tapi terus terang saat itu sikonnya benar-benar ngga memungkinkan. Mau minta tolong yang lain sedang pada ngga ada orang. Sementara stock susu, yoghurt, buah dan snack untuk anak sudah menipis. Ada mas, tapi mas kadang kalau belanja nggak kira-kira. Yang dibutuhkan apa, yang dibeli apa. Ngga mau nyalahin juga sih, lah memang bukan tugasnya dia juga hehe.

Nah, saya kan baru tahu nih tentang Happyfresh, yakni online grocery shopping yang memudahkan ibu-ibu rumah tangga berbelanja kebutuhan sehari-hari. Katanya, belanja melalui Happyfresh itu ngga pake ribet, ngga pake repot, dan ngga pake makan waktu. Beneran? Nggak tahu juga hehe. Makanya itu kemarin saya mau nyoba.

Setelah nyoba, ternyata iya beneran mudah. Yang bergerak cuma jemari tangan. Bukan kaki yang mesti jalan hilir mudik di dalam supermarket. Apalagi pakai ban mobil yang mesti mengantar dari rumah ke tempat belanja.

Cara berbelanja melalui HappyFresh


Begini, saya mencoba 2 cara. Lewat website dan juga lewat aplikasi Happyfresh yang tersedia gratis di PlayStore dan Apple App Store.

Saya mencoba lewat website karena saat itu sedang ‘bekerja’ di depan laptop. Daripada buka-buka HP lagi, kenapa nggak lewat laptop saja? Tinggal buka websitenya, daftar, login, dan mulai memesan barang yang dibutuhkan. Tapi sebelumnya saya mesti memilih kota dan daerah tempat tinggal dulu supaya bisa tahu apakah store yang bekerja sama dengan Happyfresh tersedia dalam jangkauan. Ternyata ada. Baru deh lanjut melakukan pemesanan yang prosesnya kurang dari 5 menit. 

Belanja lewat website HappyFresh


Kalau lewat aplikasi lebih mudah lagi. Sedang berada dimanapun bisa dilakukan. Ngga harus repot-repot buka laptop dulu. Caranya sama dengan pemesanan lewat website. Enaknya nih, katalog produk ditampilkan berdasarkan jenis dari masing-masing kategori, serta menggunakan gambar, sehingga memudahkan pencarian.

Setelah pesanan masuk ke dalam daftar belanja, langkah selanjutnya mengkonfirmasi alamat pengiriman, untuk kemudian lanjut memilih waktu pengantaran. Saya bisa tentukan sendiri mau diantar hari apa dan jam berapa. Terakhir memilih cara pembayaran, mau dengan kartu kredit atau Cash On Delivery (COD)
[Kategori 1] : Pilih kebutuhan yang akan dibeli berdasarkan kategori

[Kategori 2] : Adanya kategori produk ini mempermudah pencarian

[Kategori 3] : Banyak kategori produk

Tekan tanda plus untuk menambah jumlah pesanan yang diinginkan lalu klik "tambah ke keranjang belanja"

Jika sudah memilih barang yang ingin dibeli, pilih "Pengiriman"


Waktu pengiriman bisa dipilih sesuai keinginan

Setelah mengkonfirmasi waktu, lanjut ke verifikasi alamat dan no telp, lalu lanjut ke "Pembayaran"

2 cara pembayaran: Kartu Kredit atau COD
 
Konfirmasi pemesanan dikirim lewat email

Saat ini Happy Fresh bekerjasama dengan dua supermarket, yaitu Farmers Market dan Ranch Market yang memiliki 24 toko di Jabodetabek. Di BSD tempatku tinggal adanya Ranch Market yang berlokasi di The Breeze.

Sibuk ngga sibuk aplikasi ini sangat membantu. Suatu waktu pasti diperlukan. Kalau misal sedang pergi, trus orang rumah butuh ini itu, kita tinggal pesankan untuk mereka.

Apa saja yang bisa dipesan melalui aplikasi Happyfresh? 


Banyak!

Kategorinya antara lain: Fresh produce: buah, sayur, dan bumbu masak. Meat & sea food. Deli : keju, tahu. Bakery. Dairy: susu, keju, cream, yoghurt, puding, butter, dll. Dry & canned good. Pantry. Beverages. Snack. Frozen. Health & beauty. Babies. Pets. Household.

Selain di Indonesia, aplikasi yang tersedia untuk Android dan iOs ini juga telah diluncurkan di Kuala Lumpur, Malaysia dan juga akan diperkenalkan ke kota-kota lain di penjuru Asia Tenggara.
 
Motor petugas pengantar belanjaan dilengkapi kotak penyimpanan *sumber www.mumsgather.blogspot.com*

Untuk belanja di atas Rp 500.000, biaya pengiriman gratis, di bawah Rp 500.000 biaya pengiriman Rp 25.000 dan di bawah Rp300.000 biaya pengiriman Rp 40.000,-

Akan tetapi, pengguna aplikasi HappyFresh juga bisa mendapatkan gratis biaya pengirimanselama 1 bulan meskipun jumlah belanja kurang dari Rp 500.000,- maupun kurang dari Rp 300.000,-. 

Caranya mudah. Gunakan referral kode yang saya punya (seperti yang tertera pada gambar di bawah ini) setiap kali melakukan pembelian di HappyFresh. 

Catat baik-baik kodenya: FqUe3





Kata orang rumah, pesanan diantarkan petugas Happy Fresh dengan motor. Di motornya itu ada kotak penyimpanan khusus. Barang belanjaan saya dimasukkan dalam kotak itu. Menurut keterangan yang saya dapat, kotak tersebut berlapis thermal dari Jerman yang berfungsi untuk menjaga kesegaran.
 
Saya tak melihat pengantar dan motornya, karena saat dia datang saya sudah berada di Lampung.

(*)

IIMS 2015, Pameran Otomotif Sarat Entertainment

$
0
0


 
"Maaf mbak, pamerannya belum buka,” ujar salah seorang dari empat petugas yang berjaga di pintu masuk pameran. Langkah saya terhenti. Sesaat menatap ragu, lalu menoleh ke suami. 

“Baru jam setengah sebelas,” ujar suami sambil menunjuk arloji. Jreng! Kami kepagian.  

“Setengah jam lagi bukanya, mbak,” lanjut petugas itu dengan wajah ramah. 



* * * * * *


Hari itu Kamis tanggal 27/8 adalah hari ke tujuh perhelatan pameran otomotif nasional di Indonesia International Motor Show (IIMS) 2015. Pameran telah berlangsung sejak tanggal 20/8 dan akan berakhir pada 30/8. Tersisa tiga hari lagi. Sedangkan tiga hari terakhir saya sudah berangkat keluar kota, makanya ngebut sebelum ketinggalan. Jika tak berkunjung, akan menyesal rasanya. Saking ngebutnya, lupa akan jadwal  pameran. Main masuk saja padahal belum buka. 



Ini tiket kami berdua


Baca petunjuk itu bermanfaat lho

Sambil menunggu jam buka pameran, saya mengamati peta booth yang terpampang besar di dekat pintu masuk. Dari peta itulah saya jadi tahu letak-letak produk otomotif yang dipamerkan. Bayangkan, luas lokasi pameran ini mencapai 93ribu meter persegi. Kalau tak baca peta, alamat bakal kesulitan, kehilangan arah, dan tak tahu jalan pulang. Ini sih lirik lagu ya :D

Tepat jam 11 pintu pameran dibuka. Bukan menyerahkan tiket masuk, saya justru mengajak bapak-bapak petugas penjaga pintu masuk untuk berfoto bersama. Klik! Hore nampang bergembira.

Mengenai harga tiket IIMS 2015, tarifnya Rp 40.000,- untuk weekdays dan Rp 60.000,- untuk weekend. Dua lembar tiket saya serahkan kepada petugas, lalu masuk begitu saja. Setelah di dalam baru sadar, tiket itu harusnya saya tulisi dengan data diri, lalu dimasukkan ke kotak undian. Siapa tahu rejeki tercurah dari langit dan saya menang dapat hadiah mobil. 


Aarrrrgh….kenapa bapak-bapak petugas itu tidak memeriksa tiket dan mengingatkan saya tentang undian itu, ya?


Nampang kece dulu bareng bapak-bapak petugas penjaga pintu masuk pameran

Dari Transaksi, Referensi, hingga Rekreasi

Tahun ini IIMS mengusung konsep The Essence of Motor Show. Tema yang disajikan menyentuh semua aspek otomotif. Termasuk aspek modifikasi, motorsport, dan lifestyle. Bahkan, motor dan pernak-perniknya pun mendapat ruang di ajang tahun ini.

Acara utama perhelatan akbar ini dimeriahkan oleh supporting event seperti ASEAN Stunt Day, Bazaar Bagasi, Parade Test  Drive and Ride, Gajah Monster Show, IIMS Military Zone, IIMS Indonesian Builder, Super Moto, IIMS Drift War 3, Indonesia Racing History, dan New Food Truck Area.  


Supporting event-nya saja seramai itu, bisa kebayang kan kemeriahannya?


Saya berkunjung ke IIMS 2015. Kamu?


Pengunjung pameran ^_^

Umumnya kebutuhan mendasar seorang pengunjung seperti saya berkisar mencari referensi dan untuk rekreasi. Syukur-syukur kalau bisa transaksi. Ya, siapa tahu suami khilaf membelikan saya 1 unit mobil idaman. “Lho, saya ke sini kan hanya untuk cuci mata lihat-lihat para…,” sinyal si mas hilang. Saya mendelik. “Ampuuun saya bercanda!” Anda tahu kan, datang ke pameran seperti ini mesti gembira. Bercanda tentang gadis-gadis SPG yang jelita hanya secuil cara untuk memperbagus mood supaya tetap enjoy selama berkeliling berjam-jam.

Mencari hiburan, menyaksikan peluncuran, dan tentunya menemukan ragam kemudahan, setidaknya inilah yang saya cari di IIMS. Bicara tentang hiburan, IIMS kali ini tampaknya memang bukan lagi semata-mata sebagai ajang transaksi atau pamer produk kendaraan bermotor. Selain memajang mobil-mobil baru berteknologi canggih, terdapat sederet acara non-otomotif yang sifatnya hiburan, misalnya musik, yang diisi oleh artis Ariana Grande, vokalis asal Amerika Serikat. 


Kalau saya sih hiburannya ada pada parade movie cars. Khususnya Dodge Charger, kendaraan kebanggaan Dominic Toretto, karakter favorit saya di film Fast and Furious


Wow....Jeep wrangler merah! *mata lope lope*
Karena Jeep Wrangler ini kesukaan saya, mereka mesti foto sama saya dulu ya :p

Garasindo World, Pamer Teknologi dan Unjuk Prestis
Hall D jadi tempat yang pertama kali kami kunjungi. Pertama masuk, langsung terlihat mobil jeep wrangler warna merah berdiri gagah penuh pesona. Jreng jreng! Penggemar jeep yang berada disamping saya saat itu jantungnya pasti dag dig dug girang. Merah pula, warna kesukaan saya.  


“Ayo jalan, itu harganya miliaran. Jangan sekarang mimpinya,” celetuk si mas sambil menepuk pundak saya. Hayaaah…

Jadi, sewaktu masuk Hall D itu kita langsung berada di booth Garasindo World. Booth ini wow banget. Tampil paling megah dengan luas booth mencapai 4.000 meter persegi, PT.Garasindo Inter Global (GIG) menyuguhkan berbagai mobil dan motor yang tak hanya pamer teknologi, namun juga unjuk prestis sebagai kendaraan premium.
 

Deretan Ferarri

Booth GIG terbagi atas kendaraan roda empat premium dan roda dua premium. Walau terbagi atas dua konsentrasi, namun keduanya tetap satu kesatuan. Untuk kendaraan roda empat premium menaungi merek seperti Jeep, Chrysler, Dodge, Alfa Romeo dan Fiat. Sedangkan untuk roda dua Zero Motorcylce, Italjet, dan Peugeot  Scooter. Seluruhnya dikemas dalam satu rangkaian tema yang disinergikan dengan livery Garasindo World.  



Parade mobil-mobil mutakhir di booth GIG


area test ride sepeda Italijet di booth GIG


Sepeda Italijet

Peugeot Scooters

LaFerrari
Berada di booth Garasindo World bikin saya banyak berdecak. Pasalnya, sejumlah IU tampil di Hall D, yang merupakan area khusus kendaraan luxury dan supercar premium. Dimulai dari Arys Autogallery, yang memamerkan 6 unit premium car. Terdiri dari 2 unit BMW, yakni seri 6 dan M4. Ada Porsche Boxter, Toyota Harrier yang standar maupun body kit. Hadir pula Lamborghini yang didatangkan oleh showroom The Jakarta Auto dan Alvin Motor.

Yang mengejutkan adalah penampilan perdana LaFerrari di Indonesia. Iya, saya terkejut karena baru kali ini melihat langsung salah satu mobil hybrid terkencang saat ini. Seperti diketahui, LaFerrari merupakan legenda mahakarya dari pabrikan ferrari dengan kemampuan mesin menyentuh 1.000 tenaga kuda. Selain LaFerarri, terdapat 6 unit Ferrari tipe lain yang tidak kalah memukau.  



Misi ya mbak mbak, saya numpang lewat doang di depan LaFerarri. Biar kekinian gitu :p


Wah, Ferarri Merah. Kesukaan saya nih. Belih, ah! *mimpi*

Karya dalam negeri
Esensi dari sebuah pameran bertajuk IIMS 2015 tak hanya dimonopoli oleh mobil dan motor rakitan luar negeri. Namun turut mengapresiasi berbagai karya anak bangsa. Salah satunya adalah Electric Scooter Drivetrain yang dibuat oleh ITS (Institut Teknologi Sepuluh Nopember).

Bodi, komponen dan perakitan sepeda motor listrik ini dibuat dan dikerjakan oleh ITS. Kecuali baterai diimport dari Jepang. Grangsang, mahasiswa teknik mesin yang saat ini sedang kuliah S2 di ITS, menjelaskan bahwa baterai yang dicas selama 1,5 jam dapat digunakan untuk perjalanan sejauh 60km. ITS bekerjasama dengan Garasindo untuk branding dan marketing. Target produksi masal tahun 2018. Semoga tercapai, ya. Aamiin.  



Sepeda listrik karya ITS


Bodi, komponen dan perakitan oleh ITS


Ini mas Gangsrang, mahasiswa S2 ITS yang jaga booth di IIMS tgl 27/8/2015 lalu

Karya dalam negeri lainnya adalah 2 unit mobil FIN Komodo dan 1 mobil Tawon yang dipamerkan di Paviliun Indonesia. Selain memamerkan mobil, paviliun ini juga mengadakan bedah teknologi dan performa. Dilihat dari bentuknya saja bisa ditebak bahwa pangsa pasar mobil ini adalah industri pertambangan dan perkebunan. FIN Komodo dan Tawon dibekali mesin FIN Power berkapasitas 250cc, dijual dengan harga mulai Rp 88 juta hingga Rp 130 juta. Kagum? Tentu. Namun kabarnya saat ini pengembangan mobil FIN Komodo berjalan sendiri tanpa dukungan dari Pemerintah ataupun dari pihak swasta.

Parade Mobil dan Motor Modifikasi
Salah satu pemandangan langka di IIMS adalah parade mobil dan motor modifikasi garapan bengkel Indonesia. Deretan 'pengrajin' seperti Kupu-kupu Malam, Holiday, Retro Classic, LA Custom, Bandietoz Garage, Inatech Autowork, A+Auto Bodywork, dan Alstin Automotive Design, menampilkan berbagai karya terbaik mereka di booth Indonesian Builder.

Salah satu karya yang paling membetot perhatian adalah Chevrolet tahun 1952 yang wujudnya sudah berubah total oleh tangan 'pengrajin' Kupu-kupu Malam. Semua area chevy lawas ini dimodernisasi dan tampil baru dalam bentuk futuristik. Betapa para pengrajin itu punya passion dan penguasaan teknologi yang tinggi. 



chevy lawasnya berubah 1000%, bukan 100% lagi! :))


Just for display

Saya pengunjung awam, tetapi menyaksikan dan merasakan keindahan karya para pengrajin itu, memunculkan perasaan optimis bahwa sektor modifikasi di negeri ini kelak bisa menjadi industri tersendiri dan mampu bersaing di kancah internasional. Ya, bukan tak mungkin selama sektor ini ditopang oleh regulasi yang mendukung, dan aspek marketing yang mumpuni. 



Motor modifikasinya kece!


Karya gemilang para seniman otomotif


Karya seni tingkat tinggi

Yang tak kalah menarik, di booth Indonesia Builder ini terdapat satu mobil yang membuat saya jadi ingin punya. Mobil traveling! Saya menyebutnya demikian. Namanya VW transporter camper T3 2200cc. Dulu, mobil ini hanya diproduksi 3 unit. 2 unit terdapat di Brazil dan Jerman, 1 unit lagi di Indonesia, yaitu yang sedang dipamerkan di IIMS 2015 ini. 


Biondy, pemilik VW Transporter, mengatakan bahwa mobil keluaran tahun 1982 tersebut tetap orisinil seperti ketika pertama kali dibeli. Yang diganti hanya ban dan pelg. Telah dipakai keliling menjelajah Indonesia, bahkan sampai ke Malaysia. Didalamnya ada tempat tidur, dapur, dan tempat penyimpanan barang.



Keliling Indonesia pake ini mantaaaap


Bisa tidur selonjoran


Semua desain interior masih orisinil

Parade Movie Cars, hingga History Car
Buat saya, inilah booth yang menjadi pusat hiburan di IIMS 2015. Movie Cars dan History Cars. Berkunjung ke pameran otomotif, memang tak hanya informasi dan edukasi saja yang butuhkan, sisi rekreasi juga demikian. Delapan movie cars yang hadir di perhelatan ini menjadi bukti dedikasi penyelenggara untuk entertaint pengunjung.

Tidak tanggung-tanggung, mobil Batman dan Knight Rider diboyong ke Indonesia oleh pihak penyelenggara IIMS 2015. Selain batmobile yang jadi jagoan tahun ini, ada juga Pontiac Trans Am yang disulap jadi KITT pernah dipakai David Hasselhoff, Dodge Charger R/T andalan Dom Toretto di film Fast Furious, Eleanor dari Shelby GT500, Ford Anglia milik Ron Wesley di serial film Harry Potter, dan GMC Vandura 1983 The A-team. Tak ketinggalan mobil Asmara Senja yang pernah dipakai trio geng Warkop di film-film yang pernah mereka mainkan. 


Menyaksikan sebuah mobil eksotis yang pernah digunakan di film, apalagi milik karakter idaman, rasanya jadi terpuaskan. Iya, puas.


Mobil "Asmara Senja" Warkop DKI

Chevrolet Corvette C3 BATMOBILE
Pertama kali hadir di film Batman pada 1989 dan kembali hadir di Batman Returns 2 tahun kemudian. Batmobile sepanjang 7 meter ini menunjukkan desain yang sangat eksotis dan tidak biasa di zamannya, bahkan hingga sekarang.

Diambil dari basis Chevrolet Corvette C3, Anton Wurst mengubah American musle car itu menjadi kendaraan yang digunakan Bruce Wayne untuk menyelamatkan Vicki Vale dari Joker. Versi yang dibawa ke IIMS ini merupakan replika yang dibuat mirip aslinya.



Duduk di kabin, jelas terasa sempit. Tapi ragam indikator terpampang lengkap. Untuk masuknya pun butuh effort ekstra. Pertama harus geser atap ke depan, lalu lompati samping bodi.


Batmobile ini dibeli di salah satu museum di Amerika. Tapi bukan berarti tidak bisa jalan. Aslinya tetap Corvette, hanya saja seluruh bodi terbuat dari fiberglass. Jadi, struktur suspensi, hingga mesin V8 berkapasitas 6.500cc masih ada di balik bodi.

Dodge Charger R/T 1970 TORETTO’S CHARGER
Kalau sudah mengikuti franchise-nya dari 1 sampai 7, pasti sudah tidak asing lagi nih dengan Dodge Charger bintangnya Fast and Furious ini. Menjadi kendaraan yang paling dibanggakan Dominic Toretto, sang tokoh utama yang dimainkan oleh Vin Diesel.

Paling menonjol, di atas kap mesin terdapat supercharger raksasa, BSD 8-71, dengan mesin V8, 426 HEMI bertenaga 900 dk dan dapat menyelesaikan 0-402 meter hanya dalam 9 detik. Sedangkan versi yang hadir di IIMS 2015, dibuat oleh Ferli Automix yang bekerja sama dengan Nelson Racing Engines (NRE) yang membuat Maximus Charger dan Camaro F-Bomb pada Fast and Furious.


Interior Torretos charger terlihat rapi. NOS sudah siap seperti yang dipakai di The Fast and The Furious. Dengan campuran warna krem dan hitam, terlihat mewah meski tua.


Supercharger raksasa


Sebagai penggemar film Fast & Furious, terpuaskan bisa lihat mobilnya ada di sini :D



Booth History Car

 
Deretan mobil yang pernah digunakan Presiden Soekarno


Parade Food Truck dan Kendaraan Militer
Beragam suguhan menghibur yang berkaitan erat dengan dunia otomotif juga disajikan lewat berbagai food truck. Sebuah suguhan tak biasa dalam ajang pameran sekelas IIMS. Tampilan interior serta eksterior yang dibuat sesuai jualan, serta berbagai menu makanan dan minuman yang dihadirkan, membuat food truck bukan sekedar warung berjalan.  


Food truck yang dipamerkan antara lain Kebab Wagen Gourmet on wheels, Pasta Kombi, Martabak Bos, Amerigo, Loco Mama, Food Stop, KAI Pasifica Japanese, Tabanco Coffee, The Roffie, Ninochka Frozen Yogurt, Britatoes, dan Sahara. Semua tampil apik dan ceria. Menarik! 

Lucu-lucu dan tampil menarik


Kebabnya enak lhoooo


Bisa santai menikmati makanan


Keren ya IIMS punya booth seperti ini

Kejutan demi kejutan seperti tak henti memuaskan dahaga pengunjung yang haus hiburan akan segala sesuatu yang terkait dengan dunia otomotif. Kali ini kendaraan perang TNI pun hadir di IIMS. Pengunjung  boleh naik tank, masuk tank, bahkan memegang senjata yang ada di tank. Semua kendaraan militer tersebut diangkut dari markas di Serang, Bekasi, dan Cijantung, dan dijaga oleh personil tentara sungguhan. Mereka tidak galak, lho. Saya ajak foto bareng malah disambut sukaria.   


Kendaraan militer yang diangkut ke IIMS antara lain : tank Leopard 2A4, tank Scorpion, tank Kopassus, Bushmaster, panser Anoa, tank Leopard 2RI dan beberapa tank lainnya. 






di IIMS tank militer dinaik-naiki seenaknya :D


Kapan lagi liat parade tank gagah perkasa kayak gini. Horeee!


Boleh megang senjatanya lho. Ada yang mau saya tembak? :D


TNI memang OK


Boleh masuk-masuk lhoooo
Wuiiih kapan lagi bisa mejeng di depan Leopard 2RI kayak gini. Hormaaaaat Graaak!

IIMS kali ini benar-benar tidak lagi murni sebuah motorshow. Acara yang digelar tak hanya terkait dengan dunia otomotif tetapi juga non-otomotif yang sifatnya hiburan. Buat saya pribadi ini menyenangkan. Event kali ini terasa jadi lebih segar, tidak membosankan, dan lebih bergaya ala otobursa. 


Minat atau tidak minat membeli mobil, event ini membuat saya tetap ingin berkunjung. Itulah yang saya rasakan sejak awal, sebelum saya datang ke JI Expo.


Mobil ATM, Mobil Pemadam Kebakaran buatan dalam negeri


Parade test ride


Bazaar bagasi


Deretan mobil Eyang Citroen di Bazaar Bagasi


Bazaar Bagasi


Mampir di booth V-Kool
1. Mclaren 2. Jaguar 3. Lamborghini 4. Ferarri 5. KIA SPortage; 3 thn lalu pernah pingin punya Sportage tapi apa daya duitnya cukup beli yang no 8 aja haha. 6. Lupa deh itu mobil apa. Rolls Royce bukan ya? 7. Avanza New Velloz. Pernah pakai ini, tapi velos lama. 8. KIA All New Picanto. Pernah 2 thn pake ini, warna titanium silver, yang automatic. Biar mungil tapi fiturnya canggih dibanding mobil type sejenis. 9.Ford Fiesta. Kemarin kecantol sama yang ini. Kecantol doang. Belinya mimpi dulu :))


Keasyikan berkeliling dari satu booth ke booth lain, membuat kami tak menyadari waktu telah menunjukkan pukul 4 sore. Selain jeda makan, salat dan ke toilet, semua waktu hanya digunakan untuk mengitari seluruh area pameran. Bayangkan, 5 jam saya dan suami berada di lokasi pameran. Bukan waktu yang singkat. Ini menandakan bahwa pameran ini bikin betah! Semua yang saya harapkan dalam sebuah pameran otomotif, bisa saya jumpai di IIMS 2015. 

Bagaimana dengan anda?
Apakah punya pengalaman berkunjung ke pameran IIMS 2015?

Apapun itu, yang jelas saya bangga dan mengapresiasi penyelenggaraan IIMS tahun ini. Dyandra Promosindo selaku pihak penyelenggara event IIMS, sukses menampilkan pameran yang inovatif, kreatif, visioner, dan konsepnya pun berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Display produk lebih beragam, dan makin kental nuansa entertaintment-nya, sehingga memuaskan dahaga akan pameran yang bermutu dan berkelas.

Indonesia perlu perhelatan besar seperti IIMS sebagai event akbar tahunan dunia otomotif, baik untuk industri lokal maupun skala internasional agar dunia otomotif Indonesia bisa mendapatkan gambaran soal kebutuhan mobilitas yang sebenarnya. Namun yang tak kalah penting adalah perhatian pada industri terkait. Sektor ini berkontribusi langsung dalam upaya meningkatkan industri otomotif dalam negeri.

Yuk kita nantikan event IIMS tahun depan.   







*Semua foto dokumentasi Katerina. 

Harmonisasi Budaya di Festival Krakatau 2015

$
0
0

Festival Krakatau merupakan salah satu perhelatan kebudayaan unggulan dari Provinsi Lampung yang rutin diadakan setiap tahun. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak tanggal 23 Agustus hingga 30 Agustus. Terdiri dari Pesta Pantai & Food Festival, Lomba Baca & Musikalisasi Puisi, Krakatau Fes’ Expo, Petualang Nusantara, Tour Anak Krakatau dan Krakatau Jetski Adventure

Puncak kemeriahan terjadi pada hari Minggu sore tanggal 30 Agustus, yakni pawai budaya yang bertajuk Lampung Culture & Tapis Carnival 2015. Event tahunan ini senantiasa mendapat perhatian besar dari warga Lampung karena melibatkan partisipasi dari semua lapisan masyarakat. Tidak hanya melibatkan kabupaten dan kota se-Provinsi Lampung, tetapi juga Komunitas Etnik dalam dan luar Provinsi Lampung. Itu sebabnya ramai warga turun ke jalan untuk melihat dan menyaksikan pawai, mulai dari Jalan Dr. Susilo di depan Mahan Agung dan berakhir di Lapangan Merah Enggal, Bandar Lampung.

Dalam postingan ini saya ingin menyajikan secara khusus penampilan budaya non-lokal yang turut berpartisipasi dalam parade budaya Lampung. Di antaranya kontingen dari Kab. Yogyakarta, Kab. Bantul, Kab. Gunung Kidul, OKU Sumsel, Kab. Sleman, NTB, Banten. Yang menarik di sini adalah bahwa Lampung tetap teguh menjaga dan mempertahankan budaya lokal, namun menerima kehadiran budaya luar dengan tangan terbuka. Diajak membaur, lalu dikembangkan menjadi budaya-budaya baru, sehingga budaya yang ada makin beragam dan kaya. 


Yogyakarta
Tema : LIMBOK OF THE 21ST CENTURY

Limbok adalah Abdi Dalem. Bukan sekedar pelayan. Masyarakat Yogyakarta mencoba untuk menjadi Limbok yang menjaga tradisi namun juga membuka peluang dalam mengembangkannya dalam arus global. Sebagai Abdi Dalem bagi masyarakjat Yogyakarta bukanlah hanya melayani namun juga mengkritisi kota Yogyakarta yang sudah menjadi Melting Pot bagi beragam Budaya, juga harus bisa menjadi Limbok dalam Pariwisata Pendidikan dan Keadilan Sosial. Ia selayaknya mampu mengayomi menjadi pelayan maupun yang dilayani dan bersamaan menjunjung tinggi sikap mengkritisi. 






Bantul
Judul : CANTRIK MENTRIK

Dengan semangat para Cantrik berkumpul menimba ilmu disebuah padepokan. Mereka datang untuk belajar pada sang begawan. Disela istirahatnya mereka bersuka cita bermain bersama dengan penuh canda tawa. Mereka sangat suka bermain mainan tradisional yang saat ini sudah jarang ditemukan. Mereka menunjukan persaudaraan yang erat walau kadang terjadi perselisihan, namun jiwa kebersamaan membawanya pada kekompakan. Sifat cantrik yang jenaka seringkali membuat tertawa. Cantrik selalu ingin belajar tanpa mengenal putus asa.
 




Gunung Kidul
Judul: ”GEGOJEKAN”

Terinspirasi dari topeng yang berkarakter Gecul yang artinya lucu. Topeng adalah hasil kerajinan di desa Putat Patuk Gunung Kidul. Gerakan yang lucu dan lincah serta atraktif mengetengahkan karakter topeng tersebut yang menarik dalam suatu pertunjukan. 





OKU (Ogan Komering Ulu) - Sumsel
Judul : ”DANG ADANGAN

Merupakan adat yang terdapat di OKU tepatnya di daerah Ogan. Adang merupakan adat penyambutan tamu yang datang ke OKU. Sebelum para tamu memasuki tempat acara, tamu kehormatan tersebut di adang (hadang) dahulu dengan kain panjang yang membatasi antara tamu kehormatan dan tuan rumah sambil para wanita berpantun bersahut. Kemudian para tamu dipersilahkan memasuki tempat acara.   




Busana adat pengantin OKU


Sleman
Judul : PELANGI PAKSI EKA KAPTI

Garapan ini didasari oleh kekayaan alam di Seleman yaitu salak pondoh dan burung Funglor, Flora dan Fauna sedangkan Eka Kapri adalah semangat kebersamaan membangun Negeri. 





Kostum menawan



Kabupaten NTB
Judul: BARISAN GENDANG BELEQ
Gendang Beleq merupakan salah satu bentuk kesenian yang sangat populer dikalangan masyarakat pulau Lombok, Provinsi Nusa Tenggara Barat. Keberadaannya sebagai bagian dari upacara adat. Barisan Gendang Beleq pada kesempatan kali ini menampilkan iring – iringan dengan susunan barisan adalah pembawa papan nama memakai busana adat Sumbawa, sepasang busana adat pengantin Lombok, barisan penari Gandrung yang merupakan salah satu tari hiburan yang populer di masyarakat Lombok.  

Barisan pembawa Dulang yang keberadaanya biasanya terdapat dalam prosesi adat perkawinan Bima. Barisan musik Gendang Beleq tersebut disebut Gendang Beleq, karena adanya gendang besar atau beleq dalam bahasa Lombok dan dimainkan sambil menari. Pada zaman dahulu gendang beleq dimainkan sebagai pemberi semangat pasukan kerajaan yang akan berangkat berperang atau menyambut para ksatria pulang dari medan perang. Dalam perkembangannya gendang Beleq dimainkan sebagai pelengkap budaya dalam upacara-upacara adat seperti penyambutan tamu kehormatan, pengiring prosesi adat perkawinan, sunatan dan lain-lain. 

Busana pengantin adat NTB

Gendang Beleq


Penari gandrung


Motif indah kain NTB

Kabupaten Banten 
Judul : ”PAHUMAN”
Huma bagi petani Banten Selatan adalah keseharian dan kehidupan. Huma merupakan tempat berkawinnya Nyi Sri Pohali Larasati dengan Bumi. Di Huma simbol-simbol kehidupan tersaji, ada angklung, lambang keselarasan ada saung tempat berteduh dan perlindungan. Ada bebegig simbol penghalau penyakit dan sesajian persembahan. Kesemuanya lambang harmonisasi alami yang saling mengisi Dina tani urang napak. Dina tani urang napak yang artinya pada pertanian kami berpijak dan dari pertanian kami menggapai untuk harapan masa depan.  

Penampilan Banten ini diproduksi oleh Dinas kebudayaan Provinsi Banten. Pimpinan Kabid Produksi dan Pembinaan Kebudayaan Daerah Provinsi Banten Oleh sanggar Salabar Lebak Banten.











~ Lampung - INDONESIA tgl. 30 Agustus 2015.

Semua foto merupakan dokumentasi Katerina, pemilik blog www.travelerien.com. Tidak diperkenanan menyimpan dan menyebarluaskannya tanpa seijin Katerina. 

12 Kota dan Kabupaten di Lampung Meriahkan Parade Budaya Lampung

$
0
0

Lampung Culture & Tapis Carnival 2015 merupakan puncak dari kegiatan Festival Krakatau 2015 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Lampung. Acara berlangsung di depan Mahan Agung dan dibuka oleh gubernur Lampung, M. Ridho Ficardo. Dalam rangkaian karnaval ditampilkan atraksi seni tradisional, busana tradisional, serta pernak-pernik budaya tradisional Lampung.

Parade yang mengangkat kekayaan budaya dan tradisi yang dimiliki oleh berbagai kabupaten dan kota yang ada di Lampung ini sukses mengayakan pengetahuan tentang budaya Lampung yang selama ini minim mengisi ruang pengetahuan saya.

Dalam postingan ini secara khusus saya tampilkan parade budaya dari 12 kota/kabupaten yang ada di lampung. Antara Lain: Kabupaten Lampung Selatan, Kabupaten Pesisir Barat, Kabupaten Waykanan, Kabupaten Lampung Utara, Kabupaten Tanggamus, Kabupaten Pringsewu, Kabupaten Tulang Bawang Barat, Kota Metro, Kabupaten Tulang Bawang, Kabupaten Lampung Timur, Kabupaten Lampung Barat, serta terakhir Kota Bandar Lampung.


Lampung Selatan
Tema : Ngattak Tulung


Adalah tradisi masyarakat Lampung khususnya Muli/Mekhanai dalam rangka menjaga kerukunan, turut berpartisipasi apabila salah satu rekan mereka akan berumah tangga, maka mereka bergotong royong menyiapkan keperluan upacara adat, selain itu sebagai ungkapan kebersamaan sang pengantin turut bersama rekan-rekannya sebagai ucapan terimakasih atas segala bantuannya dan tetap memelihara tali silaturahmi. 



 



Pesisir Barat
Tema : Ngumabai Lawok


Karya ini terinspirasi dari upacara adat yang ada di Pesisir Barat, dimana upacara tersebut dilakukan untuk keselamatan masyarakat setempat. Menggambarkan kekayaan laut Pesisir Barat, keberagaman kehidupan laut Pesisir Barat. Menyatu, bersatu, memberi, menerima, saling berdampingan demi keselarasan.







Way kanan
Tema : Harmoni Bumi Petani


Tibalah diawal musim panas kaya yang dinanti. Masyarakat Way Kanan menyambut dengan penuh suka cita dan dengan penuh pengharapan. Beriring rasa syukur karena Kab. Way Kanan dikaruniai potensi wisata yang menawan, seperti air terjun Putri Malu, Curup Gangsa, pemandian air panas Juku Batu serta adanya batu akik khas yaitu batu akik Anggur Api. Inilah pesona harmony di Bumi Ramik Raghom, bumi para petani yang membawa kita pada kerinduan mulang tiyuh. 



 


Lampung Utara
Tema : Gawi Lapah Pineng


Adalah gambaran kebersamaan dari keagungan prosesi adat Lampung Pepadun pada prosesi lamaran (meminang) seorang gadis, yang mana seorang bujang dengan rasa suka cita penuh harapan dengan diiringi oleh seluruh Handai Taulan berjalan menuju kediaman sang gadis pujaan hatinya, proses iring-iringan Lappah Pineng ini juga di meriahkan dengan berbagai ornamen yang menyemarakkan proses Lappah Pineng


Gawi lapang pineng ini juga dapat dimaknai derap langkah dan harmoni kebersamaan seluruh lapisan masyarakat Lampung Utara dibawah kepemimpinan Bupati Agung Ilmu Mangkunegara untuk membangun menuju perubahan yang lebih baik .







Tanggamus
Tema : Khakot Tanggamus


Adalah ciri khas budaya sebagai -BRAND COUNTRY- Kabupaten Tanggamus. Khakot juga mengandung arti mempererat satu ikatan kekerabatan internal suku, kebudayaan dan marga kerap diperagakan mengiringi (sebagai pembuka jalan) bagi calon mempelai laki-laki saat melaksanakan prosesi lamaran atau pernikahan di tempat calon mempelai perempuan. Pada masa lampau pasukan pincak-khakot dipimpin seorang tokoh – Batin Mangunang – membuka mengusir kolonial yang akan menjajah bumi teluk semangka – Bumi Begawi Jejama – Kabupaten Tanggamus.
 






Pringsewu
Tema : Ujungan Pekhing


Ujungan pekhing merupakan suatu bentuk seni budaya yang menggambarkan ketangkasan bela diri yang didalamnya terdapat perpaduan budaya, biasanya ditampilkan untuk merayakan pesta panen padi, seni ujungan pekhing adalah suatu bentuk akulturasi budaya yang dibawa oleh masyarakat pulau jawa di era kolonialisasi Belanda yang kemudian menjadi bentuk pesta budaya yang didalam nya berisi kesenian dan kerajinan dari bahan bambu. 







Tulang Bawang Barat
Judul : Intar Bumbang Aji

Intar Bumbang Aji adalah peristiwa dimana seorang perempuan melakukan larian dengan kekasihnya dan dibawa ketempat pihak keluarga laki-laki. Kemudian dari pihak keluarga perempuan berunding dan sepakat untuk diambil dari pihak mempelai wanita dan diantarkan secara adat istiadat Lampung dengan berpakaian pengantin laki-laki  perempuan berpakaian haji. Demi kelancaran adat istiadat tersebut, adat lainnya diajak untuk berpartisipasi sehingga tercipta sebuah kerukunan yang agung diantara keanekaragaman adat istiadat yang ada di Kabupaten Tulang Bawang Barat. Hal ini sesuai dengan semboyan Kabupaten Tulang Bawang Barat ’Ragem Sai Wawai’, yang berarti kebersamaan menuju keberhasilan.
 





Metro
Judul Tari : Putri Pekhing Tigham

Menceritakan tentang perebutan mahkota kecantikan. Tersebutlah seorang putri cantik yang bernama putri Pekhing Tigham, kecantikan yang diakui oleh seluruh masyarakat, kecantikan lahir dan batinnya namun kecantikan putri Pekhing Tigham diganggu oleh Nyi Rebung Khohang yang ingin menyingkirkan putri Pekhing Tigham dan merebut gelar kecantikan itu, sehingga terjadi peperangan kedua putri dan pasukannya untuk memperebutkan gelar kecantikan itu. Namun Nyi Rebung Khohang dan pasukaanya kalah dalam peperangan itu dan putri Pekhing Tigham lah yang memenangkan kecantikan itu. 







Tulang Bawang
Tema : Pesona Sai Bumi Nengah Nyappur


Sai Bumi Nengah Nyappur adalah semboyan bagi Kabupaten Tulang Bawang yang bersahaja, yang memiliki arti cermin masyarakat yang bersatu, damai serta hidup berdampingan dengan baik. Masyarakat Lampung Tulang Bawang dikenal sangat terbuka, mudah beradaptasi dengan lngkungan serta ramah dalam pergaulan. Sikap dan kemampuan, keluhuran dan keyakinan serta kepercayaan diri merupakan perwujudan dari falsafah Nengah Nyappur yang dijunjung oleh masyarakat sebagai warisan yang agung agar senantiasa dapat terus dilestarikan, seperti Cangget Bars yang merupakan tari tradisi masyarakat Megoupak Tulang Bawang. 







Lampung Timur
Tema : Keratuan Melinting


MAULANA HASANUDDIN PANAMBAHAN SUROSOWAN yang menjadikan Banten menjadi kerajaan yang berdiri sendiri. MAULANA HASANUDIN menyebarkan agama Islam di Pesisir Utara dan hingga menyebar ke daerah Lampung bagian Timur khususnya daerah Keratuan Pugung. Dengan menyebarnya agama Islam di daerah Keratuan Pugung hinga terjadinya peralihan darah antara pengusa Banten dengan Putri Keratuan di Pugung yang bernama PUTERI SINAR ALAM. Dari perkawinan ini lahirlah MINAK KEJALA BIDIN yang merupakan cikal bakal asal muala keturunan RATU DARAH PUTIH yang kita kenal dengan sebutan RATU MELINTING yang bermukim di MERINGGAI. 







Lampung Barat
Tema : Muli Ngejunjung Pahakh


Diangkat dari acara Payuhan Agung Kerajaan Sekala Bekhak Paksi Buai Perenong, Para Muli-muli Kampung Batin menyiapkan hidangan untuk Para Tamu Kehormatan Kerajaan. Pahar merupakan sebuah alat yang digunakan untuk menyajikan hidangan bagi Para Tamu Kehormatan Kerajaan sekala bekhak. Muli-muli Nan Cantik dan Anggun dengan rasa suka ria dan tulus ikhlas ngejunjung pahakh menuju Marga sana Gedung Dalom Kepakhsian Buai Perenong. 








Bandar Lampung
Tema : Bajau


Kisah ini diangkat dari pesisir Teluk Lampung. Bajau merupakan sekelompok orang yang datang ke Lampung untuk menjarah hasil tanah dan harta milik masyarakat setempat. Karena ilmunya sangat tinggi para bajau sulit untuk ditaklukan. Apalagi masyarakat Lampung pesisir sendiri terpecah belah. Akhirnya melihat para bajau semakin beringas, masyarakat pesisir sadar dan memahami akan pentingnya persatuan, bersatu untuk mengalahkan para bajau demi tercipta kehidupan yang damai.  Akhirnya masyarakat Lampung Pesisir menyusun strategi dengan bersatu dengan beberapa kampung. Akhirnya si bajaupun mengerti akan pentinggnya kerukunan dan persatuan. Melihat masyarakat pesisir bersatu bajaupun berkeinginan untuk bersatu dan menjadi masyarakat Lampung. Oleh masyarakat Lampung, bajau diberikan tanah dan mereka pun membangun kampung. Hal ini dilakukan karena masyarakat Lampung menjunjung tinggi kebersamaan toleransi yang biasa disebut NEMUI NYIMAH. 








~Lampung, SUMATRA - INDONESIA
Minggu, 30 Agustus 2015.



Semua foto merupakan dokumentasi Katerina, pemilik blog www.travelerien.com. Tidak diperkenanan menyimpan dan menyebarluaskannya tanpa seijin Katerina. 


Tapis Carnival 2015 Hadirkan Pesona Kain Tradisional Khas Lampung

$
0
0

Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Lampung menggelar pawai budaya Lampung bertajukLampung Culture & Tapis Carnival 2015.Hajatan meriah yang digelar pada hari Minggu tanggal 30 Agustus ini merupakan puncak kegiatan Festival Krakatau 2015. Dalam rangkaian karnaval ditampilkan atraksi seni tradisional, busana tradisional, serta pernak-pernik budaya tradisional Lampung yang disandingkan dengan beraneka karya kreasi kontemporer dari bahan kaintapis.


Tapis?

Seberapa familiar nama kain tradisional ini bagi saya? Dengan malu saya mengakui bahwa di festival inilah saya mulai mengenal dan mendengar nama TAPIS! Namun, baru mendengar bukan berarti sebelumnya tak pernah melihat. Motif kain ini sudah berulang kali hadir di depan mata saya. Tapi saya tak pernah bertanya apa nama kainnya. Satu nama yang selama ini saya lekatkan sesukanya pada kain tenun khas Lampung ini adalah songket. Boleh jadi saya 'terjengkang' sendiri ketika tahu bahwa kain bermotif sangat indah ini ternyata bernama TAPIS.

Kain Tapis adalah pakaian wanita suku Lampung berbentuk kain sarung yang dibuat dari tenunan benang kapas dengan motif-motif yang beragam seperti motif alam, flora, dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.

Pesona tapis mengantarkan saya pada pengetahuan baru bahwa kain Tapis merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang berkembang dan hidup di tengah-tengah pergaulan orang-orang Lampung. Ia merupakan pengejawantahan dari kepercayaan masyarakat Lampung terhadap kesakralan, menjadi media membangun struktur sosial, menjadi simbol sifat inklusif masyarakat Lampung, dan dalam paradigma ekonomi kreatif sebagai sumber ekonomi.

Berikut ini saya suguhkan foto-foto yang menampilkan kreasi kontemporer tapis pada gelaran Tapis Carnival 2015 di Lampung bulan Agustus lalu. Sedangkan pengalaman meliput event spesial ini akan saya ceritakan pada tulisan lain di postingan yang berbeda ^_^



Selamat menyaksikan Tapis Carnival 2015

Busana nan megah dan indah. Karya para desainer asal Lampung


Anggun mengenakan mahkota siger yang lebar dan menjulang
Celana tapis tampak sangat etnik. Nuansa kesukuan terlihat sangat kental.


Katanya sih barisan model ini adalah model L-Men.  
Kalo dilihat dari perutnya sih iya *plaaaak #@>?!$%$* 





Tapis dalam nuansa merah yang berani. ~Modelnya mirip Ariel, ya? :p
Kreasi menawan



Laksana seorang Ratu
 
Peserta dari komunitas 'etnik' ini pun berpartisipasi menampilkan kreasi tapis kontemporer :)

Mungkin si neng malu ya nunduk terus :D


siger siger oh siger


Gagah deh pokoknya

Saya memotretnya sampai 9x, semua ekspresinya selalu bagus. Dia model paling manis selama kamera saya bekerja
Mata kamera saya dengan fasih menangkap gambarnya hingga 8x. Ternyata dia adalah Henry, adiknya Eltra. Pemuda satu kapal dalam perjalanan menuju Gunung Anak Krakatau



~Lampung, SUMATRA - INDONESIA
Minggu, 30 Agustus 2015.


Semua foto merupakan dokumentasi Katerina, pemilik blog www.travelerien.com. Tidak diperkenanan menyimpan dan menyebarluaskannya tanpa seijin Katerina.


Nikmat Telat Untuk Terbang Sesaat

$
0
0
GA76

Jumat 28/8. Keberangkatan Garuda GA76 tujuan Lampung jam 15.25 ditunda menjadi jam 16.25. Wow banget karena sebelum jam 12 saya sudah berada di bandara. Alamat bakal 4 jam menunggu. Datang sebelum jam 12 bukan tanpa alasan, karena bojoku harus jumatan. Usai jumatan dia harus langsung pergi lagi untuk meeting. Itu sebabnya saya bersedia diantar lebih cepat.

4 jam menunggu terbang memang bukan waktu yang singkat. Tak jarang delay seperti ini bikin hati kesal. Tapi ngedumel juga bakal sia-sia, jadi nikmati saja. Toh bisa santai-santai makan siang dulu. Salat dulu. Cuci-cuci mata dulu. Bila perlu tidur dulu.

Halim sudah tiba sejak pagi. Ia melakukan perjalanan panjang dari Solo menuju Jakarta. Entah saat itu dia ada dimana. Tak pula saya bertanya. Maklum, belum pernah bertemu. Teringat chat terakhirnya di WA, katanya dia hendak mencari kamar mandi. Halim butuh mandi. Mungkin badannya bau sekali :)) Jangan-jangan sejak pagi sampai siang dia masih mendekam di kamar mandi.

traveling asyik bareng teman-teman baik

Sementara mbak Evi, Melly, dan mbak Donna masih dalam perjalanan. Tadinya saya ingin check-in bareng, biar bisa pesan kursi berdekatan. Tetapi saat mengetahui posisi mereka ternyata masih jauh, akhirnya urung. Saya duluan saja supaya salah satu ransel dapat segera masuk bagasi. Repot dan berat dibawa-bawa. Maklum, badan ini lebih kecil dan ringan dari pada ransel. Harusnya bukan saya yang gendong ransel, tapi si ransel yang gendong saya.

Seusai check-in saya ke musola yang ada di dalam bandara. Ternyata musolanya sangat penuh oleh laki-laki. Jamaah sampai melimpah keluar ruangan. Oh iya, hari itu Jumat. Musolanya dipakai untuk salat jumat. Melihat padatnya jamaah, jadi terharu sendiri. Betapa orang-orang tetap menjalankan kewajibannya meski sedang dalam suatu kesibukan dan urusan.

Saya berjalan ke musola wanita. Di sana musolanya kecil. Dan, maaf, kondisinya kurang memadai. Air yang mengalir di tempat wudhu sangat kecil. Alirannya hanya sebesar batang sapu lidi. Kerannya banyak. Hanya satu yang bisa dipakai. Jika dipakai semua, otomatis aliran air akan makin kecil, bahkan bisa berhenti. Jadi kami mesti bergantian. Dan itu lama. Petugas musola yang mondar-mandir dekat tempat wudhu tak bisa memberikan solusi. 

Thai Chicken Set Meal: Nasi Kari Hijau+Soup Tom Yum+Ayam goreng+Lemon tea

Usai salat saya ngebut meluncur ke tempat makan. Perut sudah meronta minta diisi. Resto-resto terdekat penuh orang. Bisa dimaklumi karena saat itu memang jam makan siang. Saya pikir mungkin di luar agak sepi, ternyata sama saja. Untunglah ada tempat kosong di AW dan akhirnya bisa duduk menikmati menu Thai Chicken Set Meal, menu terbaru di AW yang lumayan bikin lidah bergoyang.

Saat makan, mbak Evi dan Melly sudah tiba di bandara. Mereka langsung check-in. Usai check-in saya kira mereka langsung ke gate F5. Makanya kelar makan saya langsung ke sana. Dicari-cari eh ga ada. Saya tunggu beberapa saat barangkali ke toilet. Tunggu punya tunggu tetap nggak ada yang datang. Setelah saya tanya ternyata pada duduk di bangku-bangku sebelum pintu check-in kedua. Pantesan.

Di luar gate saya ketemu mereka. Ada Melly dan mbak Donna. Huray! Dan saat itulah untuk pertama kalinya saya berjumpa Mas Indra (www.direktori-wisata.com) dan Halim (www.jejak-bocahilang.com). Dua blogger kece yang turut diundang untuk menghadiri festival Krakatau 2015 di Lampung. Bertemu dan ngetrip bareng mereka tentu sebuah pengalaman baru buat saya yang masih miskin pengalaman ini. 

Ngetrip bareng ke Lampung

Ini bukan perjumpaan pertama saya dengan Melly. Sebelumnya kami pernah jumpa di acara tokopedia. Tapi saya nyaris lupa dengan wajahnya. Kata Melly, sebelum saya memasuki gate, dia sebenarnya sudah melihat saya, tapi ragu untuk memanggil. Takut salah orang katanya. Yaaa harusnya tadi saya tulis nama saya besar-besar di baju dan rok panjang anggun yang saya kenakan saat itu ya Meeeeel biar nggak pake ragu :p

Usai ngobrol lumayan panjang, kami beranjak memasuki gate, lanjut ngobrol di dalam. Lumayan lama waktu berjalan, hingga nyaris bosan. Eh untung ada asinan. Iya, asinan Bogor. Nona Melly rupanya bawa asinan. Tapi sodara-sodara, asinan itu ada dalam kantong plastik. Bukan dalam wadah.  Gimana makannya Mel??? Apa tangan kami mesti satu-satu merogoh isi kantongnya? haha. Nah, untung mbak Donna punya tupperware tempat bekal makan yang sudah kosong. Jadi bisa pake itu.

Tak berapa lam asinan pun ludes, tapi waktu menunggu terbang belum ludes. 

Asinannya enak Mel. Thanks ya :-*

Sebenarnya, semangkok asinan ini dicicipi berlima :D

“Lama bener, ya,” ucap saya. Entah pada siapa. Nyaris bosan. Lalu, panggilan pun terdengar. Penantian berakhir. Kami pun berangkat. Keceriaan kembali muncul. Terlebih saat pesawat mulai mengudara. 


Pesawat tak benar-benar terbang di jam 16.25. Seingat saya hampir jam 17.00. Tak apa. Itu berarti ada sunset yang bisa saya pandangi di atas Lampung nanti.

Ketika pesawat mendarat, saya baru sadar ada sunset yang lupa saya jepret. Haaa…ini akibat saya menyangka waktu terbang benar-benar 45 menit seperti jadwal. Ternyata kurang dari 25 menit sejak take off dari Jakarta, kami sudah landing di Lampung. Amboiiiiii…..lebih lama menunggu daripada terbangnya! 

Selamat datang di Festival Krakatau 2015

Ganjal Perut Dulu, Cuci Mata Kemudian

$
0
0

Waktu menunjukkan pukul 17.45 WIB ketika pesawat yang membawa kami dari Jakarta mendarat di bandara Radin Inten Lampung. Saya agak heran. Rasanya baru saja naik dan duduk di bangku pesawat, sekarang sudah harus berdiri dan turun dari pesawat. Sepertinya penerbangan ini tidak sampai 30 menit. Terasa cepat. Mungkin karena jarak Lampung dan Jakarta terbilang dekat.

15 menit kemudian urusan keluar dari bandara selesai. Ada mbak Alya
(dari dinas pariwisata Lampung) yang menyambut kami. Sebuah bus pariwisata sudah menanti di luar bandara. Bus kinclong yang di badannya tertulis kata-kata yang membuat bangga “Pesona Indonesia”, lengkap dengan logo yang biasa saya lihat di website Indonesia.Travel. Gambar harimau dan gajah menghiasi sisi kiri dan kanan badan bis. Seolah dua hewan yang menjadi ikon Lampung itu hendak menyertai dua kata penuh arti lainnya “Visit Lampung”.
 
Bus cantik

Baru nyampe, masih lebar senyumnya

Masih pada melek yaaa

Penumpang bis ternyata bukan hanya kami. Ada Diaz dan Febra, reporter dan kameramen Berita Satu. Ada mas Yoyok juga. Siapa mas Yoyok? Awalnya saya kira mas Yopi. Kata Melly bukan, saya hampir kejengkang. Lagian asal tebak saja. 


Mas Yoyok ini lucu. Penampilannya parlente, wajah lumayan ganteng (sawer gue Yok!), dan membawa koper besar warna ngejreng. Saat dia membuka koper, saya intip. Eh isi kopernya sedikit. Malah banyak kabel-kabel yang entah kabel apa saja.

“Itu kabel-kabel bom rakitan ya?” tanya saya curiga sambil memasang wajah yang siap tertawa.

“Ini kabel powerbank,” jawabnya. Melly ngakak. Saya ngikik. Gimana nggak ngakak ngikik liat kabel powerbank panjang-panjang dan besar gitu. Kabel apa selang tuh.
 
pemandu tangguh :D

Pemandu wisata kami namanya Dimas, bertubuh gempal tetapi lincah. Terutama lidahnya, lincah bercerita. Setiap melewati suatu tempat, dia menjelaskan tempat tersebut dengan lengkap dan panjang. Saking panjangnya saya sampai lupa dengan penjelasan awalnya haha.

“Di sebelah kiri kita itu adalah perkebunan sawit,” terangnya sambil menunjuk ke sebelah kiri. Saya menoleh. Mana? Mana? Astaga…saya tak lihat apapun. Gelap men! Ya iyalah sudah malam gitu. Akhirnya, saya kehilangan kosentrasi, tak lagi menyimak apa yang diceritakan Dimas. Pikiran saya beralih ke perut yang mulai keroncongan. Tapi kemudian buyar saat Dimas menyetel lagu dangdut melalui CD player. Cacing-cacing diperut sepertinya mulai bergoyang sampai pingsan.

“Nah, itu Mall Boemi Kedaton. Mall terbesar di Lampung. Kita makan di sebelahnya, di Restoran Bumbu Desa.”  

Mendengar kata restoran, mata yang tadi berat dibebani kantuk mendadak jadi terang benderang. Saya melirik arloji, waktu menunjukkan pukul 18.45. Ternyata lama juga perjalanan dari bandara ke kota Bandar Lampung.

Resto Bumbu Desa

Ragam menu menggugah selera

Ada yang mau petai?



Masuk restoran nggak cuma bikin semangat untuk makan melambung, semangat untuk memotret juga ikut meninggi. Nggak bisa lihat suasana bagus dikit, langsung angkat kamera. 


Ada petai-petai tergantung menggoda di deretan menu makanan, langsung dipotret. Ada mangkuk-mangkuk kecil tempat sambal terbuat dari batang kelapa, langsung dipotret. Ada rak penuh teko, langsung dipotret. Ada yang sedang motret juga saya potret. 

Sengaja menyibukkan diri dengan memotret. Tujuannya biar bisa membunuh waktu menunggu hidangan tersaji.

mbak Donna nyari petai ya? hihi

awas ayamnya loncat mbak :))

Jreng jreng makanan tersaji. Aneka masakan terhampar di meja, menggugah selera. Cacing-cacing di perut yang tadi pingsan sepertinya hidup lagi. Langsung memerintahkan tangan untuk melahap makanan. 

Eiiiit tunggu dulu, foto-foto dulu sebelum makan. Sebelum diacak-acak oleh tangan-tangan. Kasihan ntar pas tayang di blog keadaannya kayak abis dijajah Belanda selama 320 tahun. Jadi, mumpung masih rapi dan utuh, jepret dulu.

Foto-foto sebelum makan saja ingat, doa sebelum makan mestinya lebih ingat lagi yaw *self toyor. 

wadah sambalnya dari batang kelapa

tumis labu siam jagung

Ayam kampung goreng

kamu suka yang mana? aku suka jus jeruk

Upaya melepas lapar dan dahaga di Bumbu Desa akhirnya berjalan dengan lancar. Kalau urusan makan pokoknya lancar jaya deh. Jarang ada hambatan apalagi rintangan. Kecuali ada polisi tidur melintang di atas meja. Nah, saya mulai melantur.

Restoran Bumbu Desa ini sebenarnya tak asing, karena restoran ini juga bisa dijumpai beberapa tempat di Jakarta dan sekitarnya. Bumbu Desa juga hadir di beberapa kota di Indonesia, mulai dari Jawa-Bali, Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, Papua, hingga di Malaysia. Jadi, sedikit banyak saya sudah kenal dengan menu-menu yang ada. Terakhir makan di Bumbu Desa sewaktu menghadiri acara temu blogger Tokopedia di Jakarta.  

mbak....tekonya boleh dibeli nggak?

makan yang banyak ya

ngopinya asyik bener om :D

Kelar makan kami diajak ke Mall Boemi Kedaton yang letaknya dekat resto. Tinggal jalan kaki beberapa meter sudah sampai. Di sana kami akan melihat Coffee Festival yang merupakan bagian dari kegiatan Krakatau Fes’ Expo. Acara ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 26-29 Agustus. 

Akan tetapi, setelah kami naik dari lantai ke lantai, tempat pameran kopi itu tak juga kami temui. Setelah mas Dimas tanya ke sana kemari, didapatlah jawaban bahwa pameran kopi sudah tutup. Padahal saat itu waktu belum menunjukkan jam 8 malam. Mall juga belum tutup. Ya sudah mungkin belum rejeki. Padahal saya penasaran lho seperti apa acara festival kopinya.  

ngemall dulu yaaaa

Yang satu presenter TV, yang satu blogger kece

Urung menyaksikan coffee festival, kami pun kembali ke bus, hendak melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Namun, sebelum keluar dari mall mas Yoyok minta ijin mampir ke sebuah toko. Katanya mau nyari powerbank. Astaga, rupanya tadi dia hanya punya kabel powerbank, tapi powerbanknya sendiri ga ada. Tepok jidat mas Yoyok.

Nah, sambil nunggu Yoyok nih, kita mampir melihat busana Tapis. Jadi, di lantai dasar itu ada yang jualan baju tapis. Baju modern yang berhias tapis. Ya gitulah namanya. Dari kemeja laki-laki, cardigan, hingga long dress tapis, dijual di tempat itu. Harganya bervariasi, mulai dari Rp 250 ribu – Rp 500.000 Saya terpesona dengan longdress-nya. Anggun dan megah bak gaun putri raja. Pingin beli, tapi dompet sedang kempes. Selain kempes juga ingat pesan mas bojo, jangan banyak jajan. Halah. 

Ini baju tapis warna merah kesukaan saya :D

Anggun dan megah bak baju putri raja

kemeja tenun menawan

Kopiah Tapis

Walau nggak beli, tapi tetap bisa ambil foto. Lumayan buat pamer-pamer bergembira di akun sosmed. Pamer nggak beli juga ya. Haha. Jadi, saat foto baju cantik tapis dan kemeja tenun mewah itu saya upload di FB, banyak yang kagum. Ada yang nanya harga, ada pula yang nanya nomor contact yang bisa dihubungi. Saya kasih. Lumayan bantu teman-teman, juga bantu yang jualan. Siapa tahu ntar ada yang beliin saya. Ngarep. Pamrih. Preeeet. Haha.

Tapi beneran lho. Tapis memang sangat indah. Baik berdiri sendiri sebagai kain tapis, ataupun dilekatkan di baju-baju modern yang kita sukai. 

Silakan kalau ada yang berminat hubungi nomor dan akun sosmednya ya

Nggak jadi liat festival kopi, liat baju tapis pun jadi. Abis itu baru lanjut ke Way Halim. Ngapain? Cuci mata liat batu akik. Nantikan lanjutan ceritanya yaaa….

Kagum Batu Akik Sampai Terpekik

$
0
0
Batu Bungur

 Terpekik? Masa?

Jumat 28/8 jam 7.50 malam. Masih terbilang sore. Saya dan teman-teman blogger sedang di dalam bus yang tengah melaju menuju sentra batu akik di Way Halim. 

Pemandu kami yang bernama Dimas bercerita bahwa pemburu batu dari luar daerah biasanya banyak yang datang ke sana untuk mencari batu akik. Alasannya karena batu yang dijual lebih banyak macamnya. Bahkan tak jarang banyak yang masuk kategori langka. Cerita itu lumayan menyedot perhatian saya. Muncul rasa penasaran. Selangka apa? Seunik apa? Besarkah sentra batu akiknya? Miripkah dengan mall? Dalam benak saya terbayang sebuah tempat semacam mall tapi khusus untuk jualan batu. 

Setelah 15 menit perjalanan dari Mall Boemi Kedaton akhirnya kami pun sampai di tujuan. Bus berbelok ke arah flyover (kalau tak salah). Di belokan itu ada warung mie Aceh. Belum kelar mata saya menangkap kilasan warung itu, bus telah berhenti. Ternyata sudah sampai di sentra batu akik Lampung.

ada warung mie aceh di pojok jalan dekat lapak batu akik

tempat nongkrong dan ngobrol

Mana mall akiknya? Bah! Saya keliru. Sentra akik yang dimaksud ternyata lapak-lapak yang terletak di emperan sepanjang Jalan Sultan Agung menuju PKOR Way Halim. Bukan dalam gedung besar yang benderang dan berpendingin. Bukan pula berlantai keramik kinclong yang rata sehingga bisa wara wiri meluncur pakai skuter.

Di sini penjual membuka lapak di bawah pohon-pohon. Beratap terpal, berpendingin alami, berlantai tanah, ada pula berlantai batako. Ada yang sekadar menghamparkan, ada juga yang menggunakan etalase.

Apa asyiknya? Di mana nyamannya? Sentra akik apaan ini? *pasang wajah pongah lalu disambit batu akik segede gajah* 

oh bus cantik, kamu ternyata parkir di sini, bukan di parkiran mall :))

lapak batu akik berjajar di emperan jalan

Kami menghampiri salah satu lapak, lalu mulai jongkok. Ingat ya, jongkok. Posisi seperti berada dalam toilet itu lho. Kalau berdiri saja nggak sopan. Masa kalau mau melihat batu pakai jari nunjuk-nunjuk? Apalagi kalau nunjuknya pakai jari kaki. Bisa-bisa nanti ditendang penjualnya mental sampe Jakarta. 

Oke, saya jongkok. Megang-megang. Lihat-lihat. Ngeker-ngeker. Elus-elus. Lalu…. Wow. Wiw. Wuw. Waw. Wew. Takjub!

Sumpah saya takjub. Hamparan batu beragam warna dan motif di lapak yang saya kunjungi saat itu benar-benar bikin saya kagum. Bikin kesengsem. Apalagi saat melihat batu bungur ungu yang masih berupa bongkahan mirip pucuk-pucuk gunung es di kutub. Aduh, dag dig dug melihat pesonanya. Tangan pun spontan meraba dompet. Ada isinya apa gak ya? Ada dong. Tapi bukan jatah buat beli akik! 

Ini batu giok bukan ya? Saya  lupa :D
Pas liat ini nih yang bikin nyaris terpekik. Gede dan bagus bangeeet. 
Apalagi sewaktu disinari cahaya senter. Berkilau bak permata *caelah :p

Saya norak ya melihat akik? Iya, karena saya bukan pemburu akik dan belum pernah mendatangi lapak akik. Pantesaaaan! Nah, soal harga nih. Kalau di mata saya, batu-batu cakep yang ada di lapak-lapak di sini bagus-bagus dan berkualitas. Dari mana saya tahu? Tentunya dari nguping komentar-komentar teman yang saat itu asyik melihat-lihat. Oh, nguping! Huehehe.

Tapi saya percaya pada komentar-komentar teman. Sebab beberapa memang penggemar akik dan sudah mengenal dengan baik mana akik bermutu dan kerap jadi incaran. Mana akik mahal dan mana akik terjangkau.
 
Si baju hitam kepala sukunya :))
Pengunjung
Ga beli gapapa yang penting moto :p

Batu-batu bermutu berarti mahal harganya? Oh ternyata tidak. Memang ada sih yang mahal. Tergantung batunya juga. Tapi kalau dibanding harga yang dijual di ibu kota, apalagi di mall-mall (saya sedang membayangkan Season City) pasti bedalah. Mungkin tempat jualannya juga yang bikin harga batu di sentra batu akik Way Halim ini ‘miring’

Kalau yang diburu batu bagus harga bagus, mesti ke sini. Kalau berburu toko bagus dot com adanya di internet haha.  Oh ya, meskipun tempat ini tidak 'wah', tapi tempat ini tidak pernah sepi, baik oleh pengunjung yang membeli ataupun yang sekedar melihat-lihat saja. 

Hmm....dengan tempat yang biasa-biasa saja sudah ramai. Apalagi kalau dibuat luar biasa yaa..... *kedipin mata.

Tapi yang pasti, di lapak-lapak begini variasi batu bisa lebih banyak. Jika beruntung bisa mendapatkan batu-batu unik dan langka yang tidak ada di tempat lainnya. Bahkan tak ada duanya! Dan yang lebih penting lagi, kalau kamu belanja batu akik di sini berarti kamu telah membantu meningkatkan ekonomi para penjual-penjual yang punya modal ‘sederhana’. 

Berarti kamu mestinya juga beli dong Rien!” 
"Eh, aku, anu…begini…aku…“. Langsung salah tingkah

Melly : "Halim, tolong fotoin dong cincin batu akik di jariku.."

Halim: "cincinnya lebih cocok di jari aku ya ya ya..."

Dari hasil sedikit mencatat, nguping, dan merekam keterangan penjual batu, disebutkan bahwa ada beberapa jenis batu yang dijual di sini. Di antaranya batu motif bacan, lavender, sulaiman, giok, birulangit, solar, red raflesia, cempaka, jamrud, badar perak,  pasir emas, hingga bungur. 

Batu-batu itu ada yang belum diolah, ada pula yang sudah di siap digunakan sebagai perhiasan. Batu yang belum diolah kebanyakan direndam dalam wadah berisi air. Ada pula yang hanya digeletakan di atas piring-piring gelas berukuran kecil. Ditata di atas meja. Mirip bongkahan permen yang siap disajikan ke peminatnya. Sekilas penampakannya mirip Batu Pirus Kalimantan yang pernah saya lihat. Atau jangan-jangan itu memang benar? Entah. Saya lupa mengkonfirmasinya.

Batu Pirus Biru
Beragam motif dan warna yang sangat menggoda
belum diolah
Mau ring yang mana? Batu yang mana? Tinggal pilih.

Saya mengagumi batu-batu itu, namun belum dikategorikan sebagai penggemar, apalagi pemburu. Meski demikian, ketertarikan saya pada pasar batu-batu mulia ini cukup beralasan. Rasanya ajaib melihat bongkahan-bongkahan batu yang entah bagaimana prosesnya diciptakan bisa hadir dalam motif dan warna yang begitu kaya. Ia tak ada bedanya dengan batu-batu permata yang keindahannya tiada tara.

Meski di lapak emperan jalan, tak berarti menyurutkan pemburu akik untuk merambah tempat ini. Seorang penjual berceloteh, lapak-lapak di sini selalu ramai dikunjungi, baik sore maupun malam. Terlebih di akhir pekan. Lokasi tempat pedagang batu berjualan memang dinilai strategis sebab banyak dilalui orang.

Malam itu tak seorang pun di antara kami (saya dan teman-teman blogger) yang belanja batu akik. Namun ada kepuasan yang saya rasakan. Meski kepuasan itu baru sampai pada tahap melihat, memegang, dan mengabadikannya lewat gambar, bukan pada tahap membeli dan memiliki. Mungkin suatu hari saya akan membeli. Bila perlu memborong. Kapan? Saat ada yang berkata: “Ini uang seratus juta, tolong titip yang banyak ya. 25 jutanya buat kamu.” *mimpi di siang bolong*

Batu bungur

Hampir jam 9 malam ketika wisata ke sentra batu akik kelar. Kami pulang. Selanjutnya menuju penginapan. Apakah ini menjadi kunjungan pertama dan terakhir ke sentra batu akik Lampung? Ternyata tidak. Minggu tgl 30/8, jam 10 malam kami kembali lagi ke sana. Ada yang mau belanja. Bukan saya pastinya. Tapi si mbak blogger kece, sekece batu akik yang dibelinya. 


*KS/



Bahkan di dalam lumpur sekalipun. Permata tetaplah berharga *_^





Mencicipi De Green Lampung, Wisma Rasa Hotel

$
0
0

Bus melaju tak kencang mengikuti waktu yang terus merayap menuju ujung malam. Saya terkantuk-kantuk. Mata seperti diganduli bongkahan batu bungur seberat 5 kilo. Di saat seperti itu tak ada yang diinginkan selain kasur empuk di dalam kamar berpendingin.

Jam 9 malam. Bus berhenti di depan penginapan bernama De Green. Saat itu rasanya ingin segera menghempaskan badan di pembaringan, lalu tidur sampai pagi. Tapi ceritanya tentu tidak semudah itu. Dua ransel padat harus diturunkan dulu. Check-in dulu. Bagi-bagi baju seragam dulu. Dan tentunya menunggu  sampai kamar selesai dibagi dan siap dimasuki.

Wisma De Green. Saya menemukan tulisan itu. Jadi ini wisma?

Mbak Alya (dari dinas pariwisata Lampung) mengurus pemesanan kamar. Kami dibagi-bagi dalam beberapa kamar. Tak ada yang tidur sendiri. Setiap kamar minimal ditempati berdua. Mbak Donna sekamar dengan mbak Evi dan Melly. Saya? Ternyata sekamar dengan Diaz, reporter Berita Satu. 


Abis bagi-bagi baju dan topi Festival Krakatau

Sedang menunggu info tidur sama siapa dan di kamar mana :))

Entah kapan perginya, tahu-tahu kantuk sudah bubar jalan dari mata. Rupanya urusan bagi-bagi baju dan topi seragam “Festival Krakatau” bikin mata terang benderang. Bagus juga. Kalau sambil merem nanti asal saja ambil ukuran. Namun yang lebih penting sebenarnya mata melek dibutuhkan untuk menuju kamar di lantai 3.

Tak ada lift, apalagi tangga eskalator. Jadi, malam-malam begini kaki harus naik-naik ke puncak wisma. Untung ada yang bisa diminta untuk bantu angkat ransel. Lumayan nggak jadi nanjak-najak kayak bekicot gara-gara keberatan bawaan.

Malam itu, semua tidur di De Green. Termasuk mbak Alya dan mas Dimas si pemandu wisata. Saya sempat beranggapan kamar sebuah penginapan berstatus wisma itu kecil, sempit, dan pendinginnya pakai kipas angin. Tapi nyatanya, ruang kamarnya nggak sempit-sempit amat. Kasur dan spreinya bersih. Ada TV, AC yang dingin, teko pemanas air, 2 botol air mineral, 2 pasang sandal dan satu buah lemari pakaian. 

pas masuk, ternyata alat mandinya ditaruh di atas masing-masing kasur :D
Nyaman
Sekamar dengan Diaz
Kurang pesawat telp saja. Kasihan tamu-tamu kalau ada perlu harus keluar kamar


tersedia pemanas air+kopi & teh
Saya suka kamar mandinya bersih
sandal+odol+sikat gigi+samphoo+sabun

Yang mengejutkan, kamar mandinya ternyata tidak sesempit yang saya kira. Plafon tinggi. Desain simple modern, dengan shower air hangat dan dingin. Kloset duduk, wastafel, hair dryer, cermin, sabun, sikat gigi, dan pasta gigi. Di mana handuk? Dicari-cari tak ada. Hah! Tidak sedia handuk rupanya. Saat itu saya sedang malas menanyakan kenapa tak ada handuk. Pun tak ada telp di kamar yang bisa digunakan untuk menghubungi petugas. Turun tangga ke lobi alangkah capeknya. Akhirnya saya pakai handuk sendiri. Untung bawa.

Mandi, salat, bersih-bersih wajah, lalu kasak-kusuk mengecas semua batre. Mulai dari batre hp, kamera, sampai powerbank. Besok hari Sabtu (29/8) akan ada perjalanan menuju Gunung Anak Krakatau. Semua gadget itu diperlukan, jadi batre harus dalam keadaan full. Sementara, Diaz keluar mencari minuman. Saya mulai mencoba tidur. Tetapi, di depan kamar mbak Donna ada tamu spesial. Mas Yopi dan mas Indra! Hoaaa…jadi melek lagi.

lobby
suasananya cozy

Jam 11 malam saya tak kuat lagi. Mata semakin berat. Tenggorokan juga mulai tak enak. Akhirnya saya menyerah. minta kembali ke kamar lebih dulu. Diijinkan. Sampai di kamar hanya satu tujuan: Tidur! Ditengah kantuk yang mendera, masih sempat terlintas untuk menyetel jam weker. Tapi ini bukan di rumah. Tak ada jam weker. Oh, ya ada HP yang bisa disetel untuk membangunkan dari tidur. Iya, saya sungguh perlu dibangunkan. Khawatir kesiangan karena besok pagi harus pagi sekali berangkat dari hotel.

Malam pertama terlewati dengan tidur sekitar 4 jam saja. Malam kedua juga sama. Bedanya di hari kedua kami diberi handuk. Itu pun bukan disediakan secara otomatis melainkan karena diminta. Agak sedikit perlu perjuangan untuk mendapatkannya.
  
Restoran
menu sarapan
Alhamdulillah bisa sarapan

Hari Sabtu tgl.29/8, seusai pulang dari trip Gunung Anak Krakatau, saya lihat mas Yoyok menghampiri bagian reservasi, menanyakan soal handuk. Dijawab bahwa handuk sudah disediakan di kamar. Ok, saya pikir kamar kami juga sudah. Eh ternyata setelah sampai di kamar, tetap tak ada handuk. Saya turun. Mas Yoyok juga turun. Si mbak di meja depan bilang akan segera mengambilnya saat itu juga. Kami disuruh naik saja. Mas Yoyok tak mau. Dia mau saat itu juga ada handuknya. Dan dia ingin membawanya sendiri ke kamar.


Mas Yoyok jadi lebih tegas. Mungkin karena nggak mau dibohongi lagi. Akhirnya, seorang petugas ikut bersama kami, mengambil handuk, lalu mengantarnya di depan pintu kamar saat itu juga. Mas Yoyok dapat handuk. Saya dan Diaz juga dapat. Perjuangan 2x naik turun tangga dari lantai 3 demi selembar handuk layak dapat catatan blog *muka jahil*

Sebetulnya, teman-teman di kamar yang lain dapat handuk kok. Kamar saya dan kamarnya mas Yoyok saja yang enggak. Entah kenapa. Mungkin petugas kamarnya lupa. Jangan lupa lagi ya mas/mbak :D

Hari terakhir menginap di De Green, besoknya menginap di Pop! Hotel :D
Ini mbak Alya yang telah banyak membantu kami selama di Lampung. Thanks mbak!

Mengenai status Wisma, menurut saya penginapan ini sudah layak naik kelas menjadi bintang, minimal bintang 2. Mungkin belum ujian, makanya belum ada kenaikan kelas, apalagi bagi raport hehe. Tetapi, dari brosur hotel yang saya dapat, penginapan ini sudah dinamakan De Green City Hotel. Mungkin jalan menunju bintang sudah dekat. Tinggal menunggu palu diketok.

De Green City Hotel berada di pusat kota Lampung. Lokasinya sangat strategis dan merupakan salah satu daya tarik yang menjadi selling point yang potensial. Untuk keperluan berlibur atau pun berbisnis di Lampung, hotel ini bisa dijadikan pilihan.

Tersedia 4 type kamar yaitu: Standar room Rp 330.000, Deluxe room Rp 400.000, Family room Rp 430.000, Suite family room Rp 540.000. Semua kamar disc 15%. Fasilitas: breakfast, 24 hours room service, complimentary mineral water, hot & cold running water shower, LCD TV with cable TV, meeting room for 100 seats, parking area. 

De Green City Hotel Lampung


Alamat De Green City Hotel:
Jl.Let.Jend.Suprapto No.19 Tanjung Karang Pusat
Kota Bandar Lampung -35116, Indonesia
Telp: 0721-260005 / 260006
Fax: 0721-260630
Email: hoteldegreenlampung@gmail.com
Twitter: @degreen_lampung
Facebook: hotel degreen lampung



*KS/

Dimuat di Majalah Noor Vol.VI Tahun XII/2015

$
0
0
Cover NOOR Vol. VI Tahun XII/2015
 
Judul : Labirin Menggetarkan Hati
Dimuat 4 halaman

Alhamdulillah artikel tentang masjid Pintu 1000 Tangerang dimuat di majalah NOOR edisi Agustus 2015.


Judul:Labirin Menggetarkan Hati

Ada banyak pintu dan ruang berkelok seperti labirin. Setiap ruang di balik pintu gelap gulita. Harus menggunakan senter jika ingin memasukinya. Bila berjalan sendiri, kemungkinan bisa tersesat dan tidak menemukan pintu keluar.

Unik dan menarik tapi mencekam, itulah gambaran sekilas tentang Masjid Nurul Yaqin. Masjid yang lebih dikenal dengan nama Masjid Pintu Seribu ini diklaim sebagai salah satu dari lima masjid terunik di Indonesia. Banyaknya pintu dan lorong gelap yang sempit, serta adanya tasbih raksasa yang tersimpan di ruang bawah tanah, merupakan keunikan yang tak biasa ada pada sebuah masjid.

Masjid Nurul Yaqin berlokasi di Kampung Bayur, Priuk Jaya, Jatiuwung, Kabupaten Tangerang, Banten. Terletak di tengah pemukiman penduduk dengan akses masuk yang sempit. Saya sendiri agak kesulitan menemukannya. Seorang warga menunjukkan jalan alternatif, namun jalan tersebut ternyata berada di pematang ladang sayur yang sempit dan tak beraspal.  



~artikel selengkapnya bisa dibaca di majalah Noor. Silakan dibeli ya teman-teman ^_^


Tour Anak Krakatau 2015

$
0
0
Gunung Anak Krakatau
Lapangan KORPRI Bandar Lampung pagi itu ramai oleh peserta Tour Anak Krakatau. Terdiri dari masyarakat umum, jurnalis, blogger, mahasiswa, dan kelompok pencinta alam. Tour Anak Krakatau merupakan bagian dari kegiatan Festival Krakatau 2015 yang diselenggarakan oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Propinsi Lampung. Jumlah peserta tour diperkirakan lebih dari 300 orang. Saya menjadi salah satunya.

Tepat pukul 06.30, tujuh bus pariwisata yang disediakan panitia mulai berangkat menuju dermaga Grand Krakatoa Resort di Pantai Merak Belantung, Kalianda. Waktu yang ditempuh sekitar 1,5 jam lamanya. Iring-iringan bis melintasi kawasan Pantai Merak Belantung yang memiliki beberapa objek wisata pantai, diantaranya Embe Beach, Beo Beach (Tanjung Beo), dan Pantai Sapenan. 

Bersama teman-teman blogger
Salah satu dari tujuh bus yang mengangkut peserta tour

Kehadiran rombongan peserta Tour Anak Krakatau membuat dermaga Grand Elty Krakatoa pagi itu jadi ramai. Ukuran dermaga yang terbilang kecil tak mampu menampung semua orang sekaligus. Sehingga harus antri ketika memasuki kapal-kapal yang disediakan panitia. Kapal yang tersedia cukup banyak tapi kapasitas tiap kapal hanya sekitar 20 orang saja. Rombongan pun dipecah dalam beberapa kapal.  Saya dan teman-teman blogger dari Jakarta masuk dalam satu kapal nomor urut 11.

Dermaga Grand Elty Krakatoa

Persiapan naik kapal

Angin kencang dan hempasan gelombang naik turun mengguncang kapal. Sesekali terpaan ombak seperti deras hujan yang datang menyergap. Saya sempat ragu kapal kecil yang saya tumpangi akan tangguh menyeberangi selat Sunda. 

Selain Tour Anak Krakatau, di waktu yang sama juga digelar Krakatau Jetski Adventure. Suguhan ini menjadi hiburan tersendiri. Kelihaian peserta jet ski ngebut di atas laut Selat Sunda cukup mengundang perhatian.  

Jet ski Adventure


Rombongan teman satu kapal
Gunung Anak Krakatau di kejauhan

Sang raja siang telah duduk di puncak singgasananya ketika kami merapat di Kawasan Cagar Alam Krakatau. Lidah ombak bergulung-gulung membelai bibir pantai yang diselimuti pasir berwarna hitam. Mengundang rasa tak sabar untuk lekas meloncat dari kapal agar segera menjejakkan kaki di permukaan pantainya yang landai.

“Cagar Alam Krakatau”. Rasanya sedikit tak percaya ketika membaca tulisan itu. Tetapi kaki saya sungguh telah menjejak pelataran Gunung Anak Krakatau. Sebuah kepulauan vulkanik aktif yang terletak di Selat Sunda, yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatra dengan status cagar alam. 

Inilah keindahan alam yang dipertontonkan itu. Bukan tontonan mudah, sebab harus ditempuh berjam-jam lewat laut. Untuk masuk pun memerlukan ijin dari petugas BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Lampung. Tidak masuk begitu saja. 

Tak sembarang masuk kawasan ini
Kesenian pencak silat yang disajikan oleh penduduk Pulau Sebesi
Bersih! Dari pantai hingga gunung

Batu di lereng gunung

Tahun ini tepat 132 tahun silam, Gunung Krakatau menggelegar. Tepatnya, 26-27 Agustus 1883, gunung berapi itu membangunkan penduduk planet –mulai dari Nusantara hingga jauh ke Afrika. Letusan terdengar sampai di Alice Springs Australia, dan Pulau Rodrigues dekat Afrika. Padahal kedua tempat itu berjarak sekitar 4.653 kilometer dari pusat letusan. Tentu tragedi ini mengisi lembaran penting dalam sejarah manusia.

Daya ledak Krakatau diperkirakan mencapai 30.000 kali bom atom yang diledakkan di Hiroshima dan Nagasaki pada akhir Perang Dunia II. Letusan hebat dalam sejarah Vesuvius di Pompeii yang merubah sebagian wajah bumi. Akibat letusan itu tak terhitung korban harta dan nyawa. Awan panas dan tsunami yang mengikuti letusan telah merenggut sekitar 36.000 jiwa. Tsunami Krakatau merupakan yang terdahsyat di kawasan Samudera Hindia sebelum terjadinya tsunami Aceh pada 26 Desember 2004. 

mari mendaki

ayo terus naik

jangan menyerah

Perjalanan Tour Anak Krakatau membuka mata saya akan kekuatan sebuah gunung api dalam mengubah lanskap, sekaligus menumbuhkan peradaban baru. Banyak kepercayaan masyarakat yang dikait-kaitkan dengan Krakatau. Namun hal yang penting adalah bagaimana setiap orang bisa hidup berdampingan dengan alam.

Hal paling menyenangkan dari penjelajahan ini adalah melihat para peserta yang sangat tahu cara menikmati keindahan alam, yaitu mempelajari sejarah erupsi dan kemudian mendaki sampai ke puncak Gunung Anak Krakatau. Adanya semangat dan rasa cinta membuat gairah trekking itu tumbuh, sehingga suka cita meniti pasir vulkanik dengan kemiringan 30 derajat.


Mbak Donna
Melly
Selfie
Dennish Trans 7
Bawa merah putih ke tempat tertinggi

Sinar matahari tajam menusuk kulit, menemani langkah kaki yang sesekali merosot. Maju terus pantang mundur. Meski tak sampai puncak tak apa, yang penting mau menanjak, semampunya.

Lelah dan penat tak begitu terasa, hanya panas saja yang menggila. Tapi itu tiada artinya lagi ketika mata disuguhi panorama indah tak terperi, terbentang sejauh mata memandang. 

Laut biru beserta isinya, flora dan fauna di hutan hujannya, serta pulau-pulau dengan kehidupan masyarakat yang meramu nasib dari mengolah sumber daya alam, semua menghadirkan kagum yang  berpucuk pada rindu sebelum pohon jarak itu tumbuh. 

Rumah singgah (tempat solat)

mari pulang
Sampai jumpa lagi Anak Krakatau!



~Lampung, Sumatra - INDONESIA
Tanggal 29 Agustus 2015




*Semua foto dokumentasi Katerina

Biar Cepat Asal Selamat

$
0
0
Lapangan Korpri Bandar Lampung

Di De Green hotel pagi itu. Alarm alami dari tubuh berbunyi. Lebih cepat dari pada alarm yang disetel di ponsel. Bagus! Seharusnya memang tak perlu pakai alarm segala karena setiap hari pasti terbangun sebelum waktu subuh tiba. Tapi kali ini harus disetel agar tak mendadak jadi peserta lelet yang bikin orang lain jadi gagal paham saya ini mau ‘kerja’ atau mau malas-malasan.

Mandi, salat, berkemas, sarapan, lalu naik bus bersama teman-teman blogger meluncur ke lapangan KORPRI Bandar Lampung. Wuzzz! Semua beres sebelum jam 6. Namun, di lapangan belum terlalu ramai oleh orang-orang. Sementara, 7 bus besar berwarna hijau telah berbaris menanti kedatangan para rombongan peserta tour Anak Krakatau.  


Hampir 45 menit lamanya menunggu sampai semua rombongan peserta berkumpul di lapangan yang terletak di depan Balai Keratun Lampung itu. Cukup lama memang. Namun, di waktu-waktu tersebut saya punya kesempatan berkenalan dengan teman-teman baru. Baru bagi saya, namun tidak bagi mbak Donna, mbak Evi, Melly, dan Halim.


Saya orang baru. Sama seperti mas Indra (www.direktori-wisata.com). Maksud saya, baru pertama kenal mereka dan baru kali ini ikut acara seperti ini. Jadi, saya sempat merasa asing, apalagi ketika mereka asyik ngobrol, dan saya cuma bengong. Bukan tidak mau nimbrung, tapi sekedar membiarkan teman-teman bersapa ria setelah lama tak saling jumpa. 


Kemudian, saya memilih mengakrabi kamera. 

Balai Keratun

Diaz dan Febra Berita Satu

Mengisi waktu sebelum berangkat
Jam 6.30 bus mulai bergerak meninggalkan lapangan KORPRI. Rombongan kami naik bus nomor 3, satu bus, tak terpisah. Ada peserta lain juga, mereka dari kelompok pencinta alam, jurnalis, masyarakat umum, dan mahasiswa. Bus penuh kawan-kawan baru. Ya sebut saja kawan baru, meski belum sempat kenalan.

Saya tidak terlalu paham jalur mana saja yang dilewati oleh bus. Pun tidak mencoba membuka google map. Biarlah melaju mengikuti kemana ujung jalan. Hanya satu hal yang saya tahu, bahwa bus bergerak ke arah Kalianda, tepatnya ke dermaga Grand Elty Krakatoa. 


Saat bus keluar dari jalan besar lalu berbelok, saya baru tahu bahwa kami mulai memasuki kawasan Pantai Merak Belantung. Di kawasan tersebut ada beberapa objek wisata pantai, diantaranya Embe Beach, Beo Beach (Tanjung Beo), dan Pantai Sapenan. Pemandu wisata kami yang bernama Dimas mulai bercerita, katanya di kawasan tersebut ada tempat yang dinamakan batu bercinta. Ceritanya unik. Saya kira ada orang bercinta jadi batu. Rupanya batu tempat orang pacaran untuk nyari jodoh. Makanya batu itu disebut “Batu bercinta”.

Mari berdoa sebelum berangkat

Sesampainya di Grand Elty Krakatoa

berhamburan menuju dermaga

Tenaga medis disiapkan untuk mengawal peserta tour

Setelah lebih dari 1,5 jam perjalanan, bus akhirnya memasuki kawasan Grand Elty Krakatoa. Rombongan pun berhamburan keluar, lalu bergerak menuju dermaga. Sambil berjalan saya mengamati mobil-mobil yang terparkir. Ada mobil polisi, ambulan, juga mobil-mobil pribadi. Ramai sekali. Umbul-umbul tegak berkibar, spanduk besar terbentang melintang. Semua bertuliskan “Festival Krakatau”. Berasa disambut dengan meriah.


Grand Elty Krakatoa adalah kawasan resort. Di sini terdapat dua restoran, 40 kamar hotel, dan 36 villa yang menghadap ke laut. Kedatangan rombongan peserta tour Anak Krakatau membuat suasana resort jadi sangat ramai. Satu-satunya yang saya cari di tengah keramaian itu adalah toilet!

Dimas –pemandu wisata kami- mengantar saya ke toilet yang terletak di Rakata Beach Resto. Dia membantu memegang tas kamera dan ransel kesayangan saya dan menunggu di luar. Sementara di dalam, antrian di toilet perempuan cukup panjang. Cukup lama juga mengantri. Tapi Dimas sabar menanti. Baik sekali dia. Usai dari toilet, Dimas lekas menyerahkan ransel ke saya. Lalu pergi terburu-buru memasuki toilet pria. Astaga, pasti dia menahan kencing sejak tadi.  



Mbak Evi dan mbak Donna bersama Elvan, Dr. Aline, Mbak Alya

Peserta dari berbagai kelompok

Antrian di pintu masuk dermaga

Realitanya 3 jam untuk jarak 45km itu

Entah kenapa kami lama tersendat di pintu masuk dermaga. Saya dengar katanya sedang ‘diabsen’. Terdengar ada perintah untuk antri melintasi dermaga karena rombongan peserta tour telah melebih kapasitas. Dermaga bisa rubuh. Untuk alasan itu saya mengerti kenapa harus antri. Tapi ketika rombongan di depan sudah masuk kapal, jumlah orang di dermaga berkurang, kami belum juga disuruh masuk. 


Setelah beberapa lama kami dipersilakan masuk, tapi sebelum jembatan dermaga dititi kami kembali disuruh berhenti. Tertahan lagi. Menunggu lagi. Sementara matahari terus naik, makin siang, makin panas. Apa akan nyaman naik gunung saat cuaca makin terik? 

Ada yang berucap pelan : “Harusnya kita diinapkan saja di Grand Elty Krakatoa, biar pagi-pagi jam 6 langsung nyebrang. Nggak pake lama kayak gini. Keburu panas.” Mendengar itu saya nyengir. Nyengir sampai gigi kering. Antara ingin bilang setuju dan tidak.

Hmm...ya. Semua orang ingin lekas masuk kapal, berlayar, wuuuzzz tahu-tahu sudah sampai di Gunung Anak Krakatau.


Beberapa kali terlihat tumpukan kotak snack dan lunch box di angkut ke kapal. Semuanya untuk bekal para peserta tour. Kotak-kotak itu didahulukan. Penumpang kemudian. Jadi, memang harus sabar. Bukan orang saja yang akan diangkut, pengganjal perut juga diangkut. 


Perlengkapan paralayang pun diangkut

panitia mengangkut bekal untuk para peserta

masih antri di dermaga

dermaga Grand Elty Krakatoa

Tentara juga ikut serta

Peserta Jet Ski Adventure melakukan persiapan

Jam 8.25 di ujung dermaga. Akhirnya giliran memasuki kapal tiba. Ombak tampak tak tenang. Kapal-kapal bergoyang. Orang-orang bergantian masuk. Ada yang masuk dengan mudah, tinggal melangkah pelan langsung sampai. Ada pula yang harus melompat. Hap selamat.


Seorang gadis berkerudung melompat ke kapal. Ia terlihat panik ketika melihat kapal tak mau diam. Beberapa orang menenangkannya. Lalu, dengan sekali lompat kakinya mendarat di kapal. Orang yang memegang tangannya berhasil menariknya, tetapi tas gadis itu terlepas, lalu jatuh ke laut. Dia terpekik ketika melihat isi tasnya tumpah. Termasuk ponsel yang sedang dipegangnya jug aikut jatuh. Mulutnya berucap entah apa. Berkali-kali ia menunduk memandangi tempat jatuhnya tas yang kemudian berhasil diangkat. Namun isinya sebagian telah berpindah ke dasar laut.

Wajah gadis itu tampak sedih. Mungkin sepanjang pelayaran ia akan bermuram durja. Semoga saja, perjumpaannya dengan Gunung Anak Krakatau dapat menghibur kesedihannya.  



Gadis kerudung merah, sebelum loncat ke kapal, dan sebelum tasnya jatuh ke laut

Kapal nomor 11. Saya duduk di dalamnya bersama teman-teman blogger. Termasuk Diaz dan Febra, Yoyok dan kawan-kawan baru lainnya. Jam 8.35 kapal mulai berlayar.
Hari makin siang. Makin panas. Gunung Anak Krakatau masih tiga jam lagi baru bisa dicapai. Mari bergaul dengan ombak, angin, dan berisiknya suara motor kapal yang akan bercerita tentang pengorbanan, perjalanan, dan juga pencapaian. 

Ayo berangkat
Tunggu ceritaku selanjutnya ya :)



~Festival Krakatau 2015. Lampung, Sumatra - INDONESIA
Tanggal 29 Agustus 2015


Grand Elty Krakatoa Lampung

$
0
0
Grand Elty Krakatoa *sumber foto: www.venere.com*

Jika bukan karena ikut Tour Anak Krakatau pada bulan Agustus lalu, mungkin sampai sekarang saya belum tahu kalau di kawasan wisata Merak Belantung, Kalianda Lampung, terdapat Grand Elty Krakatoa. Sebuah kawasan wisata di mana di dalamnya terdapat hotel, villa, restoran, danberagam pilihan aktifitas berlibur yang menarik untuk dinikmati.

Saya bersama rombongan blogger tidak menginap di Grand Elty Krakatoa (selanjutnya saya singkat GEK), melainkan sekedar numpang lewat untuk kemudian langsung menyeberang ke Gunung Anak Krakatau. Biasanya traveler yang hendak menyeberang ke Gunung Anak Krakatau tidak berangkat dari tempat ini, tetapi dari Pelabuhan Canti. Khusus untuk kegiatan Festival Krakatau 2015, dermaga GEK dipilih sebagai tempat keberangkatan.

Sewaktu tiba di GEK saya langsung berbaur dengan rombongan, mengambil beberapa gambar, dan kemudian berjalan menuju dermaga. Lapangan berumput hijau yang bersih, dengan pohon-pohon kelapa menjulang di atasnya, hanya saya pandang sekedarnya. Saat itu saya tak terlalu tertarik untuk mengamati keadaan hotel. Pikiran lebih fokus pada perjalanan laut yang akan ditempuh. Hal ini membuat kesan pertama saya tentang GEK tak ada.

Karena ikut tour Krakatau 2015
Plang nama *photo: www.venere.com*

Untuk mencapai dermaga, kami berjalan melewati Rakata Beach Resto. Sebetulnya ada jalan lain yang bisa dilalui. Tetapi saya mengikuti jejak orang lain, melenggang melewati meja-meja makan, meja hidangan, serta tamu-tamu hotel yang sedang makan. 

Jujur, saya merasa tak nyaman berjalan di antara tamu-tamu hotel yang sedang menikmati sarapan. Ketenangan di restaurant seolah terkoyak oleh kerumunan rombongan tour. Selain wara wiri melintas, juga bolak balik menumpang toilet resto. Bahkan, tidak sedikit ada yang ikut duduk-duduk di dalam resto. Memang tak ada larangan, tapi kok rasanya nggak enak dilihat ya!


Saya tak tertarik untuk ikut duduk. Lebih suka berjalan dan menikmati suasana pantai. Di pantai ada lapangan voli yang juga berfungsi sebagai lapangan futsal. Terlihat sekelompok orang sedang bermain. Bola voli di tepuk berulangkali, memantul dan melesat, disertai suara tawa dan teriakan penuh semangat. Saya menyaksikan itu, walau sesaat. 

Di tempat lain, ada yang duduk-duduk saja di bawah canopy ijuk, menikmati hangatnya pagi. Di bibir pantai depan coffee garden ada belasan kano disusun terbalik, baju-baju pelampung yang dijemur, serta dayung-dayung yang menanti untuk digunakan.
 




Sambil menunggu dipanggil untuk memasuki kapal, saya sebetulnya ingin  berkeliling. Maksud hati ingin mencari informasi tentang apa saja yang tersedia dan aktifitas apa saja yang bisa dilakukan jika menginap di tempat ini. Siapa tahu di lain waktu saya bisa datang lagi bersama keluarga, dan mengajak mereka menginap di sini. Namun, saya khawatir waktunya tak cukup. Akhirnya saya putuskan untuk melihat-lihat setelah pulang dari tour Gunung Anak Krakatau. 

Setelah kembali dari tour ternyata sudah tak ada waktu lagi untuk berkeliling. Hari sudah sudah di ujung petang, langit tak lama lagi berubah jadi gelap. Rombongan peserta disuruh langsung naik ke bus. 

Beberapa orang berhenti di jembatan. Sejenak menikmati suasana petang yang mulai remang. Langit memang tak lagi merona, tak lagi indah dengan selendang langit senja, namun cahaya kekuningan dari lampu-lampu di dermaga, membuat suasana jadi  romantis. Beberapa photografer mengambil gambar dengan menggunakan tripod andalan, memanfaatkan waktu yang sempit demi secuil moment yang rasanya sayang untuk dilewatkan. 






Sambil berjalan menuju bus, saya sempatkan memotret apa saja yang saya lihat. Sayangnya tak ada sesuatu yang istimewa untuk diabadikan. Mungkin saya lelah setelah mendaki Gunung Anak Krakatau dan berlayar berjam-jam, sehingga mata tak lagi bisa memandang sesuatu dengan indah. Semua  jadi terlihat biasa. 

Grand Elty Krakatoa membentang di  atas lahan seluas 350 hektar. Dikelilingi oleh pohon-pohon kelapa dengan karakteristik yang paling menonjol berupa pantai karang dan pantai pasir putih yang menghadap ke selat sunda. 

Keindahan tempat ini sebetulnya tidak masuk kategori dahsyat. Boleh jadi hal ini dikarenakan saya pernah melihat tempat-tempat lainnya yang tingkat keindahannya lebih tinggi. Tetapi, dari tempat ini ada tempat-tempat sangat menarik yang bisa dikunjungi. Sebut saja Gunung Anak Krakatau, Pulau Sebesi, Pulau Pisang, Kiluan, Pulau Sebuku, bahkan Way Kambas. 

Taman di tepi pantai *Photo: Venere.com*

Kolam renang *Photo: www.graneltykrakatoa.com*

Photo : www.venere.com

www.grandeltykrakatoa.com

Grand Krakatoa berada di tempat strategis di antara Bakauheni dan Bandar Lampung. Dari pelabuhan Bakauheni dapat dicapai sekitar 30-45 menit berkendara. Sekitar 4 km dari jalan raya trans Sumatra dan sekitar 120 menit berkendara dari bandara Radin Intan. Pelabuhan Kalianda berjarak sekitar 14,5km dari tempat ini. 

Fasilitas yang tersedia di hotel : Children playground, TV satelite channel, Parkir mobil, Kolam renang, Air conditioned, Water heater, Telephone, Mini bar, Free internet wifi, Rakata Beach Resto, Kiluan Lounge Bar, Function Room.

Tersedia 40 kamar hotel yang terdiri dari: 2 deluxe beach view, 2 deluxe pool view, 18 superior beach view, dan 18 superior pool view. Dan juga 36 villa yang terdiri dari: 2 Krakatoa Suite Villa, 4 Lambur Suite Villa, 16 Rajabasa Villa, 14 Haringin Villa.  

Grand Elty memfasilitasi pengunjung untuk berwisata ke Gunung Anak Krakatau, Pulau Setiga, Pulau Sebesi, Pulau Umang, Pulau Sebuku, Kiluan, dan Way Kambas. Wisatawan bisa trekking, berenang, dan juga snorkeling di tempat-tempat tersebut. Di sekitar Grand Elty sendiri terdapat beberapa objek wisata antara lain Pantai Sampenan (0,3km) dan Pantai Embe (2,8km).

Beragam aktifitas yang bisa dilakukan selama tinggal di Grand Elty Krakatoa antara lain sunrise trekking village, largest outbound area, mangrove canoeing, experience biking, sport activities, adventure tour, dan water sport.
Kamar hotel Grand Elty Krakatoa *Photo : www.venerer.com*

Dinner romantis di pantai *Photo: www.venerer.com*

Beach Lounge *Photo Katerina*

Coffee Garden *Photo: Katerina*


Pantai Grand Elty Krakatoa


Grand Elty Krakatoa
Kawasan Krakatoa Nirwana Resort
Jalan Trans Sumatera Km. 45, Merak Belantung

Kalianda, Lampung Selatan.
Lampung INDONESIA
Telepon:(0727) 322900

Sepotong Cerita di Selat Sunda

$
0
0

“Kapal kita nomor 11. Kapalnya yang itu tuh,” ucap seseorang yang berjalan paling depan. 

Laki-laki itu, saya lupa namanya, menunjuk salah satu kapal yang sedang bersandar di dermaga. Kapal yang dimaksud tidak dalam keadaan tenang, tapi oleng kiri dan kanan, bikin ngeri. Saat pinggiran kapal mendekat, kami disuruh melompat cepat.  Saya mengambil ancang-ancang. Menunggu saat yang tepat, lalu melompat. Hap! Mendarat dengan selamat.

“Pindah ke sana, cepat!” seru seseorang.

Apa? Jadi kaki saya mendarat di kapal yang salah? Oh ternyata kapal kami ada di sebelahnya. Kapal yang pertama cuma jadi batu loncatan. Kasian deh lu kapal.

Saya loncat ke kapal berikutnya, kapal nomor 11. Cukup mudah. Tetapi tali tambang baja di sisi kapal pertama telah sukses menggoreskan noda di lengan baju kaos baru saya. Entah cairan apa yang dilumurkan pada tambang itu sehingga membuat baju jadi kotor dan tak dapat dibersihkan dengan mudah.


teman-teman satu kapal

Saya memilih duduk di bagian depan kapal, tapi bukan di ujung paling depan. Ngeri jatuh, sebab saya langsing kebangetan. Dihembus angin kencang bisa-bisa melayang. Repotlah semua orang. Jadi, saya duduk agak ke dalam, bersandar pada dinding kapal. Jika menoleh ke belakang, maka tampaklah wajah kaku sang nahkoda. Matanya tajam menatap lurus ke depan. Kedua tangannya erat mencengkram kemudi.

Saya bersama mbak Evi, Halim, Melly, dan Mas Indra. Mbak Donna tak ada. Kemana? Jangan-jangan ketinggalan. Jangan-jangan salah kapal. Jangan-jangan mojok bersama rombongan lain. Ah, saya terlalu banyak menduga, padahal mbak Donna ada di dalam kapal yang sama. Eh, di dalam atau diburitan kapal, ya? Saya lupa bertanya.

Saya tak hanya bersama rombongan blogger, tetapi juga bersama rombongan lain. Ada masyarakat umum, mahasiswa, dan jurnalis. Diaz dan Febra dari Berita Satu yang sedari awal memang bersama kami (satu hotel), juga satu kapal. Di kapal inilah kemudian saya kenal dengan Hanung Bramantyo gadungan alias Elvan, Ikram, Dennish, Herry, Eltraz, Dr.Aline, dan Larasati. 

Febra (kameramen D'Blusukan Berita Satu) sibuk merekam gambar

Dr. Aline dan Larasati
Aline satu-satunya penumpang asing di kapal kami. Dia berasal dari Australia. Aline sangat ramah, gemar menyapa dan murah senyum. Saya duduk di dekatnya, dan punya kesempatan berbincang. Bahasa Indonesia Aline bagus, sebab dulu pernah tinggal di Indonesia, tepatnya di Jogjakarta. Dia pernah menetap selama 4 tahun untuk belajar gamelan. Kecintaannya pada seni gamelan bikin saya kagum.

Telah 15 tahun berlalu sejak terakhir Aline meninggalkan Indonesia. Ia rindu Indonesia. Festival Krakatau menjadi alasannya untuk kembali menjejakkan kaki di Tanah Air. Aline tak sendiri, tapi bertiga dengan teman-temannya. Salah satu temannya adalah Prof. Maragaret Kartomi (peneliti budaya Lampung dan profesor musik dari Monash University). Selama di Lampung Aline menginap di Sheraton Hotel.

Usia Aline sudah di atas 50. Tetapi dia terlihat sangat segar, sehat, dan penuh semangat. Kami berbincang di tengah berisiknya suara mesin kapal. Kadang Aline harus mendekatkan telinganya di dekat mulut saya. Suara saya yang memang lemah lembut seperti busa sabun langsung tenggelam di tengah deru mesin kapal, debur ombak, dan suara angin yang sangat ribut. Kadang Aline tidak mengerti kata-kata yang saya ucapkan. Saya harus setengah berteriak dengan bahasa Inggris biar telinganya tidak nempel di depan mulut saya terus. Berbincang dengan orang tua memang mesti sabar. Sabar sampai tua. 
 
ayo balapan

adu cepat
berlatar gunung anak Krakatau

Anak-anak muda berbincang seru, berfoto ria, dan bertingkah bermacam polah. Eltra, (yang katanya) mantan mekhanai Lampung -mekhanai = gelar kontes abang Lampung-   bercerita. Dia ikut tour ini karena berniat untuk berfoto dengan baju kaos tapis di puncak Anak Krakatau. Foto untuk keperluan promosi. Niatnya boleh juga. Demi sebuah foto rela menyeberang laut 6 jam PP. Rela berpanas-panas mendaki gunung. Di kapal, Eltra sempat memperlihatkan baju kaos hijau dengan tapis di dada. Cakep.

“Apa merknya?” tanya saya.

“K-Hoet!” jawab Eltra. K-Hoet punya arti. Tapi ingatan saya parah, lupa apa arti kata tersebut. Yang jelas saya jadi tahu, kalau butuh kaos tapis keren tinggal hubungi Eltra. Eltra tak sendiri, dia bersama adiknya Herry. Model juga. Model K-Hoet haha.

“Saya foto-fotoin mau nggak? Nanti fotonya saya sebarin di blog saya, gimana?” tanya saya. Eltra menyambut gembira. Dia mau. Saya menyeringai. Dalam hati berkata “Kamu itu mau saya modusin, tau! Biar dikasih kaos tapismu itu!” Haha. Semoga hantu laut tidak mencekik saya gara-gara niat ini ya! 

Baju kaos tapis K-Hoet
Hanung Bramantyo KW3 & Ikram Kribo
Ada Ikram, pemuda berambut kribo berwajah timur tengah. Arab kah? Saya tak bertanya. Yang jelas rambutnya mirip rambut penyanyi Ahmad albar. Mekar tralala mirip sarang serangga. Tapi Ikram baik, saya senang mengenalnya. Sewaktu di gunung dia banyak membantu saya foto-foto narsis. Lumayan, ada tripod hidup.

Jelang makan siang, snack dibagikan. Tak pakai lama, isinya tandas. Saya lapar. Saya haus. Tak lama, nasi kotak menyusul. Isinya nasi, ayam goreng, sambal, lalap, krupuk, dan jeruk. Porsinya besar. Saya tak habis. Sayang sekali. Mubazir. Mungkin tadi mestinya jangan makan kue-kue dulu, biar makan siangnya banyak. Ah sudahlah. Yang makannya nggak habis bukan saya saja. Yang lain juga. Entah kenapa. Mungkin karena nasinya berkuah air laut. Asin kebangetan. Salahkan ombak yang menerjang dan menciprati seisi kapal.

Seruan untuk tidak membuang apapun ke laut membuat kotak sampah lekas penuh. Sampah-sampah nantinya akan dibawa ke Lampung lagi, bukan untuk ditinggal di pulau Krakatau. Sebab Krakatau kawasan cagar alam, bukan kawasan tempat buang sampah. Catet itu ya. 

ayo jangan serakah :D

buanglah mantan sampah pada tempatnya
Tiga jam berlalu. Akhirnya kapal pun berlabuh. Rasanya tak percaya bisa berada di gunung Anak Krakatau. Sebuah kepulauan vulkanik aktif yang terletak di Selat Sunda, yang memisahkan Pulau Jawa dan Sumatra dengan status cagar alam. Jika bukan karena ikut tour Anak Krakatau yang difasilitasi oleh Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Lampung, belum tentu saya dengan mudah menjejakkan kaki di tempat ini. Apalagi untuk masuk ke tempat ini perlu ijin dari petugas BKSDA (Balai Konservasi Sumber Daya Alam) Lampung. Tidak asal masuk begitu saja.

Di kepulauan vulkanik ini tak ada dermaga. Untuk mendarat di pantai, kami harus loncat dari kapal. Eh tidak, sebetulnya ada tangga kayu untuk turun. Kami harus meniti kayu itu. Tapi ombak tak kenal ampun, apapun diterjang, termasuk tangga itu. Setiap kali ombak datang, tangga bergeser. Jika yang turun badannya ringan, alamat bakal ikut bergeser. Bisa-bisa jatuh. Untung saya cerdik bak kancil. Menunggu ombak pergi baru saya turun, lalu hap melompat di pasir. Lari secepat mungkin sebelum ombak datang menyerbu pantai. Jika tidak demikian saya bisa terendam. Celana dan baju bisa basah. Tapi itu tidak terjadi. Saya selamat dari kejaran ombak. Badan kecil ada gunanya juga. Seperti angin, melayang, dan hinggap di atas awan. Ngelantur.


kepulauan vulkanik

Sesampainya di daratan, saya langsung membersihkan kaki. Pasir-pasir menempel banyak sekali. Tisu basah dan tisu kering tak dapat membersihkannya dengan sempurna. Tapi lumayan dari pada tak dibersihkan sama sekali. Yang penting sepatu kets andalan bisa dipakai kembali.

Di bawah pohon-pohon, sekelompok orang sedang menampilkan kesenian pencak silat. Mereka adalah penduduk Pulau Sebesi. Sengaja datang ke Anak Krakatau untuk tampil di hadapan para peserta tour. Dua buah gendang berukuran besar ditabuh oleh dua laki-laki dewasa. Satu gendang kecil tergeletak tak disentuh. 5 laki-laki dewasa lainnya duduk saja di belakang 2 penabuh gendang. 


Irama gendang mengiringi gerakan pencak silat seorang anak lelaki. Sajian sederhana ini mengundang perhatian. Orang-orang berkerumun menyaksikan. Sementara, Diaz dan Febra mulai beraksi. Merekam gambar dan wawancara. 

Sampai dengan selamat

pertunjukan seni

kameraaa.....actiooon!

Salah satu dari empat papan informasi

Di sini hanya ada satu bangunan berbentuk rumah panggung. Katanya itu tempat istirahat (sekaligus tempat solat). Seseorang mengatakan di sana tak ada air untuk wudhu. Kalau mau salat tayamum saja. Atau, wudhu dengan air laut. Saya penasaran. Lalu berjalan ke rumah itu.

Ada beberapa orang sedang duduk di tangga. Saya naik, lalu melihat ke dalam melalui pintu yang terbuka lebar. Beberapa orang tampak sedang salat.

“Tempat wudhunya ada nggak bu?” tanya saya pada seorang ibu yang sedang bediri dekat tangga.

“Ada. Itu di sana. Kalau WC sebelah kiri, arah ke belakang,” jawabnya.

Saya menoleh ke tempat yang ditunjuk. Ternyata benar, hanya berjarak beberapa meter di depan rumah, ada tempat berwudhu. Airnya diambil dari sumur yang tak mirip sumur kebanyakan. Hanya sebuah lubang dengan kedalaman permukaan air sekitar 70 cm dari permukaan tanah. Seseorang menimba. Mengisi sebuah jerigen yang sudah dibentuk mirip pancuran. Nah, dari lubang jerigen itulah air keluar dan bisa digunakan untuk wudhu. 

rumah singgah (tempat solat)

Saat mulai membasuh tangan, saya terkejut. Astaga. Airnya panas bukan main. Sudah rasanya asin, panas pula. Tinggal dikasih daun bawang, daun seledri, wortel, maka saya jadi sup. Meski panas, saya tetap berwudhu. Tangan bergerak membasuh bagian-bagian yang harus dibasuh, tapi mulut bersuara “huuh…huuuuuuh…” Mendesis kepanasan. Tak apalah. Yang penting wudhu dan bisa salat.

Di dalam rumah, beberapa wanita sedang duduk beristirahat. Duh, tempat sempit begitu harusnya jangan duduk-duduk di dalam kali ya. Kan di luar juga bisa. Banyak pohon, teduh, dan lebih sejuk karena banyak angin berhembus. Kalau di dalam kan bikin sempit dan berisik. Syukurnya saya tetap bisa salat dengan khusyuk, meski keringat mengucur dan suara ibu-ibu ngobrol tak mau diam. *salat khusuk aja diceritain, riya tau* haha.

Baru saja mengucap salam di akhir salat, tiba-tiba terdengar panggilan untuk segera berkumpul. Katanya pendakian akan segera dimulai. Alhamdulillah, lega. Panggilan itu datang setelah kewajiban ditunaikan. Kalau seperti ini, kaki rasanya jadi ringan untuk melangkah.
 
Dennish Trans 7

ada bule-bule camping

seru!

Saya sebetulnya agak heran. Pendakian baru dimulai jam 1 siang. Padahal peserta sudah berkumpul sejak jam 12. Saya dengar katanya ada seseorang yang ditunggu. Mungkin pemberi ijin. Mungkin ketua koordinator. Entah. Pendakian ini terlalu siang. 


Saya mau lanjut cerita tentang naik gunungnya. Tapi tulisan ini sudah terlalu panjang. Nanti lanjut lagi di postingan berikutnya.

Oh iya, Cagar Alam Krakatau ini tampak terawat dan terjaga. Apakah ada yang sengaja membersihkannya karena tahu kami akan datang, atau sehari-harinya memang seperti itu keadaannya? 

Apapun itu, kebersihan seharusnya tak mengenal waktu.  Seindah apapun suatu tempat, kalau kotor maka rasa kagum dipastikan langsung tiarap, bahkan bisa blep blep lenyap masuk bumi. 



Tempat ini menakjubkan. Sungguh.

 

Teman di akhir perjalanan



 
*Lampung, 29 Agustus 2015.
Semua foto dokumentasi Katerina.

POP! Hotel, Murah dan Ramah Lingkungan

$
0
0

Kehadiran hotel bintang dua ini telah melengkapi rangkaian kebutuhan traveler selama tinggal di Tanjung Karang. Selain menawarkan nuansa ceria dan layanan unggulan, lokasi strategis yang kerap diburu pun berhasil menjadi andalan. 


*****


A modern stylish budget hotel for smart and eco-friendly travellers adalah konsep yang dirancang Tauzia Hotel Management yang mengelola POP!Hotel. Interior hotel tampil ceria dengan warna–warna cerah. Menciptakan kesan unik dan energik. Lobby hotel didesain penuh warna, begitu pun di dalam kamar. Merah, kuning, hijau, biru, orange mewarnai tiap sudut hotel. 

Kesan ceria juga terlihat dari seragam karyawan yang bergaya casual. Bahkan topi dan wig pun digunakan untuk menambah kesan funky dan trendy. Warna-warna cerah juga mendominasi meja dan kursi makan. Meriah seperti ruang kelas anak TK. 


Tamu-tamunya cerah ceria seperti hotelnya! :D
Lobby
Desain unik dengan warna-warna enerjik
Funky & trendy!

Selain penampilan yang unik dan menarik, hotel juga menyediakan fasilitas lengkap, suasana yang nyaman, dan pelayanan yang sangat baik dari para staff hotel. Akses WIFI dapat dinikmati di seluruh area hotel. Fasilitas layanan meja depan selama 24 jam. Tersedia fasilitas mesin penjual minuman di area lobi. 


POP!Hotel terkenal dengan harga kamarnya yang murah. Meskipun murah, fasilitas yang bisa didapatkan beragam. Dan tentunya tidak murahan. Akses WIFI gratis, LCD TV, TV kabel, safe deposit box, free morning bites, dan air minum gratis di semua kamar.

Kamar POP!Hotel hadir dengan tempat tidur yang nyaman dan kamar mandi yang unik. Tersedia pilihan twin bed dan double bed dengan 100% linen putih yang bersih dan lembut. Warna hijau muda dan abu-abu mendominasi warna dinding kamar. Menciptakan kesan teduh dan menenangkan.


King size

Sofa untuk tamu tambahan

bathroom amenities

Hotel tidak menyediakan extra bed. Tetapi di kamar tersedia sofa yang bisa digunakan tidur. Itu sebabnya setiap kamar bisa ditempati untuk tiga orang tanpa biaya tambahan. Selimut tambahan juga tersedia. Terlipat rapi dalam kemasan plastik. Tinggal dibuka jika hendak digunakan. Karena kamar untuk tiga orang, maka free morning bites (sebutan untuk breakfast di POP!Hotel) juga diperuntukkan tiga orang.

Kamar mandi minimalis berbentuk kapsul dilengkapi amenities simple berupa sabun dan shampoo sachet. Memang agak sempit tapi kondisinya bersih. Setidaknya nyaman untuk urusan bersih-bersih yang sifatnya seperlunya. 


POP!Hotel Tanjung Karang memiliki 10 lantai dengan kapasitas 168 kamar. Terdiri dari 120 kamar berukuran King dan 48 kamar berukuran Queen. Untuk sekedar beristirahat dan tidur, kamar minimalis hotel ini cukup memadai. Tata letak washtafel, cermin, dan gantungan pakaian menyelaraskan luas ruangan, sehingga tak membuat kamar makin terlihat minimalis. Di dalam kamar tidak diperbolehkan merokok, namun tersedia smoking area yang bisa digunakan. 



bathroom (kiri), washtafel & cermin di sudut kamar (kanan)

Pemandangan kota Tanjung Karang di balik jendela kamar

POP!is low in cost. High ini value

Hotel ini merupakan POP! Hotel pertama yang ada di Sumatra dan hotel budget pertama di Bandar Lampung. Kelebihan POP! Hotel terletak pada konsep bujet itu sendiri. Tidak ada spa atau fasilitas lain yang mewah, tapi bisa menghemat uang lebih banyak namun tetap mendapat penginapan yang nyaman. Karena harga yang murah, hotel ini juga cocok untuk backpacker lho!


POP!Hotel ramah lingkungan.

Satu hal yang paling penting, POP!Hotel Tanjung Karang mengusung Eco-friendly dengan mengajak tamu untuk belajar bijak mengolah energi listrik. Jika jeli, di dekat lift di lantai dasar terdapat kotak warna biru bertuliskan “Feed me your batteries!”. Dalam hal ini jelas POP!Hotel mengajak setiap tamu mengumpulkan batu batere tak terpakai untuk di-recycle

Kalimat “Use Less Energy Today!”, "Save our turtles today!", dan “Leave your cars and motorbikes at home today!” yang tertulis di pintu lift juga merupakan seruan untuk ramah pada lingkungan.

Ajakan untuk ramah lingkungan tercermin dari 3 macam tong sampah & tulisan-tulisan di pintu lift
Pintu kamar warna-warni dan lorong tanpa AC

kipas-kipas pengganti AC, dinyalakan hanya ketika dibutuhkan

Konsep ramah lingkungan juga terlihat dari banyaknya tong sampah yang memisahkan sampah organik, plastik, dan kertas. POP!Hotel telah menerapkan hemat energi di bangunannya sendiri. Salah satunya dengan meniadakan pendingin udara pada lorong-lorong kamar. Udara agak panas memang terasa saat kami berjalan menyusuri lorong menuju kamar maupun runag pertemuan.

Lain halnya dengan lobby dan kantin, kedua tempat ini menggunakan AC sehingga terasa sejuk dan nyaman. Perbedaan tersebut disesuaikan dengan fungsinya, di mana koridor di tiap lantai hotel terbilang sebagai ruang yang jarang ditempati. Hanya sekedar dilintasi. Sedangkan lobby dan kantin merupakan tempat yang paling sering ditempati oleh tamu dalam waktu yang lama.
 

Lokasi strategis, terletak di jantung kota Bandar Lampung

Bicara tentang lokasi yang strategis, POP!Hotel memenuhi kriteria ini. Terletak di pusat kota Bandar Lampung. Banyak dikelilingi tempat kuliner. Tidak terlalu jauh dari bandara. Dekat dengan tempat-tempat wisata dan tempat belanja oleh-oleh. Berdekatan dengan dua minimarket Alfamart dan Indomaret. Bahkan, hotel hampir tak berjarak dengan kedai Kopi Oey.

Keberadaan Kopi Oey membuat fasilitas POP!Hotel Tanjung Karang semakin lengkap. Kedai kopi ke-34 milik master kuliner Bondan Winarno itu tak hanya memanjakan para penikmat kopi, tetapi juga memudahkan tamu hotel menikmati ragam kuliner Nusantara hingga IndoChina. Kebetulan owner POP!Hotel Tanjung Karang juga merupakan penanggung jawab dari Kopi Oey yang terkenal dengan tagline Koffienya Mantep, Harganja Djoedjoer (Kopinya Mantap, Harganya Jujur). 



Dinner di Kopi Oey

Di foto dari balkon kedai Kopi Oey

Hotel ke 9 dari POP!Hotel ini berjarak sekitar 90 km dari Pelabuhan Bakauheni. 30 km dari bandara Radin Intan. Bagi yang ingin berwisata ke Museum Nasional lampung, jaraknya 6 km dari hotel. 7 km ke Bumi Kedaton, dan 15 km ke Pantai Mutun. 

POP!Hotel merupakan budget hotel yang dilengkapi dengan fasilitas pertemuan bisnis. Terdapat tiga function room yang diberi nama Fizz, Hip, dan Buzz. Kapasitas ruang pertemuan sampai dengan 100 orang. 

Tiga function room

Ruang rapat berkapasitas sampai 100 orang

Menu sarapan terbilang minimalis. Sewaktu menginap di sana, menu buffet yang tersaji berupa lontong sayur, roti tawar dengan selai, kacang hijau dengan roti, minuman teh dan kopi, serta buah pisang. Tak banyak pilihan, tetapi apa yang disediakan sudah lebih dari cukup. Oh ya, untuk lontong sayur kita tidak ambil sendiri, melainkan diambilkan. Seperti dijatah. Mungkin karena tamunya ramai, ya. Semua mesti kebagian.

Suasana kantin tampak indah dengan warna-warna cerah pada meja, kursi dan lampu gantung minimalis. Sarapan berteman suasana ceria seperti ini tentu membangkitkan selera makan. Saya merasakannya sendiri. Meski agak tak biasa sarapan dengan lontong sayur yang berisi irisan lontong, telur, tempe, dan sayuran semacam lodeh yang diguyur dengan kuah opor, tapi saya tetap bisa menyantapnya. Nikmat. Kenyang. 


Suasana di kantin
Sarapan
Lontongnya disendokin
Antri lontong
Yang punya kamera sedang menikmati lontong
Menu sarapan *kacang hijau+roti lupa difoto*


Jadi, jika Anda ingin keliling Lampung, menghabiskan lebih banyak waktu dengan mengunjungi tempat-tempat wisata terkenal di Lampung, seperti Pantai Krui, Way Kambas National Park, Menara Siger (Lampung landmark), Pantai Pasir Putih, Teluk Kiluan, dan Taman Purbakala Pugung Raharjo, maka beristirahatlah di hotel yang berlokasi di tempat paling strategis yang memberikan kenyamanan dan pelayanan yang memuaskan. 



View kota Tanjung Karang dari lantai 10 POP! Hotel
Area parkir di belakang hotel

Biar kekinian, foto di puncak tertinggi POP! Hotel
Sampai jumpa lagi POP! Hotel

Cara mudah reservasi kamar di POP!Hotel yaitu dengan log on ke pophotels.com, atau via telepon ke nomer 0721-241742, dan bisa juga melalui email ke: info-pop-tjkarang@tauzia.com. 

POP!Hotel Tanjung Karang
Address: Jl. Wolter Monginsidi No. 56 Bandar Lampung 35214 
Lampung - INDONESIA
Telephone: 0721-241742 Fax: 0721-241724
Website: http://www.pophotels.com/
Facebook: http://facebook.com/pophotels
Twitter: @POPHotels
Email: callcenter@tauzia.com 






*Semua foto dokumentasi Katerina

Soto Betawi H.Mamat, Kuliner Soto Paling Top di BSD City

$
0
0

Menghabiskan akhir pekan dengan menikmati kuliner favorit bersama keluarga, tentu merupakan hal menyenangkan. Begitu pula yang ingin saya lakukan di akhir pekan kemarin, tepatnya hari Sabtu tgl. 26/9.

Saya membuat rencana untuk jalan sambil jajan di sekitar tempat tinggal saja. Kebetulan tempat tinggal saya (di BSD City) dikelilingi oleh banyak pilihan kuliner. Kuliner apa saja ada, mau kuliner tradisional atau internasional, tinggal pilih sesuai selera.

Sebelum menentukan tempat makan, saya bertanya kepada suami (saya memanggilnya dengan sebutan mas) ingin menikmati makanan seperti apa. Katanya ingin makanan tradisional. Terserah mau masakan tradisional daerah mana. Yang penting selera Nusantara.

Hari Jumat, saya mulai mencari referensi. Nah, kebetulan siangnya saya ada meeting di Hotel Grand Zuri. Di sana ketemu teman yang saya anggap tahu banyak tentang tempat-tempat kuliner khas daerah. Siapa tahu diantara tempat-tempat yang dia tahu, ada yang belum pernah saya coba. Namun sayang informasi yang dia punya ternyata minim.

Kemudian, saya coba menggunakan aplikasi OpenSnap di smartphone. Mencari bantuan.

Kenapa OpenSnap?
Karena melalui aplikasi ini saya berharap ide tempat makan itu bisa saya dapatkan.

OpenSnap punya banyak fitur yang sangat membantu. Mulai dari tempat makan terdekat dan terbaru, promosi terdekat, hinggap makanan populer. 

Ini contoh kuliner yang muncul di aplikasi OpenSnap berdasarkan pencarian wilayah, lokasi, dan jenis makanan


Sebagai informasi, OpenSnap mempunyai lima feature terbaru, diantaranya:
  1. Personalized Your Food App by Bookmark: Fitur ini gunanya agar kita dapat membookmark restoran, jenis masakan, atau makanan favorit kita. Kita bisa pilih restoran yang banyak dibookmark oleh Food Lovers. Semakin banyak dibookmark berarti semakin digemari. 
  2.  Social Visited: Di sini kita bisa saling follow dengan sesama Food Lovers yang bisa jadi sudah kita kenal di sosial media lain atau baru kenal di OpenSnap ini. Kita bisa tahu teman kita sudah berkunjung ke restoran mana saja. 
  3. Map View: Kita dapat melihat restoran terdekat yang berada di lokasi tempat kita berada. Misalnya,Restoran Pinggir Pantai Terbaikyang dekat dengan tempat kita.
  4. Personalize Your Favorite Location: Kita bisa mengatur lokasi yang sering dikunjungi di laman terdepan. 
  5. Everyone Tab: Kita akan terhubung dengan Food Lovers lain yang berada di kota tempat kita berada.

Saat saya menggunakan fitur Personalized Your Food App by Bookmark, Soto Betawi H.Mamat muncul di posisi teratas sebagai kuliner Indonesia yang ada di BSD City. Ini menandakan kuliner yang satu ini mendapat bookmark terbanyak dari foodies.

Setelah menemukan kuliner yang saya cari, saya lanjutkan dengan menggunakan map view. Maka, dari lokasi saya berada saat itu (Hotel Grand Zuri) ada tiga tempat yang muncul dalam map, yaitu di AEON Mall, Latinos, dan Jalan Raya Serpong. Yang terdekat tentu saja di Jalan Raya Serpong. Sekitar 100 meter jaraknya.

Dengan berjalan kaki, saya mendatangi warung Soto Betawi H.Mamat. Niat hati sekedar mampir dan melihat-lihat. Persiapan untuk besok hari Sabtu. 

Warung soto Betawi H.Mamat kini (bangunan baru tiga tingkat di sebelah kiri) & bangunan lama (sebelah kanan)

Oh ya, sebetulnya saya sudah pernah beberapa kali mampir ke warung ini, tapi sudah agak lama. Biasanya, jika ingin makan soto Betawi, kami pergi ke Soto Betawi H.Mukti dekat WTC. Nah, dua orang ini, H.Mamat dan H.Mukti adalah kakak adik, saudara kandung. Warung H.Mukti-lah yang paling sering kami sambangi.

Sesampainya di warung H.Mamat, saya kaget. Ada tulisan “Tutup” terpasang di pintunya. Saat itu saya pikir tutupnya mungkin karena para pelayan sedang istirahat dan salat jumat. Tapi, seorang penjaga warung bercerita, katanya warung H.Mamat sudah pindah.

Hah!?

Hari Sabtu tiba. Rencana untuk kulineran tetap dilanjutkan. Sebelum pergi kulineran, kami terlebih dahulu menaruh mobil di bengkel dealer. Hari Sabtu itu mobil kami memang mendapat jadwal service. Petugas bagian pelayanan mengatakan bahwa mobil akan dikerjakan sekitar 2 jam. Dari pada menunggu lama di bengkel, akhirnya kami putuskan untuk keluar dan jalan-jalan mencari makanan.

“Ayo buka lagi OpenSnapnya. Kita cari referensi kuliner lain selain soto H.Mamat,” ajak suami.

“Saya penasaran apa benar warungnya sudah tutup,” lanjutnya. Warung yang dimaksud lokasinya tak jauh dari bengkel mobil kami. Tepat di seberang deretan show room mobil yang terletak di Jalan Raya Serpong.

Saya sebenarnya juga penasaran. Lalu kami jalan kaki, naik jembatan penyeberangan, dan berjalan sekitar 100 meter ke arah Teras Kota. Saat akan melintasi warung soto yang sudah tutup itu, saya heran sebab di tempat parkirnya penuh mobil, luber hingga ke bahu jalan. Pemandangan itu biasanya terlihat hanya jika warung soto buka.
Tempat makan di teras

Selalu ramai

Tak ada meja yang kosong

Sebuah bangunan bertingkat tiga, bercat hijau, mengundang perhatian saya. Bagian depannya ramai dipenuhi orang. Meja dan bangku di terasnya penuh pelanggan sedang makan. Saya membaca tulisan di atas bangunan. Tertulis besar-besar “Soto Betawi H.Mamat.”


Lha, warungnya buka.

Oh, ternyata yang dimaksud sudah tutup itu adalah warung lama. Selama ini bangunan warung lama itu hanya ngontrak. Kini kontraknya sudah habis. Warung soto pindah ke bangunan bertingkat tiga. Bangunan baru, milik pribadi H.Mamat.

"Ini adalah hari pertama kami buka sejak pindah ke tempat baru," ucap seorang pelayan yang menghampiri meja saya. 

Masih seperti dulu, menu yang disediakan berupa soto daging/campur, sop daging/campur, oseng daging/campur, soto/sop/oseng ayam, sate ayam, dan sate kambing. Untuk tambahannya berupa nasih putih, nasi goreng, gado-gado/karedok, ayam goreng, empal goreng, tahu/tempe goreng, Bakwan udang/perkedel/jagung, kerupuk, emping dan otak-otak.

Pilihan minuman berupa es jeruk, es teh manis, teh botol sosro/fruittea, minuman soda, air mineral, es the, es susu soda, es kelapa, dan es podeng. 

 Oseng Daging Campur Betawi

Soto Daging Betawi

Nasi bertabur bawang

Acar pelengkap soto

Es jeruk peras

Mas menyukai soto daging. Tiap makan di Soto Betawi, soto daging adalah favoritnya. Jika di warung H.Mukti biasanya bisa pakai kuah susu (kuah soto pakai susu), di H.Mamat hanya tersedia kuah santan. Untuk minuman, mas lebih suka teh tawar. Kata mas, mudah-mudahan teh tawar itu bisa meminimalisir santannya (emang bisa ya?). Maklum, dia takut kolesterolnya naik he he.

Saya sendiri memilih oseng daging. Menu ini sama saja dengan soto. Hanya saja daging dan kuahnya dipisah. Daging dioseng dengan irisan cabe rawit, mirip tumisan. Saya suka dagingnya dimasak seperti ini. Tercium aroma wangi. Rasanya pun lebih sedap. Cara makannya, oseng daging dimasukkan dalam piring nasi, lalu dikuahi dengan kuah soto (kuah santan).

Kedua menu ini sama enaknya. Kuahnya kaya rasa. Apalagi dimakan dengan tambahan acar, perasan air jeruk limo, kecap, dan tambahan sambal cabe. Makin sedap. Makin nikmat.

Harga satu porsi soto daging maupun oseng daging sama-sama Rp 30 ribu per porsi. Sedangkan teh tawar Rp 5 ribu. Untuk es jeruk peras yang saya pesan harganya Rp 15 ribu per gelas.
 


Kami makan di lantai dua. Dekat jendela dan balkon. Sama seperti di lantai dasar, lantai dua penuh pengunjung. Kami harus menunggu beberapa saat sampai ada meja kosong.

Seorang pelayan wanita melarang saya memotret ruangan. Kalau makanan yang saya pesan boleh difoto. Saya tanya kenapa, dia tak memberi alasan. Saat di kasir saya tanya, apa benar dilarang moto. Katanya ga masalah. Boleh-boleh saja.

Kasirnya bernama Harry. Masih muda. Dia cucu H.Mamat. Ibunya adalah anak dari H.Mamat. Neneknya saat itu ada di dekatnya. Saya mau dikenalkan. Tapi tidak jadi karena kemudian neneknya berbicara dengan pengunjung lain. 


Kata Harry, mereka malah senang kalau ada yang foto-foto untuk tujuan memberitahu orang lain lewat media sosial.

Harry, cucu pak H.Mamat

Sewaktu hendak membayar, saya baru sadar uang di dompet tersisa Rp 80 ribu saja. Astaga, saya lupa belum menarik uang dari ATM.  Kalau kurang, saya bisa malu. Sementara si mas sudah di luar warung. Untunglah di kasir sedia mesin debet BCA. Nggak jadi malu. 

Dulu, warung soto H.Mamat masih sederhana. Bangunan masih ngontrak, tak sedia mesin pembayaran, dan tempatnya kecil. Sekarang, pak H.Mamat telah sukses berkat jualan soto. Usaha kulinernya makin maju dan berjaya.

Kini soto Betawi H.Mamat punya enam cabang, yaitu di Rawa Buntu Taman Tekno, Ruko Boulevard Summarecon, Ruko Karawaci Pasar Modern, Ruko Tangerang City, The Breeze BSD, dan di food court AEON Mall.

Bagi yang ingin menikmati soto Betawi H.Mamat pada waktu weekdays, datanglah lebih awal. Sebab di jam makan siang, tempat ini sangat ramai. Minimnya tempat parkir bisa memancing rasa tak sabar. Belum lagi kalau meja sedang penuh, harus antri untuk dapat meja. Tapi percayalah, semua itu terjadi karena kelezatan Soto Betawi H.Mamat tak diragukan lagi. 

Meski ramai pengunjung, warung ini punya banyak pelayan. Kerjanya cepat. Jika pengunjung sudah dapat meja, pelayan langsung datang. Minuman dan makanan tidak perlu lama ditunggu, karena para pelayan tangkas bekerja.

Jadi, kalau ingin mencari tempat makan soto Betawi paling enak di Tangerang Selatan, gunakan OpenSnap untuk mencari referensi.


Sudah mencicipi Soto Betawi H.Mamat BSD? Jika belum, mampir dan cobalah nikmati kelezatannya. 

HALAL


SOTO BETAWI H.MAMAT
Jl. Raya Serpong, depan dealer Suzuki/Nissan
Serpong - Tangerang Selatan
Telp: 021-98266642 /0813-14476363

Watu Dodol, Permata di Ujung Timur Pulau Jawa

$
0
0

Watu Dodol, pantai yang menjadi ikon taman wisata di Banyuwangi ini menarik minat saya karena kelebihannya yang tak dapat dipandang sebelah mata. Mulanya saya menjadikan Watu Dodol sekedar sebagai tempat singgah sebelum menyeberang ke Pulau Menjangan Bali. Namun ternyata banyak hal menarik yang saya temui di sini. Selain matahari terbit, patung Gandrung dan pantainya yang indah, pulau Bali pun terlihat dari tempat ini.

Pantai Watu Dodol terletak di Kecamatan Kalipuro, Banyuwangi, tepat berada di perlintasan jalur Banyuwangi - Situbondo. Hal tersebut membuat Watu Dodol mudah diakses sehingga keindahan alam di tempat ini dapat dinikmati oleh pengguna jalan maupun warga sekitar Banyuwangi. Tak heran jika Watu Dodol juga kerap digunakan untuk tempat istirahat para pengendara yang melakukan perjalanan jauh. Namun yang lebih penting lagi, Watu Dodol  memiliki pemandangan yang indah ketika dinikmati pada sore hari dan pagi hari.
 
Pemandangan pagi di hotel Watu Dodol

Spot motret sunrise biasanya di sini

The Sunrise of Java

Julukan The Sunrise of Java yang dilekatkan pada Banyuwangi memang tak keliru. Kabupaten yang terletak di ujung timur Pulau Jawa ini menawarkan panorama matahari terbit yang memukau. Menginap di kawasan Pantai Watu Dodol menjadi pilihan tepat. Selain dapat menyaksikan matahari terbit di atas laut, juga dapat langsung jalan-jalan menyusuri keindahan pantai Watu Dodol.

Ada cukup banyak penginapan di sekitar pantai Watu Dodol. Harga bervariasi tergantung fasilitas. Beberapa resort bahkan mempunyai view laut dan pulau Bali. Salah satunya adalah Hotel Watu Dodol. Hotel ini menghadap ke tepi pantai sehingga saya dapat menikmati indahnya matahari terbit dengan latar belakang pulau Bali.

Saya tidak membutuhkan waktu dan tenaga ekstra untuk menyaksikan sunrise di Watu Dodol. Cukup berdiri di depan kamar penginapan, maka keindahan langit pagi langsung terlihat. Saat saya berada di sana cuaca sedang bagus, sang surya pun menunjukkan wajahnya menyerupai bentuk lingkaran yang bulat utuh berwarna kuning. Matahari merekah dari balik horizon, tepatnya di balik Selat Bali. Putih, kuning, orange, merah, biru, bahkan jingga terhampar di angkasa seolah Sang Pencipta tengah melukis cahaya di kanvas langit. Allah SWT seperti sedang mengingatkan manusia dengan cara yang indah.

Usai menyaksikan matahari terbit dari penginapan, saya berjalan kaki sekitar 1 km ke pusat Watu Dodol dimana terdapat patung gandrung yang terletak di atas bangunan mirip mercusuar dengan tulisan “Selamat Datang di Kabupaten Banyuwangi”. Di tempat inilah para wisatawan banyak mengambil gambar. Terutama saat matahari mulai terbit. 

Watu Dodol (batu seliat dodol) di tengah jalur Banyuwangi-Situbondo


Batu Besar di Tengah Jalan
Dinamakan Watu Dodol karena terdapat sebuah batu besar di tengah jalur Banyuwangi-Situbondo. Mempunyai diameter sekitar 15 meter dan tinggi lebih dari 10 meter. Berwarna gelap dengan tekstur padat dan sangat keras. Bentuknya menyerupai kue dodol. Berusia ratusan tahun dan bermukim di wilayah Kawasan Pemangkuan Hutan (KPH) Banyuwangi Utara.

Batu yang menjadi ikon keberadaan obyek wisata Watu Dodol tersebut memiliki keunikan cerita. Sudah beberapa kali dicoba dipindahkan, digulingkan ataupun dihancurkan dengan berbagai cara seperti ditarik kapal dan diledakkan, tetapi tak membuahkan hasil. Batu tersebut tetap tidak bergeming dan kabarnya malah kapal yang menariknya tenggelam. Hal inilah yang membuat batu yang berada 15km di sebelah utara kota Banyuwangi itu disebut dengan nama ‘watu dodol’ atau batu yang liat dan keras.

Jika turun ke area pantai, akan ditemukan sumur air tawar. Konon air dari sumur ini diyakini khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit sehingga oleh penduduk sekitar dibuatkan pembatas dari batu dan dibangun seperti sumur. Bagi yang ingin mengambil airnya bisa menggunakan timba.

Keunikan lainnya adalah batu karang yang bentuknya berbeda dengan batu karang kebanyakan. Di sini batu karang berwarna hitam mengkilap dan sangat keras. Tumbuhan kaktus juga banyak ditemukan tumbuh di sekitar bebatuan. Di samping pesona keindahan dan mistik, Watu Dodol juga menyimpan catatan sejarah yang menarik. Watu dodol adalah pintu gerbang ke wilayah paling timur pulau jawa. Bala tentara biasa masuk dari sini menuju ke selatan (jember) atau ke arah barat (Situbondo).

Tanggal 14 April 1946, Belanda pernah ingin mengadakan percobaan pendaratan di Ketapang, tapi berhasil dihalau oleh tokoh masyarakat Banyuwangi. Ketika Belanda akan mencoba mendarat di pantai Meneng dan pelabuhan Ketapang, pada 20 Juli 1947, Belanda kembali gagal, karena mendapat perlawanan meriam yang gigih dari pasukan Indonesia di bawah pimpinan Mayor R. Abdul Rifai. Esoknya, Belanda kembali merebut Watu Dodol dengan mengerahkan pesawat tempur, tapi kembali terpukul setelah kapal mereka berhasil ditenggelamkan.
 
Nyiur melambai di tepi pantai

Pulau Bali di latar belakang

Bareng konco-konco di Hotel Watu Dodol

Wisata Pantai
Selain menikmati indahnya panorama laut, pengunjung juga dapat mendaki bukit yang letaknya hanya berseberangan jalan. Di bukit ini telah disediakan track untuk dilewati oleh pengunjung. Sesampai di atas bukit, pengunjung dapat melihat panorama selat Bali yang lebih luas dan indah. Di samping itu, diatas bukit terdapat dua bunker yang dibangun dan dipakai pada masa pendudukan jepang (1942-1945).

Watu Dodol memiliki sarana wisata yang cukup memadai berupa hotel dan rumah makan. Biasanya hotel juga menfasilitasi untuk kebutuhan wisata air seperti snorkling, diving, fishing, jet ski dan glass bottom boat. Rumah makan di Watu Dodol menyajikan berbagai hidangan laut hasil kekayaan laut Watu Dodol. Selain seafood, kuliner tahu petis banyak jadi incaran. Terdapat pula kios-kios souvenir yang menyediakan barang-barang kerajinan tangan berbahan baku kerang dan bebatuan laut.

Bagi yang ingin menikmati keindahan bawah laut ataupun menyalurkan hobby memancing, di sini terdapat perahu nelayan yang bisa disewa. Pemandu wisata juga tersedia apabila diperlukan. Atau cukup berjalan menyusuri Pantai Watu Dodol, bermain atau mandi air laut, dan setelahnya bisa menikmati es kelapa muda yang banyak dijual oleh para pedagang di sepanjang pantai.

Ketika air surut pengunjung bisa menuruni tebing yang berada di sebelah timur Watu Dodol, persisnya di bawah patung gandrung yang merupakan mascot sekaligus tarian tradisional yang sering digelar di Banyuwangi. Pada hari-hari tertentu di kawasan watu dodol digelar lomba perahu layar sebagai rangkaian dari upacara petik laut atau pestanya para nelayan sebagai ucapan syukur atas hasil laut yang diperoleh selama setahun. 


Toko souvenir

Banyak warung makan

aneka souvenir berbahan baku kerang

Tahu Petis Watu Dodol

Akses ke Watu Dodol
Kabupaten Banyuwangi terletak di ujung timur pulau Jawa.  Secara geografis Banyuwangi berbatasan langsung dengan Kabupaten Situbondo di utara, selat Bali di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Jember dan Kabupaten Bondowoso di barat. Banyuwangi memiliki wilayah yang cukup beragam, mulai daratan rendah seperti pantai sampai daratan tinggi seperti pegunungan dan daerah perkebunan di bagian selatan.

Keberagaman wilayah dari dataran rendah sampai dataran tinggi juga yang menyebabkan sebagaian besar wilayah Banyuwangi memiliki keindahan alam yang dijadikan sebagai tempat wisata, seperti taman Nasional Alas Purwo, Taman Nasional Baluran, Air Terjun Wonorejo, Perkebunan dan Air Terjun Kali Bendo, Rawa Bayu, Watu Dodol, dan lain-lain.

Untuk mencapai kawasan wisata Watu Dodol sangatlah mudah karena posisinya di jalan lintas provinsi, yakni menggunakan bus antar kota jurusan Surabaya-Banyuwangi atau naik kereta dari stasiun Gubeng Surabaya menuju stasiun Banyuwangi Baru, kemudian lanjut dengan kendaraan antar desa. Dari Stasiun Banyuwangi Baru naik bus arah Situbondo. Apabila dari arah Bali, setelah dari pelabuhan penyeberangan Meneng-Ketapang jarak Watu Dodol sekitar 2 km menggunakan ojek, angkutan antar desa, atau bus yang menuju arah Situbondo.
 

Penari Gandrung, salah satu ikon wisata Watu Dodol



*Semua foto dokumentasi Katerina 


Masjid Agung Jawa Tengah, Wujud Perkembangan Islam

$
0
0





Dari pintu bangunan utama masjid yang terbuka lebar, saya memasuki ruang salat di lantai satu. Di dalam ternyata sedang berlangsung acara pernikahan. Saat itu hadirinsedang khidmat mendengarkan lantunan ayat suci. Suasana menjadi begitu syahdu merasuk kalbu. Saya dan Dely, teman saya, langsung duduk ikut mendengarkan.

Seusai pembacaan ayat suci, saya langsung beranjak untuk menjelajah bangunanmasjid. Sebelum berlalu, perhatian saya tertuju pada kotak kayu besar berisi sebuah Al Quran raksasa berukuran 145cmx95cm. Mushaf besar yang dinamakan Mushaf Al Akbarini merupakan karya Santri Pondok Pesantren Al-Asy’ariyyah Kalibeber, Mojotengah, Wonosobo.

Di dalam ruangan induk masjid juga terdapat 4 minaret masing-masing setinggi 62 meter. Salah satu minaret di bagian depan (timur), dilengkapi dengan lift. Untuk naik ke lantai 2, jamaah dapat menggunakan tangga yang terletak di sisi selatan dan utara dari pintu masuk.

Nuansa Jawa terlihat dari detail motif batik, seperti tumpal, kawung, dan parang pada dasar tiang penyangga, serta dari bentuk Tajugan pada atap di bawah kubah utama. Sedangkan, nuansa Islami Timur Tengah hadir lewat goresan kaligrafi di dinding masjid.Untuk kubahnya sendiri berbentuk setengah lingkaran dari cor beton dengan garis tengah 20 meter.
 
Ruangan induk

Mushaf Al Akbar

Motif batik pada tiang


Ketika acara pernikahan selesai, dan orang-orang mulai meninggalkan ruang dalam masjid, saya kembali ke lantai 1 untuk mendekati area mimbar. Setelah saya amati ternyata posisi mimbar tidak langsung menyatu dengan bagian mihrab. Posisinya berada di sebelah kiri atau sisi selatan dari bagian mihrab. Sedangkan, bagian mihrab dikemas secara apik.

Sebuah bedug raksasa ditempatkan di dalam masjid bagian timur utara. Bedugkarya KH.Ahmad Shobri, asal Tinggarjaya, Jatilawang, Purwokerto Banyumas tersebut dinamakan Bedug Ijo Mangunsari. Mangunsari adalah nama dukuh tempat dibuatnya beduq. Dalam bahasa Arab Maun Syaar artinya pertolongan dari kejelekan.

Beduq Ijo terbuat dari Kayu Waru pilihan dan dilengkapi dengan Kentongan Ijo. Panjang beduq 310 cm dan garis tengah bagian tengahnya 220 cm. Keliling depan/belakang 588 cm. Keliling tengah 683cm. Jumlah paku 156 buah. 

Mimbar dan tempat khotib terpisah

Akses dari ruang salat bangunan induk menuju ruang auditorium

Fasilitas Lengkap 
Banyak detail menarik yang membuat MAJT tampak istimewa diantara masjid-masjid lainnya yang ada di Indonesia. Mulai dari luas area tanah, arsitektur yang megah, hingga berbagai fasilitas modern yang melengkapinya.

Kompleks masjid ini mencapai luas 10 hektar. Luas bangunan utama untuk shalat saja mencapai 7.669 meter persegi. Terdiri dari dua lantai, yaitu lantai satu untuk jamaah pria dan lantai dua untuk jamaah wanita. Kapasitas ruang utama diperkirakan dapat menampung hingga 6.000 jamaah.Area plasa seluas 7.500 meter persegi yang merupakan perluasan ruang salat dapat menampung hingga 10.000 jamaah.

MAJT dilengkapi denganconvention hall (auditorium) berkapasitas 2000 orang, perpustakaan modern “Digital Library”, “Office space” ruang perkantoran yang disewakan, wisma penginapan “Graha Agung” berkapasitas 23 kamar berbagai kelas, serta tempat parkir di bawah plasa yang mampu menampung 680 mobil dan 670 sepeda motor.

Sementara di bagian selatan dan timur masjid (Blok A dan B) terdapat Pujasera, tempat wisatawan yang ingin mencicipi aneka hidangan. Dan di bagian depannya terdapat toko-toko yang menjual beragam souvenir untuk oleh-oleh. Terdapat juga unit pelayanan kesehatan jamaah, berupa Poliklinik dua poly, yaitu Poly Umum dan Poly gigi. 

Ruang salat jamaah laki-laki


Lantai 2 tempat salat jamaah wanita

Wujud Perkembangan Islam
Filosofi perancangan Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) merupakan perwujudan dan kesinambungan historis perkembangan agama Islam di Tanah Air. Filosofi ini diterjemahkan dalam Candrasengkala yang dirangkai dalam  kalimat “Sucining Guna Gapuraning Gusti” yang berarti Tahun jawa 1943 atau Tahun Masehi 2001, sebagai tahun dimulainya realisasi dari gagasan pembangunan Masjid Agung Jawa Tengah.

MAJT menjadi daya tarik di kalangan masyrakat setempat maupun luar daerah. Tidak hanya sebagai tempat beribadah, tetapi juga sekaligus memanfaatkannya untuk beriwsata. Pada akhir pekan, Sabtu dan Minggu, pengunjung senantiasa datang memadati masjid.

Berdasarkan keterangan Fatquri Buseri, jumlah pengunjung harian mencapai 3.000 ribu orang. Angka tersebut didapat dari jumlah penjualan tiket masuk Menara Asmaul Husna. Jumlah pengunjung bisa lebih dari itu karena tidak semua pengunjung masuk menara. Apalagi untuk memasuki kompleks masjid memang tidak dikenakan biaya apapun. 

Lubang-lubang tempat masuknya cahaya alami

Desain lampu sederhana

Warna-warna teduh

Bagi wisatawan luar daerah, masjid ini menjadi tempat transit sebelum berziarah ke makam Wali Songo. Mereka memanfaatkan penginapan yang tersedia. Dengan tarif permalam Rp 300.000,- pengunjung sudah bisa menikmati kamar nyaman dengan fasilitas serupa hotel berbintang. Kondisi tiap kamar bersih dan rapi.

Disebutkan bahwa peziarah biasanya datang tidak kenal waktu. Mereka bisa datang kapan saja dan biasanya datang dengan menggunakan bus. Jumlah bus mencapai puluhan. Rombongan yang pernah datang seperti tamu-tamu pejabat DPR RI, DPD RI, Lemhanas, peserta-peserta kursus, penataran, instansi, bahkan tamu-tamu dari luar negeri. Tercatat ada 17 negara asal tamu yang pernah datang ke masjid ini.

Dalam perbincangan saya dengan Bapak Fatquri Buseri di ruang kantor badan pengelola, diceritakan bahwa semua pemasukan yang berasal dari infaq, penyewaan auditorium, tiket masuk menara, penyewaan kamar penginapan, dan lain-lain, digunakan sebesar-besarnya untuk biaya operasional masjid. Penggunaanya diatur oleh dewan pengurus yang terdiri dari Pembina, Penasihat, Pengawas, dan Pengelola masjid.

Kemegahan dan keindahan MAJT memang mengagumkan. Itu sebabnya selalu dipadati wisatawan. Seperti siang itu, sejumlah bus datang membawa banyak rombongan. Padahal hari itu hari Senin, bukan akhir pekan. Di lantai 2 bangunan induk saya berjumpa dengan rombongan wisatawan asing. Setelah saya tanya, ternyata berasal dari Jepang. 

Basement

Kantor pengelola masjid

Tempat jajan

Kios souvenir

Sebelum meninggalkan MAJT, saya dan Dely menyempatkan ke Pujasera untuk sekedar mencicipi kuliner yang tersedia. Kios-kios dagang di tempat ini tertata rapi dan bersih. Menikmati makanan dan minuman pun jadi terasa nyaman. Selain pujasera, ada juga kios-kios souvenir. Bermacam barang yang biasa dijadikan oleh-oleh dijual di sini. Baju kaos, topi, tas peci, hingga boneka-boneka lucu.

Berkunjung ke Masjid Agung Jawa Tengah tak hanya mengingatkan saya pada keagungan Allah SWT tetapi juga pada keragaman budaya yang melekat pada arsitekturnya. Selain sebagai sarana ibadah umat, masjid ini juga menjadi perlambang perkembangan Islam di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah.

Tak heran jika masjid ini menjadi salah satu tujuan wisata yang tak boleh terlewatkan ketika menyambangi kota Semarang.


Foto diambil dari Menara Asmaul Husna




*Tulisan terkait: Keistimewaan Masjid Agung Jawa Tengah, Mutiara Tanah Jawa
*Semua foto dokumentasi Katerina
*Tulisan ini merupakan bagian dari artikel Masjid Agung Jawa Tengah yang dimuat di majalah Noor edisi Januari 2015.


Meizu M2, Smartphone Untuk Penggila Selfie

$
0
0


Salah satu produsen ponsel asal Tiongkok, Meizu, merilis ponsel terbarunya, Meizu M2, di Hotel Indonesia Kempinski - Jakarta, Senin (28/9). Acara peluncuran dihadiri oleh Mr. Ross Wang (Director Business of Cooperation Meizu Technology), Mr. Ramon Kwok (General Manager of Meizu Hongkong), Bapak Kusumo Martanto (Chief Executive Officer Blibli.com), sejumlah awak media dan bloggers.

Acara yang berlangsung mulai pukul 11.30 – 14.30 tersebut diisi dengan perkenalan, mencoba kamera depan Meizu M2 (oleh bloggers dan media), makan siang bersama, peluncuran produk, diskusi, dan diakhiri dengan pengumuman pemenang lomba live tweet.




Ada yang sudah pernah kenalan dengan Meizu sebelumnya? Kalau saya sih belum *ga ada yang nanya :p

Sekilas tentang Meizu. Di negaranya, Tiongkok, Meizu adalah brand besar yang telah merambah pasar global. Meizu dikenal dengan rangkaian inovasinya, mulai dari pengimplementasian sistem operasi ubuntu, hingga membuat interface khusus berjuluk Flyme OS yang berbasis Android.

Nah, Meizu M2 merupakan smartphone terbaru dari Meizu. Smartphone ini didesain bagi segmen yang berjiwa muda. Itu sebabnya mengusung slogan Quality for Young. Buat saya yang sudah tua tapi tetap berjiwa muda, smartphone ini tentu tak salah jika menyasar saya juga :D

#Youngmuda yang bergaya. Bergaya dengan smartphone yang bisa memuaskan hobi selfi-selfian. Anda termasuk? Kalau saya sih iya. Apalagi jika sedang pelesiran. Mati gaya kalau tak berfoto selfie menggunakan smartphone yang punya fitur top.
 



Disain Meizu M2 menarik kan?

Meizu M2 hadir dengan kamera belakang berkekuatan 13 MP dan kamera depan 5 MP. Bagi pengguna yang hobi ber-selfie ria, Meizu M2 memiliki fitur Selfie Nation 2.0 yang memiliki kemampuan memperkaya warna sehingga foto selfie yang dihasilkan berkualitas tinggi. Nah, para penggila selfie, smartphone ini layak untuk dipeluk dan tak dilepaskan lagi *nyanyi*

Dari sisi jaringan, Meizu M2 bisa beroperasi di dua jaringan 4G dihampir semua frekuensi dan support dua teknologi 4G berbeda, baik berbasis TDD maupun FDD. Hal ini berarti Meizu M2 bisa beroperasi dihampir seluruh jaringan operator telekomunikasi di Indonesia yang telah mengimplementasikan 4G LTE.

Desain stylish dan warna-warna dinamis yang dimiliki Meizu M2 melengkapi ‘jiwa muda’ yang diusungnya.
 

Meizu M2 okeeee

Exsclusive di Blibli.com

 
SmartphoneMeizu M2 dijual secara Flash-Deals seharga Rp 1.699.000 mulai 1 Oktober 2015 pukul 10.00 sampai 15.00 exclusive hanya di Blibli.com.

Mengapa Blibli.com?

Seperti yang dijelaskan oleh Ramon Kwok pada peluncuran Meizu M2 kemarin, Blibli.com merupakan mall online pertama dan terbesar di Indonesia yang telah dipercaya oleh brand-brand besar untuk memasarkan produknya. Oleh karena itu, ia percaya dan yakin bahwa Blibli.com mampu membuka pintu bagi Meizu untuk tumbuh dan berkembang di pasar Indonesia.

Menurut CEO Blibli.com Kusumo Martanto, hadirnya Meizu M2 merupakan komitmen Blibli.com untuk terus menghadirkan pilihan produk berkulaitas kepada konsumen online di Indonesia. Tak terkecuali konsumen anak muda yang saat ini menjadi pasar terbesar di Blibli.com.

Indonesia memang merupakan market terbesar di Asia Tenggara, dengan jumlah penduduk yang tidak sedikit dan masyarakat yang menyukai barang-barang baru, asli dan bergaransi.

Lebih lanjut, Kusumo mengungkapkan bahwa kategori smartphone adalah kategori yang mengalami pertumbuhan pasar paling besar. Di Blibli.com penjualan di kategori ini tumbuh lebih dari 600% dari periode yang sama pada tahun lalu. Konsumen terbesarnya ada di range usia 25-35 tahun.

Pada kesempatan yang sama, Ramon Kwok juga mengatakan bahwa di China Meizu M2 sudah terjual 10 juta unit. Dalam 24 jam pertama penjualan, smartphone ini laku sebanyak 2,8 juta unit. 




Ini lho ponselnya

Tertarik dengan harga Rp 1.699.000 itu?
Saya sih sangat tertarik. Apalagi kalau harganya nol alias gratis *muka gratisan* :D

Dengan kelengkapan fitur yang dimilikinya, harga jual Meizu M2 terbilang bersahabat. Apalagi, secara produk, Meizu M2 tidak hanya menjual kelengkapan fitur, tapi juga build quality yang berkelas. Meizu M2 juga mengadopsi beragam teknologi terkini yang disesuaikan dengan kebutuhan pengguna, tanpa harus membebani mereka dengan harga yang terlalu tinggi.

Enam spesifikasi Meizu M2 berikut bisa menjadi pertimbangan untuk mendapatkannya dengan harga kurang dari 2juta tersebut.

1. Hadir dengan Dual 4G
Meizu M2 menanamkan dua teknologi 4G sekaligus, TDD-LTE dan FDD LTE. Ini berarti Anda bisa menanamkan dua kartu operarot, dalam satu tray yang sama, dan kedua-duanya support jaringan 4G. Sehingga pengguna bisa dengan mudah berpindah dari satu jaringan 4G ke jaringan 4G lainnya tanpa perlu menukar tata letak SIM. Istimewanya, jika pengguna hanya menggunakan satu operator saja, slot SIM yang kosong bisa difungsikan sebagai slot memori eksternal dengan daya tampung maksimal 128 GB

2. Memanjakan pecinta selfie
Kamera utama yang berresolusi 13 MP dengan sensor CMOS buatan Samsung bukanlah satu-satunya daya tarik yang ditawarkan oleh Meizu M2. Kamera depan beresolusi 5 MP dilengkapi dengan beragam fitur, diantaranya Mode Beauty yang bisa membuat tatapan mata jadi lebih hidup, wajah menjadi lebih tirus, menghaluskan kulit, hingga membuat kulit menjadi putih. Itu semua bisa dilakukan tanpa perlu melakukan editing setelah foto selfie selesai dilakukan. 




Saya sudah nyempil di belakang itu, tapi tak nampak, makanya hasil wefienya kurang ok :p

Masih pada kamera, pengguna juga bisa memaksimalkan kemampuan rekam video yang sanggup membingkai gambar bergerak dengan resolusi FULL HD. Untuk merekamnya bisa menggunakan kamera depan maupun kamera belakang. Dan untuk memberikan sentuhan berbeda pada foto maupun video, pengguna bisa memilih beragam pilihan efek. Tak ketinggalan fasilitas untuk merekam video slow motion, foto panorama, zero-delay shooting dan HDR tentunya.

3. Material Berkualitas
Meizu M2 hadir dengan desain unibody dan dibangun dengan material polycarbonate. Dengan material tersebut, body Meizu tidak hanya terlihat kokoh dan ramping tapi juga ringan. Material yang sama lazim digunakan pada smartphone kategori high-end.




Halo, saya Meizu. Salam kenal.

4. Sistem Operasi yang Efisien
Meizu M2 hadir dengan sistem operasi Flyme 4.5 yang berbasis Android 5.1. Bersama dengan CPU 64 bit terbaru, sistem operasi yang dikembangkan Meizu ini mampu menghadirkan pengalaman lebih baik bagi pengguna, lengkap dengan manajemen memori dan penggunaan baterai yang lebih efisien.

5. Prosesor yang Bertenaga
Untuk memberikan pengalaman terbaik bagi penggunanya, Meizu M2 menanamkan prosesor MT6735 Quad Core 64 bit dari mediaTek. Prosesor tersebut memiliki 4 inti Cortex A53 dengan kecepatan masing-masing 1.3 GHz. Untuk Graphic Processing unit (GPU), Meizu M2 mengandalkan GPU Mali-T720. Dua kombinasi prosesor tersebut memungkinkan Meizu M2 menjalankan beragam file multimedia dan game 3D secara mulus.

6. 2GB RAM
Sama seperti prosesor, besaran RAM penting untuk mendukung kinerja sebuah smartphone. Untuk itu, Meizu M2 menanamkan RAM dengan kapasitas 2 GB. Dengan besaran RAM tersebut Meizu bisa diajak “bekerja” keras untuk merender file multimedia ataupun melakukan multitasking. Sementara untuk penyimpanan, Meizu M2 dilengkapi memori internal dengan kapasitas 16 GB yang bisa diperluas dengan memori microSD berkapasitas hingga 128 GB. 




Datang belakangan, duduk paling belakang, tapi tetap nyimak dong

Biasanya ponsel-ponsel yang dijual di Indonesia dibandrol dengan harga yang lebih tinggi ketimbang harga jual di negara asalnya. Namun untuk Meizu M2, harga di Indonesia malah lebih murah ketimbang harganya di China. Jika dirupiahkan, harga jual di China sekitar Rp 1,8 juta.

Setiap pembeli Meizu M2 melalui Blibli.com di program Flash-Deals akan mendapatkan bonus paket data Indosat Mentari sebesar 5 GB. Selain itu, para konsumen juga bisa menikmati berbagai layanan pembelian yang diberikan oleh Blibli, seperti gratis ongkos kirim ke seluruh tempat di Indonesia.

Pembayaran dapat dilakukan dengan cara COD, kartu kredit/kartu debit.  Untuk pembayaran yang dilakukan dengan kartu kredit dari 13 mitra perbankan pendukung program Flash-Deals, ada diskon tambahan yang diberikan selama periode promosi berlangsung.

Ke-13 bank itu adalah ANZ, BCA, Bank Bukopin, BRI, Bank Danamon, Bank Mega, Bank Permata, CIMB Niaga, MNC Bank, OCBC NISP, Standard Chartered Bank dan UOB. Selain tambahan diskon, ada juga promosi cicilan 0% dengan masa cicilan selama 6-12 bulan.

Yang tak kalah menarik, Blibli Shopper juga tetap bisa menikmati fasilitas yang diberikan Blibli.com berupa cicilan 0% antara 6-12 bulan, layanan free shipping serta didukung Customer Care 24 jam yang siap melayani konsumen online Indonesia.


Tertarik menggunakan Meizu M2?
Yuk kunjungi situs Blibli.com dari sekarang ^_^


Nggak ada blogger nggak seru!


Sudah beli Meizu M2?


Belinya di Blibli.com, ya.
Gunakan Meizu M2 untuk foto selfie, lalu bebaskan expresimu seperti blogger yang ada di foto ini :D
Ada nggak ya ponsel Meizu M2 di antara souvenir-souvenir gratis yang saya dapatkan ini? :D

Belajar Peka Pada Konsep Originality Produk Indonesia di SMESCO Indonesia

$
0
0


“Kenapa baru tahu sekarang?”

Pertanyaan ini muncul di benak saya saat pertama kali menginjakkan kaki di gedung SMESCO Indonesia pada hari Minggu (27/9). Kehadiran saya di gedung ini adalah untuk menyaksikan event SMESCO Art Fest and Netizen Vaganza2015. Tersirat rasa sesal dalam tanya, dan itu bukan tanpa alasan karena selama ini saya memang ‘buta’ akan keberadaan tempat ini. SMESCO adalah sebuah tempat yang memiliki banyak sekali produk-produk usaha kecil dan menengah karya anak bangsa. Produk-produk KUKM yang tak biasa-biasa saja dipamerkan sekaligus dijual di tempat ini.


Saya baru pertama kali datang ke Smesco. Dari sekilas info yang saya baca sebelum datang ke tempat ini, bahwa di sini terdapat UKM gallery. Selebihnya saya tak tahu dan sengaja membiarkan diri tak banyak tahu dulu. Seperti yang saya katakan di awal, kesan pertama saya terhadap tempat ini berupa rasa sesal. Rasa itu muncul secara spontan, seiring dengan ingatan saya yang juga secara spontan tertuju pada kejadian-kejadian di masa lampau yang berhubungan produk-produk lokal.

Saya menyesali ketidaktahuan saya selama ini. Ketidaktahuan yang menyebabkan saya pernah ‘malu’ pada kenalan-kenalan saya yang berasal dari luar negeri karena tidak bisa memberi informasi tempat belanja oleh-oleh khas Indonesia yang lengkap disekitar Jakarta. Selama ini, jika ada yang mencari produk lokal untuk oleh-oleh, saya hanya mampu menunjukkan dua tempat andalan, yaitu Sarinah dan toko Batik Keris di mall-mall tertentu. Mungkin karena saya kurang gaul, jadi tahunya dua tempat itu saja.


Tas wanita buatan daerah Sulawesi Tenggara


Sepatu batik Bengkulu
Dompet batik Jambi

Dompet wanita di paviliun Papua


Sewaktu masih aktif ‘nguli’ di sebuah perusahaan, saya cukup sering menerima dan menemani tamu perusahaan dari luar negeri. Di antaranya dari Jerman, Italy, Perancis, Amerika, Singapura, dan Malaysia. Mereka ke Indonesia untuk beragam keperluan, seperti seminar, training produk, meeting, pertemuan untuk kontrak kerjasama, pameran, atau apapun yang terkait dengan urusan bisnis antar perusahaan beda negara. Yang sangat sering terjadi adalah ketika tamu-tamu asing itu minta diajak mencari produk khas Indonesia untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh, namun saya tidak berhasil membuat mereka mendapatkan apa yang dicari. Tentu tidak mungkin bagi saya tiba-tiba bisa caw dan wuusss terbang ke berbagai daerah di Indonesia demi mencari produk yang mereka inginkan dengan segera, bukan?
 

Saya teringat pada Mr. Zamborelli dari Italia. Ia pernah mencari ukiran patung suku Dhani. Namun, di tempat yang saya sarankan barang itu tak ditemukannya. Mr. Gonschorowski dari Jerman, pernah minta ditunjukkan tempat penjualan tas wanita yang terbuat dari kayu lantung. Tas itu pesanan istrinya. Menurut istrinya, tas itu produk UKM dari Bengkulu. Saat itu saya sungguh tak bisa membantu karena mendengar nama kayu lantung saja saya belum pernah, apalagi menunjukkan tempat penjualannya. Saya kadang heran, dari mana orang-orang asing itu tahu tentang produk-produk semacam itu. Dari pengakuan yang saya dengar, ada yang menyebut dari internet, dari majalah maskapai yang dibaca di pesawat, dan ada pula tahu dari temannya yang pernah datang langsung ke daerah pembuat produk tersebut.Maka sejak itu, saya kerap berandai dalam hati, apabila ada gallery khusus produk lokal dari seluruh daerah di Indonesia, alangkah senangnya. Tidak perlu menunggu harus keliling Indonesia dulu untuk mendapatkannya.

Kenangan saat masih ‘nguli’ yang membuat malu tak hanya sampai disitu. Dulu, selain informasi produk lokal, tempat-tempat menarik dan eksotik di pelosok-pelosok Tanah Air juga amat minim mengisi ruang pengalaman dan pengetahuan saya. Bukan sekali dua kali saya mati suara dan mati gaya akibat ditanya “Kamu pernah ke Pulau Komodo? Bagaimana cara ke sana?”. “Gili Meno itu di mana? Apakah pulaunya masih perawan?”. “Di Danau Toba itu katanya ada saudara sebangsa saya yang jadi pemilik hotelnya, apa kamu pernah ke sana dan mengenalnya?”. "Saya ingin ke Bromo, rute perjalanannya seperti apa?". Berderet tanya tentang tempat-tempat wisata lokal yang memikat mata teman dari luar negeri tak mampu saya jawab, sebab tempat-tempat itu belum pernah saya datangi. Saya ingin menerangkan berdasarkan pengalaman, bukan berdasar cerita orang lain. Sayangnya pengalaman saya belum ada. Saya sedih.

“Kamu tahu bagaimana songket Palembang itu dibuat?” “Berapa lama kain tradisional Baduy dibuat?” “Apa nama alat tenun yang digunakan wanita Minang dalam membuat kain tradisional?” “Di mana, ya, beli miniatur rumah gadang?” “Pernah membatik tidak? Bagaimana prosesnya?” “Bagaimana cara orang Baduy memanen madu?”


Saya pernah tak becus menjawab semua itu. Saya malu. 

Bir Pletok khas Betawi


Produk Sukabumi, minuman kesehatan dari buah Mengkudu dan kulit manggis.


Madu produk dari Bangka Belitong

Kerupuk ikan produk dari Bangka Belitong


Aneka kopi


Kopi Bali dan kopi Toraja

Rasa malu membuat saya termotivasi untuk mulai melakukan perjalanan keliling Indonesia. Perjalanan dalam artian sungguh-sungguh untuk mengenal setiap daerah dengan segala keunikan lokalnya. Langkah awal saya mulai dengan berhenti jadi kuli perusahaan. Pikir saya, jika saya tetap terikat waktu dengan pekerjaan, kesempatan untuk menjelajah sudut negeri tak akan maksimal.

Sejak beberapa tahun lalu, perjalanan itu sudah dimulai. Satu demi satu, sedikit demi sedikit, saya mulai bisa menemukan jawaban-jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang dulu pernah membuat saya merasa seperti orang asing di negeri sendiri. Pande Sikek di Sumatera Barat, Dusun Badui di Banten, Desa Sade di Lombok, adalah salah tiga dari sedikit tempat yang pernah saya datangi. Saya ke sana karena ingin melihat langsung cara pengrajin setempat menenun kain kebanggaan mereka. Bukan hanya tenun, tetapi juga bermacam produk kerajinan tangan lainnya, seperti busana, ukiran, makanan, perhiasan, perabot rumah tangga, dan lain sebagainya.








Ada yang pernah  bertanya kepada saya, kenapa saya traveling keliling Indonesia saja, dan menulis tentang Indonesia saja? Maka, cerita di atas bisa menjadi jawaban. Ngeblog di blog bertema traveling, dan menjadi kontributor media cetak untuk rubrik traveling, sebenarnya adalah cara saya untuk merekam pengalaman dan pengetahuan saya dalam proses mengenal Indonesia, meski sekedarnya. Saya tak ingin pengalaman ‘malu’ di masa lampau terulang lagi. Saya ingin, ketika teman-teman asing, atau teman-teman lokal yang lama tinggal di luar negeri dan belum pernah menjelajah Indonesia bertanya pada saya tentang wisata lokal dan produk lokal, saya bisa membantu memberi jawaban dengan cepat, tepat dan akurat. Tetapi, tujuan yang paling penting dari semua itu adalah mengajak diri saya sendiri untuk mengenal Indonesia lebih dekat. Saya merasa belum layak menyeru dan mengajak orang lain sebelum saya sendiri melakukannya.

Jujur, sampai saat ini saya memang belum seratus persen menggunakan produk lokal. Masih ada brand-brand luar menempel di keseharian saya. Cuap-cuap di sini tentang mencintai produk lokal, sebetulnya adalah tamparan untuk diri saya sendiri. 


Pada dasarnya, sebagai manusia saya menghargai setiap hasil karya, siapapun pembuatnya dan di negara manapun karya itu dibuat. Tetapi, ketika berbicara tentang kebanggaan, produk lokal tak tergantikan.
 
event
Bazzar
Jajanan lokal di area Art Fest


Banyak makanan
Food truck

SMESCO adalah sebuah tempat yang direkomendasikan untuk menjadi rujukan tempat berbelanja produk-produk Nusantara secara lengkap, baik dari jumlah maupun jenisnya. UKM Gallery ini mirip mall yang secara khusus menjual produk-produk unggulan dari 34 provinsi yang ada di Indonesia. Karya terbaik anak bangsa dihimpun di sini, dipajang begitu apik, menghadirkan keindahan ketika dipandang.


Saya beruntung bisa hadir di event SMESCO Art Fest and Netizen Vaganza. Selain dapat melihat bermacam-macam keunikan produk lokal, juga berkesempatan mengikuti empat workshop keren yang sangat sayang untuk dilewatkan.

Sebagai travel blogger amatiran yang sedang senang-senangnya menikmati kegiatan fotografi, juga sedang aktif-aktifnya eksis di sosial media, saya tak mau ketinggalan menimba ilmu dari para
pembicara mumpuni dalam workshop Travel Writingbersama Agustinus Wibowo, Still Life Photography bersama Raiyani Muharammah, VLOG Tips &Triks bersama Sacha Stevenson, dan Monetize Your Socmed bersama Yeyen Nursjid.

Agustinus Wibowo



Raiyani Muharammah


Namun, karena waktu workshop ada yang dilangsungkan secara bersamaan, maka saya hanya dapat memilih salah dua, yakni Travel Writing dan Still Life Photography. Agustinus Wibowo berbagi ilmu tentang cara memberi nyawa pada tulisan perjalanan. Menurutnya, memasukan unsur manusia dalam tulisan perjalanan akan membuat tulisan jadi lebih hidup. Sedangkan pada workshop berikutnya, mbak Raiyani memberi tips memotret benda mati agar tampak hidup dan berbicara sehingga didapatkan foto yang lebih artistik dan bermakna.

Rasanya, workshop berlangsung begitu singkat, namun begitu padat dan penuh manfaat. Di akhir workshop, mbak Raiyani mengadakan lomba foto. Tempat pengambilan foto dilakuan di paviliun-paviliun yang ada di lantai 15, tempat berlangsungnya workshop. Semua produk lokal yang ada di setiap paviliun dijadikan objek foto. Maka, semua peserta pun menjelajah seluruh gallery, memotret apapun yang disukai. Ada yang memotret kain tradisional, baju adat, souvenir khas, produk makanan, dan lain sebagainya. Di akhir penilaian, didapat empat pemenang. Alhamdulillah saya terpilih jadi pemenang kedua.








 
Usai mengikuti workshop, saya dan suami mulai berkeliling. Satu demi satu paviliun kami sambangi. Takjub, tentu saja. Setiap karya suatu daerah memiliki ciri khas tersendiri. Tiap seni budaya yang ditampilkan sarat dengan keindahan dan keunikannya, dikemas menarik dan berkesan anggun. Aneka kain tradisional seperti batik dengan beragam motif dan bahan pilihan dari berbagai daerah di Nusantara. Beragam Kain Songket dengan kualitas terbaik, mulai dari songket Palembang, Bengkulu, Jambi, Padang, hingga Kain Tenun Nusa Tenggara yang datang dari berbagai kabupaten. Aneka miniatur rumah adat, perhiasan dan ragam aksesoris pilihan dengan model terkini, produk fashion dari kain-kain tradisional, furniture, produk makanan, minuman, dan perawatan tubuh dari bahan alami pun tersaji.

Smesco Indonesia Company merupakan lembaga yang dikelola secara profesional dengan target untuk mempromosikan dan memasarkan produk-produk unggulan KUKM Indonesia kepada masyarakat internasional. Dengan prioritas utama untuk meraih berbagai macam pangsa pasar yang dapat berdampak positif bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Di sini, saya tak sekedar dapat melihat produk lokal, tetapi juga mendapatkan informasi mengenai usaha dan proses pembuatan produk. Tempat ini bukan sekedar gallery untuk cuci mata, melainkan juga gallery untuk menambah ilmu pengetahuan. Di sini tempat hasil karya anak bangsa dilestarikan. Tempat yang membanggakan budaya Indonesia di dunia Internasional. 




Baju wanita dari serat nanas



 

Manfaat nyata buat saya pribadi secara sangat sederhana mungkin lebih kepada kemudahan mendapatkan beragam produk lokal berkualitas tinggi tanpa harus keliling Indonesia. Selebihnya adalah sebagai sarana untuk mempromosikan warisan budaya Indonesia kepada masyarakat Indonesia itu sendiri, dan juga masyarakat internasional.

Datang ke SMESCO membuka mata saya. Anggapan terhadap produk-produk UKM tidak berkualitas pun kini berubah. SMESCO bukan sekedar ikon pusat layanan promosi dan inovasi, tetapi juga menjadi jaminan kualitas dan daya tahan produk  yang berstandar internasional. Yang lebih penting lagi, SMESCO juga mengedukasi untuk menjadi lebih peka pada konsep originality dalam produk Indonesia, sehingga mendukung pengrajin UKM di seluruh Indonesia untuk lebih mengembangkan potensinya.

Mempromosikan produk lokal dengan cara mencintai, memakai, dan membeli produk khas Indonesia terutama produk KUKM Indonesia yang ada di UKM Gallery dan Paviliun Propinsi, tentunya bukanlah hal yang sulit. Yang diperlukan hanya kesadaran dan kemauan. Saya pun kembali mengajak diri sendiri untuk melakukan itu. Kalau bukan sekarang, kapan lagi?





koteka
Furniture


SMESCO Building
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.94 Jakarta 12780 – Indonesia
Telp: 62.21 2753 5400 (Hunting), Fax: 62.21 7919 4628
mailto : info@smescoindonesia.com



UKM GALLERY buka setiap hari mulai pukul 10.00 - 21.00 WIB


Bagi yang ingin menjadi bagian dari penggunaan produk lokal, SMESCONV mengadakan Blog Competition dengan tema "Lokal Brand Lebih Keren". Kamu bisa ikutan lombanya. Syarat dan ketentuannya mudah, hadiahnya juga menarik berupa Laptop, SmartPhone serta Uang Tunai. Batas pengiriman hingga 20 Oktober 2015, untuk info lebih lengkap dapat dipantau melalui timeline @SmescoIndonesia
 

Viewing all 779 articles
Browse latest View live