Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all 779 articles
Browse latest View live

Telisik Unik Sudut Jakarta Bersama Jakarta Corners

$
0
0

Tentang Jakarta Corners

Jakarta dan sekitarnya memiliki akar budaya yang kuat dan potensi wisata yang yang dapat dijadikan pilihan jalan-jalan atau sekedar makan dan bercengkrama dengan keluarga dan teman. Sayangnya, Jakarta bukan merupakan tujuan wisata. Wisatawan domestik maupun luar negeri cenderung memilih Bali, Yogyakarta dan Lombok sebagai tujuan wisata. Jakarta cenderung dipandang sebagai kota transit menuju tujuan wisata tersebut.


Jakarta Corners hadir sebagai situs rujukan tempat wisata di Jakarta dan sekitarnya, yang layak untuk dikunjungi. Misi Jakarta Corners ingin mengangkat kebudayaan asli Jakarta dan sekitarnya untuk terus tercatat dan terdokumentasikan dengan baik.


Jakarta Corners adalah situs rujukan tempat wisata di Jakarta dan sekitarnya. Eksplorasi destinasi wisata di setiap sudut Kota Jakarta. Berbagai rujukan menarik mengenai budaya, kuliner, festival, warisan, event, dan juga human interest dapat ditemukan di sini.


Blogger Gathering

Launching situs Jakarta Corners akan digelar pada tanggal 24 Oktober 2015 di Hotel Grand Zuri BSD City. Dalam perhelatan pertamanya, Jakarta Corners mengusung tema "Telisik Unik Sudut Jakarta". 

Detail acara sbb:

Hari & Tanggal 
Sabtu, 24 Oktober 2015
 

Waktu
09.00 - 15.00 WIB
 

Tempat
Hotel Grand Zuri BSD City
Jl. Pahlawan Seribu Kavling Ocean
Blok CBC Lot. 6 BSD City, Serpong - Tangerang



Agenda 

  • Pembukaan dari Jakarta Corners & Grand Zuri BSD City
  • Talkshow Telisik Unik Sudut Jakarta bersama Teguh Sudarisman
  • Presentasi Sponsor
  • Games
  • Live Instagram Competition
  • Live Tweet Competition
  • Blog Review Competition
  • Pengumuman Pemenang Instagram Competition "Feels Like Home"
  • Tersedia Lunch, Coffee Break dan Goodiebag

Jakarta Corners bekerja sama dengan Hotel Grand Zuri BSD menyediakan total 10 voucher menginap bagi para peserta yang berhasil menjadi pemenang lomba blog dan lomba live tweet. Dapatkan pula hadiah-hadiah menarik lainnya dari games yang digelar selama acara berlangsung. 

Bagi blogger yang tertarik untuk mengikuti event Jakarta Corners ini, silakan mendaftar melalui email ke hello@jakartacorners.com dengan mengirimkan data berisi nama lengkap, nama blog, nomor HP, akun sosmed (Twitter, FB, Instagram), dan alamat.

Rekan blogger diharapkan untuk mem-follow akun sosial media Jakarta Corners di Twitter , Facebook , Instagram.Wesite : http://www.jakartacorners.com/


Untuk informasi lebih lanjut dapat menghubungi contact yang tertulis dalam poster berikut.

Blogger Gathering


Lomba Instagram Hotel Grand Zuri BSD City

Jelang acara gathering, Hotel Grand Zuri BSD City mengelar Instagram Competition dengan tema “Feels Like Home”. Syarat mengikuti kompetisi ini dengan mem-follow akun resmi Hotel Grand Zuri BSD City yaitu @grandzuri.bsd kemudian posting, tag dan mention. 

Setelah mengikuti langkah tersebut, ada beberapa persyaratan lain yang harus dilakukan yaitu :

  • Posting minimal 20 photo mengenai Hotel Grand Zuri BSD City
  • Tema kompetisi instagram adalah “Feels Like Home
  • Peserta lomba dapat mengexplore seluruh sudut Hotel Grand Zuri BSD City misalnya restaurant, kamar hotel, kolam renang, makanan, minuman, suasana lobi, interior bangunan, selfie dan lainnya.
  • Hastag yang harus disertakan adalah #feelslikehome #gzbsdcity #business #family #lifestyle #travel #hotel #JakartaCorners
  • Jangan lupa untuk mention @grandzuri.bsd
Hadiah pemenang

  • Voucher menginap di Hotel Grand Zuri BSD City
  • Voucher dinner BBQ
  • Member fitness selama sebulan
  • Hotel  souvenir
  





Jalan-Jalan Keliling Lampung

$
0
0
Kota Bandar Lampung

Mengunjungi Lampung tak hanya membuat saya terpesona akan keindahan Gunung Anak Krakatau yang legendaris. Dari segi kuliner, saya berkesempatan menyeruput kopi Lampung di kedai kopi lokal, dan menikmati masakan Pindang Baung yang terkenal. Sentra batu mulia di Way Halim, taman kupu-kupu nan asri, juga busana Tapis nan memesona merupakan daya pikat Lampung yang sayang untuk dilewatkan.
 

---ooo000ooo---

 
Mendadak Akik
Waktu magrib baru saja tiba ketika pesawat yang membawa saya dan rombongan teman-teman dari Jakarta mendarat di provinsi Lampung. Usai diantar bersantap di sebuah rumah makan tradisional di Kota Bandar Lampung, saya pikir kami akan diantar ke penginapan, ternyata diajak meluncur ke Way Halim. 

“Kita akan ke sentra batu akik Lampung. Di sana batunya bagus-bagus, bahkan ada yang tergolong langka. Kalian akan takjub melihatnya,” rayu Dimas, pemuda Lampung yang bertugas menemani kami selama keliling Lampung.

Pukul delapan malam kami tiba di tujuan. Sentra akik yang dimaksud ternyata terletak di emperan sepanjang Jalan Sultan Agung menuju PKOR Way Halim. Ini di luar bayangan saya. Tapi sungguh saya salah menilai. Meski di emperan, namun tak mengurangi para pemburu batu akik untuk merambah ke tempat ini. PKOR memang dinilai strategis sebab banyak dilalui orang. 

Lapak pedagang akik berjejer sekitar 150 meter sebelum naik flyover. Puluhan penjual batu mulai menggelar lapak sejak pukul 10.00 pagi, tapi kebanyakan buka sore hari sekitar pukul 15.00-23.00 WIB. Para penjual membuat tenda dari terpal. Ada yang sekadar menghamparkan, ada juga yang menggunakan etalase. Beberapa kios bahkan lantainya dipasangi batako.

Beragam jenis batu dijual. Di antaranya batu motif bacan, lavender, sulaiman, giok, birulangit, solar, red raflesia, cempaka, jamrud, badar perak,  pasir emas, hingga bungur. Ada yang masih berupa batu biasa tak berbentuk, ada pula yang sudah di siap digunakan sebagai perhiasan.

Bagi peminat akik yang ingin mengoleksi batu cincin berkelas dengan harga relatif sedikit lebih murah, tempat ini menawarkan beragam pilihan batu, jumlahnya pun banyak. Itu sebabnya hari apapun pasti ramai pengunjung. Terlebih dari Sabtu dan Minggu. Seorang teman melakukan transaksi. Sementara saya yang sejak awal hanya melihat-lihat, terpana menatap batu bungur berwarna ungu yang sedang diterangi cahaya senter. Indah bak permata. 


Lapak-lapak penjual batu akik
Memindai

Mengecek keaslian batu

Sudah diolah dalam bentuk yang menawan


Mencicipi Kopi Asli Lampung
Lampung telah lama dikenal sebagai daerah penghasil kopi kelas dunia. Tentu tak afdol jika ke Lampung tidak mampir di kedai-kedai kopi yang menawarkan Kopi Lampung sebagai menu jawaranya. Dr Coffee adalah salah satu kedai kopi yang menghadirkan Kopi Lampung sebagai menu utama. Berlokasi di Jalan Soemantri Brojonegoro No 29 Jalur Dua Unila, kedai ini punya suasana cozy dengan desain interior yang apik.

Kami beruntung pemilik kedai sedang berada di tempat. Kejutannya adalah kehadiran Pak Karjo, seorang pakar kopi di Lampung yang namanya sudah cukup terkenal di komunitas kopi Lampung. Pak Karjo memberi kami pengetahuan tentang kopi sehat dan cara sehat minum kopi. Apa yang disampaikan olehnya membuat saya jadi mengerti perbedaan kopi asli dengan kopi ‘modern’.

Yang menarik dari kedai ini adalah tampilnya lima jenis kopi single origin dari Lampung. Di antaranya, single origin Fajar Bulan, Ulu Belu, Liwa, Sumber Jaya, dan Mekar Sari (organik). Selain kelima jenis tersebut, ditampilkan juga sekitar 20 jenis kopi Nusantara dari masing-masing jenis kopi Arabika dan Robusta.

Kami menikmati kopi-kopi yang tersedia dengan memilih lima varian olahan, yaitu kopi tubruk, vietnam drip, V60 dripper, frech press, hingga rockpresso. Saya sendiri mencoba kopi gayo robusta dengan olahan vietnam drip. Kisaran harga menu kopi Rp 7 ribu – Rp 70 ribu per gelasnya. 



Di kedai ini terdapat dua macam contoh biji kopi luwak yang dihasilkan oleh luwak penangkaran dan luwak liar. Sekilas tak ada yang berbeda. Sama-sama tampak seperti kotoran. Biji-biji saling menempel, mirip gumpalan yang tak berbentuk. Namun, pada luwak liar, terdapat serabut-serabut halus. Sedangkan luwak penangkaran, biji-biji kopi seperti bercampur dalam karamel.

Puas belajar tentang mengolah kopi, membedakan rasa kopi, cara minum kopi, serta menikmati kopi asli Lampung, kami pun beranjak pergi untuk melanjutkan perjalanan ke tempat lain. Namun, sebelum meninggalkan kedai saya membeli satu bungkus Kopi Lanang jenis robusta. Kopi asli Lampung ini sukses bikin saya jatuh hati. Pasalnya kopi ini berasal dari biji kopi jenis lanang (laki-laki). Kopinya masih berupa biji, namun bisa digiling halus dulu jika mau. 

rugi kalau tak mampir ke sini :)

beda biji kopi luwak penangkaran dan luwak liar

Vietnamese Drip Coffee

belajar bareng pada ahli kopi

kopi-kopi di Dr Coffee


Kuliner Pindang Baung
Lampung memiliki makanan khasnya sendiri. Pindang adalah sebuah menu masakan khas Lampung yang memiliki cita rasa segar dengan paduan daging ikan yang juga segar. Hidangan pindang dalam khazanah kuliner Lampung hampir identik dengan ikan.

Pindang bagi masyarakat Lampung memang dapat ditafsirkan sebagai sejenis sup atau masakan berkuah yang berbahan dasar ikan, dengan cita rasa kuah yang kaya akan rempah. Ikan yang menjadi bahan dasar pindang khas Lampung umumnya termasuk ikan air tawar. Di antara jenis ikan yang banyak diolah menjadi pindang antara lain patin, gabus, baung, dan bawal.

Selain bahan dasarnya, cita rasa kuah yang segar juga menjadi ciri pindang khas Lampung. Racikan bumbu yang terdiri dari cabai merah, serai, lengkuas, daun salam, daun jeruk, bawang merah, bawang putih, dan kunyit menghadirkan cita rasa gurih pedas dengan aroma rempah yang kuat. Tambahan irisan tomat menghadirkan rasa asam yang segar.

Kami mencicipi kuliner pindang baung di Dapoer Tatu, sebuah gubug makan di daerah Kedamaian, Bandar Lampung. Tentunya baung menjadi satu-satunya jenis ikan air tawar yang saya jadikan pilihan utama siang itu. Rupa menu ini sebetulnya sederhana, namun bercita rasa luar biasa. Sensasi pindang baungnya sulit untuk dilupakan.

Bagi penggemar ikan, wajib mencoba pindang ikan baung khas Lampung. Dibandrol dengan harga Rp.25.000,-/porsi maka sudah dapat menyantap kelezatan kuliner satu ini. 

bikin ketagihan

Pindang baung disajikan dengan sambal, lalap, dan pepes tempoyak patin


Taman Kupu-kupu
Salah satu tempat yang kami kunjungi di Lampung adalah Taman Kupu-kupu Gita Persada. Taman seluas 4,8 hektar ini merupakan tempat rekreasi dan sarana belajar sambil menikmati keanekaragaman kupu-kupu. Di sini kami melihat perilaku kupu-kupu yang sedang bertelur, mencari makan, berkopulasi (kawin), serta dapat mengamati daur hidup dan metamorfosis dari telur hingga kupu-kupu dewasa.

Indonesia, dikenal sebagai negara mega biodiversity, memiliki lebih dari 6.000 spesies kupu-kupu. Banyak dari spesies ini di ambang kepunahan. Nah, Taman Kupu-Kupu Gita Persada didirikan untuk melawan kepunahan segala jenis kupu-kupu Sumatera akibat penggundulan hutan dan pengrusakan habitat alami mereka.

Taman asri yang sejuk ini digagas dan didirikan pada tahun 1997 oleh sepasang suami istri, Anshori Djausal dan Herawati Soekardi sebagai model untuk melestarikan kupu-kupu. Sejak saat itu, taman ini telah berhasil dalam melestarikan lebih dari 180 spesies kupu-kupu Sumatera dan rumah bagi lebih dari 150 spesies tanaman dan bunga. Jumlah ini meningkat setiap tahun seiring dengan penelitian tanaman pangan kupu-kupu, mikro-habitat dan reproduksi.

Taman Gita Persada telah memperoleh beberapa penghargaan antara lain Penghargaan Pengembangan Pariwisata Tingkat Nasional tahun 1999 dan Kalpataru Kategori Pembina Lingkungan Tingkat Provinsi Lampung tahun 2004.

Taman kupu-kupu dilengkapi kandang penangkaran kupu-kupu dan rumah khas yang khusus didatangkan dari Palembang. Empat hektar adalah lahan konservasi yang dipinjamkan Kanwil Departemen Kehutanan Lampung, sedangkan sisanya milik pribadi Herawati.

Saat kami berkunjung, Herawati turut menemani kami menelusuri track naik turun di dalam “hutan buatan” di ketinggian 460 mdpl itu. Gerak dan langkahnya lincah sambil tak henti bercerita tentang kupu-kupu kesayangannya. Ia bahkan mengantar kami ke kandang penangkaran, menyaksikan larva, kepompong dan kupu-kupu yang sedang berterbangan.

Masyarakat Lampung memanfaatkan taman kupu-kupu ini sebagai tujuan ekowisata dan wisata pendidikan. Tak kurang dari 3000 pelajar dan mahasiswa tiap tahun berkunjung untuk melakukan penelitian dan studi tur. Belum lagi masyarakat umum yang berkunjung sekedar melihat keindahan kupu-kupu dan menikmati kehijauan alam sekitar.

Taman Kupu-kupu Gita Persada terletak di ujung selatan pulau Sumatra atau tepatnya berada di kaki Gunung Betung sekitar lima belas menit dari Bandar Lampung.  
 





Pesona Tapis Lampung
Siapa yang tak mengenal kain Tapis? Kain tapis adalah pakaian wanita suku Lampung berbentuk kain sarung yang dibuat dari tenunan benang kapas dengan motif-motif yang beragam seperti motif alam, flora, dan fauna yang disulam dengan benang emas dan benang perak.

Asal muasal tenun Tapis sudah ada sejak abad II Masehi. Dulu orang-orang Lampung telah menenun kain brokat Nampan dan kain Pelepai. Setelah melewati rentang waktu yang cukup panjang, akhirnya lahirlah Kain Tapis Lampung. Orang Lampung terus mengembangkan Kain Tapis sesuai dengan perkembangan zaman, baik pada aspek teknik dan keterampilan pembuatannya, bentuk motifnya, maupun metode penerapan motif pada kain dasar tapis.

Kami memiliki kesempatan berharga ketika diajak menyambangi pusat belanja Bumi Kedaton, tempat dimana saya bisa menjumpai Tapis dikreasikan dalam busana modern yang elegan dan anggun. Berbagai busana pria dan wanita dengan berbagai model, berhias tapis nan indah. Keindahannya selaras dengan bandrol harga, mulai dari Rp 250 ribu – Rp 500 ribu. Meski harus merogoh kocek lebih dalam, tapi nuansa mewah yang didapat sepadan dengan yang didapat.

Pesona tapis mengantarkan saya pada pengetahuan baru bahwa kain Tapis merupakan manifestasi dari nilai-nilai yang berkembang dan hidup di tengah-tengah pergaulan orang-orang Lampung. Ia merupakan pengejawantahan dari kepercayaan masyarakat Lampung terhadap kesakralan, menjadi media membangun struktur sosial, menjadi simbol sifat inklusif masyarakat Lampung, dan dalam paradigma ekonomi kreatif sebagai sumber ekonomi.
 
Bagai baju seorang ratu

Cakep!




*Tulisan ini pernah dimuat koran Kedaulatan Rakyat dalam rubrik Pariwisata tgl. 3/10/2015. Yang diposting di sini masih dalam bentuk mentahnya sebelum melewati meja editor he he. 
*Semua foto dokumentasi Katerina




Dimuat di Rubrik Pariwisata Koran Kedaulatan Rakyat Sabtu 3/10/2015

$
0
0


Cerita tentang perjalanan saya ke Lampung pada tanggal 8 Agustus - 31 Agustus lalu dimuat di rubrik Pariwisata koran Kedaulatan Rakyat hari Sabtu tgl. 3 Oktober 2015.

Sebuah perjalanan yang mengesankan bersama lima sahabat blogger, yakni mbak Donna Imelda (www.donnaimelda.com), mbak Evi Indrawanto (www.eviindrawanto.com), Melly (http://www.melfeyadin.web.id/), Halim (www.jejak-bocahilang.com) dan mas Indra Kusuma (www.direktori-wisata.com).

======

"Mengunjungi Lampung tak hanya membuat saya terpesona akan keindahan Gunung Anak Krakatau yang legendaris. Dari segi kuliner, saya berkesempatan menyeruput kopi Lampung di kedai kopi lokal, dan menikmati masakan Pindang Baung yang terkenal. Sentra batu mulia di Way Halim, taman kupu-kupu nan asri, juga busana Tapis nan memesona merupakan daya pikat Lampung yang sayang untuk dilewatkan."



*Selain dimuat versi cetak, artikel ini juga dapat dibaca di epaper (koran digital) Kedaulatan Rakyat. Untuk membaca artikel aslinya, bisa dilihat di blogpost saya berikut ini --> Jalan-Jalan Keliling Lampung (klik). Terima kasih.







Dimuat di Majalah Femina Edisi No.39 (3-9 Oktober 2015)

$
0
0
Cover Femina No.39 (Okt 2015)

Alhamdulillah dimuat di Majalah Femina edisi nomor 39 (3-9 Oktober 2015). 

Judul artikel : 
Wonosobo, Negeri Para Dewa 
Keindahan dan Ketenangan Yang Tersembunyi di Balik Perbukitan

Artikel ini bercerita tentang pengalaman saya jalan-jalan di Wonosobo pada bulan Oktober tahun 2014. Saya ke Wonosobo bersama mbak Yayah Rohayah dan teman-teman sesama penggemar jalan-jalan. Waktu itu trip Wonosobo kami namakan Trip Dieng Oktober 2014. Tempat-tempat yang saya ceritakan dalam artikel ini adalah Curug Sikarim, Telaga Menjer, aktifitas tubing di Wangan Aji, serta kuliner mie ongklok.

Selama di Wonosobo kami tidak hanya menyambangi tempat-tempat yang saya sebutkan di atas, melainkan juga mengunjungi Bukit Sikunir, Telaga Warna, Komplek Candi Arjuna, dan Telaga  Cebong. Tempat-tempat tersebut saya tuliskan terpisah, dan pernah dimuat di majalah Annisa berjudul: Surga di Dataran Tinggi Dieng.

Artikel lengkap di majalah Femina ini akan saya tuliskan secara terpisah pada postingan selanjutnya. Untuk sementara, artikel dapat dibaca langsung di majalahnya. Beli yuk teman-teman :)


 
Foto di atas bukit yang mengelilingi Telaga Menjer jadi latar belakang 2 halaman pertama :)

Foto Telaga Menjer, Perkebunan bawang, Mie Ongklok, dan Tubing di Wangan Aji dimuat di 2 halaman berikutnya

Derawan, Desa Wisata nan Menawan

$
0
0
Pantai Pulau Derawan

Sebagai tempat yang dijuluki surganya para penyelam, Kepulauan Derawan memberikan pengalaman menakjubkan bagi para pencinta laut. Keajaiban alam, serta kehidupan bawah lautnya yang luar biasa  adalah magnet yang sulit untuk ditolak.

Tercatat ada 31 pulau yang terdapat di Kepulauan Derawan. Empat di antaranya paling populer, yakni Pulau Derawan, Pulau Maratua, Pulau Kakaban, dan Pulau Sangalaki. Masing-masing pulau memiliki keindahan dan keunikan tersendiri. Semuanya merupakan objek wisata kelas dunia. 

Dalam tulisan kali ini, saya akan bercerita tentang Pulau Derawan saja. 


Kota Tarakan
Dermaga Tengkayu

Dari Jakarta saya menggunakan pesawat tujuan Tarakan. Di kota berjuluk The Little Singapore itu, saya menginap satu malam, lalu melanjutkan perjalanan ke Pulau Derawan pada keesokan harinya

Pelabuhan Tengkayu Tarakan mudah dicapai dari bandara maupun pusat kota. Dari penginapan kami cukup berjalan kaki. Jaraknya dekat, tak sampai 1 km.  Saya berangkat bersama 30 orang teman. Kami menumpang kapal kecil dengan muatan sekitar 30-35 orang. Ombak pagi itu cukup tenang. Matahari besinar hangat. Sesekali beberapa ekor lumba-lumba melompat indah ke permukaan. Kami antusias. Rasanya ingin berdiri, tetapi tidak diperbolehkan. Jika berdiri dan semua pindah ke satu sisi, kapal jadi miring, bisa menyebabkan karam.

Baling-baling di buritan berputar kencang, menciptakan gelombang dan buih-buih putih yang berlarian menjauh. Angin menderu dari depan, menerpa siapapun di belakang. Menerbangkan rambut, ataupun kerudung di kepala. Cuaca panas membuat badan berkeringat, tetapi tidak mengerdilkan semangat.


Deretan penginapan


Penginapan pantai

Derawan, 'Surga" Tropis Yang Sempurna
Setelah 3 jam berlayar dari Tarakan, sampailah kami di Pulau Derawan. Di dermaga, barisan kamar penginapan di atas laut mengundang perhatian. Bangunan  kamar terbuat dari kayu, dicat bermacam warna. Tampak ceria. Air laut yang kehijauan di bawahnya, jernih menampakkan tiang-tiangnya yang terpancang di dasar laut.

Dari atas kapal, pantai di Pulau Derawan terlihat sangat indah. Pasir putih menutupi permukaan pantainya. Pohon-pohon berjejer rapi di tepian. Riak-riak ombak yang lambat laun menyentuh bibir pantai menambah elok suasana. Air lautnya sangat jernih, dangkal, dan terasa hangat. Begitu kaya ikan dan terumbu karang.

Bulan April belum masuk musim liburan, tapi wisatawan yang berkunjung ke Pulau Derawan sangat ramai. Penginapan kelas losmen hingga kelas villa dipadati oleh tamu, baik lokal maupun mancanegara. Agar kebagian kamar, memang disarankan untuk memesan jauh hari sebelum kedatangan.

Transportasi menuju Kepulauan Derawan terbilang mahal, tetapi harga penginapan di Pulau Derawan masih terbilang murah dan terjangkau. Lain halnya dengan resort di Maratua Paradise, tarif kamarnya tidak cocok untuk pengunjung dengan budget ala backpacker seperti saya. Di Derawan, saya mendapat kamar murah tetapi memiliki fasilitas yang memadai. Ada AC dan kamar mandi dalam. Suasana dalam kamar juga nyaman.


Tower Telkomsel dan XL bikin sinyal HP jadi kuat


Hotel

Penduduk Yang Ramah
Pulau Derawan dikenal sebagai destinasi wisata bahari yang keindahan alamnya mampu menghipnotis siapapun yang berkunjung. Pada bulan Juli 2012, pemerintah melalui Mentri Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Mari Elka Pangestu, menetapkan Derawan sebagai Desa Wisata. Penetapan tersebut sebagai bukti bahwa pemerintah mendukung pengembangan wisata bahari berbasis masyarakat di Pulau Derawan. Begitu juga Pulau Maratua, Sangalaki, dan Kakaban.

Penduduk Suku Bajo yang mendiami Pulau Derawan sangat ramah. Mereka mudah tersenyum dan kerap menyapa wisatawan. Saat jalan-jalan di desa, saya berpapasan dengan penduduk. Maksud hati ingin menyapa, tetapi justru saya yang disapa lebih dahulu. Ketika saya bertanya tentang beberapa hal, mereka menerangkan dengan penuh semangat.

Mayoritas pekerjaan penduduk Pulau Derawan adalah nelayan. Penghasilan sebagai nelayan membuat kehidupan penduduk desa ini terbilang mapan. Kelihatan dari rumah-rumah mereka yang besar dengan dinding yang dicat bermacam warna. Hampir tiap keluarga memiliki jenset pribadi, perahu motor, sepeda, sepeda motor, dan menggunakan antena parabola. 


Sepeda sewaan


Berangkat ke spot diving


Rumah penduduk pulau dibangun berbaris saling berhadapan. Dibelah oleh jalan yang padat dan rata. Meskipun bukan aspal, tetapi mulus untuk dilewati oleh kendaraan sepeda ataupun sepeda motor. Di desa Derawan banyak tempat penyewaan sepeda. Jika tidak ingin berjalan kaki, bisa menggunakan sepeda untuk berkeliling. Harga sewa Rp 30 ribu per jam.

Penduduk desa Derawan tidak hanya menyenangkan ketika diajak bicara, mereka juga tulus ketika dimintai bantuan. Tidak ada kesan komersil pada diri mereka. Inilah yang membuat saya merasa betah. Sikap sadar wisata juga tumbuh baik, terbukti dari kondisi desa yang bersih. 


Aktivitas di Pulau Derawan
Banyak aktivitas menarik yang bisa dilakukan selama berlibur di pulau Derawan, seperti  berenang di pantai, bermain banana boat keliling pulau Derawan, snorkeling, menyelam, berkeliling desa dengan sepeda, juga wisata belanja. Memotret matahari terbit dan terbenam, merupakan salah satu kegiatan yang bisa dilakukan, terutama bagi para penggemar fotografi.

Perairan sekitar Derawan terdapat taman laut. Wisata selam dengan kedalaman sekitar lima meter itu diminati oleh banyak wisatawan. Beraneka ragam biota laut di sini, diantaranya cumi-cumi, lobster, ikan pipa, gurita, nudibranchs, kuda laut, belut pita dan ikan skorpion. Terkadang dari balkon kamar, saya melhat ikan skorpion dan penyu berenang di antara tiang-tiang kamar.

Untuk kegiatan jelajah pulau, terdapat Pulau Maratua, Kakaban, Sangalaki, dan Gusung yang bisa dikunjungi. Di Pulau Kakaban terdapat danau air payau yang dihuni oleh ubur-ubur terbesar dan paling beragam di dunia, termasuk empat spesies unik ubur-ubur stingless  yang dapat berenang terbalik. Di sana kami berenang dan menyelam untuk bertemu ubur-ubur unik tanpa takut tersengat. Keunikan yang membuat Pulau Kakaban pernah dipertimbangkan menjadi nominasi Situs Warisan Dunia UNESCO.

Aktifitas snorkeling dapat lakukan di banyak tempat. Di perairan Maratua kami berenang bersama penyu-penyu raksasa. Di perairan Sangalaki kami bertemu manta, pari raksasa yang tidak berbahaya. Besarnya hampir selebar daun pintu. Warnanya hitam, bentuknya seperti layang-layang. Di perairan Kakaban, kami menemukan beragam jenis terumbu karang dan ikan dengan berbagai bentuk dan warna. Sangat indah.

Jika tidak ingin melakukan aktivitas jelajah pulau, menikmati pantai di Pulau Derawan yang putih bersih juga asyik. Sangat cocok untuk bermalas-malasan sambil menikmati kehangatan pasirnya yang lembut, atau sambil menyeruput air kelapa muda. Pohon yang rindang di sekeliling pantai juga memberikan kesejukan bagi yang tak suka kepanasan. 









Menikmati Suasana Desa Di Malam Hari
Suasana desa di malam hari berubah mirip pasar. Ramai penjual dan pembeli. Ada banyak kedai makan dan minum, kios suvenir, dan juga pondok oleh-oleh. Kebanyakan baru buka selepas waktu magrib. Menurut seorang warga, siang hari wisatawan lebih banyak menghabiskan waktu di pantai dan laut, sedangkan di malam hari mereka berkumpul atau berkeliling desa.

Ada banyak kedai makan dengan hidangan beraneka ragam menu. Dari masakan tradisional nusantara, hingga menu internasional. Kami menuju sebuah kedai yang ramai sekali oleh pengunjung. Mencoba untuk menikmati makan malam di tengah keramaian. Sayang tidak kebagian tempat duduk. Kami pun keluar tanpa membeli apa-apa.

Kios-kios souvenir yang menjual baju dan aneka batik juga dipadati pembeli. Saya hanya masuk untuk cuci mata, lalu keluar menghampiri ibu-ibu yang berjualan di seberang kios. Di atas meja jualan yang di letakkan di pinggir jalan, terhampar aneka souvenir. Di antaranya gantungan kunci lucu, perhiasan berbahan batu, kayu dan kerang-kerangan, serta beragam pernak pernik menarik lainnya. Terdapat juga pondok oleh-oleh ikan kering (bukan ikan asin). Ikan-ikannya berukuran besar, puluhan jumlahnya. Harganya terbilang murah. Tentu karena dijual ditempat asalnya. 












Info Transportasi :

  • Ada dua titik awal sebelum menuju Derawan, yaitu Tarakan dan Berau. Untuk mencapai Tarakan atau Berau, harus ke Balikpapan terlebih dahulu. Dari Balikpapan lalu mengambil penerbangan ke Berau atau Tarakan.
  • Biaya transportasi ke Berau lebih mahal dari pada ke Tarakan. Tetapi harga sewa speed boat dari Tarakan ke Derawan lebih mahal daripada dari Berau ke Tarakan. Dari Jakarta ada penerbangan langsung ke Tarakan. Harga tiket PP Jakarta – Tarakan dengan Lion Air sekitar Rp 1,6 juta.
  • Saya memilih lewat Tarakan. Dari Tarakan menyeberang ke Derawan dengan menggunakan speed boat besar muatan 30 orang seharga Rp 6 juta perhari. Untuk speed boat kecil muatan 10-13 orang, sewa perhari Rp 3 juta.
Info Penginapan dan Tempat Makan :
  • Ada banyak penginapan di Derawan yang bisa disesuaikan dengan budget masing-masing. Untuk penginapan berbiaya murah, Losmen Danakan bisa menjadi pilihan. Tarif kamar antara Rp 100 ribu - Rp 300 ribu. Jika tidak mau repot mengurus makanan, kita bisa memesan untuk 3x makan, asalkan jumlah pesanannya banyak. Kalau hanya 1-2 orang, belum dilayani.
  • Derawan Beach Café dan Cottages. Penginapan modern yang dilengkapi kafe. Tarif kamar mulai dari Rp 300 ribu sampai 800 ribu. Listrik 24 jam. Menyediakan layanan jasa antar jemput dengan speed boat untuk keliling pulau. 



    Info lainnya :
    • Main di pantai manapun gratis. Main banana boat keliling pulau Derawan Rp 150 ribu untuk 5-6 orang. Untuk diving Rp 450 ribu sudah termasuk guide dan perlengkapan diving.
    • Jalan-jalan keliling desa Derawan bisa juga dilakukan dengan sepeda. Ada banyak tempat penyewaan sepeda. Harga sewa Rp 30 ribu untuk 1 jam.
    • Pergi ke Derawan tidak disarankan menggunakan koper. Gunakan daypack/backpack. Bawa baju renang / celana renang, sun block & obat-obatan pribadi, topi, kaca mata hitam, peralatan memotret (kamera, handycam, charger). Makanan kecil dan minuman untuk cemilan selama berlayar. Krim obat nyamuk. Senter bagi yang ingin berburu sunrise. Dan jas hujan.
    • Waktu terbaik mengunjungi Derawan antara lain di bulan Maret hingga Mei, setelah bulan Agustus, awal bulan Oktober. Sementara di akhir Oktober biasanya sudah memasuki masa sering turun hujan.

    Matahari terbit di Pulau Derawan

    Jelajah Rasa di Atria Hotel Gading Serpong

    $
    0
    0
    Bianco Sapori D'Italia di Atria Residences
    Seperti biasa, akhir pekan bagi saya adalah waktu spesial untuk berkumpul bersama keluarga. Meski setiap hari pasti berkumpul, tetapi akhir pekan lain rasanya, lebih istimewa. Suami libur kerja, tak disibukkan dengan urusan pekerjaan. Anak libur sekolah, dan saya bisa melepaskan rutinitas harian di rumah dengan leluasa.

    Jumat tgl 2/10 saya mengajak keluarga berlibur di Atria Hotel Gading Serpong. Lokasi hotel ini tak jauh dari tempat tinggal saya di BSD. Masih berada di kecamatan yang sama, yakni Serpong. Jika tak macet, Atria Hotel dapat dicapai sekitar 15 menit berkendara.

    Berlibur memang tak selalu mesti ke pantai, gunung, atau museum-museum. Sekedar menginap di hotel, menikmati fasilitas hotel, juga merupakan liburan. Sejenak pindah dari rumah, menjumpai suasana baru juga seru. Apalagi, sambil menikmati berbagai kuliner istimewa yang disajikan oleh hotel. Lebih asyik lagi.

    Kami menginap di dua tempat, yakni Atria Residences dan Atria Hotel. Keduanya sama-sama dibawah naungan manajemen Atria, namun punya sedikit perbedaan. Atria Hotel murni sebagai hotel, sedangkan Atria Residences berupa hunian (apartemen) berkonsep hotel. Pengalaman menginap di dua tempat ini amat mengesankan. Tetapi saya akan menceritakannya di lain tulisan.

    Kali ini, saya ingin menceritakan kuliner-kuliner spesial yang kami nikmati selama tinggal di Atria Residences dan Atria Hotel. Atria Residences mempunyai restoran di lantai dasar, namanya Bianco Sapori D'Italia. Sedangkan Atria Hotel mempunyai restoran di lantai M (satu lantai di atas lobi) bernama Mezzanine Restaurant. Dari kedua restaurant tersebut, saya pernah makan di Mezzanine Restaurant. Tepatnya saat bulan Ramadhan lalu. Saya berbuka puasa di sana bersama keluarga. 


    Menggunakan furniture kayu ekspose
    lukisan sungai Venice Italy di tembok resto
    Lounge Atria Hotel


    Lounge dengan sofa (sisi kiri) dan kursi bar minimalis (sisi kanan)

    Bianco adalah the best Italian restaurant di Tangerang. Mezzanine Restaurant handal dengan menu Indonesia. Bagi penggemar fresh Indonesian seafood, restoran ini menyajikan menu tersebut dengan rasa berkualitas tinggi.

    Bulan Oktober ini, kedua restaurant mempromosikan menu Kerapu Bakar Bambu dan Chocolate Krakatoa di Mezzanine Restaurant, dan Ossobuco di Bianco Sapori D’Italia. Untuk minumannya, tersedia Junkee Lychee dan Chrunchy Choco Coffee. Kedua minuman tersebut bisa dinikmati di semua outlet.

    Menu promosi adalah buah kreasi dari chefMezzanine Restaurant dan chefBianco Sapori D'Italia. Menu promosi biasanya diadakan setiap dua bulan sekali. Tetapi, jika tingkat permintaan pada menu promosi cukup tinggi, maka akan diperpanjang hingga bulan berikutnya. Bahkan, jika suatu menu meraih tingkat tertentu, dalam artian menjadi favorit selama masa promo, maka besar kemungkinan menu tersebut akan masuk dalam buku menu. Jadi menu tetap dan bisa di-request kapan saja oleh tamu.

    Saya dan anggota keluarga berkesempatan mencicipi beberapa menu promosi. Di sini, saya akan menguraikannya satu persatu. Selain menu promosi, kami juga menikmati menu-menu andalan dari kedua restaurant. Waktu menikmati tidak bersamaan, melainkan di beberapa waktu, seperti waktu makan malam di hari pertama dan kedua dan makan siang di hari kedua dan ketiga. Bergantian. Menyesuaikan kemampuan perut :D

    Jumat malam kami memesan Gindara Teriyaki, Chicken Rosmery, Bistecca di salmone lasagna, jus strawberry, dan Go Green. 

    Gindara Teriyaki

    Japanese Gindara Teriyakidisajikan dengan nasi dan salad Jepang. Menu ini sangat disukai oleh anak saya. Ikan gindara adalah ikan laut yang kaya akan omega 3. Dimasak dengan cara dipanggang, lalu dilumuri dengan saus teriyaki. Nasi dan ikannya dimakan sampai habis oleh anak saya. Hanya saladnya yang tersisa (dan kemudian saya yang menghabiskannya). Japanese Gindara Teriyaki dibandrol Rp  75.000 net / porsi. 

    Bistecca di salmone lasagna

    Bistecca di salmone lasagna
    . Menu ini rekomendasi dari Wulan (PRO Atria Hotel). Merupakan signature dish restoran Bianco. Dengan status tersebut, makanan ini tentu special. Setelah mencicipi rasanya, lasagna lezat ini layak untuk dapat 5 bintang. Iya, 5 bintang! 


    Last minute salmon steak lasagna with creamy spinach, tomato and mozzaella cheese ini dibandrol RP 115.000 ,- net / porsi. 

    Chicken Rosemary

    Chicken Rosemary berupa ayam panggang (dengan bumbu ala rosemary) yang disajikan dengan baby kentang, salad, dan sup. Untuk minuman Go Green, terbuat dari sayur pokcoi dicampur lemon.

    Jus Strawberry (kiri) Go Green (kanan)

    Sabtu siang kami bersantap di lounge Hotel Atria. Di sinilah saya mencicipi icon promotionAtria Hotel Gading Serpong di bulan Oktober, yaitu Kerapu Bakar Bambu dan Brutus Brutal Burger. Kami juga memesan Spaghetti Pollo Ai Funghi, Fish & Chips,Atria Punch, The Queen JoaneezaGo Green (lagi), dan Vanilla Milkshake.
     
    Kerapu Bakar Bambu

    Kerapu Bakar Bambudibandrol Rp 80.000,- nett / porsi. Ikan kerapu dibakar menggunakan bambu, disajikan dengan nasi, disertai variasi sambal, yakni sambal ikan bakar (kecap+irisan cabe bawang) dan sambal tomat.
     
    Spaghetti Pollo Ai Funghi

    Spaghetti Pollo Ai Funghiadalah spaghetti pasta dengan saus krim jamur dan ayam/daging asap. Dibandrol Rp 90.750 net/ porsi.
     
    Brutus Brutal Burger

    Brutus Brutal Burger dibandrol Rp 115.000,- net / porsi. Burger dengan beef paties, juicy barbeque, red cheddar cheese, spread cheese, crispy herb chicken& salad segar (fresh garden salad).
     
    Fish & Chips

    Fish & chips. Ikan fillet goreng, french fries dengan lemon dan saus tartar. Rp 90.750,- net/ porsi.
     
    Atria Punch

    Atria Punch. Jus buah strawberry & pisang ditambah dengan tropical flavor yang di-blend dengan plain yoghurt dan susu segar. Lembut menyegarkan. Rp 43.560,-
     
    Go Green (kiri), The Queen Joaneeza (tengah), Vanilla Milkshake (kanan)

    The Queen Joaneeza. Campuran soda, daun mint, dan lemon  yang menghadirkan sensasi menyegarkan. Rp 43.560,-

    Go Green terbuat dari nanas, sayur pokcoi, dan lemon. Rp 43.560 net

    Vanilla Milkshake Rp 43.560,- net. Es krim vanila diblend dengan susu dan vanilla flavor.

    Minggu siang tgl. 4/10, kami kembali makan siang di lounge. Kami mencoba dua menu yang masuk kategori food & beverage of the month yakni Crunchy Choco Coffee dan Junkee Lychee. Kami juga mencoba Sumo Burger, Iga bakar, dan Atria Spirit.
     
    Crunchy Choco Coffee

    Crunchy Choco Coffee Rp 38.000,- net. Minuman ini terbuat dari fresh milk, coffee, caramel syrup, Oreo, ice cube, simple syrup, choco milk, dan vanilla ice cream (blended).
     
    Junkee Lychee (kiri), Atria Spirit (kanan).

    Junkee Lychee Rp 38.000,- net. Terbuat dari buah lychee, mint leafs, water, lychee syrup, sugar, dan ice cube.

    Atria Spirit Rp 32.000,-. Tebuat dari buah melon, pineapple, fresh milk, melon syrup, simple syrup, ice cube (blended).
     
    Sumo Bruger berdiameter 20cm


    Bisa dimakan berempat


    tebal dan besar

    Sumo Burger. Besar! Diameternya 20cm. Dibandrol Rp 110.000,- ++ 



    Iga Bakar. Rp 99.000,- ++

    Selama makan siang, makan malam, dan makan pagi di Atria Hotel maupun Atria Residences, kami sekeluarga lebih banyak memilih minuman jenis buah. Selain karena kami memang menyukainya, rasanya enak, juga baik untuk kesehatan. Untuk makanan, kami memilih sesuai rekomendasi dari PRO dan PRM Atria Hotel. Tujuannya agar kami dapat mengenali makanan dan minuman  yang menjadi favorit dari restoran Bianco dan Mezzanine. 

    Untuk menu-menu promo, tak ada yang mengecewakan. Semuanya lezat dan bercita rasa tinggi, sesuai dengan porsinya masing-masing. Bagi saya pribadi, Iga Bakar dan Kerapu Bakar Bambu, paling cocok di lidah. Selain kaya rasa, porsinya juga pas. Tidak lebih tidak kurang. Namun, signature dish di Bianco Restaurant tentu tak bisa dipandang sebelah mata. Ada kualitas yang tak main-main pada rasa yang disajikan.

    Jenis minuman dan makanan sangat bervariasi, sehingga kami tidak merasa bosan dengan menu-menu yang disediakan. Sebagai hotel bintang empat, standar rasa pada sajian makanan dan minuman tentu bukan sekedarnya. Jika menginginkan bersantap dengan menu istimewa di tempat yang mengesankan, menu-menu andalan yang sudah saya cicipi di atas, layak untuk dicoba.




     
    Atria Hotel Gading Serpong
    Atria Residences

    CBD Gading Serpong Kav.2
    Jalan Boulevard Gading Serpong – Tangerang 15810
    Banten

    Tel : (+62 21) 29215999 Fax : (+62 21) 29216999
    Email : info@AtriaHotelSerpong.com
    Facebook: Atria Hotel & Conference Paramount Serpong
    Facebook: Atria Residences Paramount Serpong
    Twitter: @AtriaParamount @AtriaResidences




    **Semua foto dokumentasi Katerina


    Atria Residences Gading Serpong, Apartemen Rasa Hotel

    $
    0
    0
    Atria Residences

    Gading Serpong merupakan sebuah kawasan elit di Serpong yang memiliki fasilitas hunian, hiburan, belanja, olah raga, pendidikan, dan bisnis. Lokasinya dekat dengan tempat tinggal saya di BSD. Dapat dicapai sekitar 15 menit bekendara. Gading Serpong tentu tak asing buat saya, karena tempat ini sudah kerap saya datangi atau pun sekedar saya lewati. Sesekali saya kulineran di sini. Terkadang, mampir untuk berbelanja sesuatu di SMS (Summarecon Mall Serpong). Dan tentu lebih sering jadi tempat numpang lewat saat dalam perjalanan menuju Karawaci, baik menuju RS Siloam Karawaci atau pun Supermall Karawaci.

    Jumat sore (2/10) saya berada di Gading Serpong. Bukan sekedar untuk lewat atau pun untuk kulineran, melainkan bertamu di Atria Residences. Penginapan berkonsep hotel yang terletak di jantung Gading Serpong ini menjadi tujuan saya menikmati akhir pekan bersama keluarga. Kunjungan saya di Atria Residences merupakan yang pertama. Sebelumnya saya hanya pernah berkunjung ke Atria Hotel. Atria Residences dan Atria Hotel masih ‘bersaudara’. Sama-sama di bawah naungan Atria Paramount. Letak bangunan keduanya saling berdekatan, dalam komplek yang sama, dan jalan masuknya pun sama.
     

    Lobby

    Selamat datang di Atria Residences ^_^

    Locker di area lobby

    Saya tiba di Atria Residences sekitar pukul 16.30 WIB. Hanya bersama anak. Sedangkan suami, seusai mengantar kami langsung pergi lagi untuk menghadiri meeting di daerah Cilandak. Lepas magrib ia baru kembali ke Atria. Di lobby saya berjumpa Merry dan Wulan -PRM dan PRO Atria. Keduanya tampak begitu anggun dalam balutan baju batik yang dikenakan.

    “Kok pada pakai batik?” tanya saya penasaran. Saya bertanya demikian karena warna dan corak batik mereka tak sama. Tentu bukan seragam hotel.

    “Karena hari ini Hari Batik Nasional?” jawab Merry. Oh ya ampun, saya lupa itu. Tadi sempat mengira mereka menerapkan Jumat berbatik, ternyata karena Hari Batik.

    Setelah check-in, saya berpisah dengan Merry dan Wulan, langsung naik ke lantai 3, tempat kamar kami berada. Kami menempati kamar type 2 bedroom, di mana di dalamnya terdapat 2 kamar, 1 kamar utama dan 1 kamar tambahan. Kamar yang sesuai untuk saya yang datang membawa keluarga dengan anak. 


    Terima kasih Pak Anton Susanto!

    Petang jelang malam di Gading Serpong (dilihat dari lantai 3 Atria Residences)

    Atria Residences adalah apartemen dengan konsep hotel. Sebuah tempat hunian yang  membuat saya merasa seperti tinggal di rumah, namun mendapat fasilitas dan layanan seperti umumnya ketika tinggal di sebuah hotel. Di dalam kamar kami tersedia meja makan, sofabed, dispenser, kulkas dan kitchen set yang dilengkapi dengan kompor, bak cuci piring, oven, panci, wajan, serta alat makan berupa piring, sendok, garpu, dan gelas. Tak ketinggalan teh, kopi, krim, dan gula yang disediakan gratis. Selama tinggal di sini saya tak mencoba memasak sesuatu. Selain karena tak membawa bahan makanan yang bisa diolah, juga memang sedang ingin bersantai saja tanpa terlibat urusan dapur. Jika ingin makan dan minum sesuatu, kami tinggal turun ke lantai dasar, masuk ke Bianco Italian Restaurant. Di sana ada beragam menu yang bisa dinikmati. Atau, jika tak ingin keluar kamar, tinggal angkat telp lalu pesan ke resto. Tunggu, maka pesanan pun akan diantar sampai ke kamar.

    Kamar utama lebih luas dari kamar kedua (tambahan). Tiap kamar dilengkapi lemari dan di tiap lemari tersedia kimono batik. Selain di ruang duduk, di kamar utama juga terdapat TV dengan berbagai saluran. AC ada di tiap kamar dan di ruang tamu. Semua kamar memiliki jendela yang menghadap keluar banguan dan tentunya memiliki sirkulasi udara yang sehat. Kamar kami menghadap Hotel ARA, serta kolam renang di lantai 1. Saat malam, kami dapat melihat pemandangan kota Gading Serpong yang bertahtakan cahaya. 


    Two Bedroom
    The 48 sqm room offers TV with various TV channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, shower, AC, hairdryer, Minibar, Telephone, coffee and tea making facilities, slippers and kitchenette.

    Facilities
     Shower Facilities, various tv channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, hair dryer, mini bar, IDD call, Coffee and tea making facilities, slippers, kitchenette, bath tub

    Kamar utama type 2 Bedroom

    Kamar kedua type 2 Bedroom

    Ruang makan, ruang duduk, dan akses menuju balkon pribadi


    2 kamar

    Kitchen set

    Kamar mandi berukuran besar

    Full bathroom amenities, hair dryer

    Safety deposite box, slippers, kimono batik, dispenser

    Coffee and tea making facilities

    Type2 bedroom dan 3 bedroom memiliki balkon pribadi yang bisa dibuka hanya dengan ijin dari pihak residences. Jika tak diminta kunci balkon tak diberikan. Untuk bisa mendapatkan kunci, penghuni harus menanda tangani formulir penggunaan kunci. Saya sempat bertanya mengenai hal tersebut. Menurut Wulan gunanya untuk keamanan penghuni. Jika sudah meminta, maka bertanggung jawab sendiri atas apa yang terjadi selama penggunaan balkon. *ya siapa tahu aja ada yang iseng pingin loncat dari ketinggian hehe

    Type 2 bedroom memiliki satu kamar mandi yang luas. Menggunakan bath-up dan shower. Fasilitas di kamar mandi lengkap. Hair dryer, serta ameneties yang kece. Handuknya saja ada 4. Handuk dan semua perlengkapan bisa diganti atau ditambah setiap hari.


    Rate

    Atria Residences mempunyai 21 lantai. Terdiri dari 3 jenis kamar. Masing-masing adalah type One Bedroom 36sqm Rp 1.880.000++ Two Bedroom 48sqm Rp 2.700.000++ Three Bedroom 72sqm Rp 3.600.000++. Lantai 1 sampai 10 dikelola oleh Atria. Sedangkan 11 sampai 21 sudah menjadi milik pribadi dan tentu tidak ada layanan kamar apapun dari pihak pengelola Atria Residences. 

    Perbedaan pada masing-masing type kamar tentu ada pada luas kamar dan jumlah kamar yang ada di dalamnya. Sesuai namanya, maka One Bedroom hanya punya 1 kamar, 2 Bedroom 2 kamar, dan 3 Bedroom 3 kamar. Type One Bedroom sama luasnya dengan type Suite Room di Atria Hotel.

    Three Bedroom memiliki 2 kamar mandi. 1 kamar mandi bath-up di dalam kamar utama, dan 1 kamar mandi shower di kamar mandi tambahan. Tempat tidur di kamar utama ukuran king. Sedang tempat tidur di 2 kamar tambahan ukuran single. Mesin cuci hanya tersedia di type Three Bedroom. Two bedroom memiliki 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi dengan bath-up. Sama seperti Three Bedroom, kamar type ini juga memiliki meja makan, kitchen set, kulkas besar, dispenser, serta sofabed. One Bedroom terdiri dari 1 kamar tidur dan 1 kamar mandi. Tanpa meja makan, tanpa kitchen set, tanpa dispenser. 


      

    Three Bedroom
    The 72 sqm room offers TV with various TV channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, shower, AC, hairdryer, Minibar, Telephone, coffee and tea making facilities, slippers and kitchenette.


    Facilities
    Shower Facilities, various tv channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, hair dryer, mini bar, IDD call, Coffee and tea making facilities, slippers, kitchenette, bath tub

    3 kamar berjejer

    Type 3 Bedroom

    Type 3 bedroom

    Kamar utama lebih luas

    Nyaman

    kamar anak

    Bath tub di kamar mandi utama dan standing shower di kamar mandi kedua

    Hanya tersedia untuk type 3 Bedroom

     

    One Bedroom

     The 36 sqm room offers TV with various TV channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, shower, AC, hairdryer, Minibar, Telephone, coffee and tea making facilities and slippers.

    Facilities

    Shower Facilities, various tv channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, hair dryer, mini bar, IDD call, Coffee and tea making facilities, slippers 

     

    Type 1 Bedroom tanpa meja makan

    Tempat tidur di type One Bedroom

    Kulkas kecil dan tanpa kitchen set


    Atria Residences cocok untuk tamu yang ingin menginap dalam jangka waktu lama. Apalagi untuk keluarga dengan anak. Menurut cerita Wulan, bulan Ramadhan hingga pasca lebaran lalu, tak sedikit keluarga yang tinggal (sementara) di sini. Mereka adalah keluarga yang sedang ditinggal mudik oleh ART (asisten rumah tangga). Dengan menginap di sini, jadi tak perlu repot mengurus cucian/setrikaan, beres-beres rumah/kamar, ataupun memasak makanan dan membuat minuman, karena sudah ada yang mengerjakannya. 

    Atria Residences kerap menjadi tempat menginap tamu-tamu rombongan. Biasanya, jika suatu rombongan sudah tak mendapatkan kamar di Atria Hotel, maka mereka akan memesan kamar di Atria Residences. Sebagaimana diketahui, Atria Residences populer sebagai hotel & conference terbaik di Serpong. Berbagai penghargaan telah diraih atas status tersebut. Memang tak dipungkiri, ruang meeting di Atria Hotel selalu full booked. Bahkan, bulan Oktober ini ketika suami memesan 1 untuk acara seminar, ia tak kebagian. Bukan hanya ruang meeting, kamar yang dibutuhkan untuk para tamu dari luar daerah yang akan menghadiri seminar tersebut pun tak tersedia. Semua sudah dipesan sampai bulan Desember. Masih menurut Wulan, rombongan dari SKK Migas yang bikin kamar-kamar itu penuh. Mereka menginap 3 bulan lamanya di Atria. Itu sebabnya sebagian tamu ada yang ditempatkan di Atria Residences.

    Kolam renang di lantai 1

    fitnes center

    bersantai sambil mengawasi anak berenang

    Dilihat dari balkon kamar kami di lantai 3

    Atria Residences memiliki kolam renang di lantai 1. Ada kolam untuk anak-anak, dan kolam renang untuk dewasa. Di sebelah kolam renang ada ruang fitnes. Bagi yang ingin bersantai, terdapat bangku-bangku di sekitar kolam. Saya sempat duduk lama di sana, mengawasi anak yang sedang main air di kolam, sambil menikmati hangat matahari pagi. Di saat yang sama suami nge-gym. Dari area kolam, tampak bangunan Hotel Ara menjulang mengisi pemandangan.  


    Saya menyukai lorong-lorong kamar. Lantainya beralaskan karpet tebal yang hangat. Tampak selalu bersih. Udara di lorong-lorong pun selalu sejuk. Kami diberi 3 keycard. Dan semuanya bisa digunakan untuk mengakses lift, pintu menuju lorong kamar, dan pintu kamar. Hanya tamu yang tinggal yang boleh menggunakannya. Tujuannya tentu agar akses untuk orang yang masuk dan keluar Atria Residences jadi terbatas.

    Tempat untuk sarapan ada di lantai dasar. Tepatnya di Bianco Italian Restaurant. Restoran ini menyajikan variasi menu sarapan yang beragam. Mulai dari menu tradisional seperti nasi goreng, nasi liwet, bubur ayam, hingga menu-menu barat. Tersaji bermacam salad dan roti, serta kue-kue lezat dalam aneka bentuk dan rasa. Minuman pun demikian. Dari aneka minuman jus buah, kopi, teh, susu hingga coklat. Para pelayan resto pun sangat ramah dan lincah. Bikin senang hati melihatnya.

    Sarapan di Bianco Italian Restaurant

    Resto Italia, tapi banyak menu lokal kok

    Menikmati sarapan

    Variasi menu sarapan

    Atria Residences merupakan tempat nyaman untuk tinggal. Bangunan dan desain ruang hunian merupakan perpaduan antara desain modern dan kontemporer. Kemudahan bisa didapat berkat fasilitasnya yang lengkap. Lokasinya pun strategis. Hanya butuh 25 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan dapat diakses dari 2 jalan tol (Jakarta-Banten dan Jakarta Outer Ring Road). Cukup berjalan kaki untuk mencapai tempat hiburan dan pusat perbelanjaan.

    Ada satu kabar menarik bagi yang ingin menghabiskan akhir pekan dengan menginap di Atria Residences, yakni ketersediaan kamar dan harga yang lebih bagus. Sebagai hotel yang memiliki tempat meeting paling banyak dicari di Serpong, weekdays adalah hari-hari padat dimana tingkat kebutuhan kamar lebih tinggi dibanding akhir pekan. Sedangkan weekend, tingkat pemesanan justru menurun dan karena itu pula harganya pun turun. Saat yang tepat untuk memesan kamar bukan?






    Atria Hotel Gading Serpong
    Atria Residences
     
    CBD Gading Serpong Kav.2
    Jalan Boulevard Gading Serpong – Tangerang 15810Banten

    Tel : (+62 21) 29215999 
    Fax : (+62 21) 29216999 
    Email : info@AtriaHotelSerpong.com 
    Facebook: Atria Hotel & Conference Paramount Serpong 
    Facebook: Atria Residences Paramount Serpong 
    Twitter: @AtriaParamount @AtriaResidences



    **Semua foto dokumentasi Katerina



    Dimuat di Rubrik Jalan-Jalan SUARA MERDEKA 11/10/2015

    $
    0
    0


    Alhamdulillah artikel "Bertandang ke Negeri Laskar Pelangi" dimuat di rubrik Jalan-Jalan koran Suara Merdeka hari Minggu tgl. 11 Oktober 2015.

    Artikel ini bercerita tentang perjalanan saya ke Belitong pada tg 11-13 September lalu bersama sahabat saya Samsiah S Shafaa. Banyak tempat menarik yang kami kunjungi selama 3 hari 2 malam di Belitong. Namun yang saya ceritakan dalam artikel ini hanya objek wisata yang terkait dengan Laskar Pelangi saja, yakni Museum Kata Andrea Hirata, SD Muhammadiyah Gantong, dan Pantai Tanjung Tinggi tempat syuting film Laskar Pelangi. 

    Saya ikut paket tour dari Visca Tour dengan biaya per paket Rp 1,5juta per orang. Barangkali ada yang tertarik untuk ke Belitong, berikut adalah rincian paket sekaligus itinerary-nya : 

    • Day 01 : Penjemputan di Bandara, Sarapan kuliner khas Belitung-Mie Belitung, mengunjungi replika SD Laskar Pelangi, Museum Kata Andrea Hirata, lunch, sunset view, transfer to Hotel, dinner and free time [B,L,D].
    • Day 02 : Islands Hopping dari Tanjung Kelayang, Pulau Pasir, Pulau Batu Berlayar dan Pulau Burung, snorkeling di Pulau Lengkuas dan naik Mercusuar, Pulau Kepayang, lunch, sunset view, dinner and free time [B,L,D].
    • Day 03 : City tour, Museum Tanjung, belanja oleh-oleh, Rumah Adat Belitung, dan Danau Kaolin, transfer to bandara and open trip Belitung selesai [B].

    Paket Sudah Termasuk :
    • Hotel 2 malam (1 room berdua)
    • Transport FULL AC (disesuaikan jumlah peserta terdaftar)
    • Breakfast, Lunch, Dinner, 1x kuliner khas Belitung
    • Entrée Fee Tourism Area
    • Mineral Water on tour
    • Professional Guide
    • Snorkeling/life jacket
    • Boat nelayan untuk hopping island.

    Untuk informasi lebih lengkap dapat dibaca pada website Visca Tour, atau hubungi salah satu contact berikut:
    Hotline: 0717 434219
    BBM: 51311269
    WhatsApp: 082182988898
    Email: viscatour@mail.com






    Selain dimuat di koran (versi cetak), artikel ini juga dapat dibaca di epaper Suara Merdeka (koran digital). Artikel lengkapnya dapat dibaca di sini -->  Bertandang ke Negeri Laskar Pelangi. 


    (*)



    Bertandang ke Negeri Laskar Pelangi

    $
    0
    0


    Setelah dipopulerkan oleh novel dan film Laskar Pelangi karya Andrea Hirata, Belitung menjadi kawasan yang banyak diburu wisatawan untuk berlibur. Novel Andrea Hirata yang terbit mulai tahun 2006 itu telah menginspirasi Belitung menjadi salah satu andalan pariwisata Provinsi Kepulauan Bangka Belitung di seantero Indonesia, bahkan dunia.


    Belitong memang tak dapat dilepaskan dari Laskar Pelangi. Novel dan film tersebut memiliki peranan besar dalam promosi wisata daerahnya. Bahkan, sejak tahun 2011 pemerintah setempat mengganti nama Pelabuhan Tanjung Pandan menjadi Pelabuhan Laskar Pelangi. Selain pelabuhan, di Kabupaten Belitung Timur juga terdapat sejumlah lokasi wisata yang berhubungan dengan buah karya Andrea tersebut.

    Pantai Tanjung Tinggi, Museum Kata Andrea Hirata, dan SD Muhammadiyah Gantong merupakan tempat-tempat yang terkait Laskar Pelangi. Saat berkunjung ke Belitong beberapa waktu lalu, ketiga tempat tenar tersebut tak luput dari kunjungan saya.

    Sahabatku Samsiah, di lokasi syuting film Laskar Pelangi; Pantai Tanjung Tinggi


    Batu-batu raksasa di Pantai Tanjung Tinggi
    Belitong memiliki keindahan alam yang khas. Batu-batu raksasa terhampar indah di lautan dan daratannya. Salah satu tempat di Belitung yang memiliki hamparan batu-batu raksasa adalah Pantai Tanjung Tinggi.

    Tak afdol datang ke Belitung tanpa mampir ke Pantai Tanjung Tinggi. Sebab pantai ini terkenal dengan sebutan batu Laskar Pelangi. Dinamakan demikian karena bebatuan di pantai ini pernah digunakan sebagai lokasi syuting film Laskar Pelangi.

    Sejak meledaknya film Laskar Pelangi di pasaran sekitar tahun 2008, wisatawan dari berbagai daerah nusantara hingga mancanegara berdatangan ke Tanjung Tinggi. Padahal sebelumnya Pantai Tanjung Tinggi relatif masih sepi dari jamahan wisatawan. Dulu pengunjung yang datang sebatas warga Belitung saja.

    Untuk mencapai pantai Tanjung Tinggi dapat menggunakan kendaraan sewa sebab tidak ada angkutan umum yang bisa mengantar sampai ke tujuan. Ketika memasuki kawasan pantai, akan dijumpai sebuah papan nama bertuliskan Laskar Pelangi. Pengunjung biasanya berfoto di dekat papan tersebut. Setelah itu baru menuju ke arah pantai.

    Dari luar, kumpulan batu raksasa lebih mirip bukit batu dengan gua-gua sempit. Setelah memasuki celah-celah, baru terlihat pesona pantainya. Maka, bagi siapapun yang pertama kali datang ke tempat ini, bersiaplah untuk terpana menyaksikan bongkahan batu-batu raksasa yang menjorok hingga ratusan meter dari bibir pantai.

    Beberapa batu diberi nama oleh warga setempat. Kumpulan batu-batu besar di sebelah kiri disebut ‘Rembo’. Adapun batu besar di depan bibir pantai bernama ‘Naga’. Sedangkan, bebatuan di sebelah kanan disebut ‘Reng’. Kumpulan bebatuan di sebelah kanan itulah lokasi syuting film Laskar Pelangi. Reng punya banyak celah yang mudah dijelajahi. Sedangkan Rembo hanya bisa dilihat dari jauh.

    Panorama batu-batu raksasa berpadu dengan pasir putih dan laut biru, sukses membuat mata tak berkedip. Ajaib adalah kata yang paling cocok untuk menggambarkan indahnya panorama Pantai Tanjung Tinggi. Di bibir pantai, terdapat beberapa kumpulan batu lebih kecil yang bisa dipanjat untuk melihat panorama pantai yang lebih luas.

    Sulit untuk dicerna, bagaimana batu-batu itu bisa saling tumpang tindih secara alami tanpa ada yang menata atau meletakkan sebelumnya. Belum ada sejarawan maupun arkeolog yang mampu menjelaskan bagaimana batu-batu itu bisa bertaburan di bibir sampai lepas pantai. Satu-satunya keterangan yang pernah disampaikan adalah bahwa bebatuan itu berjenis batu granit. 






    Memetik Semangat Para Pencari Ilmu
    Replika SD Muhammadiyah Gantong adalah salah satu objek wisata Belitung yang berada di kecamatan Gantong, Kabupaten Belitung Timur. Bangunan replika ini banyak menarik perhatian wisatawan dari berbagai daerah karena berperan penting dalam pembuatan film Laskar Pelangi. Lokasi bangunan terletak di atas bukit pasir dan berdekatan dengan sebuah danau asri yang mempunyai dermaga.

    Kondisi fisik sekolah yang sudah usang, menjadi pemandangan utama begitu kaki menginjak halamannya. Keseluruhan material kayu bangunan sudah lapuk, namun membuat tempat ini begitu eksotis. Ditambah lagi kondisi pada bangunan yang memiliki banyak lubang pada dinding. Atap yang bocor sana sini dan terdapat kayu penyangga sebagai penahan dinding yang hampir roboh, membuatnya terkesan kuno.

    Meski sederhana, SD Laskar Pelangi mampu mengajak untuk menjelajah waktu dan melihat bagaimana anak-anak Laskar Pelangi menimba ilmu di tempat tersebut. Di sini banyak tergantung cita-cita dari anak-anak Laskar Pelangi yang penuh semangat dan suka cita terus berjuang untuk mewujudkan impiannya.

    Di ruang kelas, suguhan bangku serta meja-meja kayu membawa nuansa nostalgia masa sekolah yang cukup kuat. Di bagian lain terdapat surau, sumur serta kamar mandi yang biasa digunakan oleh anak-anak Laskar Pelangi.  Sekolah SD Muhammadiyah Gantong merupakan tempat penulis novel “Laskar Pelangi” Andrea Hirata menuntut ilmu di masa kecilnya. Di lokasi asli SD Muhammadiyah Gantong kini berdiri Madrasah Tsanawiyah (MTs) Muhammadiyah Gantong.

    Bagi mereka yang menyambangi negeri Laskar Pelangi, replika SD Muhammadiyah Gantong kini seakan menjadi destinasi wajib. Tak lengkap rasanya bila singgah di Belitung namun tidak berkunjung ke tempat yang satu ini. Entah untuk sekedar berfoto ataupun memandangi pesonanya. Selain itu, tempat ini benar-benar menawarkan wisata nostalgia ketika kita menyaksikan film Laskar Pelangi yang diangkat dari novel karya Andrea Hirata produksi Miles Films dan disutradarai oleh Riri Reza. 

    Di atas bukit pasir

    Gerbang sekolah

    Reyot dan lapuk, sehingga ditopang kayu

    Kelas bobrok

    Sumur dan surau

    Ternyata ada danau asri di sebelah sekolah yang hampir roboh

    Aku bukan ibu guru Muslimah, tapi ibu yang hobi jalan dan jajan :D

    Menyelami Kata Demi Kata di Museum Kata
     

    Museum Kata AndreaHirata terletak di Jalan Raya Laskar Pelangi No. 10, Gantong, Belitung Timur. Museum ini didirikan oleh sang penulis novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata. Untuk masuk ke museum ini, pengunjung tidak dikenakan biaya masuk. Hanya saja terdapat kotak sumbangan yang hasilnya digunakan untuk keperluan menjaga kebersihan dilingkungan museum dan sekitarnya.

    Museum Kata pada dasarnya adalah sebuah museum yang mengetengahkan konsep sastra atau disebut juga sebagai literary museum. Datang ke museum ini seolah diajak menapaktilasi perjalanan novel Laskar Pelangi. Mulai dari cuplikan halaman per halaman hingga diangkat menjadi sebuah film yang sangat laris di Indonesia dan sukses mengangkat Belitung menjadi salah satu tujuan wisata populer di Tanah Air. 

    Bangunan museum berbentuk seperti rumah. Temboknya dicat warna-warni bagai pelangi, seolah mengingatkan kembali buku Laskar Pelangi yang ditulis oleh Andrea Hirata. Andrea memang turut berperan sebagai kurator. Yang menarik, bagian depan bangunan dulunya merupakan rumah yang telah berusia 200 tahun.   
      



    Sesuai dengan konsepnya, Museum Andrea Hirata meyajikan karya-karya tulis terutama tentang novelLaskarPelangi. Saat memasuki pintu utama, akan langsung disuguhi oleh foto-foto serta rangkaian kalimat-kalimat inspiratif dari sang penulis. Salah satunya bertuliskan “Bermimpilah karena Tuhan anak memeluk mimpi-mimpimu”. Selain itu, juga terdapat cuplikan dari novel yang telah diterbitkan dalam berbagai bahasa. 
     
    Di museum ini, terdapat lebih dari 200 literatur dari berbagai genre, seperti literatur musik, literatur film, literatur anak, literatur seni, hingga literatur arsitektur. Meski banyak memasukkan karya penulis luar, kearifan lokal tidak luput dihadirkan di museum ini. Misalnya, ada sebuah ruangan di museum ini yang menyajikan informasi mengenai geografi Belitung Timur, lengkap dengan contoh bebatuan asli di tempat ini, yaitu batu satam. Di ruangan lainnya, terdapat kumpulan kata-kata asli Belitung kini berada di ambang kepunahan.

    Di ruang tengah, terdapat sebuah ruang yang sangat nyaman. Peletakan meja dan kursi dengan berbagai buku yang dibiarkan berserakan membuat kita seolah sedang berada di rumah sendiri. Pada bagian dinding ruangan ini dipajang foto-foto adegan film Laskar Pelangi dan cover-cover Laskar Pelangi yang diterbitkan di berbagai negara. Terdapat pula barang-barang antik seperti mesin jahit, televisi, radio, bahkan sepeda pos. 







    Museum ini memiliki beberapa ruang unik yang diberi nama sesuai dengan tokoh atau karakter dalam novel dan film Laskar Pelangi. Sebut saja ruang Ikal, ruang Lintang, dan ruang Mahar. Di dalam ruang-ruang tersebut dapat dijumpai sosok ketiganya dalam bentuk foto adegan dan karya tulis yang menjelaskan karakter tersebut. Misalnya foto adegan ketika Ikal berpisah dengan Lintang. Foto Lintang dengan sepeda kesayangannya dan foto Lintang saat berboncengan dengan Ikal. Adapun di ruang Mahar berisi banyak foto-foto seniman sebagai inpirasi Mahar yang dikenal gemar dengan ragam bentuk kesenian. Salah satunya adalah Rhoma Irama.   

    Di bagian tengah museum yang luasnya sekitar 100x60 meter, ada kedai kopi kecil yang dinamakan “Warkop Kupi Kuli”. Warkop tersebut dijalankan oleh warga lokal yang diberdayakan oleh Andrea. Kedai ini cukup menarik perhatian karena awalnya adalah ruang dapur. Tapi kini bukan lagi dapur biasa, sebab telah diubah menjadi warung kopi yang tak hanya mejajakan kopi dengan cita rasa khas Belitung, namun juga menjual cenderamata khas yaitu Batu Satam. Di sini, pengunjung dapat memesan kopi sebagai teman bersantai atau berbincang-bincang menikmati suasana museum.   






    Sejak pertama kali didirikan pada November 2012, Museum Andrea Hirata menjadi museum sastra pertama di Indonesia, dan mungkin, satu-satunya di negeri ini. Andrea membangun museum ini karena terinspirasi The Mark Twain Boyhood Home and Museum di Hannibal, Missouri, Amerika Serikat.
     
    Museum Kata dibangun sebagai pelunasan janji Andrea kepada publik. Di kala profit penjualan buku Laskar Pelangi begitu melambung, Andrea pernah berjanji bahwa ia akan mengalokasikan royalti untuk membuat sesuatu yang berbau pendidikan. Pendidikan, kata Andrea, adalah jalan keluar dari kemiskinan. Itu sebabnya museum ini tidak memungut biaya. Siapapun gratis berkunjung.
     
    Dengan berkunjung ke museum ini bisa membuat pengunjung mengenal tentang bagaimana karya sastra menjadi bagian penting bagi kehidupan. Selain itu, pengunjung juga bisa mendapatkan inspirasi untuk lebih mencintai karya sastra, baik yang ada di Indonesia maupun luar negeri. 


    “Bermimpilah karena Tuhan akan memeluk mimpi-mimpimu.” Andrea Hirata.

     





     *Semua foto dokumentasi Katerina





    Dimuat di Majalah Paras edisi no. 144 / Oktober 2015

    $
    0
    0

    Alhamdulillah artikel "Petualangan di Pulau Menjangan" dimuat sebanyak empat halaman di  Majalah Paras edisi no. 144 / Oktober 2015.

    Artikel ini bercerita tentang perjalanan saya ke Pulau Menjangan Bali pada bulan Agustus lalu bersama mbak Irawati Prillia (www.keluargapelancong.net), mbak Zulfa (www.emakmbolang.com), mbak Andrie Potlot (www.andriepotlot.com), dan Lestari (www.jejaksematawayang.com).

    Pulau Menjangan terletak di Taman Nasional Bali Barat. Untuk mencapai pulau tersebut, kami menyeberang dari Watu Dodol Banyuwangi, tidak melalui pelabuhan Ketapang. Paket trip ke Pulau Menjangan ini Rp 320.000/orang. 

    Isi artikel akan saya publish pada postingan selanjutnya.




    [Tokopedia Roadshow Jakarta] "Ciptakan Peluangmu" dan Tokopedia BerAksi

    $
    0
    0

    Sabtu tgl. 10/10 Tokopedia resmi membuka rangkaian roadshow kuarter empat di Plaza Bapindo, Jakarta Selatan. Berbeda dengan dua roadshow sebelumnya, kali ini Tokopedia mengusung konsep baru yang lebih segar untuk 10 kota besar di Indonesia, yaitu Jakarta, Bandung, Surabaya, Semarang, Makassar, Medan, Malang, Solo, Yogyakarta, dan Banjarmasin. Roadshow kali ini terdiri dari sebuah talkshow interaktif bertajuk “Ciptakan Peluangmu” dan Tokopedia BerAksi.

    Saya tertarik untuk mengikuti acara ini. Itu sebabnya ketika Tokopedia mengirimkan formulir pendaftaran online, saya langsung mendaftar. Alhamdulillah diterima dan diundang. Acaranya juga di hari libur, jadi bisa datang ditemani suami. Saya sempat ragu apa boleh bawa orang lain selain blogger. Boleh, kata Joko. Asal daftar dulu. Akhirnya saya daftarkan suami ke email event Tokopedia. Setelah ditunggu, tidak ada yang membalas. Wajar sih, sebab emailnya saya kirim dini hari Sabtu. Tepat di hari H. Pasti nggak ada lagi yang sempat buka emailnya ya. He he.

    Jam 08.30 pagi kami sudah tiba di Plaza Bapindo. Naik ke lantai 10. Sewaktu keluar dari lift, langsung terlihat kerumunan orang berbaju hijau dengan gambar burung hantu di bagian depan. Itu logo Tokopedia! Kami disambut dan diarahkan ke meja registrasi. Meja registrasinya ada lima. Saya mendatangi salah satu, yang paling depan. Tapi disuruh ke meja paling ujung. Di sana ternyata ada Karinta. Saya sudah kenal Karinta.
    Dia tim event Tokopedia. Setelah cipika cipiki, Karinta mengarahkan saya ke meja pertama. Karinta memberitahu rekannya bahwa nama saya sudah terdaftar, tinggal paraf kehadiran saja. Setelah dicari-cari di kertas dengan urutan huruf K, baru ketemu. Bagaimana dengan suami? Dia disuruh mengisi daftar baru sebagai tamu ‘dadakan’ hihi. Terserah apapun namanya, yang penting kami bisa masuk.

    Saya tidak tahu apakah ada blogger yang saya kenal hadir juga dalam acara ini. Tidak ada obrolan tentang itu. Pun status-status di sosmed. Dari sekian banyak orang yang saya jumpai di sekitar meja pendaftaran, tak ada yang saya kenal. Sambil menunggu ruang acara dibuka, saya foto-foto di photo wall yang disediakan. Katanya, jika fotonya diupload ke Instagram dengan hastag #TopedJKT15 dan mention ke Tokopedia, nanti foto akan dicetak dan diberikan gratis. Hal ini mengingatkan saya saat hadir di acara ulang tahun Tokopedia pada 17 Agustus lalu.

    Jam 9 pintu ruang acara dibuka. Assembly Hall lantai 10 ini tampak begitu luas dan megah. Mungkin berkapasitas 800-1000 orang. Awalnya baru terisi 2 baris saja. Saya mengajak suami duduk di baris ketiga dari depan. Setengah jam kemudian, bangku-bangku mulai terisi. Hampir tak ada bangku yang kosong. Sangat ramai. Adakah di antara sekian banyak orang itu teman blogger saya? Setelah melihat ke sana kemari, ternyata persis di depan saya ada Evrinasp. Akhirnya ketemu juga teman blogger yang saya kenal, meskipun sampai akhir acara hanya Evrina saja yang saya jumpai. Ada sih yang lain, seperti mas Febryan. Tapi bukan ketemu wajah. Melainkan ketemu nama di layar yang sedang menampilkan live tweet para undangan he he.

    Talkshow interaktif bertajuk “Ciptakan Peluangmu” tidak hanya ditujukan bagi para pengguna Tokopedia. Tokopedia juga membuka kesempatan bagi para mahasiswa, penjual-penjual offline, dan siapa saja yang ingin menciptakan peluang melalui bisnis online, untuk bergabung dalam acara. Itu sebabnya acara peserta yang hadir sangat ramai. Saya kira hanya untuk kategori seller, buyer, dan blogger saja. Rupanya ada juga yang lain.

    Pembicara talkshow datang dari berbagai latar belakang profesi, seperti blogger, komedian, aktivis, dan mereka yang sudah sukses di bidangnya masing-masing. Tokopedia juga menghadirkan penjual-penjual sukses Tokopedia.

    Hadir dalam acara CEO Tokopedia William Tanuwijaya, Stand Up Comedian Arie Kriting, Penulis Buku Shitlicious Alitt Susanto dan Seller Tokopedia Rizki Auliadi (www.tokopedia.com/evrizsouvenir) mantan pengamen dan pemulung yang saat ini ia telah berhasil menciptakan lapangan kerja bagi banyak masyarakat di sekitarnya. Acara yang dipandu oleh Kemal Mochtar ini berlangsung mulai pukul 09.00-12.00 WIB. Ratusan peserta terlihat sangat antusias mengikuti acara. Buat saya pribadi, Talkshow ini begitu menginspirasi, terutama dalam hal menciptakan peluang untuk diri sendiri maupun masyrakat di sekitar saya.

    Selain menyelenggarakan talkshow, Tokopedia juga bekerja sama dengan beberapa seller untuk mengadakan aksi sosial bertajuk Tokopedia BerAksi. Tokopedia menggandeng beberapa seller untuk berkunjung ke panti asuhan, yayasan maupun sekolah kejuruan, lalu memberikan pelatihan keterampilan. Tidak hanya memberikan pelatihan, Tokopedia juga akan menyediakan seluruh bahan dan alat produksi yang dibutuhkan.

    Tokopedia Roadshow dilaksanakan dengan harapan mampu mengedukasi peserta mengenai penggunaan internet sebagai platform bisnis, serta mendorong masyarakat Indonesia untuk menciptakan peluangnya sendiri demi kehidupan yang lebih baik.

    Tokopedia Roadshow Jakarta didukung oleh JNE, Smartfren, Bank Mandiri, dan Bank BNI. 

    Registrasi dulu

    photo booth

    Megah!

    Kemal Mochtar : "Jangan pulang dulu sebelum acara selesai ya"

    Acara belum mulai tapi Tokopedia sudah bagi-bagi hadiah voucher yang ditempel di bawah bangku

    CEO JNE , Bpk Abdul Rahim Tahir memberikan sambutan & sedikit product knowledge mengenai JNE

    Presentasi dari Bank Mandiri , Bpk Narullah Saptija, mengenai perencanaan keuangan

    Yes, William sadar kamera saya :)))

    Kami ingin sukses dengan cara membuat orang lain sukses ~William Tanuwijaya, CeO Tokopedia

    Ariekriting : "Dulu saya tdk mau ditertawakan. Skrg saya butuh ditertawakan"

    "Bermimpilah setinggi langit, andaipun jatuh, jatuhnya di atas bintang-bintang" ~Alitt (tengah) mengutip kata-kata Bung Karno

    "Kompetisi menghasilkan inovasi" ~ Alitt Susanto (blogger, penulis buku)

    Seller sukses Tokopedia, Rizki Auliadi

    live twit competition

    Para pembicara menerima plakat dari Tokopedia

    Pemenang doorprize dapat hadiah HP Smartfren

    Melissa (Vice President Tokopedia) bersama dua pemenang live twit dan pemenang doorprize

    Makan siang untuk peserta

    Makan siang di luar ruangan, enak banyak angin :D

    Makan siang di dalam ruangan pake AC :))

    Seseruan bareng mbak Evrina

    Ada yang sedang mandangin fotonya

    Bojoku dapat goodie bag juga hihihi
    Tokopedia Roadshow Jakarta didukung oleh JNE, Smartfren, Bank Mandiri, dan Bank BNI.

    Biar nggak hoax :))

    [Kiri] Karinta, ketua tim event Tokopedia. [Kanan] Melissa, Vice President Tokopedia

    Ciluuuuuuk Baaaaaaaaaa



    *Semua foto dokumentasi Katerina

    Songket Rasa Cinta Dari Pande Sikek #SmescoNV

    $
    0
    0

    “Saya tidak bisa mengatakan tingkat kerumitannya sampai anda sendiri mencobanya.”

     
    Kalimat itu meluncur pelan dari bibir ibu Hj. Erma Yulnita -pemilik Satu Karya Pandai Sikek. Ia mengatakannya tanpa ekspresi, namun tatapan matanya membuat saya gugup. Rasanya seperti ditantang untuk berkata: “Ok, saya coba.”

    Ini memang sebuah tantangan. Tantangan untuk menyelesaikan sebuah hasil karya yang selama ini saya anggap mudah. Alat tenun itu sudah ada, persis di hadapan saya. Tak berjarak. Saya tinggal menyentuhnya, lalu menggunakannya berdasarkan petunjuk. Kapan lagi kalau tidak sekarang? Mumpung ada ahlinya. Bisa langsung dimentori. Sampai bisa? Berapa lama? Seminggu, sebulan, setahun, atau seribu tahun? Entahlah. Kita lihat saja.

    Alat tenun tradisional itu terlihat sangat sederhana. Hanya sebuah konstruksi kayu berukuran 2x1.5meter. Bukan berupa mesin canggih yang bisa menghasilkan karya hanya dengan menekan tombol power lalu abrakadabra selesai jadi kain. Tak ada material logam seperti besi, hanya kayu dan bambu. Masyarakat setempat menyebutnya panta, alat utama tempat merentangkan benang yang akan ditenun.
     
    Alat tenun

    Hj.Erma Yulnita mengajarkan cara menenun

    “Duduklah, nanti saya akan jelaskan satu persatu,” ucap Hj. Erma Yulnita. Seperti sebuah perintah, namun di baliknya terkandung ilmu dan pengalaman yang siap ditumpahkan. Saya sedang jadi murid yang akan belajar memahami apa arti ‘mahal’ yang selama ini melekat pada kain tenun bernama songket.

    Saya duduk di pangkal panta. Hj. Erma Yulnita mulai membimbing saya dengan mengucapkan istilah-istilah yang tidak semuanya bisa saya hafal dalam sekejab. Karok, tijak, skoci, turak, pancukie, palapah. Kata-kata itu terlalu asing. Baiklah, sementara hal itu belum penting. Yang penting saat ini adalah mulai menenun. Kaki menginjak tijak. Tangan memegang kasali. Memasukkan kasali dalam turak dari kiri ke kanan, atau kanan ke kiri. Bergantian, terus menerus hingga membentuk anyaman. Terakhir tapi bukan selesai adalah memukul anyaman dengan suri, sampai rapat dan membentuk kain.

    Berhasil? Ya, berhasil. Dalam waktu yang tak sebentar saya berhasil memasukkan benang dari kanan ke kiri, tapi hanya SATU baris benang. Dan itu jelas belum membentuk anyaman. Ya, belum! Perlu ratusan hingga ribuan baris benang agar menjadi sebuah kain. Maka, bisa bayangkan berapa lama saya harus menganyam benang hingga menjadikannya sebuah kain songket yang indah.

    “Pemasangan benang untuk satu kain songket memerlukan waktu 1 minggu. Jumlah benang harus 880 helai, dibagi dua untuk atas dan bawah. Untuk menghasilkan 1 buah kain songket, diperlukan waktu 3 bulan. Untuk 1 selendang songket diperlukan waktu 1 bulan.”

    Maka, cukuplah keterangan ibu Hj. Erma Yulinta itu membuat titik-titik keringat di kening saya kian rapat. Udara desa yang sebetulnya sejuk, tak mampu membuat saya terhindar dari gerah. Pekerjaan menenun ini membuat hati saya patah. Saya menyerah sebelum berlomba. Ah, menenun bukanlah sebuah perlombaan. Tetapi sebuah cinta yang dibesarkan dengan kesabaran. Jika Hj.Erma Yulnita yang terlatih saja mengatakan perlu 3 bulan untuk membuat sebuah kain songket, maka berapa belas atau bahkan berapa puluh bulan yang saya perlukan untuk membuatnya? Biarkan saya bertanya pada Gunung Singgalang di latar belakang rumah tenun Satu Karya. Mungkin di sana ada jawaban.
     
    Saya mencoba

    Menganyam benang
    Memasukkan benang



    Pande Sikek
    Pande Sikek adalah sebuah desa penghasil kain tradisional di Sumatera Barat yang namanya tertera pada selembar uang kertas lima ribu Rupiah. Terletak di kaki Gunung Singgalang, tepatnya di kabupaten Tanah Datar. Nama desa ini berasal dari kata Pande yang artinya pandai, sedangkan Sikek artinya sisir. Sisir yang dimaksud bukan sisir biasa yang digunakan untuk rambut, melainkan sisir halus yang berukuran besar dan digunakan pada alat tenun. Pande Sikek berarti pandai menggunakan sisir (alat tenun).

    Rumah Tenun Satu Karya adalah salah satu rumah tenun yang ada di Pande Sikek. Masih banyak rumah tenun lainnya yang dapat dikunjungi. Saya hanya kebetulan mendatangi Satu Karya, namun sudah bisa menyaksikan banyak hasil kerajinan yang memikat hati. Pelajaran berharga dari tempat ini adalah tentang menghargai sebuah harga. Sebuah kain tradisional tak dicipta dalam semalam. Tetapi berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan. Ia dibuat dengan cinta dan kesabaran.

    Ini petunjuk desa Pande Sikek


    Songket Pande Sikek adalah karya seni tingkat tinggi yang mencerminkan kekayaan lokal. Nuansa tradisional yang begitu kental pada produk ini menjadikannya sangat khas dan tak ada duanya. Kain songket adalah bentuk kreatifitas yang dihasilkan dari pengalaman bertahun-tahun. Di sini, unsur songket tak hanya melekat pada produk busana, tetapi juga pada produk-produk lainnya seperti dompet, tas, sandal, bahkan hiasan dinding.

    Hadirnya beragam produk yang menggunakan unsur songket, tentu memperbesar peluang songket makin dikenal dan digunakan oleh masyarakat luas. Dompet, tas, dan sandal adalah produk fashion yang biasa digunakan dalam berbagai aktivitas. Unsur songket pada produk tersebut tentu membuat penggunanya terlihat berbeda. Unik dan etnik. Tidakkah itu membuat bangga? Bangga menggunakan produk lokal yang dibuat dengan penuh cinta.

    Para pengrajin di Desa Pande Sikek tak hanya menghasilkan salah satu kain tenun terbaik di Indonesia tetapi juga berbagai ukiran kayu yang dijual sebagai kerajinan khas untuk souvenir. Di sini, kerajinan bordir juga menjadi karya dalam bentuk busana dan perlengkapan ibadah seperti mukena. Semua produk yang dihasilkan tak hanya dibuat dengan ketekunan tetapi juga dengan dukungan bahan berkualitas. Bahan baku kain songket misalnya, berupa katun dan sutra asli yang bisa didapat dari Sumatra. Sedangkan benang mas (masih) diimport dari India.   

    Aneka produk busana bordir

    Kerajinan bordir pada mukena dan busana

    Semua produk lokal dijual di sini

    Desa Pande Sikek hanya berjarak 1 km dari jalan utama Kabupaten Tanah Datar. Lokasinya mudah ditemukan. Di pintu gerbang desa tertulis : Pusat Inovasi Tenun Pande Sikek. Saat mulai memasuki desa, tampak Gunung Singgalang menjulang di latar belakang. Atap-atap rumah menyembul di lereng-lerengnya. Kebanyakan rumah penduduk di sini terlihat modern, berupa rumah-rumah beton permanen dengan berbagai model, namun tetap beratap khas rumah adat Minangkabau.

    Apakah setiap wisatawan yang berkunjung ke Sumatra Barat pasti mampir ke Pande Sikek? Entahlah. Saya hanya dapat memastikan diri saya sendiri, bahwasannya saya pasti akan singgah ke tempat ini. Karena sependek yang saya tahu, Pande Sikek merupakan desa wisata yang menjadi salah satu obyek wisata terbaik di Sumbar. Banyak produk lokal bermutu bisa didapatkan di sini. Bagi yang tinggal jauh dari Sumatra Barat, tak luang waktu ataupun rejeki untuk bertandang, kumpulan produk lokal daerah ini bisa dijumpai di SMESCO Indonesia yang ada di Jakarta. Di sana terdapat gallery UKM yang memamerkan sekaligus menjual produk dari 34 propinsi di Indonesia.

    Ukiran kayu berbentuk rumah gadang

    Tempat produksi kain songket Satu Karya
    Salah satu rumah tenun di Pande Sikek

    Bagi yang dapat bertandang ke Ranah Minang, Pande Sikek layak masuk dalam daftar kunjung. Rumah-rumah seni yang ada di desa Pande Sikek tak hanya menjual beragam produk kain songket, mukena bordir Padang, busana wanita (gamis, kebaya, baju kurung), aneka kerudung, kopiah, dan produk kerajinan kayu saja, tetapi juga mengajarkan cara menenun kepada wisatawan yang berkunjung.

    Belajar menenun di sini memberi pengalaman yang mengajarkan saya betapa sulitnya membuat kain songket. Keterampilan kaki dan tangan, diiringi dengan kejelian, serta sebuah "alat" yang paling penting selain benang, kayu, bambu, adalah sesuatu yang bernama kesabaran. Rumitnya proses pembuatan itulah yang menyebabkan harga kain songket mahal di pasaran. Namun, berapapun itu, ketika kita mengerti bahwa mendapatkan cinta juga harus dengan cinta, maka produk lokal yang dibuat dengan cinta juga harus dibayar dengan cinta. Cinta pada produk lokal akan membuat kita rela membayar, bukan?

    Pasti ada perasaan bangga bercampur haru saat mengenakan sehelai kain indah yang mengundang decak kagum. Apalagi ketika mengetahui bagaimana kain itu dibuat dengan penuh kesabaran dalam hitungan bulan, juga filosofi di balik motifnya. Saya mendapat pengalaman berkesan di desa ini, dimana bukan sekedar melihat hasil karya tapi juga melihat proses karya itu diciptakan. Pun pelajaran  berharga tentang makna sebuah kesabaran, serta semangat berkreatifitas, menjadi oleh-oleh manis dari Pande Sikek. 

    Hj. Erma Yulnita pemilik Satu Karya Pande Sikek



     
    *Semua foto dokumentasi Katerina, kecuali foto kain songket (paling atas).


    Wonosobo, Negeri Para Dewa

    $
    0
    0


    Keindahan dan Ketenangan Yang Tersembunyi di Balik Perbukitan
     

    Satu kesempatan paling sempurna bisa menjejak Dieng, dataran tinggi nan memesona berjuluk Negeri Di Atas Awan. Terletak di propinsi Jawa Tengah, Dieng menawarkan alam  pegunungan nan cantik, lengkap dengan telaga-telaga, mata air, dan kawah-kawah.  Mengunjungi Curug Sikarim dan Telaga Menjer, merasakan serunya tubing di Saluran Wangan Aji, dan menikmati mie ongklok, membuat saya hanyut dalam keindahan Dieng yang tersembunyi di balik perbukitan.

    Gemericik Air Menenangkan

    Dieng terletak di Wonosobo, dengan jarak tempuh sekitar 3 jam perjalanan menggunakan kendaraan bus dari Semarang. Mendekati Wonosobo, mata saya dimanjakan oleh pemandangan jajaran gunung-gunung, ladang, dan kebun sayur yang memberikan warna hijau pada lereng-lereng pegunungan. Sangat asri dan menyegarkan mata.

    Waktu menunjukkan pukul 8 pagi ketika saya tiba di terminal Mendolo, Wonosobo. Suasana terminal yang sepi dan tenang itu tampak bersih, rapi, dan sangat teratur. Rasanya, saya jarang menemukan terminal seperti ini di kota lainnya di Indonesia. Saya pun bergegas mendekati minibus berwarna merah dan kuning, yang telah terisi teman-teman satu rombongan. Inilah bus yang akan membawa saya menjelajah Wonosobo. 

    Ladang dan perkebunan milik warga di celah-celah perbukitan

    Tujuan pertama kami adalah Curug Sikarim yang berada di Desa Mandi, sekitar 18 kilometer dari pusat kota Wonosobo. Bus mulai bergerak perlahan ke utara menuju wilayah Kecamatan Garung, melalui Jalan Raya Dieng. Dari Kecamatan Garung, bus mengambil jalan arah barat dengan medan jalan yang didominasi oleh tanjakan berkelok. Di sisi kanan dan kiri terhampar ladang dan perkebunan milik warga. Sembari menikmati suhu udara yang sejuk, mata pun disuguhi suasana alam yang benar-benar alami. Dari kaca jendela bus saya dapat menyaksikan aktivitas petani sayur di kebun mereka.

    Tapi, tak dipungkiri, jalan berbatu, menanjak, dan berkelok sepanjang perjalanan menuju Curug Sikarim sempat membuat saya tegang di perjalanan. Ngeri juga jika melihat tebing di sisi jalan yang curam dan lembah nan dalam. Syukurlah akhirnya kami tiba di pemberhentian bus di area perkebunan ginseng. Saya sangat antusias, inilah pertama kalinya saya melihat tanaman ginseng tumbuh di alam terbuka. Daunnya bulat lebar, berwarna hijau mengkilat dengan permukaan penuh urat (urat daun).

    Dari tempat pemberhentian bus, saya sudah bisa melihat penampakan air berwarna keperakan yang mengalir di permukaan tebing. Untuk benar-benar sampai di ujung air terjun, saya berjalan kaki tak jauh, hanya sekitar 50 meter saja melewati hutan kecil yang ditumbuhi pepohonan dan ilalang. Tak ada karcis masuk ke kawasan wisata ini.
     
    Curug Sikarim, laksana selendang air

    Tak salah jika air terjun ini dijuluki mutiara yang tersembunyi dari Dieng. Pemandangan air terjun yang mencapai ketinggian 50 meter ini memang atraktif, dengan latar belakang Bukit Sikunir yang menjulang dan banyak ditumbuhi perdu dan tanaman langka. Air terjun mengalir deras menyusuri dinding batu-batu cadas, turun hingga ke kaki bukit dengan dua jalur aliran air.

    Derasnya air menimbulkan efek warna silver, laksana selendang yang panjang. Ada rasa ingin bermain air, tetapi sayangnya tidak ada genangan yang bisa dijadikan tempat berendam. Termasuk kawasan yang belum dijadikan objek wisata, tak ada fasilitas yang menunjang di lokasi ini. Bahkan, sekedar tempat untuk duduk-duduk atau toilet. Lokasinya pun jauh dari permukian penduduk.

    Sejauh mata memandang hanya ada perbukitan menjulang dan tumbuhan pakis galar yang tumbuh subur. Menikmati suara gemericik air terjun, ditambah udara sejuk dan pemandangan yang begitu elok, benar-benar mampu menentramkan jiwa. Membuat saya betah berlama-lama.

    Sewaktu hendak meninggalkan kawasan Curug Sikarim, kami melewati sebuah villa, satu-satunya bangunan yang berdiri di sekitar curug. Bangunannya berwarna putih, berpagar tinggi, dan terkunci. Kami penasaran, lalu turun dan melihat. Tetapi tak ada siapapun yang kami jumpai di villa itu. 

    Sebuah villa di perbukitan


    Kabut di Atas Telaga
    Bus kembali menyusuri perbukitan, menuju Telaga Menjer yang berjarak sekitar 3 kilometer dari Curug Sikarim. Suasana jalan masih sama, tampak lengang. Kami bahkan tak berpapasan dengan satu kendaraan pun. Fasilitas trasnportasi di kawasan ini masi sangat jarang. Mungkin itu sebabnya, sangat jarang wisatawan yang datang. Kendati tidak ada angkutan umum roda empat, di Desa Mlandi tersedia ojek yang bisa disewa untuk mencapai Telaga Menjer maupun Curug Sikarim. Sangat disarankan untuk menyewa kendaraan jika ingin mengunjungi objek wisata di kawasan ini.

    Telaga Menjer terletak di Desa Maron, Kecamatan Garung, Kabupaten Wonosobo. Lokasinya dekat PLTA Garung di kaki Gunung Pakuwaja. Untuk memasuki kawasan Telaga Menjer, tiap pengunjung dikenakan tiket masuk seharga Rp 4.000. Selain tersedia area parkir yang cukup luas, di kawasan ini juga sudah tersedia kios-kios dagang, warung makan/minum, kamar mandi, toilet, dan saung-saung di tepi danau.  



    Suasana Telaga Menjer terasa sunyi. Hari itu, selain dua bus kami, hanya beberapa sepeda motor dan sebuah ELF yang terparkir. Saung-saung di tepi telaga membisu menanti pengunjung. Kedatangan rombongan kamilah yang membuat suasana sekitar telaga jadi ramai. Sebelum menjelajahi telaga, kami berkumpul di salah satu saung untuk menikmati santap siang berupa masakan tradisional khas Wonosobo.

    Telaga Menjer berada di ketinggian 1.300 meter di atas permukaan laut, dengan luas 70 hektar dan kedalamannya mencapai 45 meter. Di sekelilingnya terdapat pepohonan pinus yang rimbun. Ada tangga semen yang dapat digunakan untuk turun mencapai tepian telaga. Di ujung tangga itu tertambat perahu-perahu getek yang siap mengantar wisatawan mengelilingi seluruh sudut telaga. Harga perahu Rp 10.000 per orang.

    Bukit-bukit hijau memagari telaga, puncaknya ditutupi kabut. Menyisakan pemandangan separuh bukit. Ketika angin berhembus kencang dan terus berulang, kabut pun bergerak terbawa angin, turun membelah pohon-pohon pinus. Gerakannya seperti tarian. Tarian bidadari yang turun ke bumi.

    Saya mengajak seorang teman pergi naik bukit, sejenak berpisah dari rombongan yang berebut naik perahu. Sayaingin mengambil gambar telaga dari ketinggian. Beruntung saya naik bukit, sebab di sana saya menjumpai kebun sawi yang subur, pohon labu yang lebat berbuah, kebun teh yang sangat indah, serta pemandangan pedesaan tradisional. Sungguh membuat kagum. Alangkah suburnya tempat ini. Apapun yang ditanam pasti tumbuh dan berbuah. 

    Ginseng


    Kubis

    Telaga Menjer termasuk ke dalam danau vulkanis dan merupakan telaga terbesar di Kabupaten Wonosobo. Itu sebabnya digunakan sebagai PLTA. Selain sebagai objek wisata, telaga elok ini juga digunakan sebagai tempat budidaya ikan nila. Keramba-keramba ikan berjajar di tepian telaga.

    Di bagian barat telaga ada pohon besar menyatu dengan batu besar mirip sandaran dan di antara batu ada lubang seperti pintu yang ditutup tiga buah batu. Jika batu dibuka maka terlihat mata air dalam lekukan dan biasa disebut goa Song Kamal. Dari tempat inilah muncul kepercayaan masyarakat setempat bahwa apabila mereka melihat permukaan air tinggi, hal itu menjadi pertanda datangnya kemakmuran bagi rakyat desa. Sedangkan apabila permukaan air surut, pertanda ada hal-hal yang perlu diwaspadai.

    Pemandangan di sini masih sangat asri dan udaranya pun sejuk. Derasnya suara aliran sungai dari PLTA berpadu dengan suara-suara alam sekitar. Tempat ini sangat cocok bagi wisatawan yang mencari ketenangan dari hiruk pikuk kota. Menyegarkan kembali lahir dan batin yang penat. 

    Pemandangan dari atas bukit


    Tubing Seru
    Menjelang sore hujan turun rintik-rintik. Udara menjadi lebih dingin. Namun tak surut keinginan kami untuk tubing di saluran irigasi Wangan Aji di Desa Kalianget, Kecamatan Wonosobo. Di dalam bis, semangat anggota rombongan masih menyala. Bahkan semua mulai bersiap-siap jauh sebelum lokasi dicapai.

    Desa Kalianget ternyata kering. Tak ada hujan yang turun setitik pun. Cuaca sepertinya mendukung kami. Kru lokal yang mengelola kegiatan tubing di saluran Wangan Aji langsung menyambut kami dengan ban-ban besar berwarna hitam. Lalu mereka membagikan perlengkapan keselamatan berupa life jacket dan helm pelindung kepala. Kami pun berganti pakaian. Bersiap main air di saluran.

    Saluran Wangan Aji bukan serupa sungai lebar berarus deras penuh batu seperti Sungai Cicatih di Sukabumi. Saluran Wangan Aji lebih mirip parit. Saya tak percaya awalnya, bagaimana mungkin parit kecil itu bisa dilalui ban-ban. Setelah melihatnya, baru saya percaya. Jangan menyepelekan ukurannya, parit itu memang mampu memancing nyali.

    Tidak seperti parit biasa, Wangan Aji agak lebar dan cukup untuk dilalui ban-ban. Airnya jernih dan deras dengan kedalaman air tidak lebih dari 1,5 meter. Dasar air di sini aman sebab batu dan ranting  membahayakan telah dibersihkan.

    Merasakan hanyut terbawa arus air sejauh 100 meter membuat kami bersenang-senang karena bisa mendapatkan pengalaman aktivitas luar ruang yang mampu memacu dopamin. Ada juga spot yang ketika dilewati membuat badan seperti diputar kencang, bahkan jika tak mampu menjaga keseimbangan bisa jatuh dan masuk air. Seru!

    Tubing seru!


    Berikut adalah foto saya dan teman-teman saat bersama-sama menjelajah Wonosobo

    Dalam perjalanan menuju Curug Sikarim -Mbak Riyadh, Dely, Lestari.


    Di kawasan Curug Sikarim, sebelum mendekati air terjun
    Briefing sebelum tubing


    Makan siang di saung tepi Telaga Menjer

    Naik perahu di Telaga Menjer




    *Semua foto dokumentasi Katerina



    Bermalam di Suite Room Atria Hotel Gading Serpong

    $
    0
    0

    Bulan Juni lalu, saat berbuka puasa bersama keluarga di Mezzanine Restaurant Hotel Atria, adalah untuk pertama kalinya saya berkunjung ke Hotel Atria Gading Serpong. Waktu itu hanya sebatas bersantap, tidak menginap. Keinginan untuk menginap tentu saja ada, apalagi hotelnya bagus, tapi sayang waktunya belum cocok. Nah, baru awal Oktober kemarin kesempatan baik itu ada. Saya kembali datang bersama keluarga untuk menginap di Hotel Atria, hotel bintang empat yang terletak di jantung Gading Serpong.

    Kami bermalam selama 3 hari 2 malam, tapi kami memesan kamar di dua tempat yaitu Atria Hotel dan Atria Residences. Sebelum menginap di Atria Hotel, kami menginap di Atria Residences terlebih dahulu. Di sana kami menempati type 2 bedroom (kamar dengan 2 kamar tidur). Bangunan hotel dan residences berdekatan. Bisa dicapai dengan berjalan kaki. Tetapi, ketika pindah, kami dan barang-barang dibawa dengan menggunakan golf car.

    Pindahan pakai golf car

    Begitu memasuki lobi hotel, tampak tempat jualan serupa pikulan diletakkan tak jauh dari pintu masuk. Seorang wanita berpakaian ala pelayan restaurant, duduk ditengah pikulan itu. Ia mengambil sesuatu di dalam sebuah wadah. Lalu menuangkannya ke dalam cangkir. Isinya minuman bajigur. Cangkir itu disodorkannya kepada setiap tamu yang datang dan mendekat. Rupanya minuman itu welcome drink untuk tamu. Minuman tradisional ini tersedia setiap weekend, mulai pukul 2 siang. Selain minuman bajigur, ada juga kue tradisional seperti wajik dan kue satu. Makanan tersebut berganti jenis tiap hari. Tamu yang datang bebas mengambilnya.
     
    Welcome drink : Bajigur

    Untuk Oktober - Desember kamar-kamar full booked!

    Usai check-in kami naik ke lantai 2, menuju kamar type Suite, kamar paling top di Hotel Atria. Type ini hanya tersedia 9 unit. Suite room sama dengan kamar One Bedroom di residences, baik ukuran maupun fasilitas. Di residences, One Bedroom adalah kamar paling kecil, tetapi di hotel, type Suite Room ini paling besar dan lengkap.

    Luas, modern, dan full fasilitas, itulah yang kami dapatkan dari Suite Room. Hotel Atria punya tiga type kamar, yaitu Superior, Deluxe, dan Suite. Hanya Suite Room yang kamar mandinya menggunakan bath tub, sedang Superior dan Deluxe menggunakan standing shower. Selain itu, hanya di Suite Room tersedia alat setrika baju dan meja setrika, serta mesin pembuat kopi. Semua kamar suite punya balkon. Di balkonnya ada taman mini yang asri. 


    Ini bukan acting :D
    Taman mini di balkon kamar

    Desain interior kamar sangat menarik. Modern dan bercita rasa. Perabotan kamar tertata rapi. Furniture berkualitas. Tempat tidur bersih dan nyaman.  Semua makanan yang disediakan di kamar gratis, baik buah maupun snack, serta minuman-minuman yang ada di kulkas. Saya lihat di kulkas ada produk coklat Kit Kat, Top, minuman soda (Coca Cola, Fanta, Sprite), dan minuman buah (Tozza Apple, Sirsak, dan Guava). Di meja tergeletak keripik Chitato, Cheese Ball, dan kopi-kopi kemasan. Sedangkan di meja lainnya tersedia 3 macam buah dan 3 macam coklat yang siap disantap. Koneksi internet di kamar sangat bagus. Saya mencobanya di waktu-waktu yang berbeda, dan selalu lancar.
     
    Warna-warna cerah mendominasi interior kamar Suite

    [Suite Room] Suguhan selamat datang

    [Suite Room] Semua makanan dan minuman ini gratis

    Terdapat kolam renang di lantai lima. Melihat ukurannya yang kecil, saya kira kolam untuk anak, ternyata kedalamannya mencapai 1,4 meter. Tetapi anak saya tetap ingin berenang di sana. Hari Minggu pagi sepi, tak ada siapapun di kolam renang. Anak saya sendirian, sementara saya mengawasinya. Saya tak khawatir dia tenggelam, karena dia sudah mulai bisa berenang. Meski begitu, dia tidak kemana-mana, hanya berdiri di tangga kolam, berpegangan.




    Sebetulnya, jika anak-anak ingin berenang di kolam anak, bisa pergi ke Atria Residences. Di sana ada kolam renang anak dan dewasa. Tinggal keluar hotel, jalan kaki ke residences, naik ke lantai 1, sampai deh. Tamu-tamu di hotel bebas menggunakan kolam renang di residences. Jadi, kalau ingin kolam yang lebih besar, ke residences saja. 

    Kolam renang di lantai 3

    Asyik buat ngadem

    View dari kolam renang di lantai tiga

    Anaknya berenang, mamanya moto-moto

    Setiap Sabtu malam, ada acara barbeque di Mezzanine Restaurant. Jika suka, tamu-tamu hotel bisa menikmatinya. Malam itu namanya Sanghai Barbeque. Meski dinamakan Sanghai, tapi yang disediakan adalah menu ikan, ayam, daging, dan seafood. Halal! Semuanya masih mentah tapi sudah siap diolah. Mana yang disukai, tinggal tunjuk saja. Nanti ada pelayan yang akan menyiapkannya (membakar/memanggang) untuk kita. Kami duduk di balkon, di dekat area barbeque. Saya suka tempatnya. Enak buat bersantai sambil ngobrol. Sementara di dalam, ada live music yang disuguhkan untuk menghibur para pengunjung. Di dalam restoran juga tersedia hidangan aneka mie. Mulai dari bakmi ayam, bakmi pangsit, kwetiau, dll. Aneka kue dan minuman pun bisa dipilih sesuai selera.

    Live music

    Balkon Mezzanine Restaurant

    Berbincang santai dengan Merry, sambil menunggu pesanan

    Patjaran dulu

    Menginap di hotel (bagus) tentu belum lengkap jika belum menikmati menu-menu andalan dari restorannya. Nah, selama 3 hari 2 malam menginap di Atria Hotel maupun Atria Residences, kami juga mencicipi makanan dan minuman dari kedua restoran yang ada di Atria, baik Bianco Italian Restaurant maupun Mezzanine Restaurant. Khususnya, menu-menu promosi selama bulan Oktober. Apa saja makanan yang kami cicipi tersebut? Uraian lengkapnya dapat di baca pada tulisan berikut : Jelajah Rasa di Atria Gading Serpong.
     

    Superior Room   

    Rp 1.450.000++
     
    The 25 sqm Superior room offers TV with various TV channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, shower, AC, hairdryer, minibar, telephone, coffee and tea making facilities and slippers.

    Facilities
    Air conditioned, Linen and Towels Provided, Tea/Coffee Making, Hairdryer, Desk, Shower - separate, Sofa Bed, cable/Satellite TV, Television, Wireless Internet, Alarm Clock, Bathrobes Provided, non-Smoking, Views, Double Bed 


    Superior Room

    Superior Room - Single bed

    Superior Room - twin bed
    Superior Room

    Superior Room

    Superior Room - Standing shower


    Deluxe room 

    Rp 1.550.000++
     
    The 33 sqm Deluxe room offers TV with various TV channels, safety deposit box, writing desk, sofa, full bathroom amenities, shower, AC, hairdryer, Minibar, Telphone, coffee and tea making facilities and slippers. We have 9 Deluxe rooms.

    Facilities
    Air conditioned, Laundry Facilities, Mini Bar, Telephone, Daily Room Service, Shower - separate, Linen and Towels Provided, Tea/Coffee Making, Hairdryer, Desk, Alarm Clock, Sofa Bed, Cable/Satellite TV, Television, Wireless Internet. 
      
    Kamar deluxe rata-rata di pojok

    Eh ada Merry :D :D

    Standing shower


    Suite room  

    Rp 1.950.000++
     
    The capacious 50 sqm Suite room with terrace, living room, bigger wardrobe and features TV with various TV channels, Movie Player Selection, Telephone, safety deposit box, writing desk, sofa, extra towel & full bathroom amenities, Bathtub, AC, hairdryer, slippers, Minibar, coffee and tea making facilities, extra mineral water, turn down service + brownies and welcome fruit basket. Book a Suite and get VIP check in service. We have 9 suite rooms.

    Facilities
    Air conditioned, Bath, Mini Bar, Telephone, Desk, Alarm Clock, Linen and Towels Provided, Tea/Coffee Making, Hairdryer, Wireless Internet, Double Bed, Sofa Bed, Cable/Satellite TV, Television, Iron/Ironing board, Laundry Facilities, Bathrobes provided, Non-Smoking, Views
     

    Suite Room - Sebelum diacak-acak :D

    dengan balkon pribadi
    Semalam di kamar ini :)

    full fasilitas

    Secara keseluruhan, hotel Atria memberi pengalaman yang menyenangkan untuk kami sekeluarga. Nyaris tak ada kekurangan yang saya jumpai. Baik secara fasilitas, maupun pelayanan. Kami bisa bersantai, dan menikmati waktu dengan sebaik mungkin. Kamar nyaman, makanan lezat, serta layanan prima, membuat kami justru ingin kembali lagi. Mungkin suatu hari.

    Di sini, ketersediaan kamar sangat memungkinkan di akhir pekan. Lain halnya dengan weekdays, tingkat pesanan lebih tinggi. Kamar-kamar penuh, rate-nya pun lebih tinggi. Jadi, jika ingin mengajak keluarga untuk sekedar berlibur, akhir pekan adalah waktu yang tepat. Rate turun, kamar pun banyak tersedia. Namun, untuk 3 bulan ke depan (Okt - Des), semua kamar di Hotel Atria sudah penuh. Dipesan oleh rombongan dari SKK Migas se-Indonesia. Demikian informasi yang saya dapat dari PRO Hotel Atria, Wulan.

    Tentang Atria Hotel Gading Serpong
    Sejak pertama kali beroperasi di 1 November 2010, Atria Hotel Gading Serpong (AHGS), hotel bintang empat berstandar internasional berkomitmen dengan standar internasional untuk melayani kebutuhan pasar lokal di bidang konferensi dan perjalanan dinas.

    Berlokasi di jantung CBD (Central Business District) Gading Serpong, AHGS memiliki 173 kamar elegan dan modern dengan 3 pilihan tipe kamar (superior, deluxe, dan suite), 11 fasilitas ruang pertemuan yang variatif dan grand ballroom berkapasitas hingga 800 orang. AHGS memiliki akses yang mudah melalui 2  pintu tol yakni pintu tol Jakarta – Merak dan lingkar luar dengan akses dari TB Simatupang dan waktu tempuh 25 menit dari Bandara Internasional Soekarno-Hatta, serta berada dekat dengan area lapangan golf dan pusat perbelanjaan (mal) Serpong yang memungkinkan tamu mencapai area hiburan ini dengan berjalan kaki.

    AHGS meraih berbagai penghargaan sejak AHGS berdiri. AHGS berhasil meraih penghargaan dari TripAdvisor dan mempertahankannya selama tiga tahun berturut-turut sebagai ‘Pemenang Sertifikat Keunggulan’ di tahun 2013 hingga 2015, Agoda Gold Circle Award 2014, dan tahun ini sebagai ‘The Best Hotel in Service Excellent of the Year’ dari Indonesia International Achievement Foundation.
     
    Di setiap lantai, persis di depan lift, ada ini.

    Batik store di lantai dasar

    Lounge Atria Hotel ***Thanks Wulan!

    ATRIA HOTEL GADING SERPONG
    ATRIA RESIDENCES GADING SERPONG

    CBD Gading Serpong Kav. 5, Jl. Boulevard Gading Serpong
    Tangerang 15810 - Banten
    T. (+62 21) 2921-5999 | F. (+62 21) 2921-6999
    http://www.atriahotelserpong.com
    http://www.atriaresidenceserpong.com
     



    *semua foto dokumentasi Katerina



    Mencicipi Mi Ongklok, Kuliner Khas Wonosobo

    $
    0
    0


    Masih tentang Wonosobo. Setelah cerita tentang Telaga-Telaga di Atas Awan dan Keindahan Yang Tersembunyi di Balik Perbukitan, masih ada lagi yang tak kalah menarik untuk diceritakan, yakni kuliner Mie Ongklok.

    Mencicipi Mie Ongklok
    Hari mulai berganti malam ketika rombongan kami tiba kembali di pusat Kota Wonosobo. Perut pun mulai keroncongan. Mi Ongklok Pak MUhadi menjadi tujuan kami untuk wisata kuliner malam itu. Bisa dibilang, bangunan bertingkat dua di Jalan A.Yani, Wonosobo, inilah trademark kuliner Wonosobo yang dikejar wisatawan. 

    Konon, nama Muhadi sudah melekat sebagai spesialis mi ongklok, karea ia lah pencipta mi ongklok. Sajian mi-nya memang sangat khas. Mi ongklok menggunakan mi kuning, yang istimewa ada pada penataan mi dan campuran kubis dan kucai yang menyerupai kerucut, dan diguyur kuah kental. Rasa kuahnya, lezat memanjakan lidah. Katanya, kuah mi merupakan campuran saripati singkong, gula merah, dan udang kering, yang ditambah bumbu kacang, taburan lada, dan bawang goreng.

    Menikmati mi ongklok ternyata ada seninya. Jika diaduk justru akan berkurang nikmat kuahnya. Mi cukup dinikmati sesuap demi sesuap tanpa merusak bentuknya. Lebih lengkap jika ditemani satai sapi, tekstur dan rasa daging sapi dinilai paling cocok di lidah saat dikunyah bersamaan dengan mi. Penyuka rasa pedas, bisa menambahkan sambal cabai rawit halus.

    Sebetulnya, kedai mi ongklok bertebaran di Wonosobo. Namun, hanya ada dua nama yang bisa dibilang terjamin cita rasanya, yakni Mie Ongklok Pak Muhadi dan Mie Ongklok Longkrang di Jalan Pasukan Ronggolawe. Mencicipi mie ongklok untuk pertama kali dan langsung di tempat pencipta resepnya, membuat acara kuliner ini jadi terasa istimewa dan sulit dilupakan. 



    Menikmati Hiburan Karawitan
    Kami menginap di Desa Wisata Sendang Sari. Sebuah desa di Kecamatan Garung yang namanya kerap disingkat menjadi Dewi Sri. Penginapan kami adalah kediaman Ibu Toto, istri mantan lurah Sendang Sari yang pernah menjabat beberapa periode. Di rumahnya yang besar, terdapat banyak kamar tidur dan kamar mandi. Itu sebabnya dapat menampung rombongan kami.

    Rumah Ibu Toto bukan hanya jadi tempat kami menginap, tapi juga tempat berlangsungnya pelatihan travel writing yang diisi oleh penulis buku terkenal ‘Balada Si Roy’, yaitu Gol A Gong. Suatu kebetulan bagi kami karena trip Wonosobo ini bertepatan dengan Tur Literasi Jawa Gol A Gong di Wonosobo, sehingga bisa menghadirkan beliau di antara kami. Tur Literasi Jawa Gol A Gong berlangsung sejak 09 Oktober – 22 Nopember 2014 di beberapa kota di Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jawa Timur.

    Malam itu, turut hadir beberapa pejabat desa dan sesepuh desa di rumah ibu Toto. Mereka duduk bersama kami dan ikut berbagi informasi tentang riwayat desa dan tempat-tempat wisata yang telah kami kunjungi. Tak hanya acara silaturahmi dan travel writing, kami juga disuguhi penampilan apik grup Karawitan Pusporini pimpinan Ibu Toto. Para pemain musik karawitan rata-rata telah lanjut usia. Namun, jari jemari mereka lincah memainkan alat musik gamelan. Kabarnya, para pemain sudah bergabung sejak pertama kali grup karawitan itu dibentuk, yaitu sejak tahun 1990.
     
    Selama acara berlangsung, kami disuguhi penganan khas desa seperti tempe kemul, nasi begono, ubi rebus, pisang rebus, kacang rebus, dan teh Tembi asli Wonosobo. Kami menikmati malam hingga menjelang pergantian hari, ditemani alunan tembang berbahasa Jawa yang mengalun syahdu, menghanyutkan perasaaan.

    Grup Karawitan Pusporini

    Sesi Travel Writing bersama Gol A Gong

    Teh Tambi dan tempe kemul

    Di depan kediaman ibu Toto, tempat kami menginap



    *Semua foto dokumentasi Katerina




    Melihat Fasilitas Eksternal Saat Membeli Rumah

    $
    0
    0

    Bagi anda yang sedang dalam masa transisi untuk memiliki sebuah rumah baru apalagi rumah dijual di Jakarta, tentunya sekarang-sekarang Anda akan disibukkan dengan aktifitas mencari berbagai macam informasi mengenai rumah yang hendak dijual. Sebelum anda memilih memustuskan untuk membeli sebuah rumah di suatu lokasi, maka ada baiknya bagi anda untuk mempertimbangkan mengenai fasilitas yang tersedia, apabila Anda memutuskan untuk jadi membeli sebuah rumah di suatu lokasi. Apakah sarana transportasi yang menuju ke rumah yang hendak Anda beli non-stop 24 jam atau tidak? Jika anda akan berangkat ketempat kerja berapa kalikah Anda mesti ganti kendaraan umum? Apabila fasilitas eksternal dirasa tidak terlalu menarik, maka Anda dapat menggunakan ini sebagai salah satu senjata untuk dapat menego harga yang lebih rendah dengan yang ditawarkan.

    Apabila Anda menegosiasi sendiri maka pahami serta pelajari dahulu tentang materi negosiasi, salah satunya adalah dengan cara mengetahui harga pasaran di daerah tersebut. Setelah Anda mengetahui kisaran harga rumah di lingkungan yang diinginkan, maka anda dapat menggunakan itu sebagai patokan dasar harga dan ingat jangan melebihi batas anda tersebut. Apabila Anda memiliki anggaran yang terbatas, patuhilah patokan tersebut.

    Pahamilah akan kebutuhan Anda kemudian setelah anda melakukan survey ke beberapa lokasi serta beberapa rumah maka buatlah daftar properti yang memenuhi kriteria Anda. Jika semakin banyak rumah yang cocok dengan anda maka semakin besar pula daya tawar-menawar yang Anda punya ketika menegosiasikan harga.

    Jangan mengacuhkan rumah yang tidak terlalu sering mendapatkan kunjungan calon pembeli, bisa saja rumah yang jarang dikunjungi mungkin karena kurangnya informasi bahwa rumah tersebut dijual serta tidak mendapatkan begitu banyak tawaran dari calon pembeli. Dengan begini maka keuntungan bagi Anda dalam menegosiasi harga apabila sang penjual rumah benar-benar mencari pembeli.

    Lakukanlah dengan teliti terkait dengan semua hal. Cari tahu tentang kisaran berapa harga rumah tipe tertentu yang sudah terjual. Karena hal ini akan sangat membantu anda dalam menentukan patokan harga sebuah rumah.

    *(U)

    Mengetahui Harga Rumah Sebelum Membelinya

    $
    0
    0

    Untuk menjamin kepuasan dalam menempati sebuah rumah ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum Anda memulai memutuskan untuk membeli sebuah rumah tertutama rumah dijual di Jakarta.

    Pertama Harga Rumah
    Harga sebuah rumah biasanya meliputi harga bangunan dan juga ditambahkan dengan harga tanah. Harga tanah hendaknya di carikan perbandingan di lokasi setempat atau berdasarkan Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) yang berlaku, kalau harga bangunan tergantung pada kondisi fisik bangunan yang dimaksud.

    Kedua Status Tanah
    Periksa dulu apakah status tanah bangunan itu adalah hak milik atau hak guna bangunan (HGB). Jika HGB maka harga tanah bisa lebih murah dari harga hak milik. 

    Ada baiknya status tanah ditanyakan ke kantor Badan Pertahanan Nasional (BPN) di wilayah itu. Sehingga dalam proses jual beli rumah ada kejelasan apakah tanah tersebut bebas dari kasus atau tidak.

    Bangunan harus di sertai IMB (Izin Mendirikan Bangunan), untuk memastikan bangunan tersebut tidak didirikan di lokasi terlarang.

    Perhatikan apakah lokasi rumah tersebut berda di kawasan real estate, pastikan sertifikat asli sudah dipisah menjadi sertifikat per kavling sehingga bukan lagi merupakan sertifikat induk dari suatu tanah kavling.

    Ketiga Kondisi Fisik Bangunan
    Jika menggunakan air sumur ada baiknya air sumur di periksa dulu apakah layak untuk dikonsumsi atau tidak.

    Daerah yang lokasinya banyak rayap, konstruksi atas sebaiknya di periksa melalui man-hole atap. Hal itu  untuk dapat memastikan bahwa rumah itu masih aman di tempati atau tidak.

    Perhatikan seluruh bagian pada dinding rumah, jika Anda melihat bagian tembok ada yang retak konsultasikan dulu kepada ahli struktur bangunan.

    Perhatikan juga apakah masih ada atau tidak ruang atau lahan yag memadai untuk menambah ruangan baik secara vertical atau horizontal.

    Keempat Lokasi
    Cari tahu kejelasan soal perencanaan daerah atas lokasi rumah. Hal ini bisa ditanya kepada dinas setempat.

    Dalam hal kenyamanan, perlu di pertimbangkan ketersediaan fasilitas umum dan fasilitas sosial di lokasi sekitar.

    Cari tahu juga apakah lokasi rumah tersebut rawan terjadi banjir atau tidak.
    Akses menuju rumah, apakah mudah ditempuh atau sering macet.


    *(U)

    Superblock K2 Park Hadir di Kota Satelit

    $
    0
    0

    Saat ini kota satelit seperti Serpong berkembang cukup pesat sebagai pusat hunian, perkantoran, maupun komersial. Hal tersebut disebabkan semakin mudahnya akses dari dan ke Jakarta karena perkembangan infrastruktur, seperti tol yang kian banyak jumlahnya. Sependek 17 tahun bertempat tinggal di BSD City, saya melihat sendiri  bagaimana Serpong mengalami perkembangan paling cepat dan prospeknya paling menjanjikan. Prospek Serpong yang menjanjikan tersebut, terlihat dari harga tanah yang paling tinggi jika dibandingkan dengan kota satelit lainnya. Di Serpong, harga tanah naik 10 hingga 20 persen per tahun. Saya merasakan sendiri bagaimana harga tanah dan rumah mungil nan sederhana yang dulu saya beli masih bernilai ratusan juta rupiah, kini sudah bernilai milyaran.

    Di Serpong terdapat sejumlah pengembang besarseperti Sinarmas Land BSD, Alam Sutera, Summarecon, juga Paramount Serpong. Kehadiran mereka dalam mengembangkan tanah yang semula hanya berupa kebun-kebun kosong menjadi distrik pusat bisnis yang terdiri dari perumahan, apartemen, pusat perkantoran, tempat komersial, dan pusat hiburan. Kini dilengkapi juga dengan fasilitas olahraga, restoran, tempat pendidikan, serta rumah sakit, sehingga membuat perkembangan Serpong makin meningkat. Infrastruktur penting seperti Tol Jakarta-Tangerang, Serpong-Bintaro-Bandara, Serpong-Jakarta dan Tol Puri Indah-Bandara, turut meningkatkan permintaan hunian di daerah Serpong.

    Serpong saat ini masih menjadi tren hunian yang paling diminati karena banyaknya berbagai fasilitas yang mempermudah warganya untuk melakukan aktivitas. Harga tanah yang naik tinggi membuat insvestor beramai-ramai membeli properti di Serpong, baik perumahan maupun apartemen. Di sini, banyak apartemen yang disewakan kepada mahasiswa maupun kaum profesional yang berkantor di Serpong. Namun, end user yang membeli perumahan maupun apartemen di Serpong juga cukup banyak karena mereka menganggap, tinggal di wilayah ini memiliki prestise tersendiri.

    Mencermati hal tersebut, Prioritas Land mengembangkan proyek K2 Park Superblok di kawasan Gading Serpong. Ini merupakan kawasan terpadu dan terintegrasi yang terdiri atas apartemen, hotel, perkantoran, dan education center & mall. 

    Maket K2 Park Gading Serpong
    Mengamati maket apartemen K2 Park, siapa tahu abis itu dikasih masing-masing 1 unit. Aamiin :D :D

    One Stop Lifestyle
    K2 Park Superblok dikembangkan di atas lahan seluas 3,2 hektare dan dirancang dengan konsep fun, style, and fashion. Terdiri dari empat tower apartemen, satu tower Hotel Harris (hotel bintang 4 berjumlah 200 kamar), serta satu tower office park. Terdapat pula Sunken Plaza, yaitu area terbuka hijau dengan fasilitas jogging track, bowling, fitness center dan lapangan basket. Tak ketinggalan area komersil berupa pusat perbelanjaan bawah tanah, kafe, dan restaurant.  

    Green Development
    Area K2 Park didominasi taman terbuka hijau yang rindang dan dilengkapi dengan Water Pods yang berfungsi sebagai Artificial Tree (Pohon buatan) yang akan menampung air hujan juga sekaligus menjadi peneduh dari terik matahari. Berkat konsepnya ini, K2 Park pernah mendapat penghargaan dari Residence Indonesia Award 2014 sebagai konsep green development terbaik di Tangerang Selatan.
     
    Area terbuka hijau yang dilengkapi water pods
    Bagian bawah tower ini adalah area parkir berkapasitas 3:1 untuk keseluruhan unit tower, mall, hotel, dan pekantoran

    Condotel
    Empat tower apartemen K2 Park, di antaranya Scoria, Minette, Moraine, dan Arkose. Tower Arkose mulai dijual pertama kali pada Agustus tahun 2014. Sedangkan Tower Moraine mulai dijual pada September hingga Oktober 2014. Saat ini, unit yang tersisa dari masing-masing tower tersebut tinggal 10 persen saja. Tower ketiga dan keempat, yakni Minnete dan Scoria akan di-launching pada bulan Nopember hingga Desember tahun ini.

    Setiap tower apartemen terdiri dari 32 lantai dengan jumlah 640 unit. Unit apartement di semua tower berupa unit studio, dengan luas masing-masing yakni : Soleil 26,8sqm, Maestro 29,1sqm, Forte 24,5sqm, Allegra 29,1sqm, serta Largo 25,2sqm. Type studio ini cocok buat mereka yang masih single atau pasangan sudah menikah tapi belum mempunyai anak. Untuk keluarga dengan anak, bisa membeli 2-3 unit untuk mendapatkan ruang lebih luas sehingga bisa membuat beberapa kamar tidur sesuai kebutuhan. Jika membeli unit hook (pada lantai tertentu), otomatis akan mendapat private sky garden. 

    Apartemen K2 Park juga mengusung konsep hotel, itu sebabnya disebut juga dengan condotel

    Contoh unit studio Maestro

    Dengan desain interior yang tepat, unit studio jadi terasa lapang
    Untuk memenuhi kebutuhan kamar bisa dilakukan dengan membeli dua unit (connecting)

    Memaksimalkan fungsi ruang dengan desain yang tepat, agar tak terasa sempit

    Desain kamar mandi yang lapang dan modern dengan standing shower

    Dua unit Studio Maestro dijadikan satu

    Untuk mendapatkan unit full furnish seperti ini bisa memesan ke developer dengan biaya tertentu

    Superblock modern

    Furnish standar dari developer senilai Rp 35 juta, tapi yang ini bukan kategori standar :D

    Unit studio Forte, kamar tok, cocok buat mahasiswa dan karyawan perkantoran yang belum berkeluarga

    Setidaknya dengan unit contoh ini jadi punya gambaran bagaimana cara menata kamar agar terlihat nyaman dan lapang

    Namanya type studio, masuk unit apartemen langsung kepergok tempat tidur dan furniture seperti ini

    Apapun bentuk unit apartemenmu, berapapun ukuran luasanya, selama pandai menata, pasti akan menarik dan asyik untuk ditinggali

    Harga Bijak
    Harga unit berkisar antara Rp 500-700 juta. Mahal? Relatif. Karena harga yang ditawarkan sebanding dengan apa yang akan didapatkan pembeli ^_^
    Banyak kemudahan pembayaran dalam melakukan transaksi pembelian unit K2 Park, yakni sbb:
    1. DP 30 % , angsuran 36 kali, pelunasan di bulan ke-37
    2. DP 10 %, angsuran 47 kali, pelunasan di bulan ke-48
    3. Pembayaran sebesar 70% lunas namun selama 3 tahun unit digunakan oleh pihak developer untuk disewakan. Setelah 3 tahun baru diserahkan kepada pemilik. Selain itu, dengan pembayaran lunas tersebut, pemilik akan mendapatkan fasilitas full furnish senilai Rp 35juta (furnish standar developer).
    4. Bagi yang membayar Tunai Bertahap dengan 8 kali pembayaran, berhak mendapatkan hadiah logam mulia seberat 45gram atau mobil Honda Brio.

    Dalam pertemuan di lokasi pemasaran K2 Park pada hari Kamis tgl. 22/10 lalu, Dihar Dakir selaku Public and Investor Relation Manager PT Prioritas Land mengatakan, bahwa Prioritas Land punya program Sobat Prioritas yang bisa dilakukan secara freelance. Bagi yang berminat dapat mendaftarkan diri, nanti akan diajarkan product knowledge dan selling skill. Jika berhasil melakukan penjualan maka akan mendapat fee sebesar 1,5% dari harga penjualan. 

    K2 Park Restaurant, tempat belajar product knowledge dan selling skill bagi Sobat Prioritas

    K2 Park terletak di lokasi segitiga emas Serpong, yaitu BSD-AlamSutera, Gading Serpong, dan Karawaci. Dengan lokasinya yang strategis, K2 Park menawarkan kemudahan akses bagi penggunanya untuk datang dan pergi dari K2 Park ke kota Jakarta atau tempat lainnya.

    K2 Park dibangun oleh PT Prioritas Land Indonesia, perusahaan properti dengan jaminan kualitas dan kredibitilas. Terbukti dari penghargaan yang pernah di berikan oleh Property & Bank Magazine Award, Prioritas Land pernah dinobatkan sebagai Developer dengan Pertumbuhan Bisnis Tercepat tahun 2013-2014.

    K2 Park merupakan the first superblock in Gading Serpong yang dirancang oleh ark design, konsultan arsitek berkelas internasional. Oleh karena itu pula, K2 Park sukses menyabet predikat The Best Superblock 2014 dari Majalah Property & Bank.

    Berbicara tentang kredibilitas, K2 Park adalah proyek yang lahir dari tangan dingin seorang Marcellus Chandra. Marcellus adalah president direktur Prioritas Land Indonesia, sosok muda (36 tahun) yang sarat prestasi dan inspirasi. Prioritas Land Indonesia (PLI) adalah perusahaan properti yang ia rintis bersama rekannya, Victor Irawan, pada 2010 silam. 

    Meski tidak memiliki background developer, tapi Marcellus justru mencari cara untuk masuk ke bisnis developer dan industri properti setelah terinspirasi dari buku yang ia baca tentang pengusaha properti sukses seperti Ciputra. Proyek pertamanya bernama Majestic Point Villas lahir di Nusa Dua Bali, dan di Uluwatu, Bali. Proyek selanjutnya hadir berturut-turut yaitu Majestic Point (apartemen) di Gading Serpong, Indigo (apartement) di Bekasi, Airia di Tiga Raksa Tangerang (residence) dan yang terbaru adalah K2 Park Superblok yang saya kunjungi bersama rekan bloggers hari Kamis tgl 22/10 lalu. 

    Marcellus Chandra, Presdir PT.PLI (kiri), Dihar Dakir -
    Public and Investor Relation Manager PT.PLI (kanan)

    Beberapa penghargaan yang pernah diraih PT.Prioritas Land Indonesia adalah:
    • Developer dengan Pertumbuhan Bisnis Tercepat (2013-2014), oleh Property & Bank Magazine Award.
    • K2 Park – The Progressive Mixed Use Development (2014), oleh Property Indonesia Award.
    • The Best CEO of The Year (2014), oleh Anugerah Business Review
    • K2 Park – Superblok dengan Konsep Green Development Terbaik di Tangerang Selatan (2014), oleh Residence Indonesia Award
    • CEO of The Year (2014), oleh Action Coach Award
    • MOU with Accor at Indigo@Bekasi (Mercure Bekasi Barat) and MOU with Tauzia at Majestic Point Serpong (Harris Hotel Serpong)

    K2 Park diapit beberapa universitas dan sekolah ternama seperti UPH (Universitas Pelita Harapan), Swiss German University (SGU), Jakarta Nanyang School, Bina Nusantara, Prasetya Mulya, Stella Marris International School, St. John, Al Azhar, St.Laurensia, Islamic Centre School, SDS Fajar Islami, BPK Penabur, Syafana Islamic School dan Sekolah Tarakanita. Di dalam area Gading Serpong sendiri terdapat beberapa universitas seperti Universitas Media Nusantara dan Institut Fisika milik Prof. Johannes Surya. K2 Park juga dekat dengan AEON Mall, Teras Kota BSD, Mall Lippo Supermal Karawaci, Sumarrecon Mall Serpong (SMS), Mall of Alam Sutera, BSD Square, BSD Plaza, dan Living World Alam Sutera.
     
    Sebelum tulisan ini berakhir, foto empunya blog mesti nampang dulu :D

    Perpaduan antara pusat bisnis, hiburan, belanja, dan tempat hunian yang nyaman, serta eksklusif dengan konsep ramah lingkungan (green living), hemat energi, serta bernuansa modern menjadi kesatuan K2 Park sebagai the symphony of living.  Dalam pengembangannya, K2 Park telah memenuhi syarat dan ketentuan sebagai sebuah superblok, di mana fasilitas umum, fasilitas sosial dan sarana parkir (3:1) disediakan di dalam areal yang dikelola yang jenis dan jumlahnya disesuaikan dengan standar; serta koefisien dasar hijau diwujudkan dengan ruang terbuka hijau yang mengandung tanaman pepohonan pelindung.

    Jika tinggal di Serpong adalah sebuah prestise, maka memiliki unit apartemen di K2 Park superblok Gading Serpong adalah sebuah pilihan menarik.

    Untuk informasi lebih lanjut mengenai K2 Park Superblok Gading Serpong, dapat menghubungi Kantor pemasaran : 

    PT PRIORITAS LAND INDONESIA
    Ruko Paramount Blitz, Jl Raya Kelapa Dua Blok A no 20
    Gading Serpong- Tangerang
    021- 36 000 701 - 702
    FB : Official Prioritas Land Indonesia
    Twitter : @Prioritas_Land
    Youtube : Prioritas Land
    Website : www.prioritaslandindonesia.com 

    Terima kasih pak Mercellus sudah ajak kita jadi blogger Prioritas Land!

    Senang Kembali ke Malang

    $
    0
    0

    Minggu sore (18/10), saya kembali menginjakkan kaki di Kota Malang. Terakhir ke kota apel ini tiga tahun lalu, tepatnya bulan Februari 2012. Saya mendapati perubahan pada bandara Abdul Rachman Saleh, kini lebih besar dan punya bangunan baru yang megah. 

    Seingat saya, dulu begitu kecil dan sederhana, nyaris serupa dengan terminal bus. Kini, terminal lama difungsikan sebagai terminal kedatangan. Sedangkan bangunan baru sebagai  terminal keberangkatan. Banyak kios jajan di depan terminal, berhadapan dengan area parkir bandara. Dulu, semua itu tak ada. Kini jadi ada, pertanda tingkat kunjungan ke Malang dengan menggunakan transportasi udara kian meningkat. 

    Terminal keberangkatan

    Terminal lama kini jadi terminal kedatangan

    Jember adalah kota tujuan utama kedatangan saya ke Jawa Timur. Malang hanya sekedar transit. Sekembali dari Jember, dan sebelum terbang ke Jakarta, saya bermalam semalam di Malang. Alhamdulillah kawan baik saya, Ivone dan Ihwan, bersedia rumahnya saya inapi.

    Atas keluangan waktu dan kebaikan hati Ihwan, Minggu sore saya dijemput di bandara Abdul Rahman Saleh, dan dibawa ke rumahnya. Tentu ada perasaan senang bisa berjumpa lagi dengan keluarga Ihwan. Ivone, istri Ihwan adalah teman saya. Saya berteman dengan Ivon sejak masih sama-sama ngeblog di MP (sekitar 6-7 tahun yang lalu). Ivon adalah teman di dunia maya yang menjadi nyata. Pertemanan kami terjalin sejak ia masih gadis, sampai ia menikah dan punya anak. Berjumpa kembali dengannya adalah sebuah kebahagiaan. Bahagia bisa kembali bersilaturahmi dalam hubungan pertemanan yang tetap baik.

    Waktu begitu cepat berlalu, banyak yang berubah, tentu saja. 3 tahun lalu saat bertandang ke Malang, Ihwan dan Ivon belum menikah. Satu bulan paska kedatangan saya ke Malang, mereka baru menikah. Dulu Ihwan menjamu saya di rumah orang tuanya. Kali ini saya dijamu di rumah pribadi milik Ihwan yang ditinggali bersama keluarga kecilnya. Ihwan dan Ivone memang sudah mandiri. Berkat ketekunan dan tekat kuat yang mereka miliki, kini mereka sudah punya rumah sendiri. Rumah biru yang cantik.

    Senang rasanya bisa berkunjung ke kediaman Ivon. Apalagi merasakan menginap dan bermain bersama Aiman, putranya yang sangat aktif. Saya berdoa untuk mereka, semoga selalu diliputi kemudahan dan kebahagiaan dalam mengarungi kehidupan rumah tangga. Dan kebaikan mereka pada saya, semoga mendapat balasan yang lebih dari Allah SWT. Aamiin. 

    Ivon dan keluarganya

    Rumah keluarga biru
    Disuguhi rujak cingur

    Minggu malam, selepas waktu magrib, saya di ajak ke Alun-Alun Malang. Ivon, Ihwan, Aiman, dan adik sepupu Ihwan, semua ikut serta. Dengan menggunakan 2 buah sepeda motor, kami menuju alun-alun. Sebelum berangkat Ivon memperingatkan saya untuk menggunakan baju hangat karena udara Malang di malam hari akan terasa sangat dingin. Karena saya tidak bawa jaket ataupun sweater, Ivon pun meminjamkan jaket wanita miliknya. Alhamdulillah bisa selamat dari udara dingin yang biasanya tidak mampu saya tahan.

    Suasana Minggu malam di alun-alun sangat ramai. Banyak anak-anak, remaja, hingga orang dewasa berkunjung ke alun-alun. Ada yang sekedar duduk-duduk, berjalan, atau pun bemain di taman. Kebanyakan duduk di area sekitar air mancur. Padahal, suasana alun-alun minim cahaya. Saya tidak tahu kenapa demikian. Tapi yang jelas, taman remang-remang itu terasa kurang nyaman dan aman. Apalagi buat anak-anak. Terlihat anak-anak bermain benda menyala mirip lampu yang bila dilemparkan ke atas akan tampak seperti kembang api. Harganya Rp 5000. Ihwan membeli satu untuk Aiman. Tapi benda itu tak bisa dimainkannya. Akhirnya Aiman lebih banyak berlarian, Ivon kewalahan, Ihwan mengejar kerepotan.

    Di alun-alun kami menjumpai Tari dan mbak Dedew. Tari dan mbak Dedew sedang berada di Malang dalam rangka liburan. Mbak Dedew membawa anaknya, Nayla dan Alde. Malam itu kami memang janjian untuk ketemu. Namun di alun-alun kami tak banyak ngobrol. Saat itu, memang tak begitu cocok buat ngobrol. Apalagi waktu kami sedikit, sebab jam 10 malam kami akan berangkat ke Jember untuk menjenguk mbak Ira. Usai duduk-duduk, jalan, dan foto-foto, akhirnya jam 8 kami meninggalkan alun-alun. Saya kembali ke rumah Ivon, mbak Dedew dan Tari kembali ke hotel. Namun sebelum kami beranjak pulang, pertunjukan air mancur yang dinanti mulai dihidupkan. Orang-orang mulai mendekati pusat alun-alun, tempat di mana air mancur akan menari dengan warna-warna yang silih berganti.  Anak-anak mbak Dedew terlihat gembira. Padahal tadinya Alde sudah merengek minta pulang.  

    Minggu malam di alun-alun Malang
     
    Air mancur menari berlatar Masjid Jami Malang

    Warna air mengikuti warna lampu yang berganti-ganti

    Bersantai di alun-alun Malang
     
    Berjumpa Lestari dan temannya

    Reuni keluarga BM

    Jam 10 malam kami berangkat ke Jember dengan menggunakan mobil Avanza sewaan. Perjalanan kami tempuh sekitar 6 jam lamanya. Kami tiba di Jember jam 4 pagi. Setibanya di Jember kami menuju stasiun, menjemput mbak Zulfa. Setelah itu baru sama-sama ke rumah mbak Ira. Jam 11 siang kami sudah berangkat lagi menuju Malang. Tiba sekitar pukul 4 sore. Waktu tempuh lebih cepat karena rute yang dilalui berbeda dengan rute saat pergi. Alhamdulillah perjalanan pergi dan pulang dari Jember lancar. Kami selamat dan sehat, kecuali Ihwan yang mabuk perjalanan sepanjang perjalanan pergi.

    Senin malam saya menginap di rumah Ivon. Perjalanan dari Jember cukup melelahkan. Sesampainya di Malang rasanya ingin istirahat dan tidur saja, tak ingin jalan-jalan lagi. Tapi malamnya akhirnya keluar juga, walau sebentar, sekedar membeli mie cobek. Kata Ihwan, kedai mie cobek itu pernah diangkatnya ke dalam tulisan, semacam review. Memang cocok untuk ditulis karena kulinernya unik. Berhubung malam itu sudah lapar, mie langsung saya santap, akibatnya lupa difoto. Jadi ga ada buktinya buat dipajang di sini :D

    Hari Selasa saatnya kembali ke Jakarta. Meski pesawat saya siang, tapi jam 8 pagi saya sudah berpamitan dengan Ivon. Pinginnya, jam 9 atau 10 sudah duduk manis di bandara. Tidak masalah menunggu lama, biar saya bisa bersantai. Rencananya di bandara saya akan menggunakan waktu untuk menulis. Kebetulan memang bawa laptop. Lumayan kalau selama nunggu bisa menghasilkan satu tulisan buat diposting di blog. Tapi kemudian Ihwan mengusulkan agar saya ikut ke tempat kerjanya di perpus Brawijaya Malang. Katanya mending nunggu di sana. Ada wifi, bisa sambil ngeblog. Ihwan juga ada bilang, barangkali saya ingin jalan-jalan keliling komplek kampus Brawijaya, siapa tahu mau survey-survey buat jadi kampusnya Humayra kelak he he. 


    Suasana gazebo perpus Brawijaya

    Ihwan di tempat kerjanya

    Numpang ngeblog di perpus Brawijaya

    Sekitar bundaran kampus Brawijaya




    Sebelum masuk perpus, saya sempat minta duduk di gazebo saja. Enak di luar, adem banyak angin. Bisa sambil liat-liat suasana juga. Tapi setelah masuk perpus, ternyata suasananya lebih nyaman lagi. Ya sudah saya nunggu di perpus saja. Sementara barang-barang saya disimpan dekat meja kerja Ihwan. Di perpus banyak mahasiswa/i. Saya siapa ada di antara mereka? Hihi. Emak-emak numpang singgah sebelum ke bandara :D

    Jam 12 saya berangkat ke bandara. Ihwan yang antar. Sempat nggak enak sih, takutnya memakan waktu kerjanya. Tapi kata Ihwan gapapa, karena itu jam istirahat. Nah, sebelum jalan, Ihwan nyaranin saya foto-foto dulu di komplek Brawijaya. Tempat yang disarankan adalah bundaran Brawijaya. Di situ ada spot bagus dengan latar belakang gedung rektor. Benar juga sih. Lalu saya foto-foto di situ. Setelah puas, baru berangkat menuju bandara

    Dalam perjalanan menuju bandara, saya mendadak lapar. Pingin makan tapi bukan makan nasi, melainkan bakso bakar. Sambil jalan, mata saya jelalatan mencari warung bakso. Agak susah juga menemukannya. Padahal sewaktu belum dicari, warung bakso terlihat di mana-mana. Sekalinya ada, ternyata bakso daging babi. Untung kami tanya dulu, kalo nggak mungkin sudah bersantap makanan tidak halal hehe.

    Setelah mencari beberapa waktu, akhirnya ketemu warung bakso bakar yang dicari. Nama tempatnya kalau tak salah Bakso Bakar Adi Sucipto. Halal? Iya tentu. Sewaktu masuk langsung saya tanya. Si mbak berkerudung yang jaga warung mengatakan baksonya halal. Siplah. Ohya, spesialnya nih, di warung ini juga sedia es teler duren. Kebetulan sekali memang sedang ingin sesuatu yang segar-segar. Pucuk dicinta es teler duren pun tiba. Cocok! 

    Durennya banyak. Manis dan segar!

    Bakso bakar idaman

    Mbaknya sedang bikin kupang kraton

    1 jam sebelum jadwal keberangkatan, saya sudah tiba di bandara. Mepet sih sebetulnya tapi untungnya masih aman. Pesawat Sriwijaya yang saya tumpangi, tiba tepat waktu, dan saya pun terbang ke Jakarta tepat waktu. Sebelum berangkat, saya perhatikan moncong pesawat di sebelah kanan bertuliskan kata “Kebenaran”. Lalu saya teringat ketika berangkat ke Malang pada hari Minggu, moncong sebelah kirinya bertuliskan “Kebahagiaan”. Dua kata itu kemudian berseliweran di kepala saya, lalu masuk ke dalam kalbu, menghadirkan suatu rasa. Malang 3 tahun lalu dan saat ini, tak lagi sama. Tetapi kebahagiaan dan kebenaran, tak pernah berubah. Inilah hidup, ia terus berjalan dengan banyak cerita.


    Kebahagiaan

    Kebenaran

    Datang dan pergi tepat waktu
     
    Sampai jumpa lagi Malang


    Bertandang ke Jember Bersama Sahabat

    $
    0
    0
    Sahabatdekat
     
    Saya menyukai Jawa Timur, salah satu alasannya karena propinsi satu ini punya banyak kota besar yang bisa diakses dengan transportasi udara sehingga mudah dijangkau dalam waktu singkat. Sebut saja Surabaya, Malang, Banyuwangi, dan Jember. Total ada 4 kota yang punya bandar udara. Nah, selain dengan pesawat terbang, kota-kota tersebut, serta kota-kota lainnya di Jawa Timur juga mudah dicapai dengan menggunakan kereta api dan bus.

    Senin tanggal 19/10 adalah untuk pertama kalinya saya bertandang ke Jember, Jawa Timur. Rencana awal, rute penerbangan yang saya ambil untuk ke sana adalah Jakarta-Surabaya-Jember. Hal ini saya lakukan karena keterbatasan waktu yang saya miliki. Sebab ke Jember itu bukan dalam rangka liburan, melainkan untuk menjumpai sahabat saya (mbak Ira) yang sedang dilanda duka. Kelar berjumpa harus langsung balik lagi ke Jakarta. Nah, itu sebabnya saya memilih naik pesawat.

    Janjian ke Jember

    Yang akan menjenguk mbak Ira bukan hanya saya, tetapi beberapa kawan dekat lainnya seperti Lestari, mbak Dedew, mbak Ima (Primastuti), mas Elthon (suami mbak Ima), Ihwan, Ivon, dan mbak Zulfa. Mulanya, saya janjian dengan mbak Ima (Primastuti) bertemu di Surabaya. Saya naik pesawat dari Jakarta, mbak Ima dan mas Elthon (suami mbak Ima) naik kereta dari Jogja. Lalu, dari Surabaya kami akan naik kereta bareng-bareng menuju Jember. Namun ternyata, mbak Ima dan mas Elthon berangkat Sabtu (17/10). Saya tidak bisa. Lagipula mbak Ira hari Sabtu masih dalam perjalanan dari Jerman menuju Indonesia, dan akan tiba di Jember Minggu Malam. Jika ke Jember tanpa ketemu mbak Ira rasanya ada yang kurang.

    Kebetulan Tari dan mbak Dedew sedang berada di Malang (liburan), mereka akan berangkat ke Jember dari sana. Setelah tahu Ihwan dan Ivon juga ikut berangkat, akhirnya saya pilih ke Jember lewat Malang biar bisa berangkat barengan. Kami menyewa mobil Avanza seharga Rp 750.000,- PP sudah termasuk supir dan BBM. Berhubung jalannya malam, maka nambah Rp 200.000,- Kenapa kami berangkat malam? Supaya tiba di Jember pagi sekali. Sebab Senin jam 11 siang kami harus sudah kembali ke Malang. Rombongan mbak Dedew akan kembali ke Semarang dengan kereta jam 5 sore. Jadi kami harus berusaha jam 4 sore sudah di Malang lagi.

     

    Perjalanan di Malam Hari
    Jam 10 malam kami mulai berangkat. Aiman sudah tidur saat dibawa masuk ke mobil. Kami menjemput mbak Dedew dan Tari di hotel. Malam cukup tenang, jalan lengang, mobil melaju tenang. Namun keadaan berubah ketika Ihwan mulai hoek hoek muntah. Dari rumah memang Ihwan sudah sakit, katanya masuk angin. Naik mobil melalui rute meliuk-liuk, membuat Ihwan makin sakit. Ia muntah sepanjang perjalanan. Berkali-kali mobil berhenti. Dari sekedar membiarkan Ihwan muntah di jalan, hingga mampir ke warung membeli teh manis hangat. Tapi Ihwan tetap muntah. Apapun yang masuk perutnya keluar lagi. Saya melihatnya saja merasa lelah, apalagi Ihwan. Kasihan.

    Kantuk membuat saya tertidur. Yang lain juga demikian, kecuali Ihwan dan supir. Saya terbangun saat merasakan mobil berhenti di suatu tempat. Saya melihat supir turun, lalu merebahkan badan di sebuah bangku panjang di pinggir jalan. Rupanya supirnya ngantuk, dia minta waktu untuk tidur. Di saat yang sama, mbak Zulfa menelpon. Dia menanyakan posisi kami. Saat itu saya tidak tahu sudah berada di mana. Tapi kata mbak Dedew sudah di Jember. Ternyata perjalanan yang kami tempuh dari Malang tepat 6 jam lamanya.

    Satu jam kemudian supir bangun. Kami kembali melanjutkan perjalanan menuju stasiun Jember untuk menjemput mbak Zulfa. Jam 5 kami tiba di masjid yang terletak di samping stasiun. Emakmbolang hebat yang tangguh dan perkasa itu sudah menunggu di depan masjid. Wow...saya acung jempol buat keberaniannya bertualang.
     
    Berjumpa mbak Zulfa di masjid sebelah stasiun Jember

    Selamat pagi Jember! *Aim dan Lestari*

    Sarapan Nasi Pecel

    Usai salat subuh, kami istirahat sejenak, setelah itu mulai mencari sarapan. Awalnya mau mencari sesuatu di dekat alun-alun Jember. Tapi yang dicari tak ada. Mungkin karena masih pagi. Tapi lumayan jadi cuci mata, sebab suasana sekitar alun-alun tampak berseri. Kami melewati masjid berarsitektur bagus. Sepertinya masjid Agung Jember. Mobil terus bergerak ke arah lain, menyusuri jalan yang arahnya menuju ke rumah mbak Ira. Di jalan tanpa segaja melihat mobil jualan sarapan bertuliskan Nasi Pecel Artomoro. Di sanalah kami mampir sarapan.

    Saya sangat jarang sarapan nasi pecel, tapi bukan berati tidak mau menyantapnya. Sebagai orang Sumatra, saya termasuk yang heran jika sarapan dengan pecel. Barangkali sama herannya dengan orang Jawa yang datang ke Palembang saat disuguhi pempek dan cuko untuk sarapan. Beginilah perut, tetap sehat karena biasa, meski yang dimakan itu sebetulnya tidak cocok untuk disantap di pagi hari. Tapi apapun itu, apapun makanannya, biasa tak biasa, adalah berkah. Nikmati saja.

    Bapak penjual nasi menempatkan nasi ke dalam piring. Sedangkan ibu penjual bertugas menaruh pecel ke dalam piring yang sudah diisi nasi. Sayur-sayur pecel ditata di atas nasi, lalu disiram dengan sambal pecel. Setelah itu ia mengambil lauk (sesuai pesanan pembeli) yang ada di lemari kaca. Saya lihat ada ayam goreng, telur ceplok, telur dadar, tumisan labu, gulai apa entah, sepertinya ati ampela. Terakhir dikasih peyek. Ketika piring diberikan, waw....ini sarapan atau makan siang? Berat sekali T_T

     
    Sarapan di sini

    Lauk nasi pecel

    Menata pecel

    Ini nasi pecelnya

    ketauan ga lapernya? :D

    Bersua mbak Ira

    Perjalanan mencari rumah mbak Ira tidak selesai dalam sekali pencarian. Petunjuk arah yang diberikan mbak Ima (Primastuti) kami gunakan untuk memudahkan pencarian. Namun tak semudah yang dikira. Beberapa kali terlewat, kami harus putar balik, belok lagi, lewat lagi. Indomaret dan rel kereta yang disebut-sebut sebagai patokan, menjadi tempat paling jadi perhatian sepanjang pencarian. Setelah semua itu, akhirnya kami sampai di rumah mbak Ira. Alhamdulillah.

    Senang dapat bertemu kembali dengan mbak Ira meski kali ini dalam suasana duka. Mbak Ira tersenyum menyambut kedatangan kami, meskipun lelah tergambar di raut wajahnya. Bisa dimaklumi karena mbak Ira baru saja melakukan perjalanan panjang dari Jerman ke Jember. Mungkin masih jetlag. 


    Rasa duka itu memang tak kentara, tapi  tampak di pancaran mata. Saya tak dapat mengatakan apa-apa selain memeluk mbak Ira. Dan memang itu tujuan saya ke Jember. Memberikan perhatian dan rasa peduli.

    Bersua mbak Ira di rumahnya

     

    Berburu Oleh-Oleh Jember
    Jam 10 kami mulai beranjak meninggalkan rumah mbak Ira. Bersiap untuk kembali ke Malang. Sebelum pulang, kami mampir ke toko oleh-oleh Jember. Mbak Ira mengantar kami ke toko Pundhi Male. Di toko itu ternyata banyak sekali oleh-oleh tapai. Inilah pertama kalinya saya melihat tape dalam jumlah sangat banyak. Mulai dari tape murni yang dikemas dalam bakul anyaman, hingga tape yang sudah diolah menjadi aneka kue seperti brownies, pia, prol, bolu dll. Saya teringat pernah dibawakan oleh-oleh tape dari saudara yang berlibur ke Jember, tape yang dibawanya sangat enak. Satu bakul saya habisi sendiri. Bahkan nambah bakul kedua.  

    Usai berbelanja oleh-oleh, kami pun berpisah dengan mbak Ira dan mbak Zulfa. Mbak Zulfa jalan kaki ke stasiun, ditemani mbak Ira. Sedangkan kami langsung bergerak menuju Malang. Kali ini supir membawa kami melewati rute berbeda dengan rute saat pergi. Jika perginya lewat Lumajang, pulangnya lewat Probolinggo. Ternyata waktu tempuhnya pun berbeda, rute pulang lebih dekat. Kami cuma menempuh waktu 4 jam saja. Ga nyangka lebih cepat.

    banyak tape!

    Pingin aku makan semuaaa :)))

    Bakulnya cakep

    Prol enak!


    bermacam olahan tape

    Pie tape

    aneka makanan lainnya

    banyak pilihan

    belanja...belanjaaa
    Kalo ke Jember mampir sini ya

    Di Probolinggo kami mampir makan di Lesehan Ayam Goreng H.Soleh. Supirnya bilang terong sambal di rumah makan ini enak. Sambal khas Probolinggo. Mesti nyobain. Ternyata memang enak. Ayam goreng madunya juga enak. Padahal saya ga begitu suka ayam, tapi di sini saya mau memakannya. Ayam goreng madu disajikan dengan sambal terasi dan aneka lalapan. Untuk minumannya, saya memesan es beras kencur. Makan sambel terong, pake lalapan, dan minumnya jamu. Keren toh. Makanan lokal memang lebih keren #duta Smesco banget yah! :D

    Lesehan H.Soleh cukup luas. Banyak tempat lesehannya. Tempatnya juga bersih. Suasanannya nyaman. Harga makanannya pun tak terlalu mahal. Di sini mbak Dedew sempat numpang memandikan Nayla dan Alde. Ihwan juga memandikan Aiman. Saya pikir hal itu memang perlu karena sedari pagi mereka belum mandi. Dengan mandi pastinya anak-anak itu jadi lebih segar. 

    Lesehan H.Soleh

    luas dan nyaman

    Makan siang dulu

    Sambelnya banyak :D

    Ayam goreng madu

    ini dia yang jadi favorit: Sambal Terong!

    Tempe penyet

    teh manis, jeruk, beras kencur
    Ada toko oleh-oleh di samping lesehan H.Soleh

    Setelah perjalanan panjang Jember-Malang, kami menyambangi GO, Gudang Oleh-Oleh Malang. Supir yang membawa kami ke sana. Ihwan sendiri baru tahu tempat itu. Tempatnya besar. Mirip supermarket oleh-oleh. Dilengkapi kafe, toilet, dan musola. Nah, di sinilah saya menunaikan salat Zuhur dan Asar. Ya, di sini saya hanya numpang menggunakan toilet dan musola, tak belanja apapun. Penat menghilangkan selera belanja. Alhamdulillah sebelum jam 5 sore mbak Dedew dan rombongan sudah diantar ke stasiun Malang, siap untuk berangkat ke Semarang. Sedangkan saya, kembali ke rumah Ivon. Numpang bermalam semalam sebelum kembali ke Jakarta pada esok harinya.

    Cerita selama di Malang dapat di baca di sini.

    ~Duka cita mendalam untuk mbak Ira atas meninggalnya mama dan papa di hari yang sama. Semoga keduanya tenang berada di sisi Allah SWT. Aamiin.



    *semua foto dokumentasi Katerina 


    Viewing all 779 articles
    Browse latest View live