Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all 779 articles
Browse latest View live

"Seeing is Believing Tour", Melihat Wajah Baru Pelabuhan Tanjung Priok

$
0
0

Ketika undangan tur Pelabuhan Tanjung Priok itu saya terima, seketika ingatan saya melayang ke periode tahun 2000 hingga 2010 silam, saat di mana saya masih meng-handle sebuah perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan jasa dan barang (barang industrial automation & control system). Kala itu, kegiatan impor barang dari luar negeri seperti Jerman dan Italia menjadi hal yang tak pernah lepas dari keseharian perusahaan. Demi memenuhi kebutuhan akan mesin-mesin produksi (berikut spare part-nya) perusahaan-perusahaan raksasa, khususnya yang bergerak di industri food & beverage (se-Indonesia), perusahaan kami rutin mendatangkan barang dari luar negeri. Baik melalui udara (airfreight) maupun laut (seafreight). Nah, dari sanalah saya mengenal Tanjung Priok sebagai tempat berlabuhnya barang-barang yang kami impor. Meski tidak pernah terjun langsung ke lapangan menyaksikan fisik container yang datang dan dibongkar (karena sudah diurus oleh perusahaan jasa pengiriman langganan > R****a Express), tapi nama Tanjung Priok jadi sangat familiar bagi saya. Tentunya dengan cerita manis ataupun pahit. Contoh kejadian pahit yang paling saya ingat adalah ketika pelabuhan sedang red light, berton-ton barang di pelabuhan tertahan berminggu-minggu, bahkan pernah hampir dua bulan. Pernah proses custom clearance macet. Akibatnya cost membengkak, perusahaan jasa pengiriman rugi, kami juga, customer ngomel-ngomel. Masih untung PO tidak dibatalkan. Kalau iya, entah berapa milyar kerugian yang mesti dipikul. Pada kejadian-kejadian tertentu, saya ingat pernah mengutus seorang staff untuk mengecek langsung kondisi di lapangan. Sekali dan dua kali, ia bolak balik. Maka, dalam keadaan seperti itulah kemudian saya mendengar ceritanya tentang suasana pelabuhan. Macet, tidak bersahabat, kotor, tidak aman, tidak nyaman, dan bikin kapok. Ceritanya itu membuat benak saya tentang pelabuhan Tanjung Priok langsung tercemari. Apalagi saat menonton berita TV di musim mudik lebaran, pelabuhan Tanjung Priok terlihat sumpek dan menyesakkan. Semua itu, membuat saya mengatakan Tanjung Priok itu kumuh, jadul, dan kacau.
 



Sabtu tgl. 31 Oktober 2015 adalah untuk pertama kalinya saya menjejakkan kaki di Pelabuhan Tanjung Priok. Tur seru di akhir pekan ini bertajuk “Seeing is Believing”, dilaksanakan sejak pukul 07.00 WIB sampai pukul 13.00 WIB. Saya tak sendiri, melainkan ditemani suami, dan juga bersama teman-teman travel blogger. Lalu, apa yang terjadi setelah memasuki pelabuhan dan  selama berada di pelabuhan? Bam!!! Runtuh semua anggapan buruk saya terhadap Pelabuhan Tanjung Priok!

Sejak bus mulai berangkat dari Pasar Festival di Kuningan, Jakarta, saya mulai bersiap-siap menjaga barang-barang bawaan. Dompet disembunyikan dalam-dalam di pojok ransel, benda-benda berharga dicopot lalu disimpan dalam tas, dan saya berpesan pada mas bojo, “Tolong jangan jauh-jauh dari saya”. Kenapa? Karena saya takut dicolek-colek preman, takut dicopet, dan takut hilang di tengah keramaian pelabuhan! Segitunya, ya.

Woiiiii…Pelabuhannya ternyata aman! Tidak ada macet di gerbang-gerbang utama. Kendaraan berat pengangkut peti kemas memang padat, tapi melaju rapi dan tertib. Tak ada yang berhenti. Tidak ada pedagang asongan. Tidak ada warung-warung kaki lima yang berjejalan di sekitar pelabuhan. Tidak ada keramaian yang dibayangkan. Gate-gatenya ganteng, eh cakep. Tak ada kesan kumuh! Gedung-gedung kantornya modern, menjulang berpayung awan. Lantai dan ruang-ruangannya kinclong bikin nyaman. Bahkan punya function room yang kece. Kemarin kami kumpul-kumpul di lantai 7 (kalo nggak salah yaa). Tempatnya punya view ke arah laut, tepat di hadapan pelabuhan yang rapinya kebangetan (menurut mata saya!). Berasa sedang berada di istana Cihan Gulvinar (fans berat film CansuHazal wkwkw) Nah, dari tempat itulah Pak Sofyan (humas PTP) showing suasana pelabuhan yang mereka banggakan. “Dulu tidak begitu,” katanya. “Memangnya dulu gimana, pak?” hoho. 

Sebelum berangkat tur, kita sarapan dulu di McD Pasar Festival, Kuningan JAKARTA

Berangkat bareng pakai bus menuju Pelabuhan Tanjung Priok

Jalan menuju Pelabuhan Tanjung Priok. Lengang, lancar jaya!

Trailer mendominasi suasana jalur masuk dan keluar pelabuhan

Tertib memasuki gate

Gedung IPC sudah kelihatan!

TENTANG IPC
Biar pada tahu seperti apa beda kondisi pelabuhan dulu dan sekarang, kami pun diajak untuk kenalan dengan IPC melalui presentasi yang disampaikan oleh mbak Banu Astrini, Corporate Secretariat PT.Pelindo II (Persero). Apa itu IPC? IPC itu rebranding dari Pelindo. Jadi gini. Menurut sejarahnya, PT Pelindo II adalah salah satu perusahaan negara dibidang sektor transportasi khususnya menangani pelabuhan dan jasa logistic. Sejarah dari PT. Pelindo II dimulai dari keputusan pemerintah RI pada tahun 1960 untuk mengelola perusahaan negara dari pelabuhan 1 hingga pelabuhan 8 sebagai pengelola semua pelabuhan laut di Indonesia yang dilaksanakan oleh BPP. Tahun 1983 pemerintah mengubah status BPP menjadi perusahaan umum (perum). Kemudian pada bulan Feb 1985 perum pelabuhan merger dan dibagi menjadi 4 area operasi, dengan nama perum pelabuhan 1 hingga 4. Keempat perusahaan ini menjadi BUMN di bawah supervisi mentri transportasi RI. Pada tgl. 22 Feb 2012, PT Pelindo 2 Persero mengenalkan identitas barunya dan berubah menjadi IPC, sebagai perusahaan terdepan dalam jasa pelabuhan di Indonesia. Astrini mengatakan, bahwa IPC bukanlah sebuah singkatan, tetapi sebuah nama. Rebranding dan perubahan logo dari Pelindo ke IPC hanyalah soal nama, namun secara hukum tetap persero. Kini IPC memiliki 2500 karyawan yang berkerja di kantor pusat, 12 cabang, 1 KSO, dan 15 anak cabang di 10 propinsi di Indonesia. Semuanya bersatu dan saling mendukung satu sama lain untuk mencapai produktifitas yang lebih baik. 

Hai, saya di IPC. Pingin kenalan dengan IPC ^_^

Mungkin ini replika kapal cargo jaman dulu ya :D

Meski di pelabuhan, kantornya kece lho

Pak Sofyan sedang menjelaskan suasana pelabuhan yang terlihat dari balik ddinding kaca

Daftar ulang

Sebelum presentasi kita cicipi dulu cemilan tradisionalnya yang enak


Menyimak presentasi IPC oleh Banu Astrini, Corporate Secretariat PT.Pelindo II (Persero)

Fokus


IPC's new branding represents our transformation spirit as well as our hope for a new beginning to achieve a brighter future. it is also a symbol of pride within the organization for everyone to stand behind as we take the company forward.

Selain melaksanakan aktifitas manajemen pelabuhan, IPC ditugaskan melaksanakan bisnis lain seperti perawatan peralatan, penyediaan energi pelabuhan, dan pembangunan pelabuhan.  Aktifitas bisnis utama IPC meliputi :

  • Jasa pelayaran, yakni  jasa operasional pelayaran dari saat kapal masuk ke pelabuhan hingga keberangkatan.
  • Jasa Kargo, yakni  jasa bongkar muat kargo di kapal hingga pengiriman ke pemilik kargo.
  • Jasa-jasa lain pendukung aktifitas pelabuhan.

Dengan slogan “Energizing trade, Energizing Indonesia", IPC  berkomitmen agar setiap langkah yang dibuat adalah bertujuan untuk mengurangi biaya logistik nasional. Jadi, kalau biaya logistik turun, maka akan berimbas pada harga barang. Itu dampak yang paling bermanfaat bagi masyarakat. 

Dalam halnya jasa pendukung aktifitas pelabuhan, IPC telah merapikan beberapa pelabuhan, di antaranya pelabuhan BAAI Bengkulu, Pelabuhan Palembang, Pelabuhan Teluk Bayur dan Pelabuhan Pontianak. Pelabuhan Pontianak disebut-sebut sebagai kisah sukses IPC dalam proyek rapi-rapi pelabuhan sebab pelabuhan Pontianak merupakan pelabuhan dengan masalah paling parah. Sebelum tahun 2009, keadaan seperti truk yang menginap, orang berjualan dalam kontainer, workshop yang tak karuan, merupakan masalah yang ada di sana.

Prioritas utama IPC saat ini adalah meng-upgrade semua pelabuhan existing (sesuai dinamika pasar), membangun NewPriok Terminal, dan  membangun portofolio yang sehat dan dilakukan secara simultan. Nah, dari keterangan ini lalu muncul pertanyaan apakah Pelabuhan Tanjung Priok sudah disebut sebagai pelabuhan besar? Masih menurut Banu Astarini, bahwa pelabuhan besar yang relevan bukan dilihat posisinya di utara atau selatan, tetapi dilihat dari rutenya. Jika rutenya ada di rute perdagangan dunia, maka disebut pelabuhan besar. 




Port of Tanjung Priok

Development Plan
Banyak hal menarik tentang IPC yang dipresentasikan oleh Banu Astarini. Yang paling wow adalah informasi tentang pembangunan Pelabuhan Kalibaru (NewPriok Port) dan rencana pengembangan yang dilakukan oleh PT. Indonesia Kendaraan Terminal (anak perusahaan IPC) berupa proyek IPC Car Terminal (ICT) dan Tol Laut (main sea corridor).  Dalam keterangannya, Banu mengatakan bahwa pembangunan Terminal New Priok merupakan perluasan dari Pelabuhan Tanjung Priok. Kebutuhan hidup masyarakat Indonesia yang semakin meningkat mengakibatkan jumlah barang ekspor impor ikut meningkat juga. Hal ini menumbuhkan keinginan masyarakat Indonesia untuk bisa memperoleh barang-barang yang dibutuhkannya dengan mudah dan lancar. Peran pelabuhan sudah tentu diperlukan untuk mewujudkan harapan masyarakat tersebut. PT. Pelabuhan Indonesia II (Persero) bertugas untuk mewujudkannya dengan meningkatkan kualitas pelabuhan di Indonesia dengan cara membangun dan mengoperasikan Terminal Kalibaru (dikenal sebagai terminal New Priok). Dengan dibangunnya terminal New Priok, keadaan ekonomi Indonesia jadi lebih maju. Biaya barang-barang pun bisa menjadi lebih murah. Rencananya Terminal New Priok akan dijalankan penuh pada tahun 2030. Kapasitasnya dapat mencapati lebih dari tiga kali lipat kapasitas tahunan Pelabuhan Tanjung Priok saat ini.

Melalui motto “Bangga menjadi bagian dari industri otomotif nasional”, dan seiring terus berkembangnya ekonomi Indonesia, serta dengan dedikasi penuh seluruh jajaran PT.Indonesia Kendaraan Terminal, pada tahun 2018 Terminal Kendaraan Tanjung Priok akan menjadi terminal kendaraan terbesar ke-5 di dunia. Mesti dibantu dengan doa nih ya, semoga visi IKT untuk  menjadi perusahaan logistik kendaraan terbaik di kawasan Asia dengan pelayanan kelas dunia bisa terwujud. Aamiin.
 


Tol laut yang menghubungkan bagian barat Indonesia dan Timur Indonesia

Tol laut yang menghubungkan bagian utara Indonesia dan barat selatan Indonesia

Selain itu, efisiensi angkutan laut dapat ditingkatkan secara signifikan dengan membangun fasilitas terminal kendaraan pada 2 main sea-corridor, yaitu Indonesia East-West Pendulum dan Indonesia North-South Pendulum dengan kapasitas mampu melayani kapal kapasita 1.200 unit CEU. 2 (two) main sea-corridor yaitu Indonesia East-West Pendulum terdiri dari Pelabuhan Belawan, Palembang, Jakarta, Surabaya, dan Makassar. Sedangkan Indonesia North-South Pendulum terdiri dari Teluk Bayur, Jakarta, Banjarmasin, dan Balikpapan.

Indonesia Main-Sea-Corridor, West-East Pendulum
Koridor ini menghubungkan bagian barat Indonesia dan timur Indonesia, mulai dari Belawan hingga Makassar. Sebagai back up koridor dari program pemerintah yaitu tol laut. Koridor ini dapat menjadi alternatif bagi shipping line apabila cargo yang mempunyai sifat atau pemuatan menggunakan petikemas, karena dengan menggunakan kapal RoRo dapat mengangkut cargo yang over dimension dan sejenisnya. Di Makassat berpotensi dijadikan Hub dan sentra otomotif untuk kawasan Indonesia Timur.

Indonesia Main-Sea-Corridor, South-North Pendulum
Koridor ini menghubungkan bagian utara Indonesia dan barat selatan Indonesia, mulai dari Padang hingga Balikpapan. Di koridor ini akan tumbuh cargo-cargo alat berat dikarenakan tingginya permintaan di daerah Kalimantan. Dengan dibukanya koridor ini diharapkan dapat mendistribusikan produk semend di Padang ke pulau Kalimantan secara langsung dengan menggunakan container on chassis.
 

Sebelum berangkat jelajah pelabuhan kita pakai wearpack dulu ya

Yuk berangkat duluuu

Di terminal penumpang

Masuknya mesti melewati X-Ray scanning

Ruang tunggu yang nyaman

X-Ray cabbinet buat scanning barang-barang penumpang

Ada play ground di ruang tunggu

Ada peralatan musik tradisional di panggung kecil dekat pintu keberangkatan

Usai menyimak presentasi IPC sarat informasi, kami diajak menjelajah area pelabuhan. Semua humas IPC yang hari itu hadir di tengah kami, seperti pak Sofyan, mbak Banu, mbak Desti, dkk, mengantar kami keliling kawasan dengan bus yang sudah disiapkan. Saya, yang selama ini hanya pernah menjejak pelabuhan penumpang seperti Pelabuhan Merak di Banten, Pelabuhan Bakauheni di Lampung, Pelabuhan Ulee Lheu di Banda Aceh, dan Pelabuhan Balohan di Sabang, merasa berbeda sekali karena baru kali ini berada di pelabuhan peti kemas terbesar di Indonesia. Saya sebut besar karena luas pelabuhan ini mencapai 600an hektar.

Dalam perjalanan melihat terminal penumpang, kami diajak bernostalgia untuk melihat gudang-gudang tua yang entah dulu digunakan untuk apa (saya nggak nyimak keterangan pak Sofyan :p ). Beberapa teman ada yang mengenali bangunan tersebut. Ya mungkin sudah pernah ke PTP sebelumnya. Selama perjalanan dengan bus tersebut, saya bisa menyaksikan gate-gate terminal, jalur kereta, gerbong, tumpukan container, ratusan crane, area parkir hingga jalur keluar masuk kendaraan dari dan ke terminal pelabuhan. Tertib dan rapi!

Terminal penumpang terlihat sepi. Tapi bukan berarti tak ada aktifitas pelayaran untuk penumpang. Menurut pak Sofyan dalam sehari pasti ada kapal yang datang untuk menjemput dan mengantar penumpang. Kondisi terminal tampak nyaman, deretan bangku tersusun rapi. Tersedia toilet dan musola yang memadai. Ada toko souvenir dan posko kesehatan serta fasilitas lainnya. Pintu masuk terminal sama seperti pintu masuk bandara, ada X-Ray scanning berupa X-Ray Cabbinet dan steel detector. Karena kami dalam rangka tur, kami tak perlu di-scanning segala hehe. Oh ya, di pojok ruang tunggu penumpang ada playground yang tentunya asyik buat anak-anak bermain. Biar nggak bosan selama menunggu. Nah, dari ruang tunggu itu kami keluar ke arah tempat kapal bersandar (kapal PELNI biasanya). Tapi waktu itu kapalnya sedang tak ada. Kosong. Saya cuma bisa takjub menyaksikan keadaan sekitar terminal, benar-benar sangat bersih. Benarlah seperti kata pak Sofyan, ayo kalau ada yang mau silakan lap pelabuhan. Ibaratnya, debu pun tak ada di sini saking bersihnya. Wow banget ya! 





Ada yang mau ngajakin saya berlayar dari Belawan sampai Sorong?  :D


Tur makin seru saat kami mulai diajak keliling berlayar dengan mooring boat. Tapi sebelum itu kami diajak singgah melihat stevedoring pelabuhan. Namanya pelabuhan peti kemas, sudah pasti bertaburan alat-alat bongkar muat ya. Mulai dari yang kecil pendek, hingga besar dan tinggi menjulang tapi nggak sampai ke awan. Sebut saja peti kemas crane yang biasa stevedoring curah kering dan bergerak sepanjang rel yang tersedia. Lalu ada Gantry Luffing Crane, stevedoring peti kemas, general cargo, bahkan curah kering. Alatnya juga bergerak sepanjang rel di dermaga. Gantry Jib Crane lain lagi, adanya di dermaga multipurpose. Kalau Rail Mounted Gantru Crane adalah alat ini ada di lapangan penumpukan peti kemas yang fungsinya untuk melakukan penumpukan, pergeseran, pengambilan, dan peletakan peti kemas. Satu lagi yang saya lihat adalah jenis rubber tyred gantry crane. Gunanya untuk stacking container dan sifting container, juga untuk peletakan peti kemas lift on lift of. Modern pokoknya! Pastinya dengan beragam alat tersebut, kegiatan bongkar muat jadi lebih efisien, pada akhirnya memperkecil banyak cost. Nah, selama keliling dengan mooring boat, semua jenis alat bongkat muat itu bisa saya lihat dari dermaga ke dermaga. Dari terminal ke terminal. 


Di bawah Gantry Luffing Crane, alat penunjang stevedoring

Truk biasanya berada di bawahnya, menerima pindahan container dari kapal, setelah penuh langsung jalan, cepat dan efisien

Mari berlayar

Ecosounder (kanan), sonar di dekat kemudi mooring boat yang kami naiki

Crane-crane di sepanjang dermaga

Crane bisa memindahkan 27 container per jam





Usai keliling, kami diajak naik ke roof top kantor PTP. Panas banget lho, maklum saat itu sudah jam 12an. Tapi demi melihat pemandangan pelabuhan dari segala arah, rela deh naik ke atas. Dan benar saja, kawasan pelabuhan dari berbagai sisi bisa kelihatan. Mulai dari terminal 1 sampai 3, dari zona penumpang hingga zona container, semua bisa terlihat. Sampai jalan masuk dan keluar pelabuhan juga demikian. Sejenak berasa tinggal di kota pelabuhan, bukan atap-atap rumah yang muncul di ujung pandangan, tetapi pucuk-pucuk crane dengan tumpukan container dan kapal-kapal yang hilir mudik di atas lautan.

Sebelum kami mengakhiri tur dengan makan siang bersama di kantor IPC, kami masuk ke Control Tower. Jadi di sana itu kita berkenalan dengan Aloysius Bagus, supervisor ship planning IPC. Nah dari dia kita jadi tahu bahwa semua aktifitas pelabuhan Tanjung Priok dapat dipantau dari ruangannya. Ya, di ruang tersebut ada banyak personil dengan puluhan layar monitor yang memperlihatkan keadaan di pelabuhan. CCTV control dan safety di PTP ini, menurut pak Sofyan, berjumlah sekitar 100an. Jadi, kalau ada yang aneh-aneh, bakal ketahuan lho ya. Ga ada bedanya nih dengan ruang air control maskapai merah yang pernah saya datangi. Canggih. Bisa memantau kondisi cuaca juga. Bahkan tidak hanya situasi di Pelabuhan Tanjung Priok, tetapi juga situasi di Pelabuhan Pontianak dan daerah lainnya ikut terpantau. Semuanya live, bukan siaran tapping haha. 


Kantor Pelindo yang lama

usia bangunan ini sudah 130 thn

Dibangun pada masa penjajahan Belanda, tahun 1870

Termasuk bangunan heritage, nantinya akan dijadikan museum

Sekarang di Tower Control, mau lihat-lihat aktifitas apa saja yang ada di sini
Aloysius Bagus, supervisor ship planning IPC, menunjukkan monitor kontrol pelabuhan

system control bekerja selama 24 jam per hari, 7 hari seminggu
 
Tema “Seeing is Believing” dalam tur pelabuhan Tanjung Priok ini memang tepat sasaran, khususnya buat saya yang selama ini memang belum melihat, sehingga tidak mempercayai bagaimana keadaan pelabuhan saat ini. Bandingkanlah dengan tahun 2006 ke bawah, keadaan pelabuhan sangat berbeda dengan hari ini (2015). Kondisi pelabuhan kini telah bertumbuh dewasa, semakin cepat bergerak, dan melayani dengan totalitas. Kekuatan ‘melihat’ memang menumbuhkan rasa percaya. Percaya bahwa IPC adalah perusahan terdepan dalam jasa pelabuhan di Indonesia, yang saling dukung satu sama lain dalam mencapai produktifitas yang lebih baik. 


IPC
Energizing Trade. Energizing Indonesia!

Ayo, jangan takut ke Pelabuhan ^_^

Pada laper lho abis keliling pelabuhan :D

Holaaa Halooooo

Sampai jumpa lagi Pelabuhan Tanjung Priok!



*Semua foto dokumentasi pribadi Katerina 


 

Memetik Kemenangan di Lomba Blog Local Brand Lebih Keren #SMESCONV

$
0
0

Lantai 2 Galeri Indonesia WOW hari itu, Minggu (25/10/2015), seolah sedang mengucuri saya  dengan kegembiraan. Pasalnya, tiga kali saya dipanggil naik panggung untuk menerima hadiah. Buat saya ini kejutan, karena sangat tak terduga.  
  • Pertama; menang kuis untuk pertanyaan yang diajukan dalam sesi Creative Workshop bersama Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM, Ahmad Zabadi.  
  • Kedua; menang lomba Ethnic OOTD.  
  • Ketiga; menang lomba blog Smesco bertema ‘Local Brand Lebih Keren’. 
Semua kemenangan itu membuahkan hadiah, baik berupa barang maupun uang tunai. Alhamdulillah.

Tak sia-sia datang jauh-jauh dari BSD Tangsel ke gedung Smesco yang terletak di kawasan SME Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Meski jauh, macet, dan harus bayar parkir mahal sampai Rp 40 ribu (selama 9 jam!), tapi akhirnya pulang dengan membawa penghargaan. Oh ya, ada yang belum tahu apa itu Smesco? Smesco merupakan singkatan dari Small and Medium Enterprise and Cooperatives. Gedung Smesco yang berbentuk seperti buah nanas itu milik Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah. Di dalamnya terdapat galeri UKM yang memamerkan sekaligus menjual aneka barang kerajinan dari berbagai propinsi di Indonesia.
 
Jangan lupa daftar dulu


Penampilan band


Nonton band di tenda Smesco


banyak minuman lokal dijual di sini


Minggir minggiiir ada gudeeeg


Ini baru enaaaak
Makan siang dengan gudeg

Saya baru dua kali berkunjung ke Smesco. Yang pertama, tgl. 27/9/2015 lalu dalam acara Smesco NetizenVAGANZA 2015 “Local Brand Lebih Keren”. Yang kedua tgl. 25/10/2015 dalam event bertajuk Smesco NetizenVAGANZA Sumpah Pemuda 2015. Event di bulan Oktober masih merupakan kelanjutan dari event bulan September. Jika di bulan September lalu agenda acara berisi workshop Travel Writing (bersama Agustinus Wibowo), Workshop & Contest photography (bersama mbak Raiyani Muharramah), dan Workshop VLog (bersama Sacha Stevenson), maka di bulan Oktober berisi agenda Workshop & Contest Photography (bersama Raiyani Muharramah & Ditto Birawa), Netizen Award, Ethnic OOTD & Selfie on the spot, serta Book Charity.

Istimewanya, tgl 24/10 adalah untuk pertama kalinya Galeri Indonesia WOW (GIW) Smesco dibuka untuk umum setelah diresmikan pada hari Kamis 22/10. Jadi, boleh dibilang event kali ini seperti merayakan pembukaan GIW yang telah diluncurkan sejak 11/12/2014 tahun lalu.

Sama seperti event sebelumnya, event kedua juga digelar selama dua hari, yaitu Sabtu dan Minggu. Saya, lagi-lagi hanya bisa hadir 1 hari, dan selalu hari Minggu saja. Padahal, banyak kegiatan menarik yang bisa diikuti pada hari Sabtu. Terutama, workshop & contest fotografi yang diadakan oleh mbak Raiyani dan mas Ditto Birawa. Saya kira di hari Minggu workshopnya masih ada, ternyata cuma Sabtu. Padahal saya ngebet sekali untuk ikut pelatihan Still Life Photography dan Basic Light Photography dari kedua fotografer kenamaan tersebut. Ya, belum rejeki dapat ilmu gratis dari mereka. Moga lain waktu bisa ikut lagi. 



Bareng mbak Donna dan mbak Raiyani Muharramah (fotografer)

Dalam undangan yang dikirimkan oleh Smesco, ada himbauan untuk berpakaian casual etnik. Mungkin karena hendak menyesuaikan tema local brand lebih keren, makanya diminta demikian. Tak ada ide untuk tampil beda, selain mengenakan baju batik dipadu celana jeans. Maka itulah yang saya kenakan, kompak dengan bojoku, sama-sama pakai baju batik dan celana jeans. Kami pun berangkat.

Ohya, sebetulnya baju batik yang saya pakai itu bukan baju atasan, melainkan dress batik. Tepatnya mini dress. Saya membelinya untuk dipakai di rumah saja. Dulu belinya di Jogja. Sekitar 3 tahun yang lalu. Nah, karena masih bagus, saya pakai untuk keluar rumah. Tapi tentu saja dengan tambahan baju manset dan celana panjang. Kelihatan casual ethnic, belum? Kayaknya sih udah. Haha. Saya ragu. Tapi saya suka padu padan baju dan celana tersebut. Rasanya pas dan cocok. 

Tema busana casual ethnic


Ethnic OOTD

Sewaktu di Smesco, saya mendahulukan mengambil foto di lantai 12 dan 15. Di sana, sudah ada barang-barang UKM yang disediakan untuk dijadikan objek foto. Bahkan dilengkapi dengan peralatan lighting seperti di studio foto. Barang-barang yang disediakan berasal dari paviliun Papua, Maluku, Sumbar, Kalteng, DKI Jakarta, Manado, dan Kalsel. Di lantai 12 sudah ada 3 fotografer. Melihat cara mereka memotret, tampaknya sudah sangat profesional. Duh, apalah saya ini. Megang kamera saja masih gagap, apalagi membdik objek untuk foto yang akan dilombakan. Tapi kenapa harus pesimis kalau optimis bisa ditegakkan! Yeaaah PD aja pokoknya.

Kegiatan mengambil gambar selesai jam 11. Jam segitu saya mendadak merasa sangat lapar. 4 kupon makan+minum yang diberikan panitia langsung saya belikan nasi gudeg di area bazar. Keasyikan makan, eh sampai tidak tahu kalau batas upload foto (di Instagram) kelewat. Abis makan lanjut salat (karena sudah masuk Zuhur). Abis salat baru mindahin foto dari kamera ke HP (pake WIFI), kemudian baru upload di IG. Kelar upload, mulai duduk manis di lt.2 GIW, siap mengikuti Creative Workshop bersama Pak Zahadi. Kemudian ada pengumuman, bahwa lomba foto sudah ditutup jam 12 dan sedang dalam penilaian. Jam12 ??? Astaaaga tadi saya upload-nya di atas jam 12! Telaaat. Huhu. Pingin nangis deh. Udah usaha keras ternyata gagal ikutan gara-gara ga merhatiin batas waktu. Ya sudah, nggak dapat rejeki lagi. 

Saat melihat mereka mengambil gambar, saya sudah menduga mereka bakal menang. Dan ternyata benar.


Perlengkapan lighting untuk lomba foto disediakan oleh SMESCO


(Lomba Foto) Bebek Batok kelapa buatan daerah Manado


(Lomba foto) Tas kulit kayu Rp 200.000,- dari Papua Barat


(Lomba Foto) Tempat bolpoint terbuat dari getah kayu nyatu Rp 50.000,- dari Kalsel


(Lomba foto) Patung Tambur Rp 99.000,- dari Papua Barat


(Lomba foto) Bunga hias batok kelapa Rp 66.000,- dari Manado


(lomba foto) Koteka Papua


(foto lomba) Tas rotan motif Papua Barat Rp 125.000,-


Nah, saat sesi workshop bersama pak Ahmad Zahadi, Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM,  ada sesi kuis. Ternyata kuisnya menebak harga dan daerah asal produk UKM yang ditunjukkan oleh MC. Saat melihat produknya,rasanya ingin melonjak dari bangku. Soalnya produk yang dijadikan bahan pertanyaan adalah produk yang saya foto-foto di lantai 12 tadi alias produk yang saya upload untuk lomba fotografi. Soooooo, saat ditanya berapa harganya, otomatis saya tahu. Lha iya, wong saat motret, harga barangnya juga saya catat dan tulis di Instagram saya haha. Otomatis jawaban saya betul. MC heran kok jawaban saya tepat. Ya iyalaah kan saya sudah tahu. Nah, abis kuis pertama, berikutnya kuis kedua. Lagi-lagi produk yang dijadikan bahan pertanyaan adalah produk yang saya foto di lantai 12 tadi. “Dari mana asal kain katun ini?” Secepat kilat saya angkat tangan. “Katerina nggak boleh jawab lagi ya, kan tadi udah dapet!” Weeeeeeks…

Ya, akhirnya saya dapat hadiah berkat menjawab pertanyaan itu. Lumayan dapat buku agenda dari Nikon. Kulit agendanya kuning, tebal, dan bagus. Alhamdulillah bisa dipake buat nyatet jadwal liputan. Maklum sekarang sudah jadi blogger kebanyakan gaya, eh undangan *halah :p

Mbak Bulan memandu acara


Akhirnya ketemu mbak Winda kece  www.emakgaoel.com


Hiburan kejutan pengiring games


Pemenang kuis foto bareng Ahmad Zahadi, Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM

Seusai Creative Workshop, lanjut dengan pengumuman Best Ethnic OOTD. Jurinya mbak Yeyen Nursjid. Mbak Yeyen ini pernah mengisi workshop Local Brand Lebih Keren edisi bulan Sept. Waktu itu saya tidak datang karena workshopnya hari Sabtu. Yang jadi moderator mbak Yeyen waktu itu adalah mbak Donna. Oh iya, mbak Yeyen ini owner brand Amayra Batik Indonesia. Mbak Yeyen adalah sosok wanita Indonesia yang sangat mencintai merk lokal. Dari baju, tas, sepatu, dan aksesoris yang dikenakan, selalu ada sentuhan lokal. Bahkan, local brand yang diusungnya sudah melanglang buana dan dipakai di luar negeri.

Mbak Yeyen memang tepat dipilih oleh panitia sebagai juri untuk contest Ethnic OOTD dan Selfie on the spot. Nah, saat saya tahu bahwa jurinya adalah mbak Yeyen, saya pasrah dengan hasil penilaian yang diberikan. Saya tak merasa yakin OOTD saya menarik perhatian. Ya, entahlah pokoknya, rasanya tak ada yang spesial. Tapi ternyata, saat nama pemenang diumumkan, dan itu adalah nama saya, saya tak bisa lagi berkata bahwa tak ada yang spesial. Juri punya mata sendiri untuk menentukan pemenang. Alhamdulillah jadi Best Ethnic OOTD dan mendapat hadiah sejumlah uang tunai. 

Yeay....dapet gelar Best Ethnic OOTD. Terima kasih mbak Yeyen!

Berikutnya adalah pengumuman lomba fotografi. Dan saya sudah pasti tak ada yang bisa diharap karena sudah ketinggalan upload. Mbak Raiyani dan mas Ditto mulai menyebutkan 3 pemenang utama dan 1 pemenang favorit.  Di antara ke empat pemenang tersebut, dua orang adalah fotografer yang saya jumpai di lantai 12. Sejak awal melihat mereka mengambil gambar saja saya sudah merasa ada yang spesial. Dari caranya mengatur lighting, memilih angle, terlihat profesional. Dan benar, keduanya jadi juara. Hasil foto mereka ditampilkan di layar, dan memang sangat keren. Saya saja takjub. Bikin saya bercita-cita untuk belajar dan mendalami fotografi. Moga dapat guru yang tepat.
 

Duo juri kontes foto (Raiyani.M. dan Ditto Birawa) wefie bersama para juara lomba fotografi

Sebelum pengumuman lomba blog, panitia memberikan jeda acara. Katanya akan dilanjut jam 4. Waktu rehat kami gunakan untuk solat Asar. Sementara yang lain menikmati aneka jenis roti Sari Roti yang disediakan panitia. Di bawah, abis solat kami sempat jajan siomay. Menghabiskan sisa kupon makan yang diberikan panitia. Saya saja kalau tak dibelanjakan hehe.

Pukul 16.40 WIB, pengumuman lomba blog pun dimulai. Mas Teguh Sudarisman merupakan juri dalam lomba blog Local Brand Lebih Keren. Saya tidak bertanya ada berapa juri, tahunya hanya mas Teguh. Teguh Sudarisman, selain seorang travel writer berpengalaman, juga merupakan blogger kondang. Kiprahnya di dunia media dan blog bukan baru kemarin sore. Di dunia travel writing, saya mengagumi kemampuan Mas Teguh.

Menurut Mas Teguh, peserta lomba Local Brand Lebih Keren mencapai lebih dari 70-an orang. Mas Teguh juga menyebutkan beberapa kriteria dalam penilaian. Selain harus original (berdasarkan pengalaman pribadi penulis), tulisan juga mesti runut, disertai foto penunjang yang bagus, dan tentunya diposting di blog yang bagus. Bagus dalam artian blog itu enak dibaca dan enak dilihat. Jadi, unsur penilaian meliputi banyak hal, bukan sekedar isi, tetapi juga pesan yang ingin disampaikan dan cara pesan disampaikan.

Mendengar penjelasan Mas Teguh, saya jadi teringat pada tulisan yang saya lombakan. Tulisan tentang kain songket Pande Sikek yang saya lihat langsung di daerah asalnya. Sebuah tulisan yang berisi pengalaman luar biasa (bagi diri saya), di mana pengalaman yang saya dapat dari Pande Sikek menjadi titik awal saya untuk mulai benar-benar menghargai produk lokal, khususnya kain tenun. Pengalaman menggunakan alat tenun dan melihat bagaimana cara pengrajin menghasilkan sebuah kain tradisional, membuat saya menitikkan air mata. Terharu. Ternyata sangat sulit. Dan itu sangat membekas di hati saya sampai kini. Itu sebabnya saya bangga ketika menuliskannya untuk ikut lomba Local Brand Lebih Keren. Bukan karena  tulisan saya bagus tapi karena inilah pengalaman terbaik saya dalam mengenal rasa cinta pada produk lokal. Tak terpikir untuk menang. Karena ketika saya menuliskannya di blog, menyajikannya kepada publik, itulah saat di mana saya meraih kemenangan. Jika saya kalah berlomba, saya tetap bangga dengan apa yang sudah saya tuliskan.

Dan ternyata, tulisan itu mendapat tempat di hati juri, lalu menang meraih juara ketiga. Alhamdulillah. 
  
Juri (teguh Sudarisman) foto bareng Juara 1 mbak Donna Imelda, Juara 2 mbak Langit Amaravati, Juara 3 Katerina, Harapan 1 mas Adie Riyanto, dan harapan 2 Nurul Noe (tidak hadir)
Sebelum pulang para pemenang melengkapi data diri dulu


Ada kebahagiaan di ujung acara ^_^

Sangat berterima kasih pada SMESCO Indonesia atas event lomba blog ini. Penghargaan yang diberikan bikin saya jadi makin semangat untuk mengajak diri saya sendiri dan juga orang lain untuk menggunakan merk lokal. Mencintai dan menggunakan.
 

Sampai jumpa lagi di event Smesco berikutnya ^_^

 

*Semua foto dokumentasi Katerina

 

Food Blogger Gathering Bersama Open Rice & IDFB di Luc Bar & Grill Jakarta

$
0
0

Hari ini, Sabtu (7/11/2015) Open Rice bekerja sama dengan Indonesian Food Blogger (IDFB), menggelar acara Food Blogger Gathering. Acara bertempat di Luc Bar & Grill yang terletak di Jl.Wolter Monginsidi 33 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Ada sekitar 50-an food blogger yang hadir. Semua undangan yang hadir merupakan peserta Snap & Share Challenge (SSC), termasuk saya. Sebenarnya, peserta SSC itu banyak. Tapi 50 peserta saja yang diundang. Nah, daftar 50 peserta tersebut dapat dilihat di website IDFB. Oh ya, saya ini sebetulnya bukan blogger spesialis food, tapi hanya blogger yang pernah menulis tentang food  di blog. Katanya, blogger yang pernah nulis tentang kuliner di blognya, sudah disebut food blogger. Okelah kalau begitu saya termasuk food blogger he he.

Jadi gini, Open Rice kan sejak bulan July sampai September kemarin ada ngadain lomba Open Snap. Nah, saya ikut serta dengan menulis tentang Soto Betawi H. Mamat BSD. Ngarep menang? Enggak! Haha. Lha ya saingannya para food blogger sejati, yang kalo moto makanan tuh artistiiiiik banget. Kalo cerita tentang rasa makanan itu bisa detail dan punya banyak kosa kata yang pas. Selain itu, para peserta SSC yang lain juga paling aktif dan eksis di sosmed. Rajin nge-share tulisan dan foto makanan diberbagai komunitas dan grup blogger. Lha saya? Bisa berpartisipasi saja sudah seneng.








Meski bukan food blogger sejati, tapi saya ingin hadir. Ingin silaturahmi dengan teman-teman grup IDFB. Pingin ketemu mbak Anne (admin IDFB), mbak Eliza, mbak Vania, dan food blogger kece lainnya. Trus, karena saya ini ga hafal seluk beluk jalanan Jakarta, saya ngajak suami. Sebelumnya sudah minta ijin dulu sama mbak Anne boleh apa nggaknya ngajak suami. Katanya boleh. Syukurlah. Jadi bisa datang dengan diantar dan ditemani si mas.

Nggak nyangka, Sabtu siang Jakarta diguyur hujan deras. Perjalanan menuju Luc Bar & Grill jadi nggak lancar. Macet sejak dari Pondok Indah, Radio Dalam, hingga arah Blok M. Proyek MRT bikin banyak ruas jalan ditutup dan banyak jalur dialihkan. Lokasi yang dituju sudah di depan mata, tapi jalannya nggak bisa dilewati, hingga harus berputar jauh, sampai akhirnya malah ke arah Jalan Tendean yang macet parah. Hiks. Setelah susah payah nyari belokan, baru bisa sampai ke LUC. Parkiran sudah penuh, untung bisa valet parking. Pas masuk, sudah jam 12. Telat 30 menit. Duh.
 

 







Luc Bar & Grill jadi penuh blogger. Ruangan yang memang tak terlalu luas jadi tampak sempit. Tapi semua terlihat bahagia. Suara saling sapa, senda gurau, bahkan tawa terdengar berisik. Sampai-sampai pengumuman yang disampaikan MC tak terlalu jelas. Ternyata, akan ada kompetisi foto berhadiah uang tunai untuk 3 kelompok dengan hadiah uang cash yang nilainya cukup menggiurkan. Ikutan nggak ya? Ikut enggak ikut enggak ikut enggak.......ikut saja, ah. 

Ketika para blogger mulai mencari kawan untuk membentuk kelompok, saya masih berkutat dengan sinyal HP. Entah kenapa dalam 3 hari ini jaringan internet saya ngadat. Saya benar-benar kesulitan untuk online. Ada sih wifi gratis di LUC, tapi karena ramai yang pakai, sama juga. Lelet. Di saat yang sama batre HP juga lowbat. Lengkaplah sudah. Untung di dalam tas ada powerbank andalan. Jadi bisa lanjut ikut kompetisi. Saya tak berusaha mencari anggota untuk bikin kelompok. Tapi tahu-tahu ada yang menghampiri. Saya kenalan. Tapi mereka bukan blogger. Lha siapa? Oh ternyata adalah…. Nanti kalau bisnis kami sudah dimulai, baru saya ceritakan siapa mereka ya hehe. 

Kami berempat (termasuk suami) bikin kelompok bernama BlossomAll. Saya bertugas mengambil gambar dan meng-uploadnya di akun Open Snap saya. Objek foto adalah Bistecca Con Salsa Funghi. Steak itu kami angkat dan pindahkan beberapa kali agar dapat latar foto dan cahaya yang bagus. Mulai dari meja yang kami tempati, meja bar, meja pesanan, rak pajangan, botol besar, sampai dipegang di depan banner bertuliskan Open Snap. Bikin fotonya ga gampang, apalagi uploadnya, setengah mati. Huhuh. Inet inet. Lola banget deh ah!
 
Fettuccine Salmon Gamberi


Bistecca Con Salsa Funghi


Apple Strudel


Pannacota


Splash Dream
Menu & harga

Harga menu ada yang sampe 710K per porsi :D

Di tengah berlangsungnya acara lomba foto, pihak OpenRice mengumumkan  pemenang Snap & Share Challenge. Dan pemenangnya adalah:

  • Juara 1 Atika Sumarsono berhadiah uang tunai Rp 3 juta
  • Juara 2 Ika Hikmah Maulida berhadiah uang tunai Rp 2 juta
  • Juara 3 Maya Siswadi berhadiah uang tunai Rp 1 juta

Mbak Maya menang lagi menang lagi. Memang juara deh mbak satu itu. Kalo ikut lomba mbak Maya memang total. Usahanya dalam berlomba kerap bikin saya salut. Selamat buat semua pemenang.

Jam 2 siang, kompetisi foto berakhir. 3 kelompok berhasil menyabet juara 1, 2, dan 3. Masing-masing dengan hadiah 3 juta, 2 juta, dan 1 juta. Uang cash tersebut tentunya mereka bagi 5. Sebab dalam 1 kelompok memang terdiri dari 5 anggota. Lumayan yang dapat 3 juta bagi 5 dapat 600 ribu per orang. Bisa buat belanja dan bayar macem-macem.  

Pemenang ke-2 lomba foto


Pemenang ke-1 lomba foto

Buat yang hobi kulineran, sepanjang jalan Wolter Monginsidi itu ada banyak sekali tempat makan. Kafe, resto, dan bar bertebaran. Dari makanan Indonesia sampai makanan luar. Nah, Luc Bar & Grill ini salah satunya. Pasta dan steak merupakan menu andalan di tempat ini. Buat penggemar dua jenis makanan tersebut, mungkin ingin memperkaya pengalaman kulinernya, silakan mampir ke sini. Sayang tadi saya tidak menanyakan perihal harga. Di bar banyak minuman beralkohol. Sebagai muslim tentu kami tidak minum itu. Tapi makanannya halal (kata waiternya). Ya, kalau ragu coba saja pas datang tanya dulu. Tadi sih saya makan Fettucini Salmon Gamberi, dessert Pannacota, dan minuman splash down. Waiter bilang semuanya itu halal. Bismillah pokoknya ya. Kalau nanti terbukti tidak halal, ya jangan makan lagi. 

Food blogger
Buat yang belum tahu tentang OpenRice, saya jelaskan sekilas ya. OpenRice adalah panduan kuliner online yang bertujuan ntuk membantu pengguna menemukan tempat makan yang cocok dengan kebutuhan mereka dengan mudah. OpenRice Indonesia membuat kategori berdasarkan jenis makanan, lokasi, dan rentang harga untuk tiap restoran. Selain informasi detail seperti alamat, peta lokasi, nomor telepon, jam buka, dan menu andalan, situs ini juga punya fitur yang mengulas tiap restoran. OpenRice Indonesia diluncurkan pada bulan April 2010 sebagai situs informasi restoran dan juga platform komunitas dan sharing untuk pecinta kuliner Indonesia. Saat ini, ada sekitar 86.000 restoran yang terdaftar di OpenRice Indonesia, dan sebagian kebanyakan berasal dari kota besar seperti Jakarta, Bali, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, dan Bandung.

Siapa saja bisa mendaftar menjadi anggota OpenRice. Caranya mudah. Install aplikasinya di smartphone, lalu mendaftar. Setelah punya akun di OpenRice, pengguna dapat memanfaatkannya untuk berbagi informasi tempat kuliner sekaligus mencari panduan kuliner.
 
Outfit of the day :D




*semua foto dokumentasi Katerina


Galeri Indonesia WOW! Wadah Bagi Para Pelaku UKM

$
0
0

Hari Kamis tgl. 22/10/2015, Galeri Indonesia WOW (GIW) resmi beroperasi di gedung Smesco RumahKU (Rumahnya Koperasi dan UKM) di kawasan SME Tower, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. GIW merupakan rebranding UKM Gallery di gedung SME Tower lantai dasar dan lantai 2. GIW hadir dengan tujuan untuk mendampingi pertumbuhan UKM di Nusantara dan sebagai pusat promosi koperasi dan usaha kecil menengah.

GIW sudah diluncurkan sejak bulan Desember tahun 2014 lalu dan baru dibuka pertama kalinya untuk umum pada hari Sabtu 24/10/2015. Saya tidak hadir dalam acara peresmiannya, tapi menurut sumber berita online yang saya baca, acara peresmian GIW dihadiri oleh ratusan undangan yang mayoritas pelaku bisnis dan instansi. Soft launching GIW dihadiri Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM Ahmad Zabadi bersama tim, Deputi Bidang Pemasaran dan Jaringan Usaha Kemenkop dan UKM Emilia Suhaimi, serta Deputi Kelembagaan Kemenkop dan UKM Setyo Heriyanto. Selain itu, CEO Markplus Inc Hermawan Kartajaya, Chief of Corporate Communications, Social Responsibility, and Security PT Astra Internasional Tbk Pongki Pamungkas, perwakilan dari Bli-Bli.com, serta perusahaan-perusahaan dan para akademisi.

Hari Minggu (25/10/2015) saat saya datang ke Smesco, saya tidak langsung ngeh di mana letak GIW. Dari basement saya naik lift ke lantai 1. Keluar dari lift langsung belok kiri, ke arah galeri UKM. Lalu keluar menuju meja registrasi yang terletak di depan gedung paling kiri. Kalo dari gerbang masuk Smesco, gedungnya sebelah kanan paling ujung. Saya kira GIW ada di gedung itu. Ternyata bukan. Setelah registrasi, mbak-mbak di meja registrasi itu malah pindah. Meja-meja diangkat ke gedung yang berada persis di depan gerbang masuk Smesco. Sebelahan persis dengan sevel (seven eleven).
 



Sewaktu memasuki GIW, sisa-sisa peresmian masih terlihat di lantai dasar, seperti wall besar dan lebar bertuliskan Galeri Indonesia WOW, serta banner blibli.com. Di sebelah kiri dan kanan dari wall meriah dan penuh gambar itu, terlihat tenant-tenant yang begitu ekslusif berjejer hingga ke bagian belakang. Rapi,  menarik, dan tampak sangat ekslusif. Seperti galeri di mall bintang lima! Tata ruang dan rak-rak yang memajang aneka produk UKM tampak sangat bercita rasa. Membuat produk-produk etnik buatan lokal jadi tampak begitu spesial. Jujur, melihat itu semua saya jadi merasa bangga. Bangga karena GIW membuat pelaku UKM naik kelas. Kalau begitu, selamat buat para pelaku bisnis dan UKM karena kini punya galeri dengan konsep wow dan desain yang wow juga.
 















Banner blibli yang saya lihat di lantai dasar membuat saya sempat mencari tahu ada hubungan apa antara GIW dengan blibli.com. Rupanya Smesco menjalin kemitraan dengan blibli.com dalam membantu memasarkan produk UKM. Jadi, buat yang pernah bertanya kepada saya apakah produk UKM di Smesco bisa didapatkan secara online, jawabannya bisa. Silakan cek sendiri ya.

Acara NetizenVaganza berlangsung di lantai 2 GIW. Hadir dalam acara tersebut Ahmad Zabadi, Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM. Saya dan para blogger yang hadir, menyimak keterangan Pak Zabadi tentang Galeri Indonesia WOW yang baru diresmikan.
 

Ahmad Zabadi, Direktur Utama Lembaga Layanan Pemasaran Koperasi Usaha Kecil Menengah (LLP-KUKM) Kementerian Koperasi dan UKM

Dalam keterangannya, Ahmad Zabadi mengungkapkan bahwa pembangunan GIW juga merupakan hasil kemitraan antara LLP-KUKM Kemenkop dan UKM dengan Markplus Inc dengan PT Astra International.  Kemitraan tersebut bertujuan agar integrasi antara berbagai pihak dalam pemberdayaan KUKM dapat mengakselerasi bisnis KUKM untuk lebih maju dan berkembang. Renovasi Galeri Indonesia WOW dibantu oleh Astra dengan total biaya Rp 3,4 miliar.

GIW adalah bagian dari Gerakan Indonesia WOW yang dicanangkan Presiden Jokowi pada awal pemerintahan. Galeri ini menawarkan berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan oleh :
  • Para wirausaha baru
  • Para insan kreatif
  • Pelaku KUKM yang ingin naik kelas

Industri yang ada di Galeri Indonesia WOW meliputi pasar barang seni, seni kerajinan, desain, fashion,  video, film, fotografi, seni pertunjukan, penerbitan dan percetakan, kuliner dan musik. Sedangkan fasilitas yang tersedia di GIW, antara lain:
  1. Co-Working space. Tempat ini bisa dimanfaatkan sebagai kantornya UKM di Indonesia. Wadah bagi para pelaku usaha untuk berinteraksi dengan sesama wirausaha. Adajuga ruang pertemuan berapasitas 10-30 orang yang bisa dijadikan  tempat bertemu dengan partner strategis atau venture capital. 36 meja co-working space sebagai tempat pembelajaran bagi UKM mem-branding produk yang dilengkapi creativity room serta productivity room yang juga berfungsi sebagai investor meeting place.
  2. Maker space. Ruang bagi UKM bereksperimen. Dapat dimanfaatkan para pelaku usaha untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas produk. Ke depannya, akan dilengkapi dengan berbagai fasilitas produksi, seperti mesin jahit, mesin bubut, dan lainnya. Fasilitas ini juga dapat dimanfaatkan oleh para market orang muda (youth), perempuan (women) dan pengguna internet (netizen).
  3. Creative stage. Ruangan berbentuk panggung ini dapat dimanfaatkan oleh para wirausaha baru dan pelaku KUKM untuk mempromosikan produk secara langsung kepada konsumen. Sebagai tempat untuk berkreasi dengan berbagai kreativitas, seperti pertunjukan musik dan seni lainnya.
  4. Pop-up Market. Display permanen dalam bentuk pop-up store ini adalah fasilitas untuk memamerkan berbagai produk karya UMKM.
  5. Curated Concept Store. Ini adalah fasilitas untuk display produk dengan konsep yang dikurasi dengan cermat oleh kurator berpengalaman. Tempat ini dapat dimanfaatkan untuk membangun brand bagi produk UKM.

Masih menurut Pak Zabadi, berbagai fasilitas yang diberikan oleh Smesco tersebut, merupakan upaya untuk mendukung UKM supaya tidak berjuang sendiri sehingga para pelaku usaha dan calon pelaku usaha bisa tumbuh dan berproses. Dan tentunya yang paling penting adalah, para pelaku usaha mau memanfaatkan fasilitas yang ada dengan semaksimal mungkin untuk peningkatan pengetahuan, keterampilan, serta penguatan merek produk dan perluasan akses pasar. Jika kualitas pelaku KUKM meningkat, otomatis bukan hanya akan menjadi KUKM yang menjadi kreatif, tapi juga produktif dan dapat bersaing di pasar international.

Sekali lagi, selamat buat Smesco. Semoga melalui Galeri Indonesia WOW, dapat memberi kontribusi yang lebih banyak untuk pertumbuhan UMKM di tanah air. Semoga Smesco Rumahku, Rumahnya Koperasi dan UKM.
















Kehadiran saya pada cara Smesco NetizenVaganza pada hari Minggu (22/10) lalu, tidak hanya membuat saya berbahagia karena memetik kemenangan dalam lomba blog Smesco Local Brand Lebih Keren, tetapi juga bangga karena keberadaan Galeri Indonesia Wow membuat pelaku UKM (beserta produk yang mereka buat) bisa naik kelas.

Saya nyaris tak bisa berhenti memandangi berbagai produk kain tradisional yang ada di lantai dasar. Mulai dari berbagai kain songket hingga kain batik. Dari perhiasaan berbahan batu hingga kayu. Dari tas, baju, hingga sepatu batik berbagai macam motif semua ada. Dari barang-barang pajangan hingga furniture rumah tangga. Semuanya etnik dan unik, kental dengan nuansa lokal khas Indonesia.  

Kemana lagi mencari produk lokal bermutu dari seluruh Nusantara kalau bukan di sini, di Smesco Indonesia.

Saya belanja kalung cantik ini

Juga belanja sepatu batik cantik ini :)


*Semua foto dokumentasi Katerina

Ingin Menikmati Kuliner Sehat dan Halal di Tempat Nyaman? Ayo ke Waroeng Sunda Talaga Bestari

$
0
0

Nama Waroeng Sunda sudah tak asing lagi bagi saya, selain karena rumah makan ini sering saya lewati ketika melintas dari dan ke BSD-Alam Sutera, juga sering saya dengar sebagai rumah makan yang kerap direkomen oleh teman-teman saya untuk tempat bersantap bersama keluarga, untuk tempat arisan dan untuk acara-acara pertemuan. Namun selama ini saya belum tahu jika Waroeng Sunda punya cabang lain selain Waroeng Sunda di Serpong Tangerang Selatan, yaitu Waroeng Sunda Jungle Land Sentul Bogor, dan Waroeng Sunda Talaga Bestari Cikupa Tangerang.

Hari Minggu kemarin (8/11/2015) saya bersama keluarga berkesempatan berkunjung ke Waroeng Sunda Talaga Bestari. Ini menjadi kunjungan pertama kami. Lokasinya memang agak jauh dari tempat tinggal saya di BSD, tapi bisa dicapai lewat tol Jakarta-Merak, lalu keluar Balaraja Timur. Sebelum keluar tol, nama Talaga Bestari sudah bisa terbaca dari jarak 600m (karena hurufnya besar-besar). Letaknya sebelah kanan jalan tol. Sebetulnya plang nama raksasa tersebut sudah sering saya lihat jika sedang dalam perjalanan BSD-Merak, entah saat perjalanan mudik, liburan ke Anyer, atau saat menemani suami melakukan bisnis di kawasan industri Cilegon dan Krakatau Steel. Tapi tidak pernah ngeh jika di balik plang nama itu ada restoran kondang.


Nah, jika sudah melihat nama Talaga Bestari, berarti sudah dekat, langsung keluar tol, selanjutnya Waroeng Sunda dapat dicapai sekitar 300m lagi. Selepas fly over, tinggal beberapa meter ke depan sudah sampai di gerbang Talaga Bestari. Waroeng Sunda berada persis setelah gerbang. Letaknya di sebelah kanan. Jadi, begitu memasuki gerbang Talaga Bestari, restonya langsung kelihatan. Bangunannya bertingkat dua, bernuansa alami, dan dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan. Jika menggunakan kendaraan pribadi, masuknya dari depan Club Talaga Bestari, ambil tiket masuk, lalu parkir di Waroeng Sunda. 



Bangunan resto bertingkat dua




area parkir yang memadai

Rindang pohon yang tumbuh di depan Waroeng Sunda membuat suasana rumah makan ini terasa asri. Bangunannya semi modern tetapi desain interior tidak meninggalkan nuansa pedesaan yang biasanya menjadi ciri khas Waroeng Sunda. Tempat makan ada yang lesehan dan ada yang meja. Kemudian, pengunjung juga bisa memilih ingin makan di dalam ruangan ber-AC, atau di luar ruangan (semi outdoor) dengan AC alam alias Angin Cepoi-cepoi :D Jika menginginkan suasana berbeda, bisa memilih tempat di atas dengan konsep semi outdoor. Di atas, suasananya lebih santai dan tenang.

Kemarin, saya beruntung dapat bertemu langsung dengan manager Waroeng Sunda Talaga Bestari, Reny Pramesyari. Wanita ramah yang punya banyak pengalaman dibidang restaurant ini adalah teman sekolah Lina, sahabat saya yang saat ini tinggal di Batam. Reny mengajak saya berbincang banyak hal, mulai dari dunia kuliner, wisata, internet, hingga bisnis. Menurut Reny, resto yang dipegangnya saat ini telah berdiri sejak tahun 2012. Intiland memberinya lahan yang cukup luas, bahkan di lokasi yang sangat strategis. Bersama rekannya, Reny lalu membangun Waroeng Sunda. Dan sejak itu, resto ini terus berkembang dan akhirnya menjadi resto andalan dan terdepan di kawasan Talaga Bestari. Pengunjung yang datang selalu ramai. Bahkan, tak terhitung telah beberapa kali pejabat daerah maupun ibukota makan dan mengadakan event di restonya. Hal tersebut dibuktikan oleh Reny dengan memperlihatkan foto-foto yang pernah diambilnya. Masih menurut Reny, di sini bupati, gubernur, pejabat-pejabat instansi pemerintahan, serta artis, pernah berkali-kali mampir dan makan. Terakhir, Presiden Jokowi pun pernah direncanakan akan makan di sini untuk suatu event di bulan Oktober kemarin.

Ngobrol asyik dengan Reny


Ngobrol di taman juga asyik

Selama berbincang, kami menikmati cemilan mendoan dan beberapa minuman favorit Waroeng Sunda. Oh ya, kata Reny, semua minuman di sini adalah minuman favorit. Tapi jika ingin yang khas dari Waroeng Sunda, maka bisa mencoba Es Waroeng Sunda dan Es Punclut. Ketika ditawarkan, kami langsung mencoba kedua minuman tersebut. Suami mencoba es Waroeng Sunda, anak saya memesan Es Lidah Buaya, dan saya mencicip Es Pluncut. Es punclut adalah minuman yang berisi nata de coco, kolangkaling, dan rumput laut yang dicampur susu dan syrup berwarna merah yang menggoda selera. Buat saya, porsi esnya cukup besar. Kemudian saya membaginya untuk anak saya yang tampak sangat tergoda dengan warna merah syrupnya.

Ada beberapa menu favorit Waroeng Sunda Telaga Bestari yang patut untuk dicoba seperti Soup Ikan Gurame, Patin Bakar Cabut Tulang dan Cah Bunga Pepaya. Saya memesan soup gurame. Pelayan sempat menanyakan ukuran porsi. Saya bilang yang paling sedikit. Katanya yang paling sedikit itu 7 ons. Sewaktu dibawa ke meja, astaga ternyata porsinya banyak. Saya benar-benar suka dengan rasa kuah sup gurame yang kaya rasa. Mengingatkan saya pada masakan Gangan Belitung dan Pindang Baung Lampung, dua jenis olahan ikan yang paling saya sukai. Kuahnya itu lho, benar-benar sesuai selera lidah saya yang sangat Nusantara.
 

Sate Kambing Rp 36.000,-


Sop Gurame Rp 11.000,- / ons


Tumisan Bunga Pepaya Balacan Rp 22.000,- / porsi


Tempe Mendoan Rp 10.000,- /porsi


Rp 16.000,- / gelas


Es Waroeng Sunda Rp 16.000,- / gelas


Es Lidah Buaya Rp 12.000,- / gelas




banyak pilihan menu

Aneka minuman

Selain Soup Gurame, kami juga mencoba Cah Bunga Pepaya. Ada dua rasa yang ditawarkan untuk menu yang satu ini, yaitu Cah Bunga Pepaya Balacan dan Cah Bunga Pepaya Bawang Putih. Bojoku suka yang balacan, saya juga. Kami lalu pesan itu. Saat dimakan, rasa pahit bunga pepaya memang masih terasa, tapi karena berpadu dengan rasa terasi dan pedas cabe, malah sukses membuat lidah jadi bergoyang.

Sate kambing, tahu dan tempe goreng ikut melengkapi menu makan siang kami. Humayra amat menyukai tempe dan tahu, karena itu dua macam makanan ini dinikmati sendiri olehnya, sebab ia tak bisa makan soup gurame pedas yang belum cocok untuk lidahnya. Yang istimewa di Waroeng Sunda adalah keberagaman jenis sambal, mulai dari Sambal Mangga, Sambal Ijo, Sambal Terasi, Sambal Cengek dan juga Sambal Dadak. Nah, saya mencoba untuk mencicipi semua sambal itu. Meski tak saya tandaskan (karena alasan lambung), tapi sambal-sambal itu berhasil meningkatkan selera makan. Artinya, jika biasanya porsi makan saya sedikit, dengan makan sambal maka saya bisa makan dalam porsi banyak. Tapi hal ini berlaku jika sambalnya hanya sambal khas Indonesia yang dibuat hanya saat hendak disajikan. Bukan sambal botolan :D

Untuk anak-anak sebetulnya ada menu khusus anak seperti ayam pentung, sosis gulung mie, dan sop ayam. Menu tersebut tidak ada yang pedas. Namun, Waroeng sunda juga menyediakan menu lain yang juga bisa dikonsumsi untuk anak seperti sate ayam, empal tusuk, ayam kalasam, sayur asam, sop buntut dan masih banyak lainnya.

Becak mini buat anak bermain


Tempat anak-anak bermain becak






Saung di atas


Pemandangan dari atas


Suasana di lantai atas, segar banyak pohon


Di belakang saung itu ada huruf-huruf besar bertuliskan Talaga Bestari yang biasa terlihat dari jalan tol Jkt-Merak
Bersih dan nyaman
Asri
Selain sebagai tempat wisata kuliner keluarga, Waroeng Sunda Talaga Bestari juga menyediakan tempat meeting berkapasitas 150 sampai 200 orang. Cocok bagi pelaku bisnis maupun kantor dan dinas. Ruang meeting dilengkapi dengan fasilitas yang mendukung dan ditawarkan dengan harga yang terjangkau. Seperti Minggu siang kemarin, di ruangan pertemuan yang terletak persis di sebelah tempat kami makan, sedang berlangsung acara Prudential. Oh ya, selama berada di restoran, terdengar alunan musik asli Tanah Pasundan, memanjakan telinga kami yang sedang bersantai menikmati makanan. Ditambah salam dan sapa ramah para pelayan, sungguh membuat hati senang. Suasana yang saya lihat dan rasakan benar-benar nyaman. Menikmati kuliner pun jadi terasa berkesan.

Setelah berkunjung dari Waroeng Sunda Talaga Bastari, saya mulai mencatat. Suatu saat jika sedang dalam perjalanan Jakarta-Merak atau sebaliknya, saya butuh beristirahat dan makan, maka saya akan ke sini. Waroeng Sunda cocok untuk disinggahi karena tempat ini memiliki fasilitas lengkap yang dapat memenuhi segala kebutuhan mood. Alasan utamanya tentu karena makanannya cocok dilidah dan harga yang terjangkau. 

Satu hal yang paling penting untuk diketahui, semua makanan Waroeng Sunda telah dinyatakan aman oleh BPOM. Berdasarkan hasil pemeriksaan, tidak ditemukan kandungan bahan berbahaya pada makanan yang disediakan di sini. Hal tersebut disampaikan oleh Reny kepada saya. Salah satu contohnya sup gurame yang saya makan. Ikan yang digunakan adalah ikan yang diambil dari kolam. Diolah menjadi makanan hanya ketika hendak disajikan. Begitu juga dengan bahan lainnya seperti tempe dan tahu. Selain itu, Reny menjamin makanan yang disajikan oleh Waroeng Sunda adalah Halal.

Kios nugget punya Reny


Sarana bermain untuk anak


Sarana bermain untuk anak


Waroeng Sunda berdekatan dengan Marketing Office Intiland

Talaga Bestarisendiri adalah kawasan hunian yang dibangun oleh pengembang Intiland. Di sini, selain terdapat hunian dengan berbagai type, juga terdapat kantor pusat Lion Air. Ada sekolah Al Azhar, club Talaga Bestari, kios-kios dagang, dan tempat bermain untuk anak. Keberadaan kantor pusat dan mess Lion Air membuat kawasan Talaga Bestari jadi ramai. Masih menurut Reny, kehadiran pilot dan pramugari di resto Waroeng Sunda juga terbilang sering. Reny sendiri, selain mengelola restoran Waoreng Sunda, juga mengelola bisnis kuliner lainnya seperti warung bakso dan kios nuget (produk Japfa) di kios-kios yang terletak di sebelah Waroeng Sunda. Dari pantauan saya siang itu, area jajan dan bermain di sekitar resto memang tampak ramai. Kawasan ini tampak hidup. Sama sekali tak seperti bayangan saya sebelumnya.

Usai puas menikmati suguhan Waroeng Sunda, kami berpamitan dengan Reny, bersiap hendak pulang. Sebelum berpisah, saya dan Reny membuat janji untuk bertemu kembali di lain waktu. Ya, tentu saja saya mau bertemu Reny lagi. Dia wanita aktif yangpunya segudang pengalaman di bidang kuliner. Reny juga punya hobi sama dengan saya, yaitu jalan-jalan. Saat ini Reny tengah berbadan dua. Di balik big size dress yang ia kenakan, terlihat perutnya yang membuncit. Semoga sehatselalu kandunganmu, ya, Ren. Aamiin.
Hunian di Talaga Bestari


Hunian cluster yang baru dibangun

Sebelum meninggalkan Talaga Bestari, kami menyempatkan masuk ke dalam kawasan hunian, menyusuri jalan komplek di bawah rinai hujan. Saya suka dengan jalan aspalnya yang tebal dan mulus, juga rindang pohon yang berdiri di sepanjang ruas jalan. Rumah-rumah besar dalam cluster tampak sedang dibangun. Yang lainnya cluster-cluster lama dan sudah berpenghuni. Makin melaju ke dalam, suasana makin ramai. Banyak rumah dan ruko-ruko. Kawasan Talaga Bestari tampaknya terus tumbuh dan berkembang. 


Waroeng Sunda Talaga Bestari mudah dicapai, karena lokasinya tepat di sisi tol Jakarta-Merak. Dari restoran ini, hanya perlu 2-3 menit untuk keluar dan masuk jalan tol.
 


WAROENG SUNDA TALAGA BESTARI
Perumahan Talaga Bestari
Cikupa - Tangerang 
Telp: 021-5969546




*semua foto dokumentasi Katerina


Petualangan di Pulau Menjangan

$
0
0

Angin kencang dan ombak tinggi naik turun mengguncang kapal. Sesekali terpaannya membuat oleng keseimbangan. Untunglah ketegangan yang membuat ciut nyali tak berlangsung lama, daratan pulau telah terlihat dan menawarkan pemandangan yang memukau hati.
  
===

Pulau itu bernama Menjangan yang berada di wilayah Provinsi Bali. Untuk mencapai Pulau Menjangan harus menggunakan transportasi laut. Dinamakan Pulau Menjangan karena di pulau yang dahulunya tak berpenghuni ini terdapat banyak menjangan atau rusa, yang sayangnya ini populasinya kian menurun. Untuk melindungi habitat menjangan dari kepunahan dan tentunya untuk menjaga kelestarian alam serta kanekaragaman hayati Pulau Menjangan dan sekitarnya, akhirnya pemerintah melakukan usaha konservasi dengan menjadikannya sebagai Taman Nasional Bali.





Snorkeling Berteman Ombak
Saya mengira kapal akan merapat ke daratan, berlabuh, dan menurunkan kami. Nyatanya justru menghindari tepian pulau, menjauhi ramainya bule-bule yang sedang asyik menikmati snorkeling di spot mangrove. Kami di bawa ke tempat sepi yang jaraknya sekitar satu kilometer dari tepian pulau. Saya sangsi tempat itu dangkal.

“Di sini terumbu karang dan ikannya lebih beragam dan berwarna,” jelas Mas Dwi sesaat setelah kapal menurunkan jangkar. Setelah meloncat ke laut, saya menyadari bahwa pria yang telah berpengalaman menjadi guide di Pulau Menjangan itu memang tak keliru. Keindahan yang tersaji di dasar laut tak terperi. Menakjubkan.

Ada tiga spot snorkeling yang kami kunjungi di Pulau Menjangan, yakni Spot Mangroove Point, Spot Coral Garden, dan Spot Pos 2 yang merupakan spot terbaik di Pulau Menjangan. Spot mangrove adalah spot pertama yang kami tuju.

Seperti yang dijanjikan, spot mangrove memang sukses membuat saya berdecak kagum. Sayangnya, decak itu mesti diselingi dengan air laut yang terminum. Pasalnya ombak di spot ini tak begitu tenang. Sulit untuk berenang. Yang ada justru terseret arus. Bukan salah ombak, tapi salah kami memilih waktu.

“Kalau kalian sudah puas, kita pindah ke spot pos 2,” ucap Mas Dwi. Ajakan itu tak perlu ditawar lagi, sebab kami memang telah selesai di spot mangrove. Puas bisa snorkeling di spot Mangrove. Jadi awal yang bagus karena telah membuat mata jadi lebih segar dan hati lebih senang.

Apa yang disebut dengan spot pos 2, ternyata memang benar-benar spot terbaik di Pulau Menjangan. Keindahannya sulit dilukiskan dengan kata-kata. Air yang hangat dan jernih, dengan kekayaan bawah laut yang memukau. Ikan-ikan beragam jenis dan warna, tak kalah hebatnya dengan terumbu karang yang indahnya bak batu permata. Begitu menawan sehingga membuat jatuh cinta. 






Menjelajahi Pulau Menjangan

Keinginan untuk menikmati pemandangan bawah laut di spot 2 seperti tak ada habisnya. Ingin berlama-lama. Namun sang raja siang makin tinggi di singgasananya. Kami pun kembali ke kapal untuk meneruskan perjalanan.

Kapal bergerak menuju dermaga yang terletak di kawasan Kantor Resort Pulau Menjangan. Perjalanan mencapai dermaga tersebut ternyata tidak singkat. Kami mengelilingi lebih dari separuh luas pulau, melewati Pura Ganesha yang berada di atas tebing, tepat di pinggir laut.

Saat berlayar, kami berpapasan dengan kapal-kapal yang mengangkut rombongan wisatawan. Kebanyakan wisatawan asing. Laki-laki dan perempuan, dari yang muda hingga lanjut usia, bahkan ada yang membawa bayi. Ini menunjukkan bahwa Pulau Menjangan adalah destinasi kelas dunia. Mereka tak sekedar bermain-main di pantai, tetapi juga berenang, snorkeling, bahkan diving. 





Menjejak Pulau Menjangan
Angin berhembus agak kencang, ombak tak begitu tenang, kapal kami sedikit kesulitan merapat ke dermaga. Seorang awak kapal yang berusia paling muda mulai beraksi. Ia melempar tambang ke arah dermaga. Lemparannya tidak tepat, tambang itu tak juga tersangkut. Tiba-tiba terdengar bunyi benturan. Jedug! Rupanya kapal kami membentur kapal lainnya.

Kapten kapal berteriak memberi perintah. Suaranya membuat awak kapal yang lebih tua dan si anak muda itu seperti terkesiap, lalu berjuang keras melabuhkan kapal. Tali tambang besar dilempar sekali lagi. Hap! Berhasil tersangkut. Aksi heorik anak muda itu jadi hiburan tersendiri, ia bak pahlawan tak kesiangan.

Kami berloncatan keluar dari kapal. Semua barang berharga kami bawa turun. Tak ketinggalan dua kantong plastik besar berisi kotak nasi. Mas Dwi berpesan tegas kepada kami agar tak meninggalkan  bekas makanan dan minuman di pulau. 

Sengatan sinar matahari terasa tajam menusuk kulit. Kami berlari di jembatan, lalu berhenti di gerbang bertuliskan “Selamat datang di Pulau Menjangan. Taman Nasional Bali Barat.” Oh, akhirnya saya sampai di salah satu pulau impian.

Hanya ada tiga kapal yang sedang berlabuh di dermaga, termasuk kapal kami. Jadi siang itu kami tak sendiri. Pengunjung lain sudah tiba di pulau sejak pagi. Saat kami datang mereka justru baru hendak pergi meninggalkan pulau. Sama seperti kami, tujuan mereka ke sini untuk singgah makan dan pergi menjelajah pulau.

Jika pergi ke Pulau Menjangan, setiap orang harus membawa bekal sendiri. Tak ada penjual makanan dan minuman di pulau ini. Itu sebabnya kami sudah menyiapkannya sejak berangkat dari Watu Dodol, Banyuwangi.

Tak jauh dari gerbang masuk pulau terdapat bangunan bercat hijau yang merupakan balai Taman Nasional Bali Barat. Berfungsi sebagai kantor resort Pulau Menjangan. Ada dua gazebo di kiri dan kanan jalan setapak yang menghubungkan dermaga dengan balai tersebut. Di gazebo itulah kami duduk untuk makan siang. 






Saat mulai membongkar kotak nasi, saya baru menyadari ada seekor menjangan di dekat kami. Spontan saya berhenti membuka kotak nasi. Mengambil kamera, dan membidik hewan cantik itu. Bulunya yang kecoklatan, tampak berkilau diterpa cahaya matahari. Dua belahan kelapa yang tergeletak di atas semen, lahap di santap oleh si menjangan. Momen tak biasa. Saya pun mengabadikannya lewat lensa kamera.

Di dekat gazebo ada pura, tempat sembahyang umat hindu. Kecil saja, tak mirip candi yang tinggi dan berundak-undak. Di samping pura ada jalan setapak kecil tapi panjang. Saya tak tahu di mana ujungnya. Di sebelah jalan setapak ada semacam lapangan terbuka. Rumput dan ilalang tumbuh di atasnya. Tampak kering dan kerontang. Kemarau membuat dedaunan hijau berubah kecoklatan.

Cuaca panas tak membuat kami diam saja di bawah pepohonan. Pantai dan laut biru menanti untuk dijamah. Usai makan kami berlarian mendekati pantai. Menjejakkan telapak kaki di atas pasirnya yang berwarna putih. Daratan pulau di seberang menjadi latar pemandangan. Pun gunung-gunung yang menjulang di kejauhan. Tempat ini sarat keindahan, tenang, dan menentramkan. Jauh dari hiruk pikuk ibu kota. Segala penat seperti sirna di telan ombak yang tak pernah berhenti mencucupi bibir pantai.






Mutiara di Ujung Barat Pulau Bali
Pulau Menjangan dikenal sebagai wall diving terbaik di Bali. Memiliki taman bawah laut yang sangat cerah dan penuh warna sekaligus kaya biota laut. Pulau ini dikelilingi terumbu karang yang ditandai dengan drop off sedalam 60 meter dan formasi batuan yang kompleks. Formasi batuan tersebut membentuk sejumlah gua-gua besar dan kecil yang menjadi habitat bagi terumbu karang, karang lunak, kerapu besar, dan belut moray.  Di gua-gua kecil, kakap kecil dan batfish banyak terlihat hilir mudik.

Dasar laut pulau Menjangan kaya akan barrel sponges dan sea fans yang bahkan dapat mencapai ukuran yang sangat besar.  Kedalaman laut dan aliran arus yang tenang menjadikan taman bawah laut sekitar Menjangan adalah tempat hidup bagi tuna, gerombolan jackfish, batfish, angelfish, penyu laut, bahkan hiu.

Pada kedalaman sekitar 45 meter, terdapat titik menyelam Anchor Wreck. Sesuai namanya, terdapat bangkai kapal lengkap dengan jangkarnya yang sudah berkarat. Lokasi tersebut dikenal dengan sebutan Anker atau Kapal Budak.

Di bagian barat Pulau Menjangan terdapat titik penyelaman yang disebut-sebut sebagai tempat menyelam terbaik di Pulau Menjangan. Eel Gardens namanya. Sesuai namanya, di kawasan ini terdapat sejumlah besar koloni garden eel dan sea fans.  Penyelaman biasanya dimulai dari dinding di kedalaman sekira 40 meter yang kaya gorgonia dan jenis biota atau tumbuhan laut lainnya. Kawasan ini juga tenar sebab pesona pasirnya yang putih berkilau di tepi garis pantainya.

Surga bagi para makro-fotografer, video-operator, dan ahli biologi kelautan, adalah titik penyelaman Secret Bay. Terletak di dekat pelabuhan Gilimanuk, kawasan penyelaman ini memiliki dasar laut berupa pasir vulkanis (berlumpur) berwarna abu-abu dan merupakan habitat bagi biota laut yang langka dan endemik. Kawasan ini adalah rumah bagi banyak kuda laut dengan beragam jenis, seperti dragonets, ghostpipefish, nudibranch, lionfish, udang laut, belut pita, dan lain sebagainya.

Dengan keindahan taman laut yang mempuni, air jernih dan tenang, jenis ikan hias beragam, serta palung laut dengan keindahan terumbu karang beragam, Pulau Menjangan memang layak dijadikan sebagai spot diving paling populer di Bali. Bagi siapapun yang menyukai wisata snorkeling dan selam, mengagendakan tour ke pulau cantik ini tentu sebuah keharusan. 




Snorkeling Jelang Petang
Setelah dua jam menikmati suasana daratan Pulau Menjangan, kami kembali ke kapal untuk berlayar menuju spot snorkeling terakhir yaitu spot coral garden. Spot ini menjadi penutup sempurna snorkeling kami di Pulau Menjangan. Keindahan yang saya saksikan di tempat ini melipur sedih atas waktu yang terasa begitu singkat. Ikan-ikan seperti menari, tak peduli ditonton oleh kami. Segala rupa terumbu karang, mengundang rasa takjub yang seolah tak pernah ada habisnya.

Waktu seakan begitu cepat berlalu. Jelajah perairan Pulau Menjangan berakhir. Kapal mesti kembali melaju mengarungi lautan, pulang ke Watu Dodol. Di atas kapal, kami tak lagi banyak bicara. Diam dalam gigil. Tapi yang pasti, ada berbongkah-bongkah pengalaman yang kami dapat. Semua terpatri indah di hati, di bawah langit senja yang kemerahan.

Saya memandang ke belakang, ke Pulau Menjangan yang makin lama terlihat makin kecil. Seketika seperti ada rasa yang tertinggal, serupa rindu yang berpucuk sebelum pohon jarak itu tumbuh. Lirih saya berucap dalam hati, “Sampai jumpa lagi Pulau Menjangan”.





*Artikel ini pernah dimuat sebanyak 4 halaman di Majalah Paras No.144/Tahun XII/Oktober 2015
*Semua foto dokumentasi pribadi Katerina kecuali foto underwater (diposting atas seijin Andrie Potlot*


Sambang Museum Wayang

$
0
0
 

Kawasan Kota Tua Jakarta seperti memiliki magnet tersendiri. Hampir setiap hari pengunjung berbagai kalangan usia menyambangi kawasan ini. Selain daya tarik gedung-gedung klasik peninggalan Belanda, di sekitar kawasan ini juga sangat cocok untuk dijadikan tempat bersantai ataupun berkumpul dengan teman dan kerabat.

Museum Sejarah Jakarta dan Taman Fatahillah adalah inti dari Kawasan Kota Tua. Kedua museum diapit oleh Museum Keramik dan Seni Rupa, Gedung Kantor Pos Indonesia, Kafe Batavia, serta Museum Wayang. Di antara bangunan tersebut, perhatian saya tertambat pada bangunan Museum Wayang.

Museum Wayang pada mulanya merupakan lokasi gereja tua yang didirikan VOC pada tahun 1640 dengan nama “ de oude Hollandsche Kerk “. Hingga tahun 1732 gereja ini berfungsi sebagai tempat untuk peribadatan penduduk sipil dan tentara bangsa Belanda yang tinggal di Batavia.




Gereja tertua di kawasan Kota Tua ini sudah mengalami beberapa kali perombakan hingga menjadi gedung yang nampak sebagaimana sekarang ini. Bagian depan museum dibangun pada tahun 1912 dengan gaya Noe Reinaissance, dan pada tahun 1938 seluruh bagian gedung ini dipugar untuk disesuaikan dengan gaya rumah Belanda pada zaman kompeni.

Bekas halaman gereja kini menjadi taman terbuka Museum Wayang. Di dalam taman terdapat sembilan prasasti yang menampilkan nama-nama pejabat Belanda yang pernah dimakamkan di halaman gereja. Di antara prasasti tersebut tertulis nama Jan Pieterszoon Coen, seorang Gubernur Jenderal yang membangun Kota Batavia layaknya miniatur Belanda di atas reruntuhan Kota Jayakarta.
 


Dua Gedung Museum Wayang, Gedung lama dan Gedung Baru
Dua Gedung Museum Wayang, Gedung lama dan Gedung Baru

Lahan dan Bangunan
Museum wayang terdiri dari dua bangunan yang disebut Gedung Lama dan Gedung Baru. Gedung Lama berdiri diatas tanah seluas 990M2 terdiri dari bangunan bertingkat dua yang terletak di  Jalan Pintu Besar Utara No.27 Jakarta.  Sedangkan Gedung Baru berdiri di atas tanah seluas 627 M² dan luas bangunan berlantai dua 747 M² yang terletak di Jalan Pintu Besar No.29 Jakarta.

Ketika berwisata ke Kota Tua, Museum Wayang sangat sayang jika dilewatkan. Museum ini memiliki 5400 koleksi wayang dan perlengkapan yang dibutuhkan dalam dunia perwayangan dari berbagai wilayah Indonesia. Koleksi kelompok wayang yang dimiliki antara lain Kelompok Wayang Golek, Kelompok Wayang Kulit Purwa, Kelompok Wayang Kulit Lain-lain, Kelompok Wayang Mainan, dan Kelompok Wayang Campuran.
 

Ruang pamer wayang di dalam museum
Ruang pamer wayang di dalam museum

Lorong yang berhadapan dengan taman terbuka di dalam museum.
Lorong yang berhadapan dengan taman terbuka di dalam museum.

Selain Wayang, terdapat juga koleksi topeng dan beberapa koleksi boneka yang dikendalikan dengan tangan dari mancanegara. Koleksi topeng meliputi Topeng Bali, Topeng Cirebon, Topeng Jogja, dan Topeng Malang. Bagi pengunjung yang ingin mendapatkan cinderamata, di tersedia wayang golek, wayang kulit, wayang kaca, dan buku-buku pewayangan. 

Museum Wayang menjadi tempat wisata edukatif bertaraf international untuk semua lapisan masyarakat. Pendokumentasian seluruh informasi mengenai wayang Indonesia di museum ini merupakan cara untuk menjaga kelestarian dan terpeliharanya budaya perwayangan Indonesia sebagai kekayaan budaya bangsa, sehingga dapat terus dimiliki oleh generasi muda mendatang.



Di sini pengunjung tidak hanya mendapat informasi mengenai wayang dari seluruh daerah Indonesia dan luar negeri, tetapi juga mengikuti  kegiatan edukatif dan rekreatif  yang diselenggarakan pada waktu-waktu tertentu, sehingga bisa mendapatkan pengalaman yang menyenangkan dalam mengenal bukti kekayaan sejarah budaya Indonesia.

Museum Wayang dibuka setiap hari Selasa-Minggu dari pukul 09.00-15.00 WIB. Senin dan hari libur nasional tutup. Harga tiket masuk Rp 5.000 / orang dewasa. Mahasiswa Rp 3.000 / orang dan untuk pelajar/anak-anak Rp 2.000 / orang. 



Prasasti di dalam taman terbuka di dalam gedung museum
Prasasti di dalam taman terbuka di dalam gedung museum


Cara Menuju Museum Wayang
Kawasan Kota Tua merupakan salah satu wilayah strategis di Jakarta yang bisa dicapai oleh kendaraan pribadi maupun angkutan umum. Untuk kendaraan umum bisa digunakan moda transportasi bus TransJakarta koridor 1 rute Blok M - Kota. Sedangkan angkutan kecil yang melewati wilayah Kota Tua yaitu Mikrolet M12 jurusan Pasar Senen-Kota, M08 jurusan Tanah Abang-Kota, M15 jurusan Tanjung Priok-Kota, dan Patas AC 79 jurusan Kampung Rambutan-Kota. Selain bus ada juga transportasi KRL Jabodetabek yang melayani rute Bogor-Jakarta Kota.



  


*Semua foto dokumentasi Katerina
*Artikel ini pernah dimuat di CIPO Sabtu 7/11/2015

Jelajah Kuliner Semarang

$
0
0
Kopdar sambil jalan-jalan dan jajan-jajan di Semarang

Kopdar di dunia nyata dengan teman-teman yang selama ini akrab di dunia maya, tentu menjadi sesuatu yang menyenangkan. Apalagi, jika perjumpaan dikemas dengan acara jalan-jalan dan jajan-jajan bareng di suatu kota, rasanya istimewa, berkesan, dan ingin mengulanginya lagi. Inilah yang saya rasakan di Semarang pada bulan Agustus lalu, saat jumpa dan jalan-jalan bareng Mbak Dian (dari Batam), Mbak Dewi + Lestari + Mbak Indri + Mbak Uniek (keempatnya dari Semarang), Ihwan dan Ivon (dari Malang), dan mbak Ima (dari Jogja). Apalagi, di tengah kami turut hadir suami Mbak Dian, mertua mbak Dian, suami Mbak Ima (Mas Elthon), Fauzia (teman mbak Dian), serta duo bocah menggemaskan, Aim (putra Ihwan) dan Medina (putri Mbak Indri), makin menambah serunya acara kopdar.

Acara jalan-jalan dan jajan-jajan bareng di Semarang sudah kami rencanakan jauh-jauh hari. Lestari, Mbak Dewi, dan Mbak Uniek, banyak membantu menyusun itinerary. Setelah mencocokkan waktu dan kebutuhan, didapatlah 4 tempat wisata yang dapat kami kunjungi yaitu Lawang Sewu, Klenteng Sam Po Kong, Kota Lama dan Masjid Agung Jawa Tengah. Untuk jelajah rasa, kami menyambangi kedai Mi Kopyok, Es Pankuk, dan Nasi Gudeg Mbak Tum. Nah, dalam postingan kali ini, saya akan bercerita tentang acara wisata kulinernya saja. Untuk wisata lainnya, akan saya tulis pada postingan berikutnya.


Mi Kopyok Pak Dhuwur
Saya belum pernah mendengar nama Mi Kopyok, apalagi melihat rupanya dan mencicipi rasanya. Yang terlintas di pikiran saya kala mendengar kata kopyok adalah sesuatu yang penyok. Mi penyok. Hehe. Sempat pula terbayang es kopyor. Mungkin karena ada kemiripan kata. Setelah dilihat, ternyata makanan ini terbuat dari campuran mi kuning, tahu, dan lontong yang disiram dengan kuah bening plus air bawang mentah. Disajikan dengan tambahan kecap manis, potongan seledri, bawang goreng dan remasan kerupuk gendar. Dari penampakannya, sedikit mengingatkan saya pada Rujak Mi khas Palembang. Tak mirip sih, tapi kesan pertama saat mencicipi kuahnya memang mengingatkan saya pada rasa Rujak Mi.

Menurut mbak Uniek, pengunjung kedai ini biasanya sangat ramai. Saking ramainya, sampai terjadi antrian panjang. Mi-nya memang enak. Terbukti saya bisa menandaskan 1 porsi. Porsi yang pas buat saya, tidak kurang tidak lebih. Harganya juga pas, Rp 10.000,- / porsi.  Kedai Mi Kopyok Pak Dhuwur terletak di Jl. Tanjung No. 18 A Semarang. Lokasinya tak jauh dari stasiun kereta api Poncol.






membuat mi kopyok


lezatnyooo


kuahnya mirip kuah rujak mi :D


Mbak Dedew dan Alde


menikmati mi kopyok bareng teman-teman


Anda sudah coba mi kopyok?

Es Pankuk Pak Yono

Apa yang terbayang di benak saya saat mendengar nama es pankuk? Tidak ada bayangan apa-apa selain seporsi es yang dihidangkan dalam gelas besar dan lebar. Tapi  ternyata, olala…. Es Pankuk disajikan dalam sebuah piring yang berisi irisan agar-agar, irisan pankuk, irisan roti dan 3 scoop es. Kenapa menggunakan piring, dan bukan gelas? Karena bentuk esnya mirip es krim, tidak cair. Tidak akan tumpah ditaruh dalam wadah seperti piring. Namun es ini bukanlah es krim, melainkan es puter. Rasanya gurih dengan variasi rasa kelapa muda, coklat, dan alpukat campur durian. Kalau tak salah ingat, es bisa dipesan dengan 1 atau 2 macam saja, atau ketiganya. Karena saya tak ada masalah dengan berbagai rasa buah, termasuk durian, jadi saya coba saja tiga-tiganya dalam satu porsi. Lebih dari lumayan untuk memanjakan lidah, apalagi di siang hari yang terasa begitu panas dan menyengat, rasanya segeeeer.

Es Pankuk Pak Yono terletak di seberang kedai Mi Kopyok Pak Dhuwur. Masih berada di Jl. Tanjung (samping PLN), saling berhadapan, namun dipisah oleh jalan raya. Warungnya berupa tenda pinggir jalan yang didirikan di atas trotoar. Sangat dekat dengan jalan raya yang ramai dilalui kendaraan. Warung ini bukan semata menjual es pankuk, tetapi juga menjual gado-gado. Menurut cerita Lestari dan mbak Uniek, biasanya warung Pak Yono tak pernah sepi dari penikmat gado-gado. Pengunjung yang datang kebanyakan adalah karyawan yang bekerja di seputaran Jl. Tanjung. Saya jadi penasaran dengan gado-gado Pak Yono. Sayangnya saat itu saya sudah kenyang makan Mi Kopyok, tak ada ruang lagi untuk memasukkan gado-gado ke dalam perut. 

seru deh kalo kulineran rame-rame begini
 
segeeer


rasanya pingin dihabisi semua


gado-gado pak Yono


rasa strawberry


rasa coklat


Kami sudah mencicipi es pankuk. Kamu?


Warung Makan Mbak Tum
Menjajal kuliner yang satu ini, membuat pengalaman kuliner saya di Semarang kian unik. Letak warungnya tak jauh dari Star Hotel Semarang, tempat saya menginap. Awalnya Jumat malam (7/8/2015), saat saya ingin makan malam, Ninik yang sedang menghampiri saya di hotel menyarankan saya untuk mencicipi gudeg Mbak Tum. Katanya, Gudeg Mbak Tum itu termasuk salah satu kuliner legendaris di Semarang. Warung Mbak Tum sudah berdiri sejak sebelum Ninik SD. Sekitar 25-30 tahun yang lalu. Tapi, meski sudah berpuluh tahun berdiri, dan masih eksis sampai sekarang, kondisi warungnya tak pernah berubah. Begitu-begitu saja.

Warung Mbak Tum memang kecil, hanya sebuah tenda pinggir jalan yang sederhana. Tempat untuk pengunjung makan ada di dalam tenda, juga di luar tenda, di area parkir depan ruko. Jika makan di dalam tenda, bisa duduk di atas bangku. Namun, pasti akan berdesakan dengan meja penuh wadah gulai dan lauk. Udara di dalam tenda pun terasa panas. Selain karena banyaknya orang, juga karena adanya panci penuh gulai yang terus dipanaskan di atas tungku menyala. Sedangkan di luar tenda, ada tikar yang digelar, tempat untuk orang-orang duduk menikmati makanan.

Untuk menikmati makanan, pengunjung mesti punya kesabaran ekstra. Pasalnya, pesanan jarang cepat tersaji. Faktor ramainya pengunjung menjadi lambatnya makanan disuguhkan. Apalagi, yang melayani pembeli hanya satu orang. Saya tak tahu siapa wanita yang duduk di belakang meja yang sibuk melayani pembeli. Mungkinkah ia adalah Mbak Tum? Saya tak menanyakan namanya. Yang jelas, ia sibuk menyendokkan makanan ke dalam piring pembeli, satu persatu, piring per piring. Asistennya hanya membantu mengambilkan piring, atau lauk yang tak terjangkau oleh tangan.

Pada kunjungan saya yang kedua di Warung Mbak Tum (bareng mbak Uniek dkk), hampir 30 menit saya menunggu. Jika saya terus duduk menunggu pesanan datang tanpa mengingatkan ulang tentang pesanan saya, alamat bisa berjam-jam tidak diantar, dan bisa-bisa tepar akibat lapar. Bagi yang punya banyak waktu, santai dan tidak terburu-buru, menikmati makan di Warung Mbak Tum tentu patut dicoba, asal mau sabar. Masakannya enak kok. Kalau bagi saya sih sesuai selera. 











Makan malam bareng Ninik dan Lestari


Antri


sabar menunggu pesanan datang


Pesanan belum datang juga, maem kerupuk duluuu


Lahap yooo


Sepiring berdua


Loenpia Semarang
Siapa yang tak kenal loenpia? Inilah kuliner andalan Semarang yang wajib dicicipi ketika berkunjung ke Semarang, dan juga kuliner yang wajib dibeli untuk dibawa pulang sebagai oleh-oleh. Sewaktu jalan-jalan bareng mbak Dee dkk, kami sempat mengunjungi Loenpia Mbak Lien. Namun saat itu saya belum berminat untuk membeli. Selain karena masih kenyang oleh mi kopyok dan es pankuk, waktunya juga tak begitu leluasa untuk bersantai menikmati loenpia sebab saat itu kami terburu-buru hendak ke Kota Lama dan Masjid Agung Jawa Tengah. Keeseokan harinya saat hendak kembali ke Jakarta, baru saya mampir.

Loenpia Mbak Lien berisi rebung (bambu muda) dengan tiga varian rasa yakni rasa Udang, Ayam dan Spesial. Di sini, Loenpia dijual dengan harga Rp. 12.000,- per biji.  Loenpia bisa dipesan dengan pilihan basah atau goreng. Kalau tempat tinggal saya dekat, pinginnya sih loenpia basah. Nanti sampai rumah tinggal goreng sendiri. Berhubung saya jauh, saya pesan yang goreng saja. Setelah digoreng, loenpia lalu dimasukkan ke dalam kotak yang terbuat dari anyaman bambu. Dengan kotak anyaman itulah saya membawa loenpia ke Jakarta. Sampai di rumah, siapa lagi yang paling girang menyambut loenpia Semarang kalau bukan suami saya :D 

warungnya di gang


goreng goreng asyik goreeng


loenpia basah dan loenpia goreng


di goreng sampai garing


isi loenpia


tim orange :D

 
Bandeng Presto
Kuliner satu ini nyaris tak pernah luput dalam daftar oleh-oleh Semarang. Baik saat nitip kepada orang lain yang hendak ke Semarang atau pun saat saya sendiri berkunjung ke Semarang. Selain lezat, olahan ikan yang dimasak dengan bumbu istimewa ini juga punya rasa yang khas. Saya sangat menyukainya.

Bandeng presto adalah bandeng yang dimasak dalam panci tekanan tinggi atau biasa dikenal dengan presto. Karena dimasak dengan presto, tulang ikan bandeng menjadi lunak dan gurih. Setelah dipresto, bandeng dikemas dalam plastik yang di vacuum agar kedap udara. Dengan divacuum, bandeng bisa bertahan sampai tujuh hari. Namun bisa bertahan sampai satu bulan jika disimpan dalam lemari pendingin. Biasanya, bandeg presto dilengkapi sambal dengan rasa pedas dan manis. Ada beberapa pilihan bandeng yang dijual, seperti bandeng vacuum, bandeng dalam sangkar, dan bandeng otak-otak. Untuk satu kotak bandeng isi 4 ekor dihargai Rp 118.000 / kotak. Bandeng dalam sangkar Rp 145.000,- / kotak dan bandeng otak Rp 150.000,- / kotak. 


tempat favorit belanja oleh-oleh


mari belanja duluuu


Es Dawet Duren
Boleh dibilang es ini adalah kuliner penutup selama saya di Semarang. Namanya Es Dawet Ayu Banjarnegara. Kami mampir saat dalam perjalanan menuju stasiun, sekitar 30 menit sebelum saya kembali ke Jakarta. Pedagangnya ada di depan Lawang Sewu. Saya sudah melihatnya sejak hari Sabtu saat jalan-jalan bareng mbak Dee dan kawan-kawan lainnya.
 
manis dan segeeeer


Neng Tari.....minta es dawetnya dong neng...




Kapan-kapan kita jalan-jalan dan jajan-jajan bareng lagi ya ^_^



*Semua foto dokumentasi Katerina




Butuh Tiket Pesawat? Ingin Jadi Travel Agent? Yuk Kunjungi Website Solatiket.com

$
0
0
penjualan tiket pesawat online

Dalam beberapa hari ke depan saya akan berangkat ke Lampung bersama kawan-kawan travel blogger untuk meliput kegiatan festival. Jika bulan Agustus lalu diundang untuk mengikuti kegiatan Festival Krakatau, maka bulan ini (November) untuk kegiatan Festival Teluk Semaka.

Untuk mencapai Lampung, awalnya saya bersama mbak Donna dan mbak Evi akan menggunakan moda transportasi darat yaitu bus Damri dari Rawa Mangun. Namun, karena pertimbangan waktu, juga harga tiket yang ternyata nyaris sama saja dengan harga tiket pesawat, akhirnya kami memilih menggunakan transportasi udara. Nah, untuk menyesuaikan bujet yang diberikan oleh pihak panitia, maka saya mulai melakukan pencarian tiket dengan menelusuri harga-harga termurah di situs-situs penjualan tiket online. Oh ya, untuk tiket PP Jakarta-Lampung kali ini kami mesti membelinya sendiri. Beda dengan festival Krakatau bulan Agustus lalu, tiket pesawat sudah diurus, kami tinggal berangkat saja (waktu itu naik Garuda).

Kemarin hari Minggu (15/11), saat dalam perjalanan menuju Pandeglang Banten, saya mencoba mengecek tiket (dari ponsel) di situs-situs maskapai terlebih dahulu. Setelah itu baru mengecek di situs-situs penjualan tiket pesawat online. Saya hanya mengecek di tiga situs saja dan kebetulan ketiganya sama-sama menawarkan harga bagus di bawah harga situs airline. Karena tidak mau ribet, pingin yang cepat dan singkat, baik dalam pencarian maupun langkah-langkah pemesanan, saya mencoba memesan tiket di solatiket.com
 

Daftar harga promo langsung tampil di halaman pertama website

Update promo dilakukan secara otomatis oleh system

Sudah kenal Solatiket.com? 

Nama solatiket.com sudah saya dengar sekitar 3-4 bulan yang lalu. Sependek waktu tersebut, saya baru kenalan sedikit-sedikit dengan isi website-nya. Dan baru sekarang saya menggunakannya untuk pencarian dan pembelian tiket :D

Jadi sebenarnya ini pengalaman perdana saya memesan tiket melalui Solatiket.com. Saya kenal situs solatiket lewat sahabat saya Lina, traveler yang terbilang sering melakukan pemesanan tiket online untuk tiap perjalanannya. Nah, kebetulan saya memang sedang butuh tiket. Jadi, apa salahnya mencoba. Lagipula, harga yang ditawarkan cukup bersaing. Bahkan untuk rute dan waktu tertentu, harga jual tiketnya ada yang lebih murah. Apa yang membuat saya memutuskan membeli di solatiket.com? Karena saya tergiur dengan cara pemesanannya yang simple dan tidak ribet. Maklum ya, kemarin itu saya sedang dalam situasi yang tidak leluasa. Ditambah faktor jaringan internet yang putus nyambung dan maju mundur nggak cantik, bikin saya maunya yang praktis dan nggak bertele-tele. Apalagi saat tahu mbak Evi sudah mengeksekusi tiket yang sama-sama sedang saya incar, rasanya ingin cepat-cepat tiket ada di tangan. Kalau sampai kehabisan, alamat saya bakal terpisah dari rombongan. Saya nggak menginginkan itu.

Oke, sekarang saya mau cerita tentang pengalaman saya menggunakan situs solatiket.com. Caranya mudah, sama seperti situs-situs penjualan tiket online lainnya. Kemarin saya buka situsnya dari ponsel. Sesuatu yang jarang saya lakukan karena online dari hp kerap bikin saya gagal menyelesaikan proses pesanan. Bukan salah ponsel, tapi salah saya yang tidak terbiasa. Kalau kemarin, situasinya berbeda, sudah mepet, mesti buru-buru. Kalau ditunda nanti tiket promonya habis, atau jadwal yang saya inginkan habis. Saya tidak mau begitu.

Pertama, buka www.solatiket.com. Di halaman beranda, paling atas, terpampang tiga (3) tawaran menarik yang sebaiknya tidak dilewatkan sebelum mulai melakukan pencarian dan pemesanan tiket, yaitu :
  1. Promo Murah Diskon hingga 20%
  2. Pelayanan Terbaik
  3. Hadiah Menarik Wisata Alam Keliling Indonesia
Promo Murah

Menurut keterangan A Soleh, ownersolatiket.com, promo tiket murah diskon 20% tersebut biasanya berlaku untuk maskapai tertentu. Besar diskon dan maskapai yang memberikan diskon juga bisa berubah sewaktu-waktu. Untuk bulan November ini diskon 20% berlaku untuk pembelian tiket Citilink. Promo tersebut hanya berlaku sampai akhir bulan November. Bulan berikutnya bisa saja berganti dengan jumlah diskon yang berbeda dan maskapai yang berbeda. Oleh karena itu, pelanggan mesti meng-update terlebih dahulu untuk informasi terkait diskon tiket.
 
Pelayanan Terbaik

Untukpelayanan terbaik, solatiket.com menawarkan langkah-langkah pencarian dan pemesanan yang simple agar pengguna tidak ribet dengan formulir isian yang panjang. Buat saya hal ini penting. Apalagi kalau sedang mobile, memesan tiket lewat ponsel yang jaringannya kadang tidak bisa diprediksi kapan lancar banget, kapan sedang, kapan lambat, dan kapan hilang sama sekali. Dengan langkah-langkah yang simple, proses pemesanan tiket jadi lebih praktis. Tapi, meski dalam situasi leluasa pun saya tetap menginginkan proses pemesanan yang simple. Kapan saja, dimana saja, pokoknya simple is the best.  

Hadiah Menarik
 
Hadiah menarik wisata alam keliling Indonesia bukanlah pancingan semata. Karena solatiket berkomitment untuk memberikan apresiasi kepada siapa saja yang rutin dan banyak membeli tiket melalui situs mereka, maka akan ada hadiah berupa wisata alam ke tempat-tempat menarik yang sudah ditentukan oleh Solatiket.com. 

Berikut adalah cara memesan tiket di solatiket.com :
  1. Cari Penerbangan. Mulai pencarian dengan membuka halaman muka solatiket.com dan masukkan data-data tujuan penerbangan.
  2. Pilih dan pesan penerbangan. Di halaman hasil pencarian, langsung pilih harga dan penerbangan yang diinginkan. Tekan tombol pesan untuk memesan penerbangan itu.
  3. Isi data kontak dan penumpang. Setelah memilih penerbangan, isi data pemesan yang dapat dihubungi serta data dari penumpang yang akan berangkat secara lengkap sesuai Kartu Identitas. Bagian ini harus diisi lho.
  4. Lakukan pembayaran. Pembayaran dapat dilakukan dengan metode transfer yang dapat dipilih sesuai keinginan seperti ATM/Internet Banking/SMS Banking/Setor Tunai/Visa/MasterCard/
  5. Lakukan konfirmasi Pembayaran. Selanjutnya adalah melakukan konfirmasi di halaman konfirmasi pembayaran tiket.
  6. E-tiket dikirimkan. Setelah konfirmasi pembayaran dikirimkan, kamu tinggal menunggu e-mail konfirmasi secara yang akan dikirimkan secara instan.
Mulai lakukan pencarian

Lanjutkan dengan memasukan data diri pemesan

Pilih metode pembayaran

Pilihan bank yang tersedia untuk pembayaran

Meskipun baru satu kali, Solatiket.com menyuguhkan pengalaman membeli tiket pesawat yang user friendly. Saya tak direpotkan dengan penulisan biodata pemesan yang seabrek dan membuang banyak waktu. Cukup dengan penulisan biodata yang singkat, jelas, namun efektif. Bahkan tidak perlu jadi member dulu bisa langsung beli.

Loading page website termasuk cepat sehingga tidak perlu menunggu lama untuk menampilkan daftar penerbangan beserta tarifnya. Untuk yang satu ini layak saya acungi jempol.

Seperti yang saya sebutkan di awal, bahwa diskon yang diberikan juga cukup menarik. Tentunya lebih murah dari harga resmi di official website maskapai. Harga yang tampil di website pun adalah harga nett. Tidak perlu khawatir kena biaya tambahan lagi. Free for all payment method. Termasuk jika melakukan pembayaran instan semacam mandiri clickpay ataupun BCA kilkpay.  


Tentang Solatiket.com
Solatiket.com sudah melayani penjualan tiket online sejak November 2014 tahun lalu. Namun secara system sudah berjalan sejak tahun 2013. Selain menjual tiket online, PT Solatindo Wisata Berjaya (perusahaan yang menaungi solatiket.com) juga menawarkan kemitraan kepada siapa saja yang berminat untuk menjadi agent tiket. Dengan menjadi agent tiket, kamu bisa mendapatkan dua keuntungan. Yang pertamakomisi dari tiap tiket yang berhasil dijual. Kedua, ketika hendak membeli tiket untuk digunakan diri sendiri (pribadi), kamu bisa mendapatkan tiket cukup dengan membayar harga agent.
 
Form pendaftaran agent --> http://agent.solatiket.com/registration

Singkatnya, dengan menjadi agent, kamu seperti membuat “Travel Agent” sendiri. Di sini, kamu berbisnis tiket pesawat secara online, dimana saja dan kapan saja kamu mau dengan modal awal yang sangat terjangkau, dan bisa memiliki kantor cabang penjualan tiket di beberapa tempat yang berbeda dengan tetap dalam kontrol solatiket. Bagi yang berminat, tinggal mendaftar secara online di situs solatiket.com. Di dalam website sudah ditampilkan paket agent dan type usaha yang bisa dipilih sesuai keinginan. Dan nantinya, setelah menjadi agent, akan ada training singkat dan maksimal yang diberikan kepada kamu agar semakin siap dan percaya diri dalam menjalani bisnis ini dengan mudah.

Apa saja kelebihan menjadi agent solatiket.com?
•    Manual booking 24 jam
•    Auto booking 24 jam
•    Manual TOP UP
•    Auto TOP UP
•    Issued sendiri
•    Komisi full
•    Managemen sub agen
•    Bonus TOP UP

Nah, kawan-kawan. Sampai di sini dulu ya informasi tentang Solatiket.com. Saya sudah punya pengalaman membeli tiket di sini. Baru pertama, sih. Tapi pengalaman yang saya dapat baik-baik saja. Sekarang saya sudah kenal dengan situs ini, yang ternyata tak hanya menjual tiket pesawat tetapi juga mengajak pelanggannya untuk menjalin kemitraan dengan menjadi travel agent. Jadi, jika kamu tertarik untuk berbisnis, kamu bisa ambil peluang ini. Caranya mudah, dan yang pasti, melalui bisnis ini akan ada keuntungan yang bisa didapat.


Soleh N.Siddiq, Owner Solatiket.Com


Profil Soleh N.Siddiq
 Sumber : TDA BATAM
Anak muda yg satu ini, kalem banget pembawaannya. 
Gadgetnya tidak pernah lepas dari tangannya, dan ternyata itu alat bantu usahanya yaitu ticketing online dg system, yang membawanya masuk dlm Top 10 Tour & Travel dg penjualan tertinggi di Batam. 
Aa Soleh N Siddiq adalah Ketua OC Panitia PW Batam 2015
Juga salah satu Mentor di TDA Batam.




Untuk informasi lebih lanjut tentang pemesanan tiket ataupun bisnis travel agent, silakan hubungi contact berikut ini:
CS Tlp : 0778-7432065 HP 081372222925
Website: www.solatiket.com
Facebook: Solatiket.com
Twitter: @Solatiket
Email: info@solatiket.com
Helpdesk buka tiap hari (hari Minggu dan libur nasional tutup)
Jam kerja: 08:00 - 21:00 (WIB)

Partner Solatiket.com:
Garuda, Citilink, Lion Air, Thai Lion Air, Wings Air, Sriwijaya Air, NAM Air, Tiger Air, Air Asia, China Airlines, Asiana, Kalstar, Malindo Air, Sky Aviation, Trigana Air, TransNusa Air, Xprress Air,  Mandala Airlines, Merpati.



*(Katerina)

Pergi ke Bioskop Menonton Film

$
0
0
Dua hari lagi saya akan berangkat ke Lampung untuk mengikuti kegiatan Festival Teluk Semaka. Karena itu, sejak kemarin hingga besok, saya berusaha untuk tidak melakukan kegiatan-kegiatan di luar rumah. Selain untuk menjaga fisik agar tetap sehat dan stamina tetap kuat, juga agar saya bisa menghabiskan banyak waktu dengan anak dan suami yang akan saya tinggal pergi. Buat saya, suasana santai dan tenang sebelum berangkat meninggalkan rumah itu sangat penting, sebab dengan keadaan seperti inilah saya akan tenang selama menjalani perjalanan.

Sudah dari kemarin saya bersantai di rumah. Mengisi waktu dengan bermain bersama anak, membaca dua edisi terakhir majalah NatGeo Traveler yang belum sempat saya baca, serta menulis ringan untuk blog. Selebihnya, paling keluar untuk makan atau belanja sesuatu bersama suami. Hari ini rencananya kami akan keluar rumah untuk menonton film Spectre di bioskop. Moga saja nanti sore tidak ada halangan yang membuat kami nggak jadi nonton. 



Sebenarnya, sudah sejak pertama tayang tgl 6 Nopember lalu kami ingin nonton akting Daniel Craig, si  James Bond berambut pirang, tapi belum kesampaian karena belum ada waktu luang untuk nonton bareng. Kadang, ketika saya ada waktu, suami masih sibuk. Saat suami santai, saya-nya sedang ada acara. Jadi agak susah ketemu waktunya. Makanya, tiga hari ini saya tidak kemana-mana. Biar punya waktu kalau tiba-tiba diajak kemana-mana oleh suami dan anak.

Karena nanti sore mau nonton, siang ini saya mencoba berselancar di dunia maya, mencari info tentang daftar film terbaru yang sedang tayang dan yang akan segera tayang. Ada website (baru kenal) yang saya kunjungi, namanya id.mybookshow.com. Saya tahu website ini dari teman. Kata teman, di id.mybookshow.com ini kita tak hanya dapat menemukan info dan jadwal film baru, tetapi juga event-event yang akan berlangsung dalam waktu dekat. Selain film dan events, ada pula menu pencarian untuk Musik, Teater, Keluarga, dan Olahraga. 





Kembali ke info film. Jadi, sewaktu saya mendarat ke halaman Film, muncul gambar poster-poster film yang urutannya berdasarkan waktu tayang. Karena hari ini sudah tgl 18/11, maka yang muncul hanya film-film yang akan tayang mulai dari tgl 19/11 dan seterusnya. Di bawah poster ada keterangan judul dan genre film. Misalnya, tgl 19 besok akan tayang film RelationShit. Lalu tgl. 20 akan tayang film Sunshine Become You (SBY), begitu seterusnya. Nah, sampai di film ini saya tiba-tiba teringat akun facebook mbak Eki (fardelynhacky) yang pernah membahas perihal pemeran film SBY. Dari sekilas yang pernah saya baca di status mbak Eki, film ini adalah film yang diadaptasi dari novel yang berjudul sama. Saya belum pernah melihat dan membaca novel tersebut. Tapi dari komentar-komentar yang saya baca, tampak betul film ini menjadi film yang ditunggu-tunggu. Dan saya jadi penasaran. Apalagi film ini adalah film drama percintaan, genre film yang saya sukai. Wajib nonton pokoknya. 




Untuk saat ini, saya baru bisa memasukkan film Sunshine Become You ke dalam daftar tonton bulan November. Saya tidak tahu kapan bisa menontonnya. Yang jelas tidak mungkin di hari perdana penayangan, sebab tgl. 20 saya masih di Lampung dan baru pulang tgl. 22. Mungkin minggu depan. Tapi minggu depan juga belum bisa karena giliran suami yang keluar kota (ke Kalimantan) untuk beberapa hari. Paling minggu depannya lagi baru bisa.




Beberapa menit yang lalu suami menelpon, memberitahu bahwa kami akan nonton selepas magrib. Saya kira itu ide bagus. Karena saat ini saya masih menyelesaikan tulisan yang akan segera DL malam ini. Eh, sebenarnya saya kan sedang ingin bersantai, tapi kenapa masih menulis juga ya? He he.

Menulis juga cara untuk bersantai. Karena ketika menulis, seperti ada beban yang dilepaskan lewat kata-kata. Jadi, anggap saja saat saya sedang menyelesaikan tulisan ini, saya sedang menikmati waktu bersantai. Santai mengumpulkan energi positif jelang perjalanan ke Lampung dua hari lagi. 





*(K)

Blogger Gathering dan Tour Jakarta-Tangerang Bersama Jakarta Corners dan Hotel Grand Zuri BSD

$
0
0


Sabtu (14/11) Jakarta Corners (untuk selanjutnya saya singkat dengan JC) bersama Hotel Grand Zuri BSD melaksanakan one day tour Jakarta-Tangerang bersama para pemenang lomba blog “Feels Like Home”. Kegiatan tur tersebut merupakan puncak dari rangkaian acara launching JC di Hotel Grand Zuri BSD pada hari Sabtu tgl. 24 Oktober 2015.

Sebelum saya bercerita tentang kegiatan tur Jakarta-Tangerang tersebut, saya ingin menceritakan sekilas tentang awal mula saya bergabung dengan JC. JC dibentuk oleh empat orang blogger yaitu Shintaries, Donna Imelda, Dewi Rieka, dan Salman Faris. Lima bulan lalu,  jika tak keliru tgl. 6 Juni (bertepatan dengan suatu acara yang mereka hadiri bersama) atau jika salah, mungkin satu hari setelah tgl tersebut, saya di-mention dalam sebuah tweet. Dalam tweet itu ada akun mereka berempat, dengan tambahan mbak Evi Indrawanto. Saya tak langsung mengerti maksud isi dari tweet yang mereka buat. Seingat saya, dalam tweet yang terus bersahut itu mereka mengajak saya datang ke Bogor untuk bertemu dan membicarakan sesuatu. Ada apa gerangan? Entahlah. 

Penjelasan lengkap tentang ini bisa versi Shintaries dalam tulisan Wisata Jakarta Bersama Jakarta Corners  http://shintaries.com/wisata-jakarta-bersama-jakarta-corners/.

Beberapa hari kemudian setelah dijelaskan sekilas oleh Salman saya mulai paham, ternyata saya diajak bergabung menjadi kontributor JC. Saya menyambut ajakan itu, meski tak pernah tahu apa alasan saya dipilih untuk bergabung. Yang bisa saya simpulkan, mungkin ada sesuatu yang bisa saya lakukan bersama mereka. Sebuah kepercayaan yang tentu tak datang begitu saja, dan juga bukan berasal dari satu orang saja. Saya menghargai itu. Itu sebabnya saya membiarkan diri saya ‘terangkut’ ke dalam ruang ide mereka dengan apa adanya saya sebagai blogger yang tidak luar biasa. Saya sebut begitu, karena saya memang bukan blogger populer, apalagi gaul. Tak punya ribuan follower di twitter, instagram, dan juga facebook. Lalu kenapa saya? Mungkin saya punya faktor X. Iya kali he he :p
Meeting team dari waktu ke waktu. Eutopia JKT 26/7, GZ 26/8, Red Bean 2/10, GZ 22/10.


Jalan bareng ke Tangerang 20/9


GZ 26/9

Pertemuan sangat intens terjadi, tetapi di ruang chat bernama WhatsApp. Waktu, jarak, dan kesibukan masing-masing kerap membelenggu, sehingga tak tiap saat semua bisa siap bertemu di ruang nyata. Gagasan dan rencana banyak mengemuka, JC ingin begini dan begitu. Website sudah jadi berkat tangan dinginnya Shintaries. Bersama-sama kami mengisinya dengan artikel, meskipun belum diperkenalkan ke publik. Lalu kapan akan launching? Inilah yang kemudian jadi bahan diskusi panjang. Waktu, tempat, dan kemasan acara pun dirundingkan. Pertemuan pun dilakukan meski tim yang hadir tak tak pernah komplit, namun keputusan yang diambil selalu melibatkan semua pihak. Hingga akhirnya rencana pun matang, JC akan menggelar launching tanggal 24 Oktober di Hotel Grand Zuri BSD! 




Kesediaan Hotel Grand Zuri BSD bergandeng tangan dengan kami, membuat langkah JC terasa ringan. Grand Zuri BSD tak hanya membuka pintu lebar-lebar untuk kehadiran blogger, tetapi sekaligus juga menyediakan banyak fasilitas pendukung acara. Mulai dari ruang yang lapang dan mewah, makanan dan minuman yang enak dan banyak, serta mempersilakan para blogger untuk melihat kamar dan fasilitas yang ada di hotel. Selain itu tentunya sejumlah hadiah berupa 10 voucher menginap di Hotel Grand Zuri BSD untuk para pemenang lomba blog, lomba live twit, dan lomba live IG yang kami gelar dalam rangka launching Jakarta Corners.
 

Telisik Unik Sudut Jakarta menjadi tema gathering JC di Hotel Grand Zuri BSD. Ada 55 blogger yang kami undang secara ekslusif. Total blogger yang datang tercatat 53 orang, 2 orang berhalangan datang karena sesuatu dan lain hal. JC mengundang Teguh Sudarisman untuk mengisi sesi talkshow. Kehadiran travel writer kondang ini ternyata disambut antusias oleh para blogger yang hadir. Materi yang disampaikan Mas Teguh memang sangat berbobot. Selama acara berlangsung, JC menggelar live tweet competition, live IG competition, dan blog competition (mulai 24 Oktober-08 Nopember). Rangkaian acara gathering meliputiperkenalan Hotel Grand Zuri, launching Jakarta Corners, makan siang bersama, room visit, dan diakhiri dengan pengumuman lomba live tweet dan live IG, serta foto bersama.

Alhamdulillah acara launching JC dan gathering blogger berjalan lancar dan sesuai harapan. Sepanjang acara bertabur hadiah untuk blogger. Untuk sekedar mengajukan tanya dan menjawab pertanyaan saja kami memberikan souvenir-souvenir berupa payung golf,boneka, kalender digital, dan baju kaos Indonesia kepada blogger. Yang menggembirakan, hastag #GrandZuriBSD sempat menjadi trending topic nomor satu di Indonesia, dan sempat masuk jadi trending topic dunia. 



Kontributo Jakarta Corners foto bersama Teguh Sudarisman dan Dhini Darsono (Executive Secretary Grand Zuri BSD)






Teguh Sudarisman bersama MC Arie Pitax



Lomba blog Feels Like Home berlangsung selama enam belas hari (24/10-08/11). Jumlah peserta yang mengikuti lomba ada 33 blogger. Semua tulisan peserta bagus. Penilaian tulisan dilakukan oleh kami berenam (semua kontributor JC). Masing-masing menilai tiap tulisan, lalu diakumulasi. Dari situ didapatlah 6 pemenang yang berhak mendapatkan voucher menginap di hotel Grand Zuri BSD. Selain voucher menginap, para pemenang juga mendapatkan hadiah tambahan berupa tour JKT-TNG, serta diundang untuk menghadiri acara barbeque di Restaurant Cerenti Hotel Grand Zuri BSD.

Enam pemenang lomba blog Feels Like Home adalah sebagai berikut:
1. Tanti Amelia
Judul : JOURNEY INTO SUMPTUOUS TIMEPIECES AT GRAND ZURI BSD
URL Blog : http://www.tantiamelia.com/2015/11/journey-into-sumptuous-timepieces-at.html

2. Ratna Amalia
Judul : Jakarta Corners; Telisik Unik Jakarta di Grand Zuri Hotel
Url Blog: http://www.mydairynote.blogspot.co.id/2015/11/jakarta-corners-telisik-unik-jakarta-di.html

3. Nurul Noe
Judul : @JakartaCorners – Jadikan Jakarta Senyaman Grand Zuri Hotel
URL Blog : http://nurulnoe.com/jakartacorners-jadikan-jakarta-senyaman-grand-zuri-hotel/

4. Suria Riza
Judul : Blogger Gathering Jakarta Corners di Grand Zuri
URL Blog : http://www.echaimutenan.com/2015/11/blogger-gathering-jakarta-corners-di.html

5. Evrina Budiastuti
Judul : Jakarta Corners, Menelisik Jakarta dan Sekitarnya
URL Blog : http://evrinasp.com/2015/11/04/jakarta-corners-menelisik-jakarta-dan-sekitarnya/

6. Husna Risalah
Judul : Telisik Unik Sudut Jakarta dan Feels Like Home
URL Blog : http://www.risalahhusna.com/2015/11/telisik-unik-jakarta-dan-feels-like-home.html

Silakan mampir ke blog para pemenang tersebut untuk mengetahui lebih lanjut seperti apa mereka mengulas keseruan acara launching dan gathering Jakarta Corners di Hotel Grand Zuri BSD. Sekaligus dapat mengetahui lebih dalam tentang Jakarta Corners, Hotel Grand Zuri BSD, serta materi talkshow Teguh Sudarisman yang berjudul What You Didn’t Know About Jakarta.
 
Pelabuhan Sunda Kelapa

Kegiatan tur Jakarta-Tangerang berlangsung pada hari Sabtu (14/11). Peserta tur berjumlah 15 orang yang terdiri dari 6 kontributor JC yaitu Shintaries, Donna Imelda, Salman, Dewi Rieka, Evi Indrawanto, dan saya. Jika pada saat launching formasi JC tidak lengkap (minus Dewi Rieka), saat tur alhamdulillah komplit. Dari pemenang lomba blog hadir Nunik, Ratna Amalia, Husna Risalah, Arie Pitax, dan Evrina. Nunik dan Arie bukanlah pemenang lomba blog, tapi mereka menggantikan tempat Noe dan mbak Echa yang berhalangan mengikuti tur. Arie sendiri adalah MC pada acara launching JC. Dia teman kami, sesama blogger. Sedangkan Nunik merupakan pemenang live tweet competition pada saat acara launching JC berlangsung.

Destinasi tur meliputi PelabuhanSunda Kelapa Jakarta, Menara Syah Bandar Jakarta, Museum Bahari Jakarta, Masjid Pintu Seribu Tangerang, Museum Benteng Tangerang, dan Klenteng Boen Tek Bio Tangerang (klenteng tertua di Tangerang). Meeting point di Hotel Grand Zuri BSD. Berhubung tempat tinggal para peserta banyak yang jauh dari BSD, maka peserta langsung berangkat menuju Pelabuhan Sunda Kelapa. Yang berangkat dari BSD hanya saya, Shintaries, mbak Evi, Dhini (executive secretary Grand Zuri BSD), Pak Anton Hartanto (GM Grand Zuri), dan Fandi (fotografer Grand Zuri).
 
Pelabuhan Sunda Kelapa


Menara Syahbandar


Museum Bahari


Museum Bahari


Museum Bahari

Destinasi pertama kami di Jakarta adalah Pelabuhan Sunda Kelapa, dilanjutkan dengan Menara Syahbandar, dan Museum Bahari. Seusai dari tiga tempat itu kami meluncur ke Hotel Zuri Express Mangga Dua untuk makan siang. Zuri Express merupakan cluster ketiga (bintang 3) dalam manajemen ZHM (Zuri Hospitality Management) selain Grand Zuri Premium (bintang lima) dan Grand Zuri (bintang empat). Peserta tur bersantap siang di resto Kopi Express yang terletak di lantai dasar Hotel Zuri Express. Turut hadir di tengah para blogger adalah Arif Rahmatullah, GM Zuri Express Mangga Dua. Selain makan, kami juga diajak oleh Pak Arif untuk melihat salah satu kamar yang ada di hotel Zuri Express. Jam 1 kami mulai meninggalkan hotel dan melanjutkan perjalanan ke Tangerang.
 
Foto bareng Arif Rahmatullah (GM Hotel Zuri Express Mangga Dua)


Room visit


Seseruan dulu

Perjalanan menuju Tangerang tidak begitu lancar karena kepadatan laju kendaraan di hari Sabtu ternyata cukup tinggi. Kunjungan ke Masjid Pintu Seribu jadi kesorean. Bahkan kami kehilangan kesempatan mengunjungi bagian dalam Museum Benteng karena saat tiba bentengnya sudah mau tutup. Tapi kami tetap dapat mengunjungi Klenteng Boen Tek Bio, karena klenteng tersebut tetap buka sampai selepas magrib. Klenteng ini menjadi tujuan terakhir tur dan kami pun kembali ke BSD bersama semua peserta kecuali Suci Husna Risalah. Suci langsung menuju stasiun untuk langsung pulang dan tak mengikuti acara barbeque yang akan diadakan malamnya di hotel Grand Zuri BSD. 



Di Masjid Seribu Pintu Tangerang


Di Museum Benteng Heritage


Baru pertama kali terjadi penyerahan hadiah di pinggi jalan raya :))

Perjalanan tur berakhir di Hotel Grand Zuri BSD. Sesampainya di hotel peserta mulai membersihkan diri, solat, dan kemudian berkumpul di Restaurant Cerenti. Di sanalah kami bersama-sama barbeque-an. Acara penyerahan hadiah dilakukan di lobi hotel, lalu ditutup dengan acara foto bersama dengan semua peserta tur. 




Mbak Ratna Amalia menerima hadiah lomba dari Pak Anton Hartanto


Mbak Echa akhirnya datang untuk menerima hadiah lomba


Hadiah untuk Evrina


Jakarta Corners, Grand Zuri, dan blogger peserta tur


Alhamdulillah acara demi acara, mulai dari gathering dan launching, lomba, hingga kegiatan tur semuanya berjalan lancar dan sukses. Semoga menjadi langkah awal kesuksesan JC ke depannya. Aamiin.


(*)


Tulisan tentang blogger gathering dan tour Jakarta-Tangerang ini juga dapat di baca di blog berikut:

Evi Indrawanto: 
(Review) Blogger Gathering di Grand Zuri BSD : http://eviindrawanto.com/2015/10/review-blogger-gathering-di-grand-zuri-bsd/

Evrina SP
Sehari Bersama Jakarta Corners (1) : http://evrinasp.com/2015/11/16/sehari-bersama-jakarta-corners-1-menara-syahbandar-zuri-express/

Sehari Bersama Jakarta Corners (2) : http://evrinasp.com/2015/11/17/sehari-bersama-jakarta-corners-2-mesjid-seribu-pintu-grand-zuri-bsd/

Ratna Amalia : 
One Day with Jakarta Corners part one : http://www.mydairynote.blogspot.co.id/2015/11/1-day-with-jakarta-corners-part-one.html

Shintaries :
Wisata Jakarta Bersama Jakarta Corners : http://shintaries.com/wisata-jakarta-bersama-jakarta-corners/

Dewi Rieka :
Launching Jakarta Corners : Ingin jadikan Jakarta Tujuan Wisata Ngehits http://www.dewirieka.com/2015/10/launching-jakarta-corners-ingin-jadikan.html




*semua foto dokumentasi Katerina


Berkunjung ke Hotel Zuri Express Mangga Dua

$
0
0
Zuri Express Mangga Dua *sumber photo: www.agoda.com*

Lomba blog Feels Like Home yang digelar saat launching Jakarta Corners di Hotel Grand Zuri BSD tgl 24/10 lalu berakhir pada tgl. 08/11. Enam pemenang dari 33 peserta yang berhasil mendapatkan hadiah voucher menginap di Hotel Grand Zuri BSD adalah Tanti Amelia, Nurul Noe, Evrina, Ratna Amalia, Echa, dan Suci Risalah. Awalnya, hadiah untuk pemenang hanya berupa voucher, tapi di tengah berlangsungnya lomba, pihak hotel sebagai sponsor utama lomba ternyata menambahkan hadiah lainnya berupa undangan berwisata ke Jakarta dan Tangerang, serta undanganbarbeque di Restaurant Cerenti. Tambahan ini tentu saja membuat kami (para kontributor Jakarta Corners) merasa gembira, karena hotel mau memberi penghargaan lebih kepada para blogger yang telah mengikuti lomba menulis blog.

Acara tur direalisasikan pada hari Sabtu tgl. 14 Nopember. Total peserta tur hanya 15 orang, menyesuaikan kapasitas kendaraan yang disediakan oleh hotel. Peserta terdiri dari 6 orang kontributor JC, 6 orang blogger pemenang lomba, dan 3 orang dari pihak hotel (Dhini, pak Anton, Fandi). Destinasi wisata di Jakarta meliputi Pelabuhan Sunda Kelapa, Menara Syahbandar, dan Museum Bahari. Sedangkan Masjid 1000 Pintu, Benteng Heritage, dan Klenteng Boen Tek Bio adalah tujuan wisata di Tangerang. Untuk makan peserta tur, pihak hotel Grand Zuri BSD memfasilitasi blogger dengan makan siang di Resto Kopi Express Hotel Zuri Express Mangga Dua dan makan malam di Restaurant Cerenti Hotel Grand Zuri BSD. 

Rombongan peserta tur

Pilihan tempat makan siang di Kopi Express sebetulnya agak di luar dugaan, sebab hingga jelang pengumuman pemenang lomba belum ada tempat makan yang tepat untuk kami pilih. Saya dan Dhini (Executive Secretary Hotel Grand Zuri BSD) awalnya sudah mengusulkan dua resto, tapi setelah dipertimbangkan ulang, dua resto itu kami anggap tidak cocok dengan yang kami butuhkan. Hingga hari pengumuman pemenang, kami masih belum menemukan tempat.Saya mencoba menghubungi salah satu resto ternama di Jakarta yang pernah saya review di blog, tapi sayangnya di waktu yang saya inginkan tempat di resto tersebut sudah dipesan oleh orang lain. Saya terlambat. Syukurnya, 2 hari jelang tur Dhini mengabari bahwa dia sudah mendapatkan tempat di Kopi Express Hotel Zuri Express Mangga Dua. Alhamdulillah lega akhirnya kelar urusan mencari tempat makan. 








Dari lokasi wisata Museum Bahari, Hotel Zuri Express Mangga Dua tak terlalu jauh untuk dijangkau. Waktu tempuh perjalanan kurang dari 30 menit. Sesampainya di hotel, kami disambut oleh Arif Rahmatullah, GM Hotel Zuri Express Mangga Dua. Rombongan langsung diajak masuk ke restoran Kopi Express yang terletak di lantai dasar Hotel Zuri Express. Suasana resto terlihat masih sepi. Makanan pun belum tersaji. Kami diminta menunggu karena makanan sedang disiapkan. Sambil menunggu, Anton Hartanto (GM Hotel Grand Zuri BSD) memperkenalkan para blogger kepada Arif. 









Menu makan siang kami hari itu berupa cumi pelangi, ayam goreng, dan cah pokcoy. Ada juga siomay dan es sarang sari. Tak banyak pilihan, tapi lebih dari cukup untuk menjadi menu makan siang yang praktis namun sehat. Lagi pula, yang penting rasanya, juga kebersihannya. Saya suka dengan suasana restorannya. Desain interiornya apik, elegan dan modern. Udara ruangan juga terasa sejuk, membuat acara bersantap jadi nyaman. Tak lama setelah kami mengambil makanan, resto mulai ramai, bahkan penuh. Kalau tak salah ingat, pengunjung yang makan siang itu adalah tamu yang sedang melaksanakan meeting di Zuri Express. 












Ada tiga cluster dalam ZHM (Zuri Hospitality Management) yaitu Zuri Premiere (bintang lima), Grand Zuri (bintang empat), dan Zuri Express (bintang tiga). Nah, Hotel Zuri Express Mangga Dua ini merupakan satu dari empat Zuri Express yang ada. Tiga Zuri Express lainnya ada di Palembang, Lippo Cikarang, dan Pekan Baru-Riau. Untuk Zuri Premiere baru ada di Pekan Baru – Riau. Sedangkan Grand Zuri ada 8 hotel, yaitu di Pekan Baru-Riau, Duri-Riau, Dumai-Riau, Jababeka-Cikarang, Palembang-Sumsel, BSD City-Banten, Lahat-Sumsel, Padang-Sumbar, Malioboro-Jogjakarta, dan Muaraenim-Sumsel.

Zuri Express Mangga Dua memiliki 124 kamar dengan satu macam type kamar saja yaitu Express Room. Meski satu type tapi ada pilihan untuk bed, single dan double. Arif Rahmatullah memberikan kami kesempatan untuk melihat-lihat kamar di lantai 2. Ternyata kamarnya cukup luas. Kalau tak salah ingat ukurannya 29sqm. Kamar dilengkapi dengan AC, akses wifi (free), LCD TV, mini bar, safety box, slippers, dan amenities di kamar mandi berupa sabun, samphoo, sikat gigi+pasta gigi. Menurut Arif, kamar-kamar di hotelnya banyak dikunjungi tamu dari luar daerah yang datang ke Mangga Dua untuk berbelanja. Biasanya, tamu-tamu yang berbelanja menyimpan barang belanjaannya sampai banyak di kamar hotel. Saat hendak kembali ke daerah, barang-barang itu mereka kirim lewat jasa ekspedisi. Dan untuk alasan itulah hotel menyediakan kamar yang lebih luas dari ukuran kamar hotel bintang 3 lainnya. Seolah memang memfasilitasi tamu yang datang untuk tujuan berbelanja di Mangga Dua.









Musola di lantai 2, tepat di depan lift


Warna-warna cerah pada dinding


Selain melihat kamar, kami juga diperlihatkan pada 4 ruang pertemuan yang tersedia di hotel. Namun karena saat itu semua ruang pertemuan sedang digunakan, kami tidak masuk. Semua ruang pertemuan ada di lantai 2. Nah, di lantai dua ini pula terdapat musola yang bisa digunakan oleh pengunjung. Saya perhatikan, hotel Zuri selalu menempatkan musola di lantai atas, entah itu dua atau 3. Ketika saya bertanya pada Dhini, ia menjelaskan bahwa semua hotel Zuri selalu menempatkan musola di lantai atas. Bukan di bawah (lantai dasar), apalagi di pojok basement. Alasannya karena musola tempat ibadah, harus diletakkan di tempat yang baik dan nyaman. Di ruang salat tersedia mukena, sajadah, dan sarung yang dapat digunakan oleh pengunjung yang tidak membawa perlengkapan salat. Masih di lantai dua, terdapat pula kantor owner Hotel Zuri berada. Kami sempat ke ruang tersebut, tapi ditutup dan dikunci karena hari itu hari libur. Menurut Arif, semua urusan hotel Zuri yang ada di berbagai daerah berpusat di sini (Zuri Ezpress Mangga Dua). 

Di depan kantor owner Zuri


Ruang Mulia 1 sedang digunakan Kemendikbud




Mumpung dapat background bagus, foto terusss


Pak Arif terlihat di cermin :D

Wefie di lift saat turun dan naik :D

Usai melihat-lihat kamar dan beberapa fasilitas hotel, kami pun berpamitan untuk kemudian kembali melanjutkan perjalanan ke Tangerang. Namun sebelum itu, rombongan melakukan foto bersama di depan  Kopi Express. Tak lupa kami saling bertukar kartu nama dengan Arif Rahmatullah, GM Hotel Zuri Express Mangga Dua yang telah menerima kehadiran blogger dengan sangat ramah dan hangat.
 


Zuri Express Mangga Dua Jakarta
Jl. Mangga Dua Dalam No. 55-56
Jakarta Pusat – 10730
Telp: 021-22620008 Fax: 021-22620009
Email: reservation.mangga2@zuriexpresshotel.com
Website: www.zuriexpresshotel.com

Arif Rahmatullah, GM Zuri Express Mangga Dua

Tarif kamar: Rp 400.000,- / malam. Tidak termasuk sarapan. Jika memesan lewat Agoda.com, harga kamar berkisar Rp 290 ribuan saja per malamnya.

Meeting Package

Residential Package
Single room, 2x coffee break, 1x lunch, 1x dinner IDR 780.000 nett/pax
Twin share, 2x coffee break, 1x lunch, 1x dinner IDR 580.000 nett/pax

Full Board Package
2x coffee break, 1x lunch, 1x dinner IDR 350.000 nett/pax

Full Day Package
2x coffee break, 1x lunch, 1x dinner IDR 250.000 nett/pax

Half Day Package
1x coffee break, 1x lunch, 1x dinner IDR 200.000 nett/pax

Additional
Lunch / Dinner IDR 130.000
Coffee Break IDR 60.000
Infocus IDR 100.000 / Hour





*Semua foto dokumentasi Katerina

Sriwijaya Inflight Magazine Edisi November 2015

$
0
0
Sriwijaya Inflight Magazine edisi November 2015

Hadiah dari Laut Belitung menjadi artikel ke-50 dari daftar artikel saya yang pernah dimuat di media. Spesialnya, kali ini dimuat oleh Sriwijaya Inflight Magazine edisi November 2015. Alhamdulillah.

Sudah sejak awal tahun 2015 saya mengincar inflight magazine. Target saya tahun ini minimal tembus 1 tulisan. Alhamdulillah ternyata November kesampaian. Kalo ditanya gimana caranya biar tembus, jawaban saya cuma satu : Kenalan dulu sama majalahnya. Iya, sama majalahnya, bukan sama redaksi atau editor majalahnya :D

Cara untuk kenalan nggak sulit. Tinggal baca majalahnya, lalu pelajari dan pahami karakter tulisan dalam rubrik yang diincar. Itu yang biasa saya lakukan pada majalah-majalah yang pernah saya tembus. Maklum ya, saya kan belum pernah belajar menulis untuk inflight magazine. Pun tak punya kenalan redaksi ataupun editornya. Dulu pernah dapat ilmu dari mbak Ira dan mas Teguh, tapi belum saya gali lebih dalam. Dulu saya sempat pesimis, karena merasa inflight magazine itu ekslusif. Tulisan dan foto pasti mesti super yahud. Tapi sejak menancapkan cita-cita untuk menembus inflight magazine, mau tak mau saya harus optimis. Saya mulai belajar sendiri dan usaha sendiri. Langkah awal untuk belajar ya harus baca majalahnya. Kalau nggak pernah baca gimana mau tahu seperti apa isinya. Nah, majalah maskapai hanya tersedia di dalam pesawat, tidak dijual di lapak-lapak dan toko buku. Untuk bisa punya, mesti minta ke kru yang ada di dalam pesawat. Itu sebabnya ketika bepergian menggunakan pesawat, majalah yang diselipkan di bangku saya ambil, lalu saya bawa ke FA yang menunggu di pintu keluar. Saya minta ijin dulu, tidak main ambil lalu dibawa pulang. Biasanya sih selalu diperbolehkan. Tapi pernah juga dilarang. Kalau sudah dilarang saya tidak akan memaksa.

Sampai dengan saat ini, majalah-majalah maskapai yang sudah saya kenali antara lain Sriwijaya, Lion Mag, Colour (Garuda), 3sixty (AirAsia Indonesia) dan Linker (Citilink). Meskipun sudah paham gaya penulisan dan isi artikel yang disajikan, serta sudah punya alamat email redaksi sejak 9-10 bulan yang lalu, baru  2 bulan belakangan saja saya mulai kirim-kirim email ke redaksi. Selama ini bukan saya lambat bergerak, melainkan menunggu sampai yakin betul bahwa tulisan dan stock foto yang hendak dikirim benar-benar wahid. Kalau masih nanggung, masih nggak enak dibaca dan dilihat, saya tidak akan kirim. Pinginnya kalo ngirim tuh bener-bener yang terbaik. Hati puas, yang nerima juga insha Allah ga mandang sebelah mata :D 

Halaman kesatu dan dua

Halaman ketiga dan empat

Halaman kelima

Bulan Oktober lalu email saya untuk Sriwijaya, Linkers, dan Colour ditanggapi. Semua responnya baik. Saya diberi kesempatan untuk berkontribusi. Dari ketiganya, yang minta segera dikirim tulisan adalah Sriwijaya. Sedangkan Linkers untuk edisi Jan dan Feb. Untuk Sriwijaya, awalnya saya diminta menulis tentang Way Kambas. Tapi saya belum pernah ke sana :D Karena waktu itu baru pulang dari Belitong, saya kirimi foto barang-barang kuno yang dipajang di museum Tanjung Pandan. Eh ternyata editor photo-nya suka. Lalu saya diminta untuk menulis artikelnya. DL kurang dari satu minggu. Padahal bahan tulisan masih sekelumit. Tapi demi inflight magazine, saya rela ‘lembur’ beberapa hari. Segala PR tulisan saya lewatkan dulu. Saya semedi di kamar, riset ini itu, dan tak lupa baca-baca buku pengetahuan tentang Belitong. Maklum yang ditulis adalah sejarah yang tak boleh keliru dituliskan. Setelah mengumpulkan bahan, telpon sana sini, termasuk guide dan sesepuh Belitong yang paham sejarah harta karun di museum, tulisan pun jadi dalam waktu 3 hari. Lama ya! :D

Ga berapa lama artikel saya ditanggapi. Katanya kepanjangan. Hadeuh. Akhirnya itu tulisan dibagi 2. Katanya, separuh untuk edisi November, separuh lagi untuk edisi di tahun 2016.  Ya nggak masalah kalau begitu. Memasuki November, ada email pemberitahuan bahwa tulisan sudah dimuat dan majalah sudah ada di dalam pesawat.  Redaksi juga mengirimkan pdf file tulisan. Baru penampakan digitalnya saja saya sudah riang. Apalagi sewaktu dua majalah edisi November itu tiba di rumah. Pingin bungee jumping di Monas rasanya :D Eh masih ada yang lebih bikin girang, yakni ketika saya terbang dari Jakarta ke Lampung tgl 19/11 lalu. Naik pesawat Sriwijaya, dan ternyata di bangku pesawat menemukan majalah yang memuat tulisan sendiri. Huaaa… rasanya pingin norak-norak bergembira. Trus pingin selfie dalam pesawat sambil megang itu majalah tapi di sebelah ada 2 cowok kok jadi malu. Haha.

Edisi September ini saya dapatkan saat dalam penerbangan Jakarta-Belitong tgl.11 Sept 2015. Usai membaca majalah ini saya mulai mengirim artikel dan photo ke Sriwijaya.

Nampang bareng photografer dan travel photographer beken itu rasanya sesuatu :D

Kalo saya senang wajar ya. Rasanya nggak ada orang yang nggak senang dengan keberhasilan yang dia capai setelah segala usaha yang dia lakukan, sekecil apapun itu. Selama hampir dua tahun konsisten jadi travel writer, dimuat di inflight magazine membuat saya merasa mencapai sesuatu yang lebih. Apalagi peraihan ini berasal dari sesuatu yang memang sudah jadi passion saya. Tak ada yang saya inginkan dari prestasi ini, selain agar kilaunya masuk ke dalam diri sendiri, menjadi inspirasi dan motivasi alami yang dapat saya syukuri. Soal materi yang kemudian menghampiri, itu bonus buat jalan-jalan lagi he he. Bonus untuk melihat Indonesia lagi,  dan menuliskan tentang Indonesia lagi lewat catatan perjalanan.
 
Ada tulisan sendiri di majalah dalam pesawat, saat dalam perjalanan Jakarta - Lampung tgl. 19/11

Awas Banjir Promo Lazada di Harbolnas

$
0
0

Jelang bulan Desember, mendadak grup di ruang chat jadi ramai oleh obrolan tentang ‘menghabiskan uang’. Saya terkekeh membaca istilah itu. Lucu aja sih, emang ada orang yang benar-benar mau kehabisan uang? Tentunya nggak ya. Sebutan ‘menghabiskan uang’ oleh teman-teman saya itu sebetulnya hiperbola saja. Tak ada dari mereka yang benar-benar ingin uangnya habis, apalagi merayakan ‘kehabisan’ itu dengan gembira. Makna dari ‘menghabiskan uang’ ini sebenarnya untuk menyebut “musim banyak belanja” tapi tanpa banyak menghabiskan uang. Lho, maksudnya gimana toh? Itu lho, belanja-belanja banyak tapi ga bayar banyak karena banyak diskon besar. Lalu, kaitannya kemana nih? Yang jelas terkait dengan promo akhir tahun menggiurkan yang hadir tiap jelang tutup tahun. Untuk mereka yang biasa belanja lewat situs-situs belanja online, taburan diskon akhir tahun pasti bikin nafsu belanja naik. Dan juga bikin jari-jari nggak sabar untuk berburu barang hanya dengan beberapa ‘klik’. Nah inilah yang bikin ruang chat jadi rame oleh obrolan belanja belanji.

Desember memang bulan belanja karena tanggal 12 Desember merupakan Hari Belanja Online Nasional (Harbolnas). Kehebohan teman-teman saya ternyata dalam rangka untuk merayakan harbolnas. Bukan di Indonesia saja harbolnas ini dirayakan, tetapi juga di Hong Kong, Thailand, Malaysia, Filipina, Vietnam, Singapura, dan Taiwan. Total ada 8 negara yang akan serentak merayakan Harbolnas. Bagi saya yang kebetulan berteman dengan beberapa penggila belanja, kemeriahan harbolnas ini terasa betul gaungnya. Belum masuk Desember saja sudah ramai diperbincangkan. Berbagai distrik belanja online memang sudah terlihat gencar menawarkan berbagai program menggiurkan di akhir tahun. Ya wajar gimana hebohnya para penggila belanja melihat diskon besar-besaran. Pasti banyak yang nggak sabar menunggu event harbolnas.

Salah satu situs belanja yang sudah mulai ambil bagian dalam rangkaian Harbolnas adalah Lazada. Destinasi belanja online terbesar dan terpercaya di Indonesia yang satu ini mempersembahkan 12.12 Online Revolution. Program ini hadir dengan sejumlah penawaran menarik untuk pelanggan, dari diskon 10 hingga 80 persen, flash sale, app voucher, crazy deals, serta berbagai acara kuis dan games. Promo-promo menarik inilah yang sedang hangat diperbincangkan oleh teman-teman saya. Apalagi saat tahu Lazada akan menghadirkan sederet brand-brand terbaik seperti Samsung, Xiaomi, Apple, Lenovo, LG, Nike, Adidas, Levi’s, Lee Cooper, Sharp, Panasonic dan seller-seller pilihan marketplace ataupun retail yang sudah dapat rating bagus di Lazada. Makin tak terbendung ‘nafsu’ untuk belanja. Ada pula promo-promo menarik seperti flash sale, program siapa cepat dia dapat, buy 1 get 1 untuk produk-produk pilihan, clearance sale beberapa kategori tertentu, dan masih banyak lagi.
 


Sebagai pelopor hari belanja online yang diadakan setiap tanggal 12 Desember, Lazada memberi kesan menarik bagi para pelanggan setianya bahwa tiada hari tanpa belanja online murah dan tidak ribet di Lazada.co.id. Lazada menyediakan pilihan barang terlengkap, jaminan harga paling murah dibanding yang lainnya. Sistem pembayaran juga mudah dan lengkap mulai dari bank transfer, cicilan kartu kredit bunga 0% dari bank-bank pilihan, klikpay, dan pembayaran bisa di rumah atau lokasi tertentu biasa disebut Cash On Delivery (COD). Sistem COD ini yang membuat belanja online jadi lebih aman dan memudahkan, bukan?

Yuk jangan sampai terlewatkan kesempatan belanja dengan pengalaman tak terlupakan di Hari Belanja Online Nasional (HarBolNas) termurah terlengkap hanya di Lazada.co.id.
*(KS)

Melirik Lenovo A6010

$
0
0

Kemeriahan Hari Belanja Online Nasional (harbolnas) terasa betul gaungnya, terutama event 12.12 Online Revolution yang dipersembahkan oleh Lazada. Sejumlah penawaran menarik dari diskon 10 hingga 80 persen, flash sale, app voucher, crazy deals, serta berbagai acara kuis dan games diberikan kepada para pelanggan setia Lazada. Saya yang kadar doyan belanjanya biasa-biasa saja akhirnya terpancing juga. Apalagi saat tahu Lazada akan menghadirkan product gadget dari sederet brand-brand terbaik seperti Samsung, Xiaomi, Apple, dan Lenovo. Bikin saya tak sekedar ingin melirik salah satunya, tapi juga berniat untuk memilikinya. Kebetulan suami memang sedang butuh ponsel tambahan, saya pikir kenapa nggak mendarat ke situs belanja Lazada saja. Mumpung ada promo akhir tahun, ada diskon besar-besaran. Bisa hemat banyak hehe.

Saya sempat menimbang-nimbang antara Lenovo atau merk satunya seperti yang sekarang saya gunakan. Tapi, bercermin pada Lenovo K860 yang pernah saya beli tahun 2012 lalu (sampai sekarang masih awet dan oke-oke saja digunakan), suami akhirnya minta untuk dicarikan Lenovo saja. Pilihannya Lenovo A6010 – 16 GB. 

Dari gambar yang saya lihat di situs Lazada, Lenovo A6010 tampil stylish dalam balutan bodi yang hitam elegan. Ponsel cerdas ini menawarkan kombinasi prosesor inti empat yang didorong RAM mumpuni untuk menjalankan pelbagai aplikasi kebutuhan sehari-hari; mulai dari aplikasi jejaring sosial hingga aplikasi berita. Mengabadikan momen pun bukan masalah berkat kamera 13 dan 5 MP
  • Layar 5" IPS Kapasitif
  • Android OS, v5.1 (Lollipop)
  • Qualcomm Snapdragon MSM8916 64-bit 1.2GHz Quad Core
  • ROM 16GB + RAM 2GB
  • Dual Kamera 13 MP & 5 MP


Dapur Pacu yang Handal
Lenovo A6010 menawarkan prosesor inti empat seri Qualcomm MSM8916 Snapdragon 410. Prosesor yang satu ini memungkinkan untuk mengakses beragam aplikasi; mulai dari aplikasi ringan seperti messanger hingga aplikasi berat layaknya aplikasi pengolah kata ataupun beragam permainan lainnya. Apalagi ditunjang dengan RAM sebesar 2 GB yang mumpuni, bisa membuka beberapa aplikasi menengah sekaligus. Bisa membalas email pekerjaan sembari membuka browser dengan mulus dan tanpa lagging; sehingga menjelajah via ponsel pun pastinya akan lebih menyenangkan.

Display Memukau
Tidak hanya performa di balik layar, Lenovo A6010 juga menawarkan performa layar display yang luar biasa. Layarnya yang selebar 5" memudahkan jemari bergerak leluasa di atas layar saat mengetik maupun menjelajah internet. Selain itu, layar dengan resolusi 720x1280 p dengan kerapatan ~294 ppi ini juga mampu menampilkan jutaan warna yang nyata. Kemampuan layar dari ponsel Lenovo ini menjadikannya mampu menampilkan gambar yang begitu jernih dan nyata yang akan memanjakan mata.

Kamera handal untuk setiap momen berharga
Dengan kamera belakang beresolusi 13 MP dengan fokus otomatis, bisa menjepret maupun merekam setiap momen dengan mudah dan praktis. Dibekali dengan LED flash, dapat mengabadikan foto-foto cantik di malam hari tanpa masalah. Dan bagi para pecinta selfie maupun wefie, jangan khawatir, Lenovo juga menyediakan kamera depan dengan resolusi 5 MP yang mampu menangkap momen-momen seru saat liburan. Dengan ponsel Lenovo A6010, setiap momen dapat terabadikan dalam genggaman.

Konektivitas
Pengguna selalu tetap terhubung menggunakan Lenovo A6010. Dilengkapi dengan konektivitas GPRS, EDGE, 3G, HSDPA, Bluetooth dan Wi-Fi. Memiliki fitur Wi-Fi hotspot yang memungkinkan membagikan koneksi internet ke perangkat lain. Selain itu handphone ini memiliki port micro USB yang dapat Anda gunakan untuk transfer data dan mengisi baterai serta jack audio 3.5mm.

Kustomisasi Penuh
Memberikan keleluasaan bagi para penggunanya, Lenovo A6010 menggandeng Si Robot Hijau Android sebagai OS. Android yang sudah dikenal memberikan kenyamanan melalui kustomisasi penuh untuk ponsel, kini hadir dalam seri Android Lollipop. Dapat mengnunduh beragam aplikasi seru dari Google Play dalam satu sentuhan; mulai dari aplikasi penunjang pekerjaan, game seru, hingga aplikasi jejaring sosial untuk tetap terhubung bersama kawan bisa didapatkan dengan mudah. 



Desain Ergonomis
Tipis nan kokoh. Lenovo A6010 menawarkan perpaduan desain premium dalam balutan bodi yang kokoh. Menggunakan material yang dipilih khusus serta presisi kelas satu, Lenovo mempersembahkan ponsel yang tangguh sekaligus tetap terasa nyaman dalam genggaman. Ukurannya sebesar 5" cenderung lebih tinggi memastikan ia tetap terasa tipis dan pas di tangan. Hadir dengan pilihan warna yang elegan, Lenovo A6010 bukan hanya sekedar alat komunikasi, namun cerminan ekspresi diri!

Tahan seharian
Lenovo A6010 dibekali dengan baterai berkapasitas sebesar 2300 mAh. Kapasitasnya yang besar membuatnya mampu bertahan seharian tanpa masalah. Cukup dengan satu kali pengisian selama 2 jam, akses dunia dalam genggaman selama sehari penuh tanpa pengisian ulang. Dilengkapi pula dengan moda pengatur kecerahan, pengguna bisa mengatur ketahanan baterai sesuai dengan kebutuhannya sehari-hari.

Dilihat dari product detail tersebut, Lenovo A6010 ini memang layak untuk dipertimbangkan. Saya pikir ini kesempatan bagus untuk mendapatkannya. Apalagi di Lazada ada disc 5% plus kode LEN100 untuk potongan langsung Rp100.000. Harga bagus untuk product bagus. Saatnya merayakan harbolnas dengan membeli barang kebutuhan. 



Anda Sedang Mencari Properti? Kunjungi Lifull.id!

$
0
0

Di era digital seperti saat ini, pencarian informasi dapat dilakukan dengan cepat dan akurat hanya dengan beberapa klik. Nah, kabar menarik kali ini datang dari Lifull.id yaitu website properti nomor satu di Jepang yang kini sudah hadir di Indonesia.

Lifull.id adalah website yang membahas tentang properti. Website lifull hadir untuk memberikan informasi properti yang lebih baik dan menciptakan tempat untuk membantu konsumen menemukan apa yang mereka cari. Jadi jika kamu mau mencari properti sesuai dengan keinginan kamu, Lifull bisa membantu karena di website ini kamu bisa banyak menemukan listing properti yang dijual atau disewakan.
 



Website Lifull memiliki fasilitas dengan banyak fitur-fitur yang akurat dan efisien sehingga mempermudah kamu mendapatkan properti seperti rumah, apartemen, ruko, toko, kantor, gudang, kost, dan lain-lain berdasarkan beberapa pencarian. Di antaranya :
  • Pencarian properti berdasarkan 50 kriteria popular di Indonesia
  • Pencarian properti berdasarkan lajur transportasi
  • Pencarian properti berdasarkan universitas dan sekolah
  • Pencarian properti melalui peta
Pencarian berdasarkan daerah

Pencarian berdasarkan kriteria populer

Pencarian berdasarkan lajur

List properti terbaru (kanan)

Website dilengkapi  dengan tiga fitur utama pencarian yang terdiri dari:
  1. Properti dijual: Rumah dijual, tanah, apartemen dijual, jual ruko, jual toko, jual kantor, gudang dijual, jual pabrik, jual kost
  2. Properti disewa: Sewa rumah, apartemen, sewa tanah, ruko, toko, kantor, gudang, pabrik, kost.
  3. Perumahan baru: Rumah, apartemen.

Untuk mencari properti sesuai dengan kriteria yang diinginkan caranya sangat mudah. Tinggal klik pilihan menu yang ada di bagian atas sebelah kiri. Informasi properti tampil disertai dengan foto dan harga sehingga memudahkan kamu yang tidak memungkinkan datang dan melihat langsung. Jika merasa cocok, kamu dapat langsung menghubungi via email ataupun nomor telpon yang tertera. 

Pencarian informasi di website Lifull dapat dilakukan secara spesifik berdasarkan beberapa kriteria, di antaranya berdasarkan daerah, berdasarkan lajur transportasi, berdasarkan peta, berdasarkan kata kunci yang popular dan berdasarkan landmark terdekat, misalnya universitas populer di suatu kota. Untuk pencarian yang lebih akurat dapat dilanjutkan dengan memilih kriteria yang lebih spesifik seperti  harga, luas tanah dan bangunan, jumlah kamar tidur dan kamar mandi hingga kemungkinan negosiasi.
Kategori Pencarian

Fitur Unggulan
Mobile friendly

Website lifull juga dapat dimanfaatkan untuk memasang iklan. Jika kamu mempunyai properti yang ingin dijual, iklannya bisa ditaruh di website Lifull tanpa dikenakan biaya apapun. Dengan beriklan di Lifull maka kesempatan iklan tersebut dilihat oleh banyak orang akan semakin besar sehingga bisa meningkatkan presentasi penjualan.

Website Lifull termasuk mobile friendly karena tidak ada kendala saat dibuka. So, kini hunting properti menjadi lebih mudah dengan Lifull Id. Buka websitenya dan temukan rumah idaman kamu segera.
 
PT. LIFULL MEDIA INDONESIA
UOB Plaza, Floor 22, Jl.M.H Thamrin No. 10
Jakarta Pusat 10230 – Indonesia
Mobile : +62812-9484-0822
Telephone : +6221-3190-6298
Fax : +6221-3190-6299
Email : mafid@rumahrumah.co.id

 

Ada Jalan Menuju Festival Teluk Semaka 2015

$
0
0


“Mas, aku dapat undangan Festival Teluk Semaka. Berangkatnya dari tanggal 19 sampai 22 November ini . Boleh nggak mas aku ke Lampung?”

“Bareng Mbak Evi dan Mbak Donna, kan?”

“Iya, sama mereka.”

“Ya, boleh.”
 

Yes dapat ijin dari suami. Langkah pertama menuju Festival Teluk Semaka beres. Dengan menyebut nama Mbak Evi dan mbak Donna, suamiku nggak pakai menimbang, tapi langsung memutuskan, mengesahkan, menandatangani, dan diakhiri dengan cap bertuliskan : Boleh! Mungkin lain halnya kalau aku sebut nama Halim dan Yayan, suamiku mungkin nggak hanya menimbang, tapi menakar, mengeker, mengukur, dan akhirnya belum tentu dapat ijin *ngarang*:p Jadi aku berterima kasih pada aura positif yang dipancarkan duo mbak blogger ketje yang ikut serta dalam FTS 2015 ini. Keberadaan mereka bikin aku cepat diberi ijin. Nah, selanjutnya tinggal menuju tahap kedua: Berburu tiket bus!

“Mbak Rien, Mbak Donna, kita perginya naik pesawat saja ya. Selisih harga naik bus sedikit tapi selisih waktunya banyak.”
 
“Ok, mbak Evi, aku setuju!”

Ya, kami nggak jadi naik bus. Pertimbangan mbak Evi betul, dari pada berjam-jam naik bus mending naik pesawat yang harganya hanya selisih 10 ribu (bus 250 ribu, pesawat 260ribu). Urusan transportasi beres. Bahkan lebih beres (buatku) lagi saat owner sebuah situs penjualan tiket online menawarkan kerjasama dengan blogku, dimana dalam kerjasama itu aku dapat free tiket pesawat Jakarta-Lampung PP. Pucuk di jalan-jalan tiket gratis pun tiba :D Rejeki mami sok ketje mau jalan-jalan eh ada yang bayarin tiket. Alhamdulillah biaya transportasi JKT-Lampung yang sudah disiapkan pihak pengundang festival bisa dipakai buat yang lain. Misalnya buat jajan bakso Sony Lampung yang terkenal itu. Iya, bakso! *Aku belum pernah nyicip tau:p

“Tgl 19-21 November saya harus berangkat ke Kaltim. Ada pekerjaan yang tidak bisa diwakilkan ke bawahan.”

Jreeeeng...! Pemberitahuan dari suamiku itu membuatku langsung mengerti : Aku harus membatalkan kepergianku ke Lampung! Huhu. Pingin gigit ransel rasanya. Tapi aku sadar, urusan suami lebih prioritas ketimbang urusanku. Selama ini kami juga sudah sepakat, jika salah satu berangkat ke luar kota, yang satu harus tinggal di rumah. Meski di rumah ada orang-orang yang bisa diandalkan untuk menjaga anak, tetap salah satu dari kami harus ada di samping anak. Jadi, kalau aku pergi, biasanya karena suami sedang tak keluar kota. Begitu tahu suami yang harus pergi, berarti aku harus tinggal di rumah. Ok. Sip :D 

“Mbak Evi, sepertinya aku nggak jadi berangkat. Ada yang nggak bisa aku tinggalkan.”

“Keluarga memang prioritas ya mbak Rien, walaupun rasanya jadi berkurang serunya kalau mbak Rien nggak ikut.”

Terharu nggak sih denger kata-kata mbak Evi itu? Aku terharu. Siapalah aku ini sampai kehadiranku terasa berarti bagi seorang mbak Evi. Apalagi disertai dengan dukungan untuk memprioritaskan keluarga. Saat itu aku minta tolong mbak Evi dan mbak Donna untuk mendoakan yang terbaik untukku. Ya  gimanapun juga aku merasa kecewa nggak jadi berangkat. Tapi di sisi lain, aku juga merasa sedih kalau sampai membiarkan anakku ditinggal secara serentak oleh mama papanya.

FTS tinggal menghitung hari. Rasa girang bakal jalan-jalan ke Lampung yang tadinya sudah mekar tralala berubah jadi layu. Tapi dalam hati terus berdoa, moga ada jalan. Eeeh nggak taunya beneran ada jalan. Suami tiba-tiba mengabari kalau dia batal berangkat ke Kaltim. Katanya waktunya ternyata bersamaan dengan kedatangan Presiden Jokowi ke lapangan (tempat suamiku akan bekerja). Semua aktifitas di lapangan dihentikan selama kegiatan berlangsung. Keberangkatan suamiku ditunda. Yes Yes Yes! Horeee :D 

Jadi berangkat dong ke Lampung, nih sedang di Bandara Soeta


Narsis dulu biar eksis


ada yang bayarin tiket Jakarta-Lampung


Pulang pergi naik Sriwijaya Air


Teman perjalanan yang asyik

Ada saja jalan yang Tuhan beri tanpa pernah bisa diduga oleh siapapun. Kalaupun terlihat bisa diduga, mungkin karena berasal dari prasangka baik. Kekuatan sebuah prasangka memang nggak main-main. Dan rasanya aku seringkali mengalami itu. Sesuatu yang awalnya seperti mudah diraih, tahu-tahu jadi sulit karena berprasangka akan sulit. Yang sulit diraih, tahu-tahu jadi mudah karena berprasangka baik. Jika tadinya aku lemah, lalu mengutuki batalnya keberangkatanku gara-gara suamiku pergi, bisa jadi Tuhan akan menghadiahiku dengan jalan buntu. Tapi ternyata Tuhan menghadiahiku dengan jalan yang terbuka lebar.

Sebelum akhirnya bisa berangkat ke Festival Teluk Semaka 2015, ada beberapa hari aku jadi sering menatap layar ponsel, terutama saat membuka grup Genks :D Aku membayangkan ketika teman-teman berangkat dan aku tidak berangkat, itu grup pasti akan dibanjiri cerita seru selama mereka mengikuti kegiatan festival. Sampai aku berfikir ingin mute grup itu he he. Tapi pada akhirnya, aku yang hampir membanjiri isi grup dengan cerita dan foto-foto selama mengikuti FTS 2015. 

Cerita FTS 2015 belum di mulai. Ini baru pemanasan *kompor kali panas*. Ada cerita apa saja selama FTS? Banyak! Dan ini adalah gambar-gambar wefie yang aku ambil dari ponsel. Cerita dan foto-foto lengkapnya menyusul. Moga bisa diceritakan semua. Semua? Ada sebagian kecil yang akan kusimpan. Tring *_^ 

Bersua lagi dengan Mas Indra www.duniaindra.com


Ibu-ibu yang bekerja di Museum Ketransmigrasian ini senang sekali diajak wefie


Bertemu untuk pertama kalinya dengan Omnduut


Banyak cerita dan tawa bersama mereka


Pertama kalinya melihat dermaga Kota Agung. Banyak ikan segar!
Siap-siap meliput acara festival



Rame-rame foto bareng Kadisbudparpora Kab. Tanggamus, Supardi Syarkawi.


Makan siang kesorean seusai menyaksikan festival


bareng @fajrinherris dan @kikianvirrr


Terima kasih buat mas Indra untuk tumpangannya! Pengemudi yang menyenangkan!


Yang baju biru melet-melet itu om Elzivagho Tabaqjaya. Yang di belakang fansku semua :D


Seseruan dulu sebelum meninggalkan Kota Agung


Sarapan sebelum meninggalkan Lampung. Bareng @Yopiefranz @encipholic @Omnduut @halim_san @masteguh

Bersambung.....

Air Terjun Pelangi yang Menggetarkan Hati

$
0
0

Lembah Pelangi namanya. Letaknya tersembunyi, masih alami dan belum banyak didatangi wisatawan. Yang menarik adalah air terjun di lembahnya, karena di air terjun itu ada pelangi. Itulah sekilas informasi yang aku dengar dari Mas Elvan sebelum mengikuti Tour D’Semaka2015. Mas Elvan adalah Staf Bidang Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata di Disbudparpora Tanggamus yang menemani tim media (blogger, fotografer, jurnalis) mengunjungi beberapa objek wisata di Kabupaten Tanggamus. Kegiatan tour ini merupakan rangkaian dari acaraFestival Teluk Semaka ke-8 yang rutin diadakan setiap tahunnya oleh Pemkab Tanggamus.

Saat pertama kali mendengar nama Lembah Pelangi, perasaanku agak campur aduk, antara senang dan takut. Pelangi memancing keinginanku untuk melihat, tetapi lembah membuatku meringis membayangkan jalan terjal yang harus dilalui. Antara yakin dan tidak, aku bertanya pada diriku sendiri, apakah imbalan dari kesulitan yang akan aku alami nanti akan setimpal dengan kesenangan yang ku dapat? Di dalam mobil yang dikemudikan Mas Indra, pertanyaan itu menyelinap keluar dari pikiran, bergerak keluar jendela, lalu melayang bersama hembusan angin. Tak meninggalkan jawaban apapun. Mungkin memang tak perlu dijawab, melainkan dijalani saja. Jadikan kejutan. Jadikan pengalaman baru.
 


Lembah Pelangi terletak di Pekon Sukamaju, Kecamatan Ulu Belu. Tempat ini terasa jauh. Aku mencatat kilometer awal mobil Mas Indra saat mulai berangkat dari KotaAgung ada di posisi 85938. Waktu saat itu menunjukkan pukul 7.50 WIB. Tiba di Danau Hijau pukul 10.15 WIB. Di puncak Danau Hijau, angka kilometer menunjukkan 85997. Jarak tempuh dari Kota Agung-Gisting-Talang Padang hingga Ulu Belu sudah mencapai 59 kilometer dengan waktu tempuh sekitar 2 jam (setelah dikurangi waktu mampir-mampir di jalan). Padahal Lembah Pelangi belum dalam jangkauan. Ada jarak dan waktu yang masih harus ditempuh. Jadi, bisa dibayangkan berapa lama dan berapa jauh Ulu Belu dari Bandar Lampung. Sependek ingatanku, Bandar Lampung-KotaAgung itu sekitar 2 jam lebih. Tinggal dijumlah saja, maka akan didapat jarak dan waktu tempuh Bandar Lampung-Ulu Belu.

Kendati berada jauh di sekitaran Gunung Tanggamus, akses menuju Ulu Belu tergolong bagus. Mungkin karena Ulu Belu berada dalam dekapan Pertamina, makanya jalan aspalnya tebal dan mulus. Namun karena konturnya perbukitan, banyak jalan berkelok yang mesti dilalui dengan hati-hati. Salah satu keloknya bahkan menyerupai huruf S. Menikung tajam dan berbahaya. Sebahaya apa? Sebahaya bangkai mobil proyek yang aku lihat di tikungan S siang itu, terjungkal setelah terjun bebas ke jurang. Jujur aku merasa tegang, tapi beruntung ada obat lain yang mampu mengurangi rasa itu yaitu bentangan alam yang terlihat dari ketinggian. Indah sejauh mata memandang. Perpaduan sempurna di antara dua sajian penyeimbang rasa: bahaya dan pesona.
 


Lembahnya masuk ke kiri

Plang nama itu sangat sederhana. Hanya sebuah papan kayu polos yang dipasang pada tiang setinggi 1 meteran saja. Ditulis seadanya dengan cat hitam. Terpancang di kiri jalan tak beraspal. Tertulis Jln Lembah Pelangi. Ada angka 25+50 +/-. Apa itu artinya jalan menuju lembah sekitar 75 meter saja? Aku nyaris meloncat girang, karena kupikir turunan menuju lembah cukup dekat.

Sementara, tiga mobil yang membawa rombongan kami telah diparkir di pinggir jalan yang sempit. Aku sempat ragu akan keselamatan fisik mobil-mobil itu dari kendaraan lain yang mungkin saja akan lewat. Keraguan itu ternyata terbukti. Apa yang terjadi? Nanti, setelah kembali dari Air Terjun Pelangi, kami mendapati badan mobil Avanza yang digunakan Mas Elvan dan Mas Indra rusak digores kayu yang diangkut oleh motor yang sedang lewat. Breeet!

Sesaat, cuaca tampak tak mendukung. Ada rintik air hujan yang turun. Aku mengkhawatirkan kameraku. Setengah berlari aku mengikuti yang lain, mencari tempat berteduh, padahal entah akan berlindung di mana. Oh ya, ada pondok di kebun kopi. Mungkin di situ. Tapi kemudian gerimis tak berlanjut. Teman-teman sudah jalan. Aku mengikuti dari belakang. Sebatang kayu tampak tergeletak. Aku mengambilnya. Kujadikan tongkat. Sepertinya berguna untuk membantu tangan berpegangan. Dan aku tampak seperti nenek-nenek. 


Kebun kopi

Kopi ajib yang aku hayalkan jadi ajaib

Temuan-temuan kece

Ada Encip yang selalu bikin senang hati  @Encipholic

Jejak Bocah Ilang di kebun kopi @Halim_San
Jalan kecil berbatasan dengan jurang. Hati-hati!

Punggung bukit yang aku pijak membuatku merasa seakan sedang berjalan menembus relung hutan kopi. Di tangkai-tangkai pohon, bergerombol buah kopi berwarna hijau dan merah. Aku suka melihatnya. Sempat membayangkan bebijian kopi itu punya kekuatan ajaib, bisa melenyapkan badan, lalu sim salabim langsung mengantarku ke air terjun. Aku membayangkan itu karena sempat ngeri-ngeri sedap meniti jalan yang aku lalui. Seakan kapan saja bisa terpeleset, meluncur bebas, lalu buk! Terkapar di dasar jurang. Hiii…hayalan ini ngeri.

Selepas kebun kopi, pemandangan di lekuk-lekuk lembah membuatku berhenti. Tampak punggung-punggung bukit menyajikan suasana alam lestari. Terasa menyegarkan mata dan pikiran. Panorama ini meluruh penat, walau sesaat. Sebab ketika aku memandang lurus ke bawah, Ya Tuhan…dasar lembah ternyata masih jauh. Sayangnya aku salah menerka, dasar lembah yang aku lihat itu bukanlah arah tujuan. Jalan menuju air terjun ternyata bukan lagi lurus ke bawah, melainkan menyamping. Kekhawatiranku mati seketika. Aku mau lanjut lagi. Jalan lagi. Sampai ketemu pelangi! 


Pemandangan di lembah

Jalan yang dilalui tak lagi menurun

Di bawah sana ada air terjun kedua, juga pemandian air panas

Beberapa saat sebelum mencapai air terjun, seseorang yang aku lupa siapa, menunjukkan letak air terjun lainnya. Lokasinya jauh di lembah, turun lebih ke bawah. Medannya tampak sangat curam. Mungkin harus merosot jika ingin turun, bukan berjalan. Meski diiming-imingi ada pemandian air panas segala (tak berbau sulfur), aku belum tertarik. Perjalanan kembali dilanjutkan. Tak ada lagi turunan terjal, dan kami pun sampai. Berapa lama waktunya? Mungkin sekitar 20 menit. Tapi aku gemas dengan jarak yang tertulis di plang nama. Mana ada 75 meter? Ada pula yang bilang 100 meter, 200 meter, 1 kilometer. Jadi berapa tepatnya? Hah! Aku tak menghitungnya.

Baiklah, aku sudah sampai. Air terjun terpampang di hadapan. Aku belok kanan, turun ke bebatuan, dan langsung membiarkan diri menangkap kesan pertama akan tempat ini. Rasanya seperti berada dalam sebuah mangkok besar. Dikelilingi dinding-dinding batu. Air yang terjun dari ketinggian sekitar 50 meter itu terlihat seperti selendang, teruntai anggun di bahu tebing yang ditumbuhi semak belukar. Jatuhan air menimpa bebatuan yang terhampar di bawah. Percikannya melayang di udara, seperti hujan, membasahi apapun yang ada di dekatnya. Sinar matahari  yang mengenainya, menciptakan warna-warna yang tak terkatakan indahnya: Pelangi! 


Indah dalam kenangan

Aku, air terjun, dan @elephunx25_85 si penguasa Tanggamus :p

seseruan bareng @Encipholic & @elephunx25_85



Membeku. ~Photo by @Yopiefranz

Aku, air terjun, dan pelangi. ~Photo by @Yopiefranz

Teman-teman melakukan kesenangannya masing-masing. Dari yang sibuk selfie, memotret air terjun, bahkan buka baju untuk mandi. Siapa yang buka baju? Encip dan mas Indra! Eh Mas Yopi juga. Mandi? Enggak, dia menutupi lensa kameranya dengan baju. Uwow. Di sini, selain kami ada juga pengunjung lainnya. Mereka penduduk setempat. Tak banyak, hanya sedikit orang saja. Sisanya adalah rombongan kami. Dan aku jadi satu-satunya perempuan di sarang penyamun. Nanti, sebutan itu akan berubah jadi bidadari jatoh dari batu di sarang tim media.

Aku pun ingin seperti yang lain, berjalan mendekati tempat jatuhnya air. Melihat lengkung pelangi, sekaligus merasakan kesejukan titik-titik air yang membasahi kulit.

Ada pelangi yang tak bisa ku sentuh
Ada batu licin yang membuatku terjatuh
Ada air yang membuatku seperti membeku 


Ada Pelangi yang Menggetarkan Hati. ~Photo by @Yopiefranz

Mas Indra dan Encip bermain air persis didekat tirai air. Aku hanya melihat iri, antara ingin dan takut. Panggilan ajakan itu berulang, hilang tenggelam seakan ditelan gemuruh tumpahan air. Tapi aku mengerti, bahwa aku harus mendekat dan mencoba. Encip banyak membantu. Tanpanya, kakiku tak akan sampai di balik tirai air. Dahsyatnya tempat ini. Aku menggigil kedinginan tapi merasa hangat. Kakiku sakit tapi terasa ringan melangkah. Paha dan punggungku yang tadi terhempas di batu tak membuatku ingin lekas berhenti mandi di bawah air yang terus tercurah. Padahal 3 hari kemudian aku baru tahu, ada memar di paha dan punggungku. Dan itu baru terlihat setelah aku kembali ke rumah. Perlu berhati-hati lain kali. Bebatuan tidak selalu ramah. Apalagi pada kelembutan yang mendekatinya.
 

Sepertinya aku duduk di batu tempatku jatuh

Siang kian tipis. Penduduk setempat yang jumlahnya bisa dihitung jari, satu persatu meninggalkan lembah. Tersisa rombongan kami. Namun, untuk satu sesi yang belum teralisasi, kami menahan diri, tak ikut-ikutan beranjak karena harus bikin foto bersama dulu. Lebat air terjun di latar belakang, akhirnya melengkapi foto kenangan.

Pulang. Kadang aku benci kata pulang.

Eh, mungkin aku harus benci pada batu-batu cadas itu. Mereka seperti mengganduli kaki. Berat dan sulit untuk dilepaskan. Mungkin juga pada sulur-sulur pelangi yang teruntai panjang melilit badan. Mungkin juga pada sunyi yang dimiliki tempat ini, kuat menghipnotis, menawarkan mahkota ketentraman yang banyak dicari.

Kalau ada kata tetap seperti adanya, aku memilih tempat ini harus tetap apa adanya. Tanpa gubug-gubug jajan. Tanpa bilik-bilik bilas. Tanpa kamar-kamar ganti. Aku menyukai keramaian, tapi tidak untuk tempat seperti ini. Lembah Pelangi ini akan terus “berpelangi” jika ia hanya dikelilingi oleh apa-apa yang sudah disediakan alam. Kalau pun harus ada perubahan, cukuplah sebuah akses masuk dan keluar yang aman bagi pejalan. Selebihnya jangan.

Kamu tahu, kemarin beberapa belas menit aku sempat merasakan benar-benar sendiri di sini. Semua orang aku paksa pergi. Untuk apa? Semedi? Bukan, tapi untuk ganti baju :p Iya, seperti aku bilang, di sini tak ada bilik satu pun. Aku harus merapat di balik batu-batu raksasa. Berasa benar-benar seperti dalam dongeng, jadi bidadari yang turun ke bumi, mandi, lalu bajunya dicuri Jaka Tarub. Jreng….apa kata dunia kalau ada yang benar-benar mencuri bajuku. Tapi lebih mengerikan lagi kalau ada yang diam-diam memotretku dari balik tirai air. Hiiii….fotografer hantu.

Jadi, bilik untuk ganti baju perlu ya? Enggak. Iya perlu. Enggak. Iya perlu. Enggak. Iya perlu. Bah!
 

Thanks @Fajrinherris !

behind the shot ~Photo by @Omnduut
Thanks! @Yopiefranz @KelilingLampung

behind the shot ~Photo by @Omnduut
 
Rasa senang seusai mandi bareng pelangi ternyata memberi dampak baik untuk raga dan jiwa. Perjalanan keluar dari lembah jadi tak terasa berat. Ringan di kaki, ringan di hati. Tak ada rasa lelah hingga tanjakan terakhir. Bahkan sesampainya di atas, aku bergegas melemparkan tanya pada lembah yang mulai diselimuti remang petang. Kapan aku akan melihatmu lagi?



Apa kabar pelangi?


Sejuk, syahdu, sendu, dan bikin rindu


D'Semaka Tour 2015

Come to Majestic Tanggamus ^_^




Ulu Belu, Kab. Tanggamus
20 Nopember 2015

Terima kasih @Yopiefranz @KelilingLampung @elephunx25_85 @Duniaindra @Halim_san @Omnduut @Fajrinherris @Donnaimelda @Eviindrawanto @kikianvirrr @Agoenk_001 @ito07aja @FestTelukSemaka

Tips Berbusana Muslim Sesuai Musim

$
0
0



Mencari, menemukan, dan menyesuaikan gaya berbusana muslim dengan lingkungan dan kondisi cuaca sekitar tidaklah sulit. Kini, busana muslim di Indonesia sudah tersedia dengan banyak pilihan model, warna dan bahan. Mulai dari koleksi desainer ternama, hingga koleksi busana muslim dari unit usaha kecil menengah. Tinggal pilih mana yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan tanpa harus meninggalkan karakter personal masing-masing. Untuk Indonesia yang hanya memiliki dua musim yaitu musim kemarau dan hujan, busana yang dikenakan tentunya perlu penyesuaian dengan kondisi cuaca yang ada. Lalu, apa sajakah cara berbusana yang tepat sesuai dengan musim tersebut? Here are some tips from me, just for you, Katerina lover! *ngomong ala artis wkwkwk*

JILBAB UNTUK MUSIM KEMARAU
Musim kemarau di Indonesia identik dengan udara panas dan terik matahari. Tentu keadaan ini membuat produksi keringat meningkat. Bagi seorang muslimah, keadaan ini akan semakin menyiksa karena harus mengenakan kerudung dan pakaian panjang. Untuk mengurangi rasa panas dan gerah, berikut tips yang bisa dicoba:

Kerudung Paris dan Katun
Kerudung dari kain paris cocok dikenakan di musim panas atau kemarau. Kain paris ini tipis dan dingin sehingga produksi keringat bisa ditekan. Selain itu, kain paris juga terbukti dapat menyerap keringat dengan baik. Kerudung dari kain katun menjadi pilihan kedua setelah kain paris. Beberapa muslimah kurang menyukai kain paris karena terlalu menerawang. Untuk itu, pilihan katun lebih baik. Kerudung musim kemarau dari katun ini juga dapat menyerap keringat.

Hindari Warna Gelap
Warna gelap bersifat menyerap panas sehingga suhu tubuh semakin meningkat bila mengenakannya di musim kemarau, apalagi bila kerudung yang dipakai berwarna hitam. Untuk itu pilihlah kerudung dengan warna-warna yang lebih cerah, minimal untuk siang hari.

Teknik Pemakaian
Angin bertiup kencang saat musim kemarau tiba, untuk itu perlu teknik khusus untuk mengenakan kerudung. Kerudung paris yang tipis tetap bisa dikenakan tanpa takut terbawa angin. Pertama, pasang kerudung dengan peniti di dagu. Setelah itu tarik salah satu sisi ke bagian atas kepala. Sisi yang lain tarik ke belakang bahu. Dengan begitu kerudung akan lebih melekat di kepala dan tidak mudah terbawa angin.

Kerudung pashmina juga bisa dijadikan pilihan. Cara mengenakannya adalah dengan memasang kerudung yang dikaitkan di dagu. Kemudian salah satu sisi yang panjang diputar hingga ke bagian yang lain. Sedangkan sisi pendeknya ditarik ke bahu lawan.

Pakaian
Bukan hanya kerudungnya saja yang harus menyerap keringat dan tipis, tapi juga busana yang dikenakan. Ketika musim kemarau tiba, pilihlah bahan katun yang terbukti menyerap keringat dengan baik. Kain katun yang kini banyak dipasarkan juga memberikan rasa dingin bagi penggunanya.

Pilihan lain adalah kain tisu yang tipis atau kain sutera. Sekarang sudah kain sutera semi sintetik yang harganya cukup terjangkau dan tidak membuat diri merasa gerah. Memadukan kerudung dengan baju berbahan dingin di musim kemarau akan membuat kita merasa nyaman berkerudung meskipun udaranya panas. Dengan begitu keluarnya keringat juga bisa ditekan.


JILBAB UNTUK MUSIM HUJAN
Saat musim hujan datang seperti saat ini, kita tentu mulai akrab lagi dengan jaket atau sweater tebal yang biasa digunakan untuk menahan dingin. Bagaimana kombinasi fashion yang pas dan tetap terlihat fashionable saat musim hujan? Berikut ini adalah model kombinasi kerudung dengan pakaian yang cocok dikenakan saat musim hujan.

Pakaian
Udara dingin yang berhembus saat musim hujan dapat ditahan dengan mengenakan cardigan, jaket tebal, sweater, atau jenis pakaian tebal lainnya. Bila ditambah long coat akan membuat tampilan terlihat chic dan stylish.

Celana dan Legging
Bawahan tentu juga harus diperhatikan untuk menahan suhu tubuh dari dingin, namun harus juga tetap nyaman dikenakan. Bisa juga dengan menggunakan celana jeans tebal namun tidak ketat. Penggunaan rok maxi juga bisa asalkan mengenakan legging sebagai inner. Pilih yang berbahan tebal, sehingga suhu dingin tidak sampai masuk.

Memilih Sepatu
Sepatu yang pas digunakan saat musim hujan adalah sepatu boots. Untuk menghindari basah saat berada di jalan yang berair lebih cocok jika memilih sepatu bootsyang berbahan kulit. Saat ini sepatu boots mudah sekali didapat dan memiliki model-model yang sangat menarik.

Tambahan Syal
Bagi muslimah berkerudung, udara dingin saat musim hujan sebenarnya tidaklah terlalu menyengat karena bagian leher sudah tertutupi, namun untuk menambah kehangatan tidak ada salahnya menambahkan syal di leher. Selain menambah indah penampilan, syal juga bisa memberikan  kenyamanan saat dikenakan.

Demikian tips sederhana yang bisa saya bagikan di sini. Silakan dicoba barangkali cocok :DOh ya, saya ini penganut konsep busana padu padan yang tak sekali pakai. Bagi saya konsep ini memudahkan dalam memenuhi kebutuhan untuk tampil sesuai pakem namun tetap gaya. Kalau kamu konsepnya apa?

Nah, bagi yang ingin melengkapi koleksi busana yang bisa disesuaikan dengan musim dan  mudah dipadu padan, coba deh intip-intip situs belanja online terkemuka seperti Zalora. Di sana ada koleksi baju muslim dan perlengkapannya yang akan dijual dengan diskon besar-besaran. Sudah tahu kan kualitas fashion di Zalora itu bagus? Mumpung ada hari belanja online nasional (harbolnas) yang jatuh tanggal 12 bulan 12, kamu bisa dapatkan koleksi bagus dengan harga bagus. Lihat promonya di sini

Ok, sekian dulu tips berbusana sesuai musim. Semoga bermanfaat. Selamat berbelanja :)))



Danau Hijau nan Syahdu di Ulu Belu

$
0
0

Tersesatlah di Ulu Belu. Susuri bukit, turuni lembah, dan berjalanlah di antara batang-batang kopi. Rasakan sejuk hingga menggigil. Rasakan hangat hingga berkeringat. Catat kenangan. Timba pengalaman. Suka cita! Jangan. Jangan pernah melipat jarak. Biarkan waktu berlalu seiring laju mobil atau langkah kaki, hingga berakhir di ujung jalan yang sebenarnya tak pernah ada ujung.
 

Sungguh, aku tidak pernah mendengar tentang Tanggamus sebelumnya, apalagi Ulu Belu. Festival Teluk Semaka-lah yang membuatku jadi tahu tentang tempat ini. Lebih tepatnya, saat aku mengikuti kegiatan Tour D’Semaka 2015 bersama rekan-rekan media (blogger, fotografer, jurnalis) pada tgl. 20 November lalu.

Ada apa di Ulu Belu? Apa saja yang akan aku lihat? Kata Mas Elvan, di sana ada Danau Hijau, Kawah Belerang, dan Air Terjun Pelangi. Entahlah aku tak tahu seperti apa rupa tempat-tempat itu. Saat itu aku memilih jadi ‘buta’. Tak gugling untuk membaca dan melihat-lihat fotonya di internet. Aku lebih suka membiarkan pengetahuanku tentang Ulu Belu nol. Membiarkan berbagai rasa hadir secara alami ketika nanti melihat langsung. Jika ada yang berpendapat mencari tahu dulu itu banyak gunanya, misal agar bisa tahu nanti akan memotret dari sisi mana, bisa tahu bagian terbaiknya di mana, bisa memilah mana saja yang perlu dijejak dan tidak, dll. Ya betul, itu tak keliru.

Tapi kemarin, aku sedang tidak ingin tahu apa-apa.

Seperti yang pernah aku ceritakan pada tulisan Lembah Pelangi, jarak menuju Ulu Belu dari Kota Agung itu tidak dekat. Jalan aspalnya memang bagus, tapi si tuan bahaya seolah mengintai tiap saat. Kontur bebukitan membuat jalur kendaraan berkelok dan punya banyak tikungan tajam. Sebuah mobil terguling ke jurang. Telah tiga hari menjadi bangkai. Kami melihatnya. Kondisinya parah, untungnya tak terkapar di dasar jurang, melainkan tersangkut di lereng bukit terjal. Bukti betapa bahayanya jalur yang kami lalui jika tak waspada.

Bahaya?
Aku sedang nakutin nggak sih?

20-an meter lagi sampai di Danau Hijau

Setelah berjam-jam lebih banyak melaju di ketinggian, akhirnya tiba di tempat yang lebih rendah. Makin lama seolah makin dekat dengan Geothermal Ulu Belu. Tapi tidak sampai ke ke sana. Ketika melintasi sebuah tempat yang aku kira tempat pemancingan, mobil mas Indra berhenti melaju. Katanya kami sudah sampai. Oh, tak kukira tempatnya ternyata di pinggir jalan. Bukan masuk ke dalam hutan alam. Aku terlalu tinggi berhayal, membayangkan danaunya berada nun jauh di tengah belantara yang senyap. Padahal ternyata di tempat terbuka, lapang, banyak warga dan tentunya jauh dari rimba. Inilah kejutan. Aku suka pada hal-hal seperti ini. Lain di hayalan, lain di kenyataan. Sensasional.

Di tepi danau ada saung-saung kecil, tempat duduk-duduk terbuat dari bambu, beratap ijuk dan alang-alang (entahlah aku lupa, itu alang-alang atau daun kelapa). Tampak masih baru. Ada juga tempat duduk lainnya, lebih besar dan lebar, terbuat dari semen, dan beratap asbes. Meja-meja kayu pendek berderet di dalamnya. Tempat menaruh kopi atau cemilan yang ingin dinikmati saat bersantai. Ada pula warung pedagang yang menjual makanan/minuman. Letaknya persis di sebelah tempat parkir kendaraan yang masih seadanya. 



PGE Ulu Belu

warung makan dan tempat parkir yang masih seadanya


Saung di pinggir danau


Aku mengamati pinggiran danau sekitar tempat duduk. Agak tak nyaman saat memergoki sampah plastik yang terkulai berhelai-helai di pinggiran-pinggiran hingga agak masuk ke dalam danau. Mungkin sisa sampah lama yang belum tuntas dibersihkan. Eh, aku tidak tahu apakah danau ini pernah dibersihkan atau tidak sebelumnya. Tapi aku lihat ada upaya untuk membuat tempat ini nyaman. Setidaknya dengan adanya tempat sampah yang sudah disediakan. Juga alang-alang yang ditebas dan dicabuti dari tanah-tanah kemerahan yang ada di tepian danau.

Meski demikian, saat mata mulai beradu pandang, lekat-lekat menatap ke arah danau hingga semua yang ada di seberangnya, rasa tak nyaman itu perlahan pulih. Lama-lama hilang sama sekali. Aku menjadi lupa bahwa sebelumnya sempat disambut dengan pemandangan sedikit tak enak di salah satu sisi pinggiran danau. 

Selamat datang di Danau Hijau! @encipholic

Aku merasa sedikit gerah. Entah kenapa. Padahal udara di tempat ini semestinya dingin. Maksudku, mestinya sedingin udara Pengalengan. He he. Aku memaksa. Menyama-nyamakan tempat yang sama-sama punya geothermal di kaki gunung. Sepertinya aku terkenang Pengalengan yang sangat sejuk. Beberapa kali main ke sana selalu dibikin menggigil namun tak pernah bosan dan tetap ingin ke sana lagi. Rasanya seperti disihir oleh Gunung Wayang dan Gunung Windu. Baiklah, ini di Ulu Belu. Suhu udaranya berbeda, agak gerah. Sempat terpikir menceburkan diri, lalu mandi. Tapi itu tak terjadi, sebab ini bukan danau yang bisa dipakai untuk mandi-mandi, apalagi cuci-cuci panci.

Danau Hijau namanya. Dinamakan demikian karena airnya berwarna hijau. Sejenak ingatanku melayang ke suatu tempat entah di mana. Sepertinya di daerah perkotaan. Ada kali/sungai di antara rumah-rumah sempit dan berdempetan. Warna air kali itu hijau lumut. Bukan karena mengandung sulfutara seperti Danau Hijau di Ulu Belu, melainkan karena timbunan sampah di dalam air. Hijau menjijikan dan beraroma tak sedap.  Tapi di sini di Danau Hijau, airnya hijau cemerlang, agak beraroma belerang, dan terasa hangat ketika disentuh. Rasa hangat itu disebabkan ada bongkahan belerang mendidih di dasar danau. 

Danau Hijau nan Syahdu di Ulu Belu


Bebatuan kapur, sesekali asap mengepul di balik pepohonan


Getek, dimana penumpangmu?

Awalnya agak sedikit bosan karena duduk saja, mondar-mandir memotret, selfie, dan wefie. Terlintas di pikiran ingin mendaki bukit di seberang. Lalu trekking ke tempat yang ada kawahnya. Tapi belum usai aku memikirkan ini dan itu, ada tawaran menarik dari Pak Adi sekretaris desa. Katanya kami bisa keliling danau naik getek kalau mau. Getek? Tau tidak apa yang aku pikirkan? Naik perahu yang ceruknya dalam dan lebar, dikayuh dengan dayung, lalu keliling danau bolak-balik sambil motret apapun yang dijumpai. Ternyata saudara-saudara, getek itu susunan kayu/bambu yang dibentuk mirip rakit, dan digerakan dengan cara didorong pakai kayu/bambu. Dengan PD tingkat dewa aku naik. Ikut bersama rombongan yang sama-sama nggak tahu sampai mana batas muatan getek. Yang ada, pas aku naik, itu getek miring-miring hampir terbalik. Gila, belum berlayar masa sudah karam di dermaga? Mana bebannya banyak, berat-berat pula. Ketika sepatuku mulai kemasukan air, saat itulah aku mulai panik. Bukan soal sepatunya yang aku sayangkan, tapi kamera DLSR yang aku bawa. Kalo soal badan tenggelam pun tak apa, bisa berenang-renang riang. Tapi kalo kamera yang tenggelam. Nangis bombay tau :p
 
Hore kelebihan muataaan...karaaaam


Selamat berlayar menuju seberang

Akhirnya gagal naik getek. Sebagian teman telah turun, sisanya terus menyeberang, dan kemudian hilang di telan rimbun pepohonan. Mereka pergi ke kawah. Sementara aku membayangkan bisa sulap dan bisa sihir. Menyeberangi danau sambil berjalan tanpa kecemplung. Lalu loncat sana sini sesuka hati. He he. Sepertinya aku mulai aneh. Danau ini lama-lama membuatku banyak berhayal. Tapi entah kenapa. Di lain sisi, berlama-lama di sini aku merasa tentram. Ide-ide bermunculan. Inspirasi datang. Hati senang. Ayo kita goyang dumang. #eh.

Mungkin karena aku duduk berdekatan dengan suasana alam yang tenang.
Iya, mungkin.
Kalau begitu, mau dong berdekatan lagi.
Kamu itu. Huh!
 
Bikin tak ingat pulang
Dilihat dari atas bukit

Angin berhembus melampaui rasa. Bergerak liar ke permukaan danau, lalu brutal menyerbu dedaunan. Dahan bergoyang, daun bergerak, serentak menarikan tarian selayang pandang. Daun-daun kering melayang, sebagian jatuh ke tanah, sebagian lagi jatuh ke danau. Tak ada yang bisa mencegahnya hanyut bersama gerakan air yang tampak berombak seperti habis ditepuk. Angin yang membuatnya demikian. Menciptakan bercak-bercak putih pada permukaan air, seperti noda pada selembar permadani hijau yang licin.

Makin lama dipandang, makin ada rasa, lalu jatuh cinta. Mungkin karena aku suka dengan perpaduan warna yang tersaji di sekitar danau ini. Ada langit biru berhias awan putih yang berarak. Ada air berwarna hijau toska. Ada pepohonan berdaun hijau segar. Ada batang-batang pohon berwarna keperakan. Ada bebatuan kapur berwarna hitam dan putih berlatar tanah kemerahan. Dan ada aku yang berwarna..... (??)

 
Aku suka dengan perasaan ini. Lahir dan tumbuh secara alamiah. Buah dari rasa yang semula tak peduli akan Ulu Belu itu seperti apa. Jika sebelumnya aku sudah diracuni akan berbagai informasi ini dan itu, mungkin ada sesuatu yang akan membuatku terpengaruh. Dan aku tidak suka itu. Karena kadang kala, aku jadi tak lagi mau membuka hati pada apapun yang aku temui. Jika aku membiarkan hatiku diisi lebih dulu, maka cerita tentang Danau Hijau tak akan se-berkesan ini. Iya, aku menulis tentang Danau Hijau di selembar kertas kosong. 

"Ngintip" ~Photo by +yopie franz 
Melihat Danau Hijau dari tempat yang berbeda, akan punya rasa yang juga berbeda ~Photo by @Yopiefranz

Boleh jadi keindahan danau ini tidak tergolong dahsyat. Tetapi bagiku, danau ini istimewa. Apalagi saat kami naik ke bukit di atas danau. Suatu tempat yang dinamakan Desa Proyek. Di sana, bentangan alam mengundang pukau. Ternyata seindah itu. Dari jarak yang berbeda, aku melihat danau yang sama. Tetapi, rasa yang hadir ternyata berbeda. Jarak memang punya dua makna.

Ulu Belu dalam rindu. 


@Agoenk_001 @ito07aja @elephunx25_85 @eviindrawanto


Ada Apa Dengan Elvan ~ @elephunx25_85 @duniaindra


Kopi, teman sejati ~ @Yopiefranz @duniaindra 


Sibuk sendiri-sendiri ~ @halim_san @Donnaimelda @Eviindrawanto @yopiefranz


Ada gaya ada cerita @halim_san
Bersantai sambil memotret @Donnaimelda

Membidik apa? @Yopiefranz 


Teman dalam segala suasana ~ @duniaindra





Ulu Belu, Kab. Tanggamus
20 Nopember 2015

Terima kasih @Yopiefranz @KelilingLampung @elephunx25_85 @Duniaindra @Halim_san @Omnduut @Fajrinherris @Donnaimelda @Eviindrawanto @kikianvirrr @Agoenk_001 @ito07aja @FestTelukSemaka
Viewing all 779 articles
Browse latest View live