Quantcast
Channel: TᖇᗩᐯEᒪEᖇIEᑎ
Viewing all 779 articles
Browse latest View live

Tips Agar Apartemen Cepat Laku

$
0
0

Salah satu agar jualan Anda cepat laku adalah dengan cara memberitahukan ke banyak orang bahwa Anda sedang berjualan.Semakin banyak orang yang mengetahui maka akan semakin besar juga kemugkinan barang dagangan Anda akan dibeli oleh orang. Demikian juga halnya dengan apartemen yang hendak Anda jual, maka perlu disebarkan ke banyak orang, berikut tips yang dapat Anda coba :

1. Beriklan

Dalam mempercepat proses pemasaran, sebaiknya Anda membuat iklan jual apartemen disetiap media baik dengan cara membuat iklan baris di koran lokal, membuat spanduk-spanduk iklan, serta memberitahukan kepada teman-teman, rekan kerja atau bisnis dan beriklan secara online di internet.

Membuat iklan melalui internet itu sangatlah banyak memberikan manfaat bagi, khususnya bagi penjualan Anda. Sebagai contoh apabila Anda akan memasangkan iklan di situs-situs besar maka sebaiknya sangat disarankan agar target pasar Anda akan semakin besar untuk dapat dilihat orang.

Bahwa Anda perlu menyadari situs-situs besar tersebut selalu sentiasa di kunjungi oleh ratusan ribu orang dalam setiap harinya guna untuk mencari informasi property. Oleh karena itu, manfaatkan iklan Anda dan buat semenarik mungkin, serta ceritakan kelebihan apartemen Anda dan buatlah kalimat iklan yang menarik guna untuk memancing calon pembeli.

2. Melakukan Kerja Sama dengan agen
Ketika Anda merasa kesulitan untuk menjual sebuah apartemen, sebaiknya Anda bekerja sama dengan para agen property. Para agen property hampir selalu memiliki jaringan yang luas, serta berpengalaman luas dan juga spesialis dalam hal jual beli dan sewa property.

Anda dapat tinggal mencari beberapa agen property di kota Anda dan jelaskan maksud tujuan Anda dalam bekerja sama jual beli pada mereka. Hal yang perlu diperhatikan juga adalah Anda harus membuat kesepakatan dengan agen Anda, seperti masalah komisi, biaya iklan dan sebagainya supaya tidak ada kesalah pahaman diantara keduanya.

3. Lakukan Negoisasi

Dalam setiap adanya penawaran dari calon pembeli, sebaiknya Anda perlu untuk melakukan negoisasi dengan cara bijak. Adapun kunci penting saat negoisasi itu yaitu jangan sampai Anda membuat sebuah keputusan dengan tidak berpikir secara logis yang malah dapat menjauhkan Anda dari sasaran pada saat Anda telah menetapkan harga jual yang Anda inginkan.

Demikian lah beberapa pemaparan artikel 3 Tips Menjual Apartemen. Semoga dapat membantu, khususnya bagi Anda yang hendak menjual apartemen.


*(U)

Tips Dalam Menyewa Apartemen

$
0
0

Zaman sekarang ini apartemen tidak hanya sebatas jual beli saja, tapi banyak apartemen yang di sewakan seperti sewa apartemen harian di Jakarta dengan berbagai macam kelebihan dan fasilitas yang ditawarkan serta harga yang berbeda-beda pula. Anda hendaknya harus jeli dan teliti dalam menyeleksi dan memilih apartemen yang ingin Anda sewa, jangan sampai terjebak dalam rayuan para sales apartemen dengan berbagai penawarannya. Anda harus faham terlebih dahulu mengenai seluk beluk informasi apartement yang ingin Anda tempati.

Pada kesempatan artikel kali ini kami akan memberikan Tips Mudah Menyewa Apartemen yang bisa anda ikuti :

Perhatikan Lokasi Apartemen
Lokasi apartemen tentu sangat berpengaruh dalam melakukan aktifitas kita sehari-hari. Lokasi apartement yang strategis merupakan pilihan yang baik dan harus kita pertimbangkan, mengingat pusat aktifitas pribadi serta keluarga berada ditempat tersebut.  Namun harga sewa yang di tawarkan tentunya juga lebih mahal.

Cek Keadaan Property Apartement
Pastikan kembali keadaan property yang dimiliki apartemen yang Anda pesan dalam keadaan baik dan sama seperti pada brosur yang Anda peroleh. Jika terdapat keadaan property tidak sama dengan yang terdapat pada brosur maka urungkan niat untuk menyewa apartement tersebut. Lebih baik  memilih apartemen dengan keadaan yang sama dengan apa yang ditawarkan.

Luas Apartemen
Untuk luas apartemen Anda harus memperhatikan berapa orang yang akan menempati apartement tersebut. Jika hanya Anda sendiri yang akan menempati apartement tersebut, pilihlah apartement dengan ukuran yang tidak terlalu besar, agar lebih murah dan tidak ada ruangan yang disia-siakan. Type apartement untuk satu orang adalah apartement type studio.

Lingkungan Apartement
Apartement akan sangat berdampak pada kehidupan Anda setiap hari. Pilih apartement dengan lingkungan nyaman dan sejuk dengan banyak pohon sehingga suasana apartement akan lebih segar dan lebih sehat.

Jalur Transportasi Apartement
Pilih apartement dengan jalur transportasi yang lebih dekat. Apartement dengan transportasi yang memadai akan memudahkan Anda menuju ke tempat yang di maksud. Pastikan jalur transportasi terbebas dari macet.


Pilih Apartement Sesuai Budget Anda
Apartemen yang bagus dan strategis memang banyak, tetapi harus disesuaikan dengan keadaan ekonomi Anda. Jangan memaksakan menyewa apartement yang terlalu mahal.


*(U)

Hadiah dari Laut Belitung di Museum Tanjung Pandan

$
0
0

Perairan laut Bangka-Belitung telah menjadi jalur utama pelayaran perdagangan antarnegeri selama berabad-abad. Pada abad silam, para pedagang hilir mudik di jalur itu dengan kapal-kapal besar, sedang, hingga kecil. Tak jarang, kapal-kapal itu terjebak badai, dan beberapa tenggelam di sana.

Sejak awal tarikh masehi, bahkan mungkin jauh sebelumnya, bumi Nusantara dengan kekayaan alamnya telah menarik perhatian bangsa-bangsa lain. Bangsa lain yang datang ke Nusantara antara lain dari India, Tiongkok, Persia, Arab, dan bangsa Eropa. Mereka datang untuk mencari komoditi yang banyak digemari dan hanya ditemukan di Nusantara, yaitu rempah-rempah. Mereka juga datang dengan kapal-kapal yang sarat produk negeri asal mereka untuk diperdagangkan dengan rempah-rempah. Kalaupun tidak berdagang dengan penduduk Nusantara, mereka berdagang dengan bangsa lain. Nusantara pun menjadi kawasan perdagangan.

Dalam pelayarannya di perairan Nusantara, tidak jarang kapal-kapal pedagang itu menghadapi bahaya kandas menabrak karang atau gosong-gosong pantai. Terkadang mereka juga diterjang badai tropis dan bertemu dengan armada musuh. Sebagai kawasan perairan yang ramai, sudah barang tentu banyak kapal yang tenggelam bersama muatannya. Ada yang tenggelam karena badai, dan ada pula yang tenggelam karena muatan yang melebihi batas tonase.





Perairan Nusantara memang merupakan sebuah perairan yang tenang, jauh dari ombak besar dan badai karena merupakan perairan antarpulau. Namun pada perairan yang tampak tenang itu, tersembunyi bahaya yang tidak diduga, sehingga sewaktu-waktu dapat menimbulkan bencana. Apalagi pada masa lampau pengetahuan geografi kelautan dan belum adanya peta laut kian menambah daftar inventaris kapal yang karam dan akhirnya tenggelam. Setidaknya ada 7 kapal karam di perairan Indonesia bagian Barat pada abad ke-17 – 20, yaitu Diana (Inggris), Tek Sing dan Turiang (Cina), Nassau dan Geldennalsen (Belanda), Don Duarte de Guerra (Portugis), dan kapal Ashigara (Jepang).

Menurut hasil kajian survei para ahli BMKT (Benda Berharga asal Muatan Kapal Tenggelam) khusus kapal VOC, ada beberapa kategori temuan yang dapat diklasifikasi. Di antaranya, kapal itu sendiri, kargo (muatan kapal), barang milik penumpang, barang milik Anak Buah Kapal (ABK), barang pertahanan (senjata), barang lingkungan (hewan peliharaan), dan barang perlengkapan kapal seperti kemudi, teropong, dan sebagainya. Hasil pengangkatan Tim Survei Pengawas Panitia Nasional pada tahun 1989 di perairan Belitung ditemukan lempengan timah hitam (ingot) dan potongan runtuhan kapal yang terbuat dari logam. Di perairan situs Batu Hitam yang dikenal sebagai Batu Hitam shipwreck, atau Belitung shipwreck, tim survei menemukan sejumlah wadah yang terbuat dari emas, dan campuran antara emas dan perak. Dan karena benda-benda tersebut berasal dari zaman dinasti Tang, maka juga disebut Tang shipwreck. Tang Cargo adalah kapal terbesar yang pernah karam di Belitung. Lokasi tenggelamnya berhadapan langsung dengan Pulau Lengkuas, berjarak sekitar 25 km dari Tanjung Pandan. Jarak dari bibir pantai ke lokasi pengangkatan lebih kurang 20 km dengan waktu tempuh sekitar 25 menit menggunakan kapal motor.





Di Situs Batu Hitam juga ditemukan reruntuhan kapal Arab dengan rute pelayaran dari Afrika ke Cina pada sekitar tahun 830 Masehi. Kapal tersebut tenggelam dalam perjalanan pulang ke Afrika, sekitar 1,6 km di lepas pantai Pulau Belitung. Sisa reruntuhan kapal ini sempat diangkat Tilman Walterfang dan timnya Seabed Explorations pada medio September - November 1998. Saat itu telah diangkat sekitar 60.000 benda berbagai ntara lain jenis keramik, logam, kaca, kayu, gading, batu, tulang, sisa-sisa kapal dan sejumlah benda lainnya. Program eksplorasi itu kemudian menjadi heboh setelah isi kargo dijual senilai US$32 juta ke Sentosa Leisure Group, sebuah perusahaan swasta di Singapura.

Sejarah keramik Tiongkok
Kecelakaan tenggelamnya Tang Cargo telah memberikan arkeolog dua penemuan utama. Pertama, koleksi tunggal terbesar dari Dinasti Tang yang ditemukan di satu lokasi yang kemudian dikenal sebagai Tang Treasure.  Kedua, dhow Arab yang memberikan wawasan baru ke dalam jalur perdagangan antara Cina dan Timur Tengah selama periode itu. Selama penggalian, upaya untuk menjaga integritas situs dan muatannya telah menghasilkan bukti-bukti arkeologi rinci yang memberikan wawasan baru ke dalam metode konstruksi yang digunakan dalam pembuatan kapal. Sedangkan barang-barang dan gaya artefak telah mengungkapkan fakta-fakta yang tidak diketahui sebelumnya tentang perdagangan antara kedua daerah.

Identifikasi terhadap temuan keramik menunjukkan bahwa benda-benda yang ditemukan berasal dari Cina masa pemerintahan Dinasti Tang yang memerintah tahun 618 hingga 907. Benda-benda tersebut kemungkinan ditujukan untuk pasar Teluk Persia. Di antara keramik tersebut terdapat keramik bertanggal 826, dan jika dihubungkan dengan bukti temuan koin, diperkirakan kapal tersebut berlayar pada sekitar pertengahan abad ke-9.  Beragam bentuk dan warna keramik dibawa sebagai barang-barang kargo, seperti keramik berwarna hijau, putih, seladon, tiga warna, putih dan hijau, putih dan biru, namun yang tebanyak keramik buatan tungku Changsha di Provinsi Hunan. Jumlahnya mencapai ribuan, dalam bentuk mangkuk dengan beragam variasi ukuran, kendi, arca binatang, lampu, pedupaan, cepuk dll. Tungku Changsha sangat produktif pada masa Tang hingga awal Dinasti Lima (907-960). Fragmen temuan ini banyak tersebar di situs-situs arkeologi di Asia Tenggara dan Timur Tengah seperti di Irak, Mesir, Iran, dan Oman.


Keramik Changsha dari perairan Belitung ini dianggap sebagai tipikal barang ekspor Tiongkok abad ke-7 hingga ke-10. Sementara di Tiongkok sendiri benda-benda seperti itu kelihatannya kurang mendapat perhatian semestinya. Yang menarik adalah temuan logam dalam jumlah cukup banyak, meliputi wadah logam emas, gabungan emas dan perak, perunggu dan tembaga yang dibuat dalam berbagai bentuk. Selain itu juga ditemukan tak kurang dari 30 cermin perunggu dalam beragam bentuk bahkan seluruhnya dianggap mewakili gaya cermin yang berkulitas dari masa Dinasti Tang.


Setelah tenggelam selama berabad-abad, nilai komersial beragam benda muatan kapal masa silam itu semakin meningkat. Selain memiliki nilai komersial, benda-benda itu juga mengandung nilai yang lebih penting, yakni nilai sejarah dan budaya, yang sudah barang tentu patut dijaga dan dilestarikan oleh bangsa Indonesia. Kapal-kapal itu tenggelam di perairan Indonesia, sehingga kapal dan benda-benda di dalamnya juga merupakan cagar budaya milik bangsa Indonesia.



Walau tidak semua reruntukan kapal dan benda di dalamnya dapat diangkat, beberapa benda dari reruntukan kapal itu bisa kita saksikan di Museum Tanjungpandan, Belitung. Koleksi-koleksi  benda cagar budaya dari reruntukan kapal itu tersusun rapi di sebuah ruang khusus di museum. Peninggalan tersebut antara lain berupa keramik tua dari Tiongkok dengan bermacam bentuk, ukuran dan ornamen. Ada yang berasal dari zaman Dinasti Tang (618 – 907), Dinasti Sung (960 – 1279), Dinasti Ming (1368 – 1644), dan Dinasti Yuan (1279 – 1368).  Keberadaan benda-benda itu juga dilengkapi dengan keterangan tertulis mengenai asal-usulnya dan proses menemukan dan mengangkatnya dari perairan Belitung. Setiap koleksi ditata rapi dan profesional. Ruang penyimpanannya pun berpendingin udara, serta memiliki pencahayaan baik, sehingga suasana pun terlihat apik dan bercita rasa. 




*Semua foto oleh Katerina

**Museum Tanjungpandan (UPTD Museum Pemkab. Belitung) terletak di dalam Kota Tanjungpandan. Tepatnya di Jl. Melati No.41A, Tanjungpandan, Belitung. Museum ini semula bernama Museum Geologi, didirikan atas perintah Menteri Perindustrian Dasar dan Pertambangan, yang saat itu dijabat oleh Dr. Chaerul Saleh (menjabat 10 Juli 1959 – 28 Maret 1966), kepada perusahaan penambangan Timah di Belitung, Bangka dan Singkep untuk masing-masing mendirikan sebuah museum.


***Terima kasih kepada Mas Hari dari www.viscatour.com yang telah mengundang saya untuk berkunjung ke Museum Tanjung Pandan. Tempat sarat sejarah ini telah memperkaya pengalaman dan pengetahuan saya tentang Belitung.Sukses selalu buat @BelitungTour ! 
Visca TourHotline: 0717-434219Mobile: 081949108582 WhatsApp: 082182988898Email: viscatour@mail.com

Yakin Tidak akan Mabuk Kepayang di Pulau Kepayang?

$
0
0
Pulau Kepayang Belitung
Pulau Kepayang - Belitung

Pulau Belitung mempunyai keindahan alam yang memesona. Tempat wisata di pulau ini sebagian besar berupa pantai dan pulau-pulau kecil yang mempunyai ciri khusus dengan adanya batu granit berbagai ukuran, dari ukuran kecil hingga ukuran sangat besar. Batu-batu tersebut merupakan suguhan istimewa dari alam yang jarang dijumpai di pulau-pulau lainnya di Indonesia. Letaknya berjejer di sepanjang pantai hingga di lautan yang berjarak beberapa ratus meter dari tepian pantai.

Salah satu pulau yang wajib dikunjungi ketika hopping island di Pulau Belitung adalah Pulau Kepayang, atau disebut masyarakat setempat sebagai Pulau Babi. Pulau Kepayang merupakan salah satu pulau kecil tak berpenghuni yang terpisah dengan pulau utama Belitung. Letaknya berdekatan dengan Pulau Lengkuas, sebuah pulau di Belitung yang terkenal dengan mercusuar di pantainya.

Pulau Kepayang terdiri dari dua pulau, Pulau Kepayang Besar dan Pulau Kepayang Kecil. Letak kedua pulau tersebut saling berdekatan. Keduanya memiliki pemandangan yang sama indah, berupa hamparan pasir putih, bebatuan granit yang seolah tertata rapi, air yang jernih yang dangkal, serta beragam jenis ikan yang terlihat dengan jelas di dalamnya.
 
Pulau Kepayang belitong
Selamat datang di Pulau Kepayang. Mari makan dan ngopi-ngopi dulu

Pulau Kepayang belitong
Batu raksasa di pantai Pulau Kepayang

Pulau Kepayang belitong
Hamparan batu di sekitar Pulau Kepayang

Saya berkunjung ke Pulau Kepayang seusai menyambangi Pulau Lengkuas dan Pulau Batu Berlayar, dua dari sekian banyak pulau kecil yang terhampar di perairan Belitung. Jarak yang dekat membuat Pulau Kepayang mudah dijangkau. Dari kejauhan terlihat batu-batu raksasa berjejer di sekitar pantai, seolah membentengi Pulau Kepayang. Air lautnya berwarna biru kehijauan, berpadu dengan pantai yang ditutupi pasir putih berkilau. Pepohonan dan nyiur di pulau bergoyang, seolah riang menyambut kehadiran kami hari itu.

Tidak ada tiket yang harus dibayar untuk memasuki Pulau Kepayang. Biaya akan dikenakan jika menggunakan fasilitas penginapan dan rumah makan yang tersedia di pulau. Di pulau ini kami singgah untuk makan siang, sekaligus mandi membersihkan diri seusai snorkeling di Pulau Lengkuas. Ada banyak kamar mandi dengan air berlimpah, juga toilet dan musola. Untuk menggunakan fasilitas tersebut, ada tarif yang dikenakan. Rp 5.000,- bila mandi, dan Rp 2.000,- untuk penggunaan toilet. Di sebelah musola tersedia dive shop, tempat penjualan dan penyewaan alat untuk menyelam. 

Ke sini cuma berdua mbak Samsiah dan 1 guide, private tour banget yaaah :D

Orang yang makan di resto Pulau Kepayang itu bejibun tapi kebanyakan turis berkantong tebal :D Kalo kami yg kantong tebal itu Visca Tour-nya :p

Nge-bir di pantai? Bukan! Tapi nge-gangan :D

Dive shop dan mushola
Deretan kamar mandi dengan air berlimpah. Sederhana tapi bersiiiiiih banget!

Pulau Kepayang tidak terlalu besar, tetapi memiliki fasilitas penunjang wisata seperti penginapan, rumah makan, dan area outbound. Penginapannya berupa bungalow. Meski nampak sederhana, berupa bangunan panggung yang terbuat dari material kayu dan papan, namun banyak diminati wisatawan. Mungkin karena terletak di pulau yang masih alami, dengan view indah yang tak pernah habis sepanjang waktu. Apalagi bungalownya dibangun di tepi pantai, menghadap laut biru yang berhiaskan bebatuan raksasa.

Selain penginapan, Pulau Kepayang juga memiliki rumah makan. Letaknya pun di tepi laut, berupa bangunan kayu bertingkat dua. Bangunannya dibuat terbuka sehingga mempunyai pemandangan ke laut lepas. Menu yang disediakan kebanyakan makanan berbahan ikan, termasuk Gangan, makanan khas Belitung yang banyak digemari. Siang hari, saat kami makan di sana, pengunjung yang datang sangat ramai. Kebanyakan yang datang adalah wisatawan yang sedang melakukan kegiatan keliling pulau. Sebagian lainnya adalah tamu penginapan. Karena merupakan satu-satunya rumah makan yang ada di Pulau Kepayang, tak heran tempat ini jadi andalan sebagai tempat melepas lapar dan dahaga.



Masuk bayar ya, biar bisa buat bantu kegiatan penyelamatan penyu

Lindungi penyu yuuuk

di daratan pulaunya aja banyak batu yaaa...

penyu-penyu menggemaskan

lucu ya baby-baby penyu ini, yuk jaga jangan sampai punah
Kalo motret penyu nggak boleh pake flash yaaaa

Yang menarik, Pulau Kepayang dijadikan sebagai tempat konservasi alam untuk penangkaran penyu dan pelestarian batu karang yang dikelola oleh Kelompok Peduli Lingkungan Belitung (KPLB). Area penangkaran berada di kawasan penginapan. Untuk memasuki kawasan tersebut dikenakan tiket masuk sebesar Rp 10.000,- per orang. Area penangkaran penyu dekat dari gerbang masuk. Terdapat tempat penyu bertelur, penetasan, hingga kolam-kolam tempat pemeliharaan bayi-bayi penyu, dan penyu-penyu dewasa. Sedangkan, untuk pelestarian karang, maka siapapun termasuk wisatawan yang berkunjung, dapat terlibat dalam upaya konservasi dengan mengadopsi karang seharga Rp 50.000 / stek.

Di pulau ini ada suatu tempat yang disebut sebagai rest area, yaitu tempat pengunjung singgah untuk beristirahat sambil menikmati bekal makan yang dibawa dari Belitong. Tak ada penjual makanan dan minuman di sini, hanya sebuah pondok tempat duduk yang memang disediakan hanya untuk singgah. Saat perahu kami melintasi tempat ini, terlihat kapal-kapal nelayan yang digunakan untuk mengangkut para wisatawan sedang berlabuh di dekat pantainya. 

cottage pulau kepayang
Cottage di Pulau Kepayang

cottage pulau kepayang
Pantai hanya beberapa langkah dari depan cottage

pulau kepayang belitung
bebatuan raksasa di sekitar cottage

Pemandangan di depan cottage
Bentar lagi Edward Cullen datang sambil melayang-layang di daun-daun itu :)))

Mau tahu impian saya? Tinggal di tempat seperti ini :D

Pulau Kepayang cocok untuk tempat refreshing. Di hutan kecilnya tumbuh nyiur pohon kelapa dan pohon rindang lainnya, membuat suasana Pulau Kepayang terasa makin sejuk. Sepanjang mata memandang, keindahannya tak pernah habis! Apalagi untuk para fotografer yang gemar memotret keindahan alam, Pulau Kepayang punya banyak sisi menarik untuk diabadikan dalam gambar.

Tatkala mendekati pantai, terlihat batu-batu karang terhampar di airnya yang dangkal, menjadikan warna air laut disekitar Pulau Kepayang berwarna hijau. Bagi yang senang menikmati keindahan pemandangan dasar laut, tempat ini menjadi salah satu tempat favorit untuk snorkeling. Saat menjejak pantainya, telapak kaki dimanjakan oleh halusnya pasir putih. Godaan pantai eksotis yang terbilang kecil ini sangat kuat, membuat siapapun ingin berjalan menelusuri pulau.

Ketika beristirahat di pantai, beberapa pulau kecil tersuguh di lautan. Seolah pulau-pulau tersebut membentengi laut yang ada disekitar Pulau Kepayang. Keberadaan pulau-pulau kecil itu membuat perairan laut yang ada di depan pantainya menjadi tenang. Sehingga sangat cocok untuk dijadikan tempat snorkeling, diving, maupun berfoto. Di antara terumbu karang yang ada, banyak jenis ikan yang enggan pergi. Jika tertarik untuk memancing, maka disinilah tempat yang cocok untuk mengail. Untuk alat pancing bisa minta guide untuk menyediakannya jika tidak punya.

Di pulau ini, saya menjumpai beberapa pohon kepayang. Terbersit di pikiran saya, mungkin karena keberadaan pohon kepayang itulah sehingga dinamakan Pulau Kepayang. Sedangkan penamaan Pulau Babi, ada dua versi yang saya dengar dari guide kami. Pertama, dikarenakan dahulu di pulau ini pernah ada peternakan babi. Sedangkan versi lainnya konon karena ada batu granit raksasa yang bentuknya mirip dengan hewan yang bernama babi. Namun, selama berada di pulau, saya tak melihat ada batu yang dimaksud, juga tidak melihat ada hewan babi.
 
Kalo hopping island di perairan Belitung, kudu mampir deh ke sini

Banyak spot snorkeling sangat bagus ~ *Iya, sangat bagus! dan saya mau balik lagi ke sana*

Bagi wisatawan yang tidak menginap di Pulau Kepayang, bisa memilih hotel di sekitar Kota Tanjung Pandan yang merupakan pusat kota di Belitung. Banyak pilihan hotel di kota tersebut. Jika menginginkan penginapan yang berdekatan langsung dengan Pulau Kepayang, bisa memilih Tanjung Kelayang Resort. Lokasinya berada di tepi Pantai Tanjung Kelayang tempat menyeberang untuk sampai ke Pulau Kepayang.

Cara untuk mencapai Pulau Kepayang adalah dengan menggunakan perahu nelayan bermesin katinting dari Pantai Tanjung Kelayang atau Pantai Tanjung Tinggi. Di kedua lokasi pantai ini terdapat kapal atau perahu nelayan yang disewakan untuk wisata dari pulau ke pulau seperti Pulau Lengkuas, Pulau Burung, Pulau Batu Berlayar dan Pulau Kepayang. Pulau Kepayang dapat dijangkau dalam waktu sekitar 15 menit dari Pantai Tanjung Kelayang.  Harga sewa kapal di Tanjung Kelayang sekitar Rp. 450.000,- per hari.

 

Banyak kelapa muda yang rasanya maniiiiis banget

Suasana di dapur resto :D

Ikan baru dibakar setelah dipesan

kelapa muda maniiiis

Ikan bakar, sate ikan, tumis kangkung

Cumi goreng tepung

Makan berdua mbak Samsiah saja :D


Jadi, di Pulau Kepayang ini ada penginapan sederhana namun punya suasana yang sangat tenang. Ada pemandangan indah sepanjang waktu, baik di daratannya maupun di lautnya. Ada restaurant yang selalu menyajikan makanan/minuman kesukaan. 

Nah, mabuk kepayang nggak sih kalau kamu tinggal di pulau seperti ini?  Apalagi kalau tiap saat ditemani oleh kekasih hati :))

******

Terima kasih kepada Mas Hari dari www.viscatour.com yang telah mengundang saya untuk menjelajah Belitong selama 3 hari 2 malam pada bulan September lalu. Memang baru sedikit tempat yang dijejaki, baru sedikit kuliner yang dicicipi, dan baru sedikit orang yang diajak berinteraksi, namun pengalaman yang saya dapatkan sangat berkesan. Tentu saya akan kembali lagi ke Belitong, ke tempat-tempat lain yang tak mungkin semuanya cukup hanya dijejaki dalam hitungan hari.

Semoga kian sukses membuat mata dunia tertuju pada parisiwata lokal.

Visca Tour
Hotline: 0717 434219
Mobile : 081949108582
BBM: 51311269
WhatsApp: 082182988898
Email: viscatour@mail.com

Tampil Spesial dengan Pemilihan Busana yang Tepat

$
0
0
Photo by Zalora
Sudah menjadi hal lumrah bagi masyarakat Indonesia untuk membeli busana baru menjelang hari raya, baik hari raya idul fitri bagi umat Islam maupun hari raya natal bagi umat kristiani. Bagi umat Islam, mungkin maksud dari membeli busana baru itu adalah simbolisme dari jiwa baru yang didapatkan setelah melewati perjuangan satu bukan penuh melawan hawa nafsu, keserakahan, dan amarah dalam melaksanakan ibadah puasa. Jadi tidak heran bila jelang lebaran, pusat perbelanjaan dipadati oleh mereka yang ingin mendapatkan busana baru untuk hari raya. Begitu pula dengan umat kristiani, jelang natal dan pergantian tahun seperti sekarang ini, mereka pun berburu busana baru.

Siapkan Dana
Akan lebih baik bila kebutuhan busana baru dibeli dengan dana tersendiri. Dalam menentukan dana khusus terdapat hal-hal yang dapat dijadikan pertimbangan. Coba lihat dulu isi lemari, siapa tahu terdapat beberapa busana yang jarang dipakai karena dipakai saat tertentu saja, maka pertimbangkan untuk tidak membeli busana tersebut. kemudian tentukan tujuan untuk berbelanja busana dengan model yang diinginkan. Semua ini bertujuan untuk memfokuskan diri sendiri ketika berada di dalam pusat perbelanjaan. Dengan demikian bisa mengendalikan niat berbelanja. Lepas kendali bisa menyebabkan dana belanja membengkak.

Pemilihan bahan yang benar
Bagi umat muslim, busana muslim terbaik adalah apa yagn sesuai dengan kebutuhan dan selera. Dalam memilih busana hari raya misalnya, yang perlu diperhatikan adalah kualitas bahan. Terdapat berbagai macam bahan busana. Pilihlah yang nyaman dan tidak mudah kusut saat dikenakan. Jangan sampai merasa gerah atau panas, karena saat berhari raya akan berkunjung dari satu tempat ke tempat lain. Bahan chiffon, satin, dan katun masih menjadi favorit. Bahan-bahan tersebut lebih nyaman dibanding bahan organdi dan shantung yang bisa menimbulkan bau tak sedap jika terkena keringat. Tentu nggak mau dong ya ketemu saudara dalam keadaan baju bau asem hehe..

Pemilihan siluet baju
Khusus untuk muslimah, memilih busana dengan bagian bawah yang lebar tentu sangat dianjurkan karena akan memudahkan dalam bergerak. Siluet lengan juga harus diperhatikan, jika siluetnya lebar akan mengganggu pada saat mengambil makanan dan beresiko terkena noda. Sebaiknya busana yang dibeli juga tidak berukuran terlalu besar. Pentingkan kesesuaian dan keseimbangan.

Perhatikan motif dan warna
Motif simple umumnya adalah pilihan yang lebih baik. Meski motif ramai juga menarik, tetapi masih kurang diminati. Membeli busana untuk dipakai di hari raya dianjurkan untuk memperhatikan warna. Bagi muslimah, busana dengan warna yang kalem dan berwarna teduh akan lebih baik dijadikan pilihan untuk bergaya di hari raya. Tetapi mungkin lain halnya dengan umat kristiani. Perayaan Natal biasanya mereka banyak menggunakan warna-warna yang berani seperti merah. Meski kadang saya lihat itu tidak mutlak pada pakaian.

Perhatikan bentuk tubuh
Terkadang, anjuran untuk memilih busana yang dapat meminimalisasi kekurangan tubuh itu memang perlu. Bukan dengan tujuan untuk tidak mau tampil apa adanya, tapi dengan maksud menyesuaikan tubuh. Untuk yang berbadan mungil seperti saya, memilih baju yang tidak terlalu panjang tentu lebih cocok agar tidak membuat saya seolah tenggelam. Untuk yang bertubuh lurus, kata para pakar busana itu, sebaiknya memilih busana yang berpotongan di pinggang. Hindari busana ketat. Namun jangan pula terlalu longgar. Sedangkan untuk tubuh yang berbentuk jam pasir, bisa berekspresi dengan busana yang memiliki detail pada pinggang. Misalnya baju peplum. Saya sendiri saat ini mulai menyukai baju model ini karena menghadirkan kesan dinamis. Cocok dipadukan dengan rok maupun celana. Buat yang belum tahu seperti apa atasan peplum, bisa lihat contoh baju peplum di ZALORA. Saya suka model-model peplum yang ada di sana. Oh ya, buat yang suka dengan baju yang memiliki detail di pinggang seperti peplum ini, hindari yang terbuat dari bahan tebal dan berat seperti rajut karena akan menambah volume tubuh.

Kreatif dengan padu-padan
Buat muslimah, sebelum membeli busana hari raya sebaiknya cermati dulu warna dan koleksi kerudung yang dimiliki. Jika sudah, mulailah membeli dua atasan tunik dengan model dan motif yang berbeda, tapi berwarna senada dengan kerudung. Sisanya, cukup beli satu celana atau rok panjang dengan warna basic. Ide lainnya mungkin dengan makeover busana hari raya tahun lalu. Tambahkan payet, bordir atau mengubah sedikit potongan modelnya. Dengan cara ini tampilan baju lama bisa seperti jadi baru.

Terlepas dari apa pun gaya busana yang dipakai, perlu dipastikan busana tersebut memenuhi kaidah kesopanan, kenyaman, kesehatan dan kepraktisan.

Selamat berbelanja busana.

Mie Belitung, Kuliner Belitung yang Wajib Dicoba

$
0
0

Bulan September lalu, Sumatra masih dikepung asap. Beritanya di mana-mana, ada di TV dan koran-koran lokal/nasional, dan juga media online. Beberapa bandara buka tutup, penerbangan banyak ditunda, bahkan dibatalkan. Setelah merasakan cemas-cemas bergembira terbang dari Surabaya ke Banyuwangi, melintasi Gunung Raung yang terus menyemburkan abu vulkanik, berikutnya aku terbang ke Sumatra yang beberapa provinsinya sedang dilanda asap tebal akibat pembakaran hutan. Apakah asap membuat aku takut lalu urung ke Belitong? Takut sih, tapi tetap mau berangkat.

11 September, aku dan Mbak Samsiah jadi traveling ke Belitong. Awalnya kami memesan flight siang jam 11.30 agar sampai di Belitong langsung kulineran untuk makan siang. Tapi ternyata 2 hari jelang keberangkatan, jadwal kami dimajukan menjadi jam 8.45 pagi. Alasannya karena kondisi cuaca dan asap.

liburan ke belitong
jalan bareng mbak Samsiah
narsis dulu

Saat di ruang tunggu bandara, beberapa kali kami mendengar pengumuman pesawat ditunda. 1 jam, 2 jam, bahkan ada yang ditunda sampai 4 jam lho! Terutama tujuan Palembang. Tiap ada pengumuman, terdengar suara huuuuh dari orang-orang. Seperti ngedumel. Tapi ada juga sih yang justru bersyukur. Seperti ibu-ibu yang duduk di dekat kami. Katanya, kalau dipaksakan berangkat pagi, bisa bahaya. Nanti pesawatnya ga bisa turun karena ga bisa melihat bandara. Andai semua orang seperti ibu itu, mau mengerti kondisi seperti itu, tak perlu lah ada yang mengguyu huuuh ya. Hehe. Terkadang aku nggak suka dengan orang-orang yang hobi ngedumel. Apapun alasannya.

Penerbangan ke Belitong hanya 1 jam. Saat mendarat di Tanjung Pandan, waktu menunjukkan 9.45. Tak ada asap yang dikhawatirkan. Alhamdulillah. Padahal sehari sebelumnya aku sempat khwatir karena Dian dan Yayan sempat cerita tentang asap di tempat mereka. Di Batam langitnya kelabu, asap pun tebal. Di Palembang juga gitu. Bahkan kata Yayan, pagar rumahnya sendiri tak terlihat dari rumahnya. Parah! 


Naik pesawat "Kejujuran" :D


Ini rombongan dari Palembang mau menyerbu pantai-pantai di Belitong


Bandara H.AS Hanandjoeddin - Tanjung Pandan


Supir yang disiapkan oleh Viscatour.com untuk menjemput kami sudah datang sejak sebelum kami tiba. Namanya Romi. Lucunya, kami keluar dari terminal kedatangan itu tanpa ingat bahwa kami akan dijemput. Kami main jalan dan keluar saja. Di luar aku hubungi Romi ke nomor yang diberikan oleh Hari (owner Viscatour.com). Romi bilang dia sedang berdiri di depan pintu keluar terminal kedatangan sambil memegang kertas bertuliskan nama Katerina. Ciri-cirinya pakai baju batik warna merah. Saat aku menoleh ke kerumunan orang-orang, eh si Romi tiba-tiba muncul dengan HP yang masih menempel di telinga sedang berbicara denganku :D

“Cuma berdua ya mbak?” tanya Romi.

“Iya, berdua saja. Yang satunya batal. Kami akan semobil dengan siapa, bang?” tanyaku.

“Tidak dengan siapa-siapa. Mobil ini hanya disiapkan buat mbak Katerina dan temannya saja,” jawabnya.

Aku dan mbak Iah (nama panggilan mbak Samsiah) saling pandang. Wajah kami sama-sama menyiratkan heran bercampur senang. Gimana ga senang, lha wong tadinya kami mikir bakal semobil dengan peserta lainnya yang katanya jumlahnya 70an orang. Hehe. Ternyata yang lain naik bus. Kami naik Avanza baru! Iya, Avanza yang baru dibeli akhir Agustus. Belum sebulan. Bungkus-bungkus plastiknya belum dilepas. Dan katanya nih, kami adalah wisatawan pertama yang diajak jalan pakai mobil baru itu haha. Norak-norak tralala deh menceritakan ini :D 

Keliling Belitong pakai mobil baru :D


Suasana kota Tanjung Pandan yang lengang

Dari bandara kami langsung di ajak ke Kota Tanjung Pandan untuk kulineran Mie Belitung Atep. Aku tidak tahu berapa kilometer jaraknya dari bandara. Tapi aku punya catatan waktu tempuhnya sekitar 20 menit. Jalan yang kami lalui sangat mulus. Aspal tebal hitam kota ini ternyata bagus, tapi suasana di jalan sangat sepi! Bagai melaju di jalan tol luar kota saja rasanya. Sangat jarang ada mobil melintas. Tak ada angkutan umum. Hanya ada mobil-mobil sewaan ataupun taksi berupa mobil MPV seperti Xenia, Avanza, atau Suzuki APV saja.

Di perjalanan bang Romi bercerita, katanya pernah beberapa kali terjadi turis yang dia jemput salah tujuan. Maksudnya hendak ke Belitung malah ke Bangka. Kalau mau ke Belitung mestinya ke Tanjung Pandan. Kalau ke Bangka berarti naik pesawat ke Pangkal Pinang. Nah, turis yang hendak dia jemput kadang ada yang nyasar ke Pangkal Pinang. Dikiranya Bangka Belitung itu hanya punya satu bandara. Padahal bandaranya berbeda.
 

Jam 10.20 kami sampai di Jl.Sriwijaya, tempat Kedai Mie Belitung Atep berada. Menurut bang Romi, Mie Belitung sebetulnya ada di mana-mana. Tapi di kalangan wisatawan, Mie Atep paling terkenal. Soal rasa, semua penjual hampir sama, punya sajian rasa yang sama enaknya. Mungkin karena banyak yang merekomendasikan, mie atep jadi terkenal. Aku lihat pengunjungnya memang sangat ramai. Dari depan sampai belakang mejanya full. Saat memperhatikan deretan foto yang dipajang di dinding, aku lihat isinya foto orang terkenal semua. Mulai dari artis-artis ibukota sampai pejabat yang pernah makan di Mie Belitung Atep.

Yang menonjol adalah wajah-wajah keturunan yang tampak memenuhi kedai. Ya, di sini banyak sekali etnis Tionghoa, baik penduduk lokal maupun wisatawan yang datang dari berbagai daerah di Indonesia. Aku seperti sedang berada di sebuah kedai di sudut kota Hong Kong he he


Selalu ramai


Pengunjungnya tak pernah berhenti, masuk 1 keluar satu, begitu seterusnya

Bang Romi berbicara dengan pemilik kedai. Sepertinya menanyakan tempat yang dia pesan. Dan ternyata kami memang sudah punya bangku sendiri. Spesial sekali. Tanpa antri tanpa nyari-nyari. Turis kere ini jadi berasa kece. He he. Sebelum memesan makanan, ada satu hal yang aku tanyakan ke bang Romi Romi, yakni tentang kehalalan. Bang Romi menjawab dengan derai tawa. Katanya, aku sama seperti wisatawan lainnya, menanyakan kehalalan Mie Belitung Atep.

“Tenang saja mbak, semua bahan yang dipakai di sini tidak mengandung bahan haram. Aku menjaminnya. Kami sudah biasa membawa wisatawan muslim yang teliti dalam hal ini,” ucap bang Romi.

Aku lega kalau begitu.


Kedainya di ruko


Meja-meja kosong di ruang paling belakang ini sudah pesanan semua


salah dua dari ratusan foto orang terkenal yang pernah makan di Mie Belitung Atep

Pesananku dan mbak Iah sama. Minumnya juga sama, yakni Es Jeruk Kunci. Mie Belitung rasanya manis. Terbuat dari kaldu udang, isinya berupa campuran irisan timun, kentang, bakwan, tauge, tahu, udang dan ditaburi emping. Jangan ditanya rasanya, enak banget. Hehe. Maklum sedang lapar. 

Penerbangan Jakarta - Belitong plus perjalanan darat ke Kota Tanjung Pandan sukses bikin perut meronta minta diisi. Tapi, makan tanpa disertai rasa lapar yang menggigit pun tetap aduhai kok rasa mie-nya. Apalagi minumannya, asem-asem manis segar. Cuaca Belitung yang sedang panas jadi terasa adem. Rasanya pingin nambah, tapi sadar sama kapasitas perut yang dimiliki kecil, ga jadi nambah :D 

Sekali mencoba mie belitung pasti ingin lagi :D


es jeruk kunci belitung
Es Jeruk Kunci


Bang Romi jadi guide, supir, merangkap fotografer kami juga hihi


Seusai makan, kami jalan kaki ke arah bundaran batu satam. Katanya itu pusat kota Tanjung Pandan. Mobil kami parkirnya agak dekat bundaran itu. Kata Bang Romi kami mesti foto di situ. Ga sah ke Belitung tanpa foto di bundaran batu satam. Ya sudah kami nurut. Oh ya, di sekitar tempat ini banyak pertokoan. Meski di sini pusat kota tapi tak terlalu ramai. Tidak ada kemacetan. Semua kendaran melaju lancar bahkan sesekali kosong. 

Jadi, jika ingin mengitari kawasan sekitar bundaran satam seusai makan mie belitung, bisa jalan kaki dengan santai. Di deretan kedai mie banyak toko oleh-oleh. Kerupuk-kerupuk ikan bergelantungan. Menggoda untuk dibeli. Buat yang hobi nyemil kerupuk, boleh juga tuh puas-puasin makan kerupuk hehe. Di sini kerupuknya enak-enak. Terbuat dari ikan asli. Harganya juga murah.
 
Banyak jualan kerupuk


Pertokoan di Jalan Rajawali dekat kedai Mie Belitung Atep


Bundaran Batu Satam kota Tanjung Pandan

Buat kamu yang hendak ke Belitung, jika hendak mendahulukan kulineran, jangan lupa memasukkan Mie Belitung sebagai kuliner pertama yang harus kamu coba. Setelah itu, silakan lanjut jelajah belitung. Tapi jangan lupa, ada kuliner dahsyat satu lagi yang tidak boleh kamu lewatkan di Belitung, yaitu Gangan. Makanan apa pula ini? Cari deh di google, banyak penjelasannya. Tapi kalau mau baca ceritaku tentang Gangan, tunggu artikel selanjutnya setelah ini ya :D

 
~Belitung 11 September 2015
  
Tahun depan aku akan ke Belitong lagi bareng Viscatour.com. Ayo siapa yang mau gabung? :)



*Semua foto dokumentasi Katerina

Gangan Ikan, Kuliner Lezat dari Belitong

$
0
0

Hari pertama keliling Belitong, aku dan mbak Samsiah langsung dibawa menjelajah Belitung Timur. Tour dimulai sejak jam 9 pagi dengan mengunjungi SD Laskar Pelangi, Museum Kata Andrea Hirata, Sanggar Batik Simpor, Kampung Ahok, hingga Klenteng Dewi Kwan Im. Namun sebelum mencapai semua tempat itu, kami diajak mencicip Mie Belitung di Kota Tanjung Pandan terlebih dahulu. Kuliner andalan Belitung yang satu ini, selain lezat, juga mengenyangkan. Lebih dari cukup untuk mengganjal perut hingga jam makan siang tiba. 

Perjalanan terasa agak panjang. Dari kedai Mie Belitung hingga replika SD Laskar Pelangi kami tempuh selama 2 jam. Dari sana perjalanan berlanjut ke Museum Kata, Kampung Ahok, dan sanggar batik Simpor. Total waktu tempuh sekitar 3 jam. Kami beruntung punya Bang Romi, guide sekaligus supir dengan selera humor yang bagus. Banyak canda yang terlontar sepanjang perjalanan. Ia pandai bercerita dan membuat kami tertawa. Perjalanan jadi tak terasa membosankan.

Saat di Sanggar Batik Simpor, waktu sudah menunjukkan jam 13.50. Ini artinya sudah lewat jam makan siang (ku). Tapi untunglah tidak sampai merasa terlalu lapar karena sudah diganjal lebih dahulu dengan Mie Belitung. Ditambah sedikit cemilan dan kopi di “Warung Kupi” yang ada di dapur Museum Kata, makin samar saja rasa lapar yang ada. Meskipun begitu, lidah dan perut ini tetap merindukan nasi. Bukan sekedar ganjalan-ganjalan semu :D

Selimut asap

Berjuang memadamkan api

Selepas melihat-lihat rumah megah Pak Ahok, perjalanan dilanjutkan menuju Rumah Makan Fega. Bang Romi mengantar kami ke sana melewati perkampungan kerontang dengan lubang-lubang bekas tambang timah yang dibiarkan menganga. Ada suatu kawasan terbuka yang ditumbuhi semak liar dan ilalang tampak diselimuti asap. Mobil kami melambat, sejenak memperhatikan kerumunan di depan. Ada mobil pemadam api dan petugas yang sibuk menyemprotkan air. Rupanya ada kebakaran lahan. Tak ada yang kami lakukan selain lewat lalu segera pergi meninggalkan tempat itu. 

Lokasi Rumah Makan Fega masih di Belitung Timur. Di dekat rumah makan ini terdapat bundaran dengan tugu cangkir kopi yang dinamakan Tugu 1001 Warung Kopi. Tugu ini simbol masyarakat Belitong yang gemar ngopi. Isyarat pasti budaya orang melayu yang tak lekang oleh waktu.

Tugu 1001 Warung Kopi

Rumah Makan Fega terkenal seantero Belitong. Dapat dipastikan setiap wisatawan yang berkunjung ke Belitong akan mampir ke rumah makan ini. Banyak menu andalan yang bisa dinikmati. Namun yang pasti, sajian Gangan jadi menu favorit yang tak boleh dilewatkan di sini.

Rumah makan ini asyik, ada taman dengan banyak tanaman bunga, pohon rindang, serta danau yang sejuk. Rasanya teduh. Rumah makan ini memang berada di tepi danau. View-nya ciamik, bikin suasana bersantap jadi terasa nyaman, indah dan asri.
 













Kami punya meja yang sudah di pesan. Tinggal duduk dan menanti makanan yang juga sudah dipesankan. Bang Romi pergi ke meja lain, tak bersama kami. Aku mengajaknya makan satu meja, tapi dia menolak. Sudah beberapa kali aku memaksa, tapi tetap ia tak mau. Mungkin ia merasa tak sopan duduk makan bersama tamu. Padahal, bagiku ia tak ada bedanya dengan kami. Harusnya makan bareng. Pasti lebih terasa bagai saudara dan keluarga, ketimbang sebatas hubungan antara turis dan supir.

Sebelum makanan terhidang, aku dan mbak Iah berkeliling mengambil gambar. Tempat ini memang bagus. Suasananya pun seperti di rumah. Kami ke dermaga, ternyata di sana suasananya lebih asyik lagi. Rumah makan terlihat menjorok ke danau, bagian depannya berbentuk seperti kapal.

Pengunjung siang itu cukup ramai. Beberapa bus datang bersama rombongan wisatawan. Ada juga yang datang dengan mobil-mobil sewaan seperti kami. Faktor ramai inilah yang membuat pesanan jadi agak lama diantar. Mungkin hampir 30 menit kami menunggu, makanan baru tersaji. Lama, tapi agak tak terasa karena kami banyak menyibukkan diri dengan mengambil foto.
 

Ikan bakar dan udang goreng crispy

Cah kangkung


Es teh manis

Yang dinanti akhirnya tiba. Nasi beserta cah kangkung, ikan bakar, udang goreng, dan gangan terhidang di meja. Buat kami berdua, porsinya tampak berlebih. Siapa yang akan menghabiskannya? Kami berpandangan. Teringat bang Romi. Aku langsung telpon dia untuk gabung saja biar tidak mubazir. Lagi-lagi menolak. Ah sudahlah.

Gangan. Kamu tahu gangan? Awalnya aku sendiri pun tak tahu karena belum pernah makan. Dari foto-foto yang aku lihat di internet, penampakan gulai ikan satu ini mirip masakan pindang. Tapi kata orang, itu bukan pindang melainkan sup. Tapi sungguh aku tidak percaya itu masakan sup :D 




Baiklah, sekarang aku melihat Gangan. Kuahnya kuning, kaya rasa dari campuran beberapa bumbu. Di dalamnya ada potongan ikan tenggiri. Baru melihatnya saja aku sudah menelan ludah. Bagaimana jika sudah mencicipinya? Mungkin mangkuknya yang akan ikut aku telan :))

Setelah aku cicipi, gulai ini ternyata punya sensasi rasa segar, asam, gurih, dan rasa pedas yang menggigit. Untuk sensasi rasa tersebut, ada bumbu yang sangat mudah ditebak yaitu kunyit, cabai rawit merah pedas, asam, serta potongan nanas muda. Bumbu-bumbu inilah yang kemudian meresap ke dalam daging ikan yang agak berlemak. Dimakan dikala hangat, juga nasi hangat, terasa betul nikmatnya.

Di sini banyak olahan seafood. Dari ikan, udang, cumi-cumi, hingga kerang. Bagi yang alergi seafood bisa makan ayam, tahu, atau tempe. Jadi jangan kuatir tak ada yang dimakan karena ada sajian lain selain seafood. Kalau tidak punya alergi, nikmati Gangannya sampai puas karena inilah masakan paling khas dari Belitong. Kalau cumi goreng atau tenggiri bakar mudah dijumpai di rumah makan manapun di luar Belitong, kalau Gangan jelas spesial. Apalagi di makan di tempat asalnya seperti ini.

Tidak afdol berwisata kuliner di Belitong tanpa mencicipi masakan Gangan. Jadi, kamu mesti cobain ini kalau ke Belitong. Soal tempatnya bisa di mana saja. Tidak harus di Rumah Makan Fega. Tapi kalau kamu berkunjung ke Rumah Makan Fega, pastikan Gangan ada dalam daftar pesananmu.

 
Di sini di Rumah Makan Fega, mencicip Gangan bareng Viscatour.com



~ Belitong, 11 September 2015



*Semua foto dokumentasi Katerina

Tradisi Makan Bedulang di Timpo Duluk Belitong

$
0
0

Tour Keliling Belitong bersama Viscatour.com di hari pertama (11/9/2015) berakhir di Klenteng Dewi Kwan Im. Dari Klenteng tertua dan terbesar di Belitong ini kami kembali mengukur jarak hingga ke Kota Tanjung Pandan. Namun rute yang dilalui berbeda, maka jarak dan waktu tempuh pun berbeda. Lebih pendek dan tentunya lebih cepat. Jika sebelumnya kami menghabiskan 3-4 jam waktu perjalanan, kali ini hanya 1 jam 38 menit.

Menyusuri jalan jelang matahari terbenam itu terasa romantisnya. Pergantian terang menjadi gelap menghadirkan keindahan tersendiri. Langit merah saga dengan matahari bulat orange yang perlahan turun ke kaki langit, seperti sajian pengiring menuju peraduan malam. Aku jadi ngantuk. Apalagi ada lelah menggantung di kaki, pundak, dan juga jari jemari (kebanyakan ceklak ceklek he he). Yang diinginkan adalah mandi, makan, lalu tidur. Bang Romi, supir sekaligus guide kami menghibur dengan kata-kata ajaib, tentang hotel nyaman dengan kasur yang empuk, restoran terkenal dengan makanan enak, juga warung-warung kopi yang buka sampai pagi. Mendengar itu aku tidak jadi ngantuk.

“Kalian akan saya antar ke hotel  untuk bersih-bersih, nanti jam 8 saya jemput lagi untuk makan malam di Ruma (tanpa huruf H) Makan Timpo Duluk,” ucap Bang Romi.

Kami nurut. Kami patuh. Karena kami lelah :))

Sesampainya di Central City 2 Hotel, penginapan yang disebut-sebut sebagai hotel melati tapi ternyata punya fasilitas kece ala hotel bintang tiga, kami langsung menyerbu kamar mandi. Tapi tentu saja itu tak terjadi, tak mungkin kami bareng-bareng mandi, meski sesama perempuan hehe. Singkat cerita, usai urusan bersih-bersih, kami langsung menelpon bang Romi minta dijemput. Tak pakai lama, Bang Romi muncul di hotel. Dia seperti punya pintu dora emon saja. Baru ditelpon sudah sampai. Ternyata sejak setengah jam sebelumnya dia menunggu di simpangan jalan dekat hotel. Oalah pantesan kalo gitu ya. Aku kira dia masih berada di rumahnya yang jauh itu.



Dari hotel kami meluncur ke Ruma Makan Timpo Duluk yang terletak di Jalan Lettu Mad Daud, Kelurahan Parit, Tanjung Pandan. Rumah makan ini menempati bangunan kuno dengan interior unik dan tak biasa. Bang Romi memberitahu kami bahwa rumah ini masuk kategori ‘langka’. Hampir punah, gitu? :D Ya, tebakanku tak keliru.

Di bagian luar aku membaca keterangan tertulis yang berbunyi seperti ini:
Warisan Budaya yang Dilindungi
Rumah Tradisional Melayu Belitong
SIMPOR BEDULANG
Berdasarkan
Rekomendasi Pemerintah Kabupaten Belitong
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
No. 556/792/DISBUBPAR/2011


Begitu masuk, aneka pernak-pernik unik terlihat begitu ramai menghiasi isi ruangan. Mulai dari alat perikanan, alat pertanian hingga perabotan dapur. Ada tampa, topi caping, alat penangkap ikan, bakul nasi, sendok batok kelapa, dayung, golok, cetakan kue, terompah, bubu, ambung, sampai sepeda ontel jaman belanda. Semua itu menempel di dinding-dinding.

Nah, buat kamu yang hobi corat-coret sembarangan, di sini kamu bisa lampiaskan hobi buruk itu pada tempatnya hehe. Deretan caping, tampa, alat tampi beras, bakul nasih dan lain-lainnya bisa dicoret dengan tulisan-tulisan nama dan kata-kata berisi pesan. Mau tulis nama mu pake lambang lope-lope? Mau kasih pesan ala alayers? Bisa! Hehe. Tapi aku lihat sih yang nulis di situ orang-orang beken seperti artis dan pejabat. Kalo nekat mau corat-coret juga, coret aja di selembar tisu, trus tisunya kamu buang ke tempat sampah :p
 







Oh ya nggak cuma pajangan penuh coretan-coretan, di rumah makan ini bahkan sedia tempat menempelkan foto-foto orang yang pernah mampir dan makan. Foto siapapun bisa dipajang? Oh tentu tidak, ada seleksi, kamu itu beken apa nggak di mata pemilik resto. Kalo nggak, ya lewat deh haha. Kemarin aku nggak corat-coret apalagi difoto buat dijadiin ‘pengunjung beken’, tapi sempat dikerumuni oleh para pelayan resto. Ngapain? Buat ditagih! Haha. Eh enggak ding. Aku serius kemarin para pelayan itu menghampiriku untuk foto bareng wkwkwkw. Berasa beken banget kan aku? GR mah iya kali :p Lha wong Cuma travel blogger alay yang sering banget norak nggak ketulungan haha.

Yang tak kalah menarik adalah cara penyajian makanannya. 7 piring berisi makanan dihidangkan dalam satu nampan besar yang disebut dulang. Nampan itu diletakkan di atas meja, di hadapanku dan mbak Iah, tidak diangkat dan dibawa pergi. Di dalamnya tersuguh Gangan Ikan dalam mangkuk model kuno, ikan nila goreng garing, oseng-oseng, sate ikan (mirip pepes), ayam ketumbar, sambal serai (ini enak banget!), dan lalapan (daun singkong+timun). Banyak? Buat kami berdua jelas kebanyakan! Huhu lagi-lagi porsinya berlebih. Tapi kami tak membuatnya mubazir. Setelah menyisihkan bagian yang akan dimakan dan tidak, makanan itu kami bungkus lalu diberikan kepada Bang Romi. Ternyata bang Romi sangat suka. Katanya mau dibawa pulang saja buat anaknya.  

satu dulang

Perhatikan piringnya
 

Ruang makan bersekat
Tempat tisu dari corong minyak


Dalam tradisi khas masyarakat Belitong, makan di atas nampan itu disebut makan bedulang yakni makan bersama dalam satu dulang. Ada filosofi tentang kebersamaan yang terkandung di dalamnya.

Malam itu kami makan sangat lahap. Kenyang dan merasa puas. Suasana rumah makan ini memang mendukung, bikin selera makan jadi meningkat. Tak terlalu lapar saja bisa makan banyak, apalagi dalam keadaan keroncongan hehe. Sebelum pulang, aku dan mbak Iah sempat memperhatikan tudung penutup dulang yang berbentuk seperti caping. Banyak sekali yang unik-unik di sini. Bahkan tempat tisunya berupa kaleng corong tempat menuang minyak tanah.
 



sesekali sok tenar :)))

Terkadang, memang bukan kelezatan sebuah makanan saja yang membuat seseorang terkesan, tapi ada unsur-unsur lainnya juga yang bikin orang jadi ingin berkunjung lagi dan lagi. Jika tak menjadi ‘unik’ dan ‘berbeda’, maka lambaikan tangan pada kunjungan balik :D

Kalau ke Belitong lagi, tentu aku akan balik lagi ke sini. Tak ada alasan untuk bosan pada sajian dan suasana rumah makan yang telah beroperasi sejak 16 April 2013 ini.
 
Dalam berita, dalam komentar Bondan

Foto para pengunjung

 
Ruma Makan Belitong Timpo Duluk
Resep tahun 1918
Buka setiap hari mulai pukul 11.00-22.00

 

~Belitong 11 September 2015.

Jalan bareng Viscatour.com

  


*Semua foto dokumentasi Katerina

Mengenal Batik Belitung Timur di Sanggar Batik de Simpor Kampoeng Ahok

$
0
0


“Kita akan melewati Kampoeng Ahok. Apa kalian ingin mampir?” tanya Bang Romi, supir sekaligus guide kami selama keliling Belitung.

Saat itu kami baru saja usai berkunjung ke Museum Kata Andrea Hirata. Jarak museum dengan Kampoeng Ahok dekat, dapat dicapai dalam waktu sekitar 2-3 menit saja. Itu sebabnya Bang Romi menawarkannya pada kami. Kenapa harus ditawarkan terlebih dahulu? Karena sebetulnya tempat itu tidak ada dalam itinerary.

“Apa yang bisa kami lihat?” tanyaku.

“Rumah dan sanggar batiknya,” jawab bang Romi.

Sebenarnya aku bertanya-tanya dalam hati, memang apa menariknya rumah seorang Ahok? Apa karena dia mantan bupati yang kemudian jadi terkenal seantero negeri karena berhasil memangku jabatan jadi orang nomor satu di DKI Jakarta? Di Jabodetabek aku bisa melihat rumah-rumah pejabat tinggi lainnya tanpa harus menganggap bahwa rumah mereka perlu dikunjungi. Tapi di Belitung, guide-ku menawarkan kunjungan ke rumah Ahok, mantan orang penting di Belitung. Harus gitu?

Baiklah, aku memang bertanya-tanya keheranan. Tapi pada kenyataannya aku antusias. Rasa heran memang harus dituntaskan dengan menjadi ‘tahu’ bukan? Kalau tidak dituntaskan, selamanya akan heran. Heran berkepanjangan bisa menyebabkan muntah. Muntah karena mual merasa tidak puas :p
 
Nggak ada Pak Ahok di Kampoeng Ahok :D

Belakangan banyak anggapan bahwa Belitung jadi terkenal karena fenomena Laskar Pelangi dan Ahok. Anggapan yang tidak bisa dipungkiri. Dua magnet itu memang cukup menyedot perhatian. Itu sebabnya kini para penggiat travel di Belitung punya dua tawaran menarik yang bisa dijual ke wisatawan selain Laskar Pelangi, yaitu Ahok. Maksudku, segala sesuatu yang ada di Belitung yang  berhubungan dengan Ahok. Contohnya Kampoeng Ahok.

Tawaran bang Romi aku terima. Lalu Bang Romi pun mulai bercerita. Menurutnya, Ahok mendapat banyak tempat di hati sebagian besar masyarakat Belitung. Ketika menjabat sebagai bupati, peran dan jasanya sangat berarti. Ada satu kisah yang dirasa sangat berkesan oleh Bang Romi sehingga ia menceritakannya pada kami. Dulu, sebelum Ahok menjadi bupati, ada sebuah kawasan kosong, sepi, dan tak berguna. Di kawasan itu banyak lubang-lubang bekas tambang timah yang ditumbuhi ilalang, dan sedikit pohon yang tidak rindang. Suatu saat ketika Ahok menjadi bupati, tanah di kawasan tersebut dibagi-bagikan kepada masyarakat Belitung. Sampai di sini, Bang Romi tidak menjelaskan masyarakat yang mana dan seperti apa yang mendapat bagian tersebut. Tapi yang jelas, tanah yang dibagikan tersebut gratis. Rakyat tidak perlu membayar. Yang perlu dilakukan adalah membangun tanah yang dibagikan tersebut dalam kurun waktu 6 bulan. Jika tidak, maka akan diambil kembali dan diberikan pada orang lain.

“Bagaimana bisa tanah diobral-obral tanpa bayar seperti itu?” tanyaku keheranan.

“Supaya kawasan mati itu hidup!” pungkas bang Romi.

Cerita tersebut tak sekedar cerita. Seusai dari rumah Ahok, kami diajak melewati tempat yang diceritakan. Wujud tempatnya kini memang sudah menjelma sebuah desa. Bukan lagi lahan kerontang dengan lubang-lubang bekas tambang yang ditinggalkan. Desanya tidak padat tapi banyak rumah dan tempat usaha, sehingga terlihat hidup. Dulu sepi. Jarang ada orang yang melintas apalagi datang.
 
Jl. KA. Bujang No. 22 Gantung - Belitung Timur

Selepas Ahok menjabat bupati, bagi-bagi tanah itu tak terjadi lagi. Dan ini menjadi salah satu kisah yang melekat indah di hati Bang Romi, salah satu warga Belitung yang mengaku mencintai kepemimpinan Ahok. Terlepas dari segala fenomena Ahok yang katanya kadang dianggap ‘menyebalkan’, kisah lainnya tentang Ahok yang diceritakan oleh Romi, cukup membuat aku kagum. Bagaimanapun, setiap orang punya kelebihan dan kekurangan. Menghargai sisi lebihnya bukan sesuatu yang haram. Soal kekurangan, aku pribadi kadang lebih suka bergegas mencari kaca sebelum bicara. Aku rasa hidup ini indah kalau bisa melihat lebih dalam. Kisah-kisah nyata perlu didengar, apapun coraknya. Hal-hal personal sudah ada jalurnya akan dihubungkan kemana, begitu pula dengan kebaikan terkait orang banyak.

Mobil kami berhenti di depan sebuah rumah tradisional model panggung tapi pendek. Bangunannya terbuat dari kayu dan papan yang didominasi warna coklat kehitaman. Di halaman depannya yang bersih terpancang sebuah plang bertuliskan Kampoeng Ahok. Kami sudah sampai!

Namun, bukan rumah itu yang kami tuju. Melainkan rumah megah yang ada di seberang jalan. Rumah keluarga Indra Purnama, ayahnya Ahok. Untuk masuk, bang Romi mesti lapor. Ada penjaga dan beberapa orang yang terlihat di pos keamanan. Sebetulnya tidak ada prosedur ketat, apalagi pemeriksaan macam-macam, hanya sekedar lapor saja. Lalu kami pun masuk. Jalan kaki ke arah rumah. Tidak untuk masuk, tapi lewat saja. Rumahnya besar, bertingkat dua dengan bangunan melebar ke kiri dan kanan seperti bangunan bersayap. Menurutku rumahnya mirip sebuah kantor pemerintahan :D Di dalam rumah tentu saja tidak ada Ahok karena beliau tinggal di Jakarta. Rumah itu ditempati oleh keluarganya, termasuk ayah dan ibunya. Mungkin juga ditempati oleh keluarga Basuri Tjahaja Purnama, adik Ahok yang kini menjabat sebagai bupati Belitung. Tapi soal ini aku tidak tahu pasti. Kemarin kurang mendengar infonya dari Bang Romi.





Ada sumur di halaman depan rumah Ahok









Halaman depan rumah Ahok terbilang luas, namun agak kosong. Tidak ada tanamanan yang membuat halaman jadi terlihat asri dan sejuk. Hanya ada beberapa pohon yang tidak bisa dijadikan tempat untuk berteduh. Lain halnya di bagian samping. Di sana ada aneka tanaman, terlihat subur dan hijau. Di sebelahnya ada Sanggar Batik de Simpor, sanggar yang ingin diperlihatkan oleh bang Romi kepadaku dan mbak Iah. Sanggarnya terlihat sederhana. Tapi di sinilah batik-batik khas Belitung Timur dibuat. Pembinanya adalah istri bupati, sedangkan penggeraknya ibu-ibu anggota PKK Belitung Timur.

Simpor adalah nama pohon yang tumbuh di Belitung. Konon pohon ini hanya ada di Belitung. Daun pohon inilah yang dijadikan motif batik, serta dilekatkan menjadi nama sanggar. 

Aku tidak pernah tahu sebelumnya seperti apa wujud daun Simpor. Mendengarnya pun baru kali itu, saat pertama kali ke Belitung. Aku baru tahu bentuk aslinya ketika makan di Rumah Makan Fega. Di sana ada pohonnya. Ternyata bukan termasuk pohon besar yang tinggi menjulang. Daunnya lebar-lebar dengan urat daun besar-besar. Warnanya hijau terang.
 
Daun Simpor

Motif daun simpor yang digambar di kain agak besar-besar mengikuti ukuran aslinya. Tampak menarik dan cantik dilihat. Kain yang digunakan pun dari bahan berkualitas. Kebetulan ada kain pantai, kain yang sedang aku cari, aku pun beli tanpa ragu. Ternyata mbak Iah juga mau. Akhirnya kami sama-sama beli. Aku pilih warna coklat kekuningan, mbak Iah warna merah. Kain batik tersebut kami pakai keesokan harinya saat hopping island di perairan Belitung.  


Beli di Belitung, dianyari di Belitung.

Batik-batik yang diproduksi di sanggar ini ada yang dibuat dalam bentuk baju atasan, celana, rok, long dress, mini dress, baju-baju formal dan casual, juga kain pantai. Kebanyakan didominasi warna cerah yang eye catching, seperti merah, oranye maupun kuning. Harganya bervariasi, tidak terlalu mahal, tapi juga tidak murah sekali. Menurutku sesuai dengan kualitas dan model, serta desain yang ekslusif dan elegan. Buat koleksi aku rasa bagus. Apalagi untuk beberapa model ada yang diproduksi terbatas. Kecuali baju kaos Belitung, banyak macam dan jumlahnya. Harganya pun harga pelancong.

Batik de Simpor sudah dikenal sebagai batik asli Belitung Timur. Sebuah ikon yang tak terbantahkan. Masyarakat Belitung Timur yang punya karya, motifnya mereka yang cipta, dan namanya melekat di tanah mereka.

Selain motif daun simpor, ada pula motif buah Keremunting, motif ikan Cempedik, dan motif gelas kopi yang asapnya mengepul. Buah Keremunting dijuluki anggurnya masyarakat Bangka Belitung. Sedangkan Ikan Cempedik yaitu sejenis ikan air tawar yang hidup di Belitung, dan banyak ditemukan di perairan sungai lenggang di Belitung Timur. Semua motif tersebut menjadi ciri khas batik Belitung Timur, pembeda dari batik-batik daerah lain, dan sudah dipatenkan.
 






 
Selain tersedia suvenir kaus dan baju batik, ada juga hiasan buah pinang, mug, tas batik, dan kartupos




Bahan untuk batik tulis


alat untuk batik cap




 
jual aneka makanan dan madu


Miniatur rumah adat melayu Belitung

Berkunjung ke sanggar de Simpor tidak hanya membuatku sekedar mengenal dan membeli sebuah karya batik, tapi juga melihat sebuah cita-cita masyarakat Belitung dalam mengangkat kain batik Belitung Timur sebagai ikon pariwisata. Peralatan membatik yang ada disanggar, bukan sekedar pajangan semata, tetapi memang benar-benar digunakan untuk membuat karya, serta digunakan saat kelas membatik dibuka. Ada edukasi, ada promosi, ada motivasi. 

Sanggar ini hidup dan menghidupkan. Selayaknya perlu didukung agar Batik Belitung Timur sejajar dengan batik-batik legendaris dari daerah-daerah di tanah Jawa. Dukungan itu tentu termasuk dari pelancong sepertiku.

Sekarang aku paham kenapa Bang Romi menawarkan untuk mampir ke Kampoeng Ahok. Ternyata ada hal menarik di tempat ini.
 
Belanja batik motif daun simpor


Batiknya dianyari saat hopping islands :D


~Belitung, 11 September 2015



*semua foto dokumentasi Katerina


Suatu Sore di Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur

$
0
0

Vihara Buddhayana Dewi Kwan Im terletak di Desa Burung Mandi, Manggar, Kabupaten Belitung Timur. Vihara tertua dan terbesar di Pulau Belitung ini jadi tujuan akhir kami dalam tour hari pertama keliling Belitung. Setelah menikmati makan siang kesorean di Rumah Makan Fega, kami baru meluncur ke sana sekitar jam 15.25. Perjalanan menuju vihara kami tempuh selama 20 menit.

Dalam perjalanan, bang Romi supir sekaligus guide kami, bercerita tentang kehidupan sehari-hari masyarakat Belitung terutama perihal mata pencaharian. Lelaki yang gemar guyon itu juga bercerita tentang kepercayaan masyarakat Belitung yang tidak menggunakan genteng sebagai atap rumah-rumah mereka. Awalnya aku dan mbak Samsiah diminta untuk mengamati rumah-rumah yang kami lewati. Lalu ditanya apa ada yang terlihat berbeda dari apa yang kami lihat. Aku berfikir keras, tapi tak menemukan sesuatu yang beda. Semua tampak biasa. Di sinilah Bang Romi mulai bercerita. Dalam kepercayaan masyarakat setempat, tinggal di rumah beratap genteng itu dianggap tinggal di dalam “liang kubur”. Genteng terbuat dari tanah. Jika tinggal di bawahnya seolah tinggal di bawah tanah. Mereka tidak mau ‘masuk tanah’ sebelum waktunya. Aku dan mbak Samsiah agak keheranan mendengar cerita itu.

Suasana jalan yang kami lalui sepertinya agak beda dengan sebelumnya. Mulai agak menanjak. Banyak hutan di kanan dan kiri jalan. Lebih sejuk dan lebih asri. Beberapa kali melewati kebun lada, tanaman rempah yang menjadi komoditas andalan daerah setempat. Selain lada, juga ada perkebunan sawit dan karet. Aku kira tanah gersang bekas banyak tambang timah di pulau ini tak bisa ditanami apapun lagi. Ternyata aku salah  terka.



 

Vihara terletak di perkampungan muslim, bukan di perkampungan etnis China yang menganut agama Budha. Menurut Bang Romi, ada alasan kenapa hal tersebut bisa demikian, tak lain karena masyarakat beda agama di pulau ini sama-sama ingin menunjukan sikap toleransi dan saling menghormati yang mereka miliki.

Dalam pahatan sejarah yang aku baca di Museum Tanjung Pandan, Belitung mulai dikenal oleh orang asing yaitu sejak abad ke-13 Masehi. Dalam catatan Tiongkok diuraikan bahwa armada Mongol yang dipimpin oleh Kau Hsing dan Shih-pi pergi hendak menyerang Kerajaan Singkasari (1293) dengan membawa banyak tentara yang diangkut dengan kapal-kapal besar. Dalam pelayarannya mereka terbawa arus dan terdampar di Kau-lan (suatu tempat di Pulau Belitung).

Ketika kapal pengangkut tentara Mongol terdampar di Kau-lan, banyak tentara yang jatuh sakit. Tentara yang sakit sebagian kembali ke Tiongkok, dan sebagian lagi tetap tinggal di Kau-lan bersama penduduk setempat. Banyak di antara mereka kawin dengan penduduk lokal. Sejak saat itulah Belitung mulai ditinggali orang-orang Tionghoa. Hingga sekarang populasi mereka di Bangka dan Belitung cukup banyak. Apalagi ketika timah ditemukan di Bangka, banyak pekerja tambang yang didatangkan dari Tiongkok.

Sejarah inilah yang membuat rasa heranku perlahan pupus. Iya, pupus. Tak lagi heran dengan banyaknya penduduk etnis yang banyak aku jumpai di berbagai tempat di Belitung.
 






Kami sudah kesorean tiba di Vihara. Dari gerbang masuk jarak vihara hanya beberapa puluh meter saja. Area Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur ini dibangun di atas tanah berbukit-bukit seluas 3 Ha. Ada tempat parkir yang luas. Warna merah tampak mendominasi semua bangunan vihara, termasuk ornamen dan lampion-lampion yang bergelantungan di langit-langit vihara. Di bawah cahaya matahari yang mulai menyorot miring, vihara terlihat begitu cantik. Aku dan mbak Iah bergegas menaiki tangga. Berharap bisa turun sebelum matahari menghilang di kaki langit.

Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur sudah sangat tersohor sejak lama, merupakan salah satu tempat ibadah warga Tionghoa yang paling tua di Belitung Timur. Lokasi vihara berada di sisi Timur Pulau Belitung, langsung menghadap ke Pulau Kalimantan yang berjarak sekitar 200 km, dan Laut Jawa.

Vihara Dewi Kwan Im ditemukan pertama kali pada tahun 1747. Vihara ini memiliki tiga tempat sembahyang. Yang pertama kami jumpai adalah yang di dekat anak tangga, namanya Shimunyo. Setelah kami naik naik lebih ke atas, ada satu lagi tempat sembahyang bernama Sitiyamuni. Sedangkan yang paling atas adalah tempat sembahyang yang paling besar yaitu Kon Im. Konon, Dewi Kwan Im bersembahyang di atas batu yang ada di Kon Im, salah satu tempat sembayang paling besar di vihara ini.
 
Wisatawan

Pak Akhun memukul Genta

Wisatawan sembahyang



Sesampainya di Vihara Dewi Kwan Im, kami bertemu dengan pengurus vihara bernama Akhun. Ia bersama istrinya dan seorang wanita lainnya. Kami meminta ijinnya untuk memotret dan melihat ke dalam. Tanpa ragu ia membolehkan. Ijin itu ia berikan karena vihara sedang sepi. Tak ada yang sedang sembahyang. Hanya saja kami diminta melepas alas kaki ketika masuk. Mengisi buku tamu dan memberi sedekah secara sukarela. Setelah beberapa saat masuk, datang sepasang pengunjung yang hendak sembahyang. Akhun dan istrinya membantu keduanya, mengajari ritual yang mesti dilakukan. Melihat itu aku agak menyingkir, lalu pindah ke pojok sambil memotret. Untungnya tak dilarang.

Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur terkenal hingga ke banyak negara di dunia. Sudah banyak peziarah yang jauh-jauh datang dan sembahyang di Vihara Dewi Kwan Im. Patung Dewi Kwan Im konon memiliki aura mistis di altar utama Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur. Patung Dewi Kwan Im dipercaya umat Budha bisa menyelamatkan manusia. Di dalam Vihara juga ada lukisan Dewi Kwan Im tengah duduk di atas teratai, dan sejumlah patung Dewi Kwan Im yang kebanyakan memegang botol labu di tangan kirinya.
  








Di dalam altar terdapat tiga buah patung Buddha, tambur dan genta kecil, hiolo, lukisan Dewi Kwan Im, dan patung Kwan Kong serta perlengkapan sembahyang lainnya. Di sebelah kanannya ada lagi bangunan terpisah berisi patung-patung Dewi Kwan Im. Di dalam vihara terdapat altar pemujaan bagi Pak Kung (Hok Tek Ceng Sin) atau Dewa. Ada pula Patung Toapekong (Tua Pek Kong) atau patung Dewa Bumi, yaitu patung yang biasa diarak sambil diringi barongsai pada perayaan hari besar Tionghoa.

Perayaan yang biasa dilakukan di Vihara Dewi Kwan Im Belitung Timur adalah acara ritual tahunan pada Hari Raya Imlek. Terkadang juga ada perayaan ulang tahun vihara yang berlangsung di bulan 2, tanggal 19, mengikuti sistem penanggalan Tiongkok.

Ada anjing hitam lewat, model tetap bergaya alay :D

Menapaki 80-an anak tangga

 
~Belitung, 11 September 2015
  
  


*Semua foto dokumentasi Katerina

Makan Sampai Kenyang di RM Gepuk Kenkei Gading Serpong

$
0
0

Gepuk Kenkei. Pernah dengar nama itu nggak sebelumnya? Saya belum *ga ada yang nanya :p 

Saya baru tahu Gepuk Kenkei Jumat kemarin (8/1), saat diajak teman-teman blogger yang sama-sama tinggal di sekitar Tangsel. Mau ngapain di Gepuk Kenkei? Makan gepuk sambil ngobrol-ngobrol cantik ala emak-emak blogger gitu deh :D

Rumah Makan Gepuk Kenkei terletak di kawasan Gading Serpong Boulevard, Tangerang Selatan. Tempatnya mudah dicapai dari arah manapun. Jika datang dari arah pertigaan Gading Serpong – Surya Toto, ikuti jalan ke arah Mall SMS (Sumarecon Mall Serpong). Di perempatan terakhir sebelum mall, belok ke kanan arah Kelapa Dua. Dari perempatan itu tidak bisa langsung belok, mesti maju sedikit, putar balik, baru belok kiri. Ambil lurus sampai ketemu bundaran perempatan sekolah Penabur. Tepat di bundaran itu ada sutet, di sebelah kirinya ada ruko-ruko dua lantai. Nah di situ letak Gepuk Kenkei.

Kemarin saya datang dari arah BSD, lewat AEON Mall dan ICE BSD, ambil jalan ke arah Gading Serpong, lalu lurus terus sampai ketemu Hotel Atria dan Mall SMS. Dari sana Gepuk Kenkei sudah dekat. Sempat berputar-putar sih awalnya, hilir mudik di belakang SMS, juga di deretan ruko paling depan, bahkan sampai ke Sekolah Penabur hehe.
 



Saya sampai di rumah makan jam 14.11 dalam keadaan belum makan siang. Perut sudah lapar tentunya he he. Ketika sampai, teman blogger belum ada satupun yang datang. Tapi tak berapa lama kemudian muncul mbak Novita. Disusul kemudian oleh mbak Echa, mbak Anne, mbak Amelia, mbak Rere, dan terakhir Winda. Yes jadi rame. Yang lainnya masih dalam perjalanan, tapi tetap tak sampai-sampai hingga kami pulang :D

Sekarang, mari kita cerita tentang suguhan menu-menu yang kami nikmati hingga kekenyangan. Iya, kekenyangan hehe. Kita mulai dari gepuk. Olahan daging ini memang jadi menu andalan di Rumah Makan Gepuk Kenkei. Eiits…tunggu dulu. Ada yang penasaran kenapa dinamakan Kenkei? Jadi gini, menurut teh Rika, owner RM Gepuk Kenkei, nama itu diambil dari nama kedua anaknya, yaitu Kenisha dan Keiko. Ken dan Kei, jadi Kenkei.

Berawal dari toko online, Gepuk Kenkei melayani pembeli gepuk dari berbagai daerah di Indonesia hingga ke luar negeri. Gepuk dijual dalam keadaan siap makan, namun boleh digoreng kembali jika mau. Untuk 20 potong gepuk dijual dengan harga Rp 300.000,- Murah bukan? Murah tapi bukan murahan. Setiap gepuk yang dibuat, bumbunya diracik sendiri oleh Rika. Daging yang dipilihpun spesial, tanpa lemak, dan itu sebabnya gepuknya banyak diminati oleh pelanggan online-nya. Baru dua bulan setelah sukses menjalankan bisnis gepuk online, Rika mulai berbisnis offline, yakni mendirikan rumah makan Gepuk Kenkei di kawasan Gading Serpong Boulevard, tak jauh dari tempatnya tinggal.
 
Biar kita tahu apa yang kita makan, kita nanya dong sama pemiliknya, Rika (tengah)

Emak-emak blogger kalau sudah kumpul begini nih

RM Gepuk Kenkei mulai didirikan pada bulan September 2015, tapi baru beroperasi pada bulan Nopember 2015. Baru tiga bulan, masih terbilang baru. Menurut Rika, sejak pertama buka, pelanggan yang datang cukup intens. Kebanyakan para pekerja kantoran yang berada di sekitar rumah makan. Rumah makan ini memang terletak di kawasan bisnis Gading Serpong. Biasanya waktu kunjung paling ramai adalah di jam makan siang dan sore seusai jam kerja. Meski begitu, tidak tiap pengunjung yang datang hendak menikmati gepuk. Ada yang datang untuk makan siang dengan seblak, nasi rames, soto ceker, atau pun cilok. Faktor harga yang bersahabat dengan kantong sepertinya turut jadi pertimbangan pengunjung untuk datang ke rumah makan ini.

RM Gepuk Kenkei memang tidak hanya menyajikan gepuk. Kuliner khas  Sunda lainnya pun tersedia. Cilok dan Seblak, dua menu tradisional ini patut jadi incaran. Selain unik, juga punya rasa yang khas. Saya termasuk baru pertama kali mencicipi seblak, padahal mendengar namanya sudah sejak awal tahun lalu hehe. Sekilas seblak mirip kwetiau goreng, tapi warnanya kemerahan, bukan kecoklatan sebagaimana kwetiau goreng. 

1 porsi seblak komplete yang terbuat dari campuran kwetiau, bakso, telor, ceker, dan toge dipatok seharga Rp 16.000,- Untuk seblak polos mulai dari Rp 5.000. Bagaimana dengan rasa? Pedas meledak-ledak tapi enak :D
 
Seblak pedas nonjok di bibir

Cilok yang pernah saya coba selama ini mirip siomai, dimakan dengan sambal kacang. Tapi di sini berkuah, mirip tekwan, namun bukan terbuat dari ikan. Ada potongan-potongan daging sapi di dalamnya. Ada pula sambal kacang untuk memberi rasa pada kuah. Itu pun jika mau. Nah, kuahnya ini yang membuat cilok jadi mirip tekwan. Harga per porsi Rp 7.000,-

Ada apa lagi selain gepuk, cilok dan seblak? Ada sop iga, soto ceker, dan nasi rames. Banyak pilihan bukan? Coba sop iganya deh. Dagingnya empuk dan kuahnya pedas. Porsinya kecil sih, tapi buat sendiri cukuplah. Harganya Rp 18.000 per porsi.  Atau coba juga sop ceker yang nggak pake pedes. Cocok buat anak-anak. Hanya Rp 9.000 per porsi. 

Cilok, bakwan sayur, dan segelas jus buah naga

Sop Iga

Soto ceker

Sekarang, mari kita tengok gepuk si menu utama. Menurut Rika, resep gepuk yang dibuatnya merupakan resep warisan orang tuanya. Gepuk dibuat dari potongan daging yang direbus bersama bumbu-bumbu seperti bawang merah, bawang putih, ketumbar, lengkuas, salam dan lain-lain. Untuk mempercepat proses perebusan kadang menggunakan presto. Setelah matang dan dagingnya empuk, baru digoreng, lalu disajikan dengan nasi hangat, sambal dan lalapan sebagai pelengkap agar terasa lebih nikmat.

Sebagai orang Sunda asli yang berasal dari Garut, olahan gepuk dari tangan Rika sudah teruji. Saat ini untuk satu paket nasi gepuk yang terdiri dari nasi+gepuk+lalapan+sambal masih dijual dengan harga promo yakni Rp 16.000 per porsi. Jika ingin menambahkan tempe dan tahu goreng, tinggal tambah Rp 2.000 saja. Oh ya, catet ya, sambal bawang gepuknya itu jos banget lho. Pedas-pedas enak. Kalau haus dan kepedasan, tinggal pesan jus buah naga dan buah mangga saja. Harganya per gelasnya Rp 7000 – 9000.
 

Puas makan di Gepuk Kenkei? Puas banget hehe. Tanya yang lain, sama-sama pada kekenyangan. Setiap menu dicoba, mungkin karena godaan rasanya terlalu kuat, sehingga sayang untuk dilewatkan oleh lidah. Saya pun tergoda. Bagaimana dengan kamu?

Rumah Makan Gepuk Kenkei
Ruko Gading Serpong, blok AK 1 no. 2
Jl. Boulevard Gading Serpong, Serpong
HP 081286649234
 
Oleh-oleh sambal bawang buat blogger

Sudah terlihat kekenyangan belum? :D

Bersama mbak Anne www.anneadzkia.com

Sampai jumpa di acara kuliner berikutnya :D

Resep Ikan Mbe dan Sop Janda ala Restoran Kopi Express

$
0
0

Berawal dari kuliner incaran yang tak tercapai, di-PHP oleh petunjuk yang didapat dari hasil buka Google, hingga akhirnya memutuskan untuk makan siang di Restoran Kopi Express saja. 


Ya, akhirnya ada kesempatan kedua untuk kembali mampir ke Grand Zuri Express Mangga Dua

Jika pada bulan Nopember 2015 saya datang ke Kopi Express untuk makan siang bersama teman-teman blogger, maka di bulan Desember untuk makan siang pribadi. Kesan pertama yang begitu menggoda di kunjungan pertama, bikin saya ingin merasakan suasana dan makanannya lagi di kesempatan kedua dan seterusnya.

Restoran Kopi Express terletak di lobby level hotel Zuri Express Mangga Dua. Selain sebagai tempat makan tamu-tamu hotel, juga tempat makan bagi para pengunjung bukan tamu hotel. Beragam pilihan menu tersedia. Mulai dari menu ringan yang dapat dinikmati saat ngobrol dalam suasana santai, hingga menu berat untuk acara wajib bersantap.  


outdoor

station

Siang itu kami memesan dua dari empat menu best seller, yakni Sop Janda dan Ikan Mbe. Dua menu lainnya adalah Ayam Geprak dan Ayam Jingkrak. Ke empat menu tersebut masing-masing dibandrol IDR 48.000 ++ free ice tea. Jika membuat pesanan, maka menu akan disajikan bersama nasi dan tambahan kerupuk (untuk sop).

Pernah dengar Sop Janda sebelumnya? Saya pernah berkali-kali. Namun sop janda yang ada di sini menggunakan bahan ayam, bukan daging sapi seperti yang biasa saya makan.

Sedangkan menu Ikan Mbe, saya baru kali ini melihat dan mencobanya. Penasaran dengan masakan ikan yang satu ini? Dalam tulisan saya sebelumnya DI SINI, Tari dan mbak Dian penasaran. Ok, biar tidak penasaran, akan saya bagikan resep dan cara membuatnya. Informasi ini saya dapatkan langsung dari chef Restoran Kopi Express. Silakan disimak :D
 
Ikan Mbe


Resep Ikan Mbe

100 gram Ikan Dori
4 lembar daun jeruk
4 siung bawang merah
2 ruas jari sereh
4 biji cabe rawit merah
0,5 biji jeruk limau
10 gr sereh

Note: Garam 0,5 sendok teh, knort 0,5 sendok teh, bawang goreng 2 sendok teh.

Cara membuat :
Ikan dori di beri bumbu garam, lada, knort.
Telur ayam dan tepung terigu di aduk rata lalu goreng di minyak panas,setelah di goreng tiriskan ikan dorinya.

Untuk bumbu aduk : daun jeruk diiris halus bersama bawang merah, sereh, daun jeruk, cabe, dengan disiram minyak panas dan di beri bawang goreng, terakhir di beri minyak wijen dan perasan jeruk limau.
 

Sop Janda

Resep Sop Janda

100 gr ayam
10 gr daun bawang
15 gr tomat
10 gr seledri
10 gr lengkoas
10 gr jahe
10 gr sereh
15 gr cabe rawit
10 gr daun jeruk
15 gr bawang merah
15 gr bawang putih
1 buah lemon
10 gr kunyit

Note : Bumbu Knort (penyedap rasa ayam) 1 sendok makan, Lada Bubuk 1 sendok teh, garam 1 sendok makan, Air Kaldu 700cc.

Cara membuat :
Potong halus semua rempah seperti bawang putih, bawang merah, lengkuas, kunyit, seledri, daun bawang. Lalu tumis dengan minyak. Setelah harum masukan ayam yang sudah di potong dadu. Setelah masak dan mendidih masukan garam kenor dan lada. Terakhir baru masukan tomat dan bawang goreng.

Nah, sekarang sudah tahu ya rahasia lezat yang ada di balik kedua menu tersebut. Jika tertarik untuk mencicipi, silakan datang ke Kopi Express. Atau kalau ingin mencoba membuatnya sendiri di rumah, silakan pelajari dan praktekkan resep yang sudah saya bagikan.
 
Lumpia Semarang ala #ZuriExpress Mangga Dua, pernah meraih juara 3 light snack di PRJ 2015

Ada menu apa lagi di Restoran Kopi Express? Banyak.

Appetizer:
Gado-gado 26 ribu, Lumpia Semarang 23 ribu, French Fries 20 ribu.

Soups:
Wonton Soup 26 ribu, Duck Noodle Soup 28 ribu, Tom Yum Goong 45 ribu.

Burgers & Sandwiches:
Beef/chicken burger 56 ribu, club sandwich 41 ribu, make your own sandwich 37 ribu (chicken/beef/egg/cheese/tomato/lettuce).

Pasta:
Spaghetti/Fettucini 41 ribu.

Speciality:
Nasi goreng kambing 41 ribu, sop buntut 78 ribu, bbq ribs 61 ribu, mie curry 33 ribu, bebek goreng lado hijau 61 ribu, Vietnamese beef noodle 41 ribu.

Indonesian taste:
Nasi Goreng Zurex 41 ribu, Ayam Bakar 41 ribu, Mie/Bihun Goreng 33 ribu, Gurami Goreng Terbang 53 ribu.

From the grill:
Tenderloin 132 ribu, sirloin 123 ribu, salmon 99 ribu, chicken oriental 41 ribu.

Dessert:
Fresh fruit platter 20 ribu, Banana split 20 ribu, ice cream (choco/vanilla/strawberry) 20 ribu, Banana fritter 20 ribu.

Untuk minuman, di sini tersedia 20 macam jenis minuman dari kategori teh, kopi, dan coklat.
 

Banyak pilihan menu yang tersedia di Kopi Express. Tidak bikin bosan tentunya. Bisa ganti-ganti sesuai selera.

Jika kamu sedang butuh tempat makan yang enak sekaligus nyaman di sekitar Mangga Dua, kenapa tidak mampir ke Kopi Express saja? ^_^

 
Hotel Zuri Express


*(KS)

Caribou Coffee, Sebuah Inspirasi Untuk Menjalani Hidup dengan Penuh Makna

$
0
0


“Kumpul yuk sambil ngopi-ngopi cantik...”

Pernah mendapat ajakan seperti itu? Kalau saya pernah dan terbilang cukup sering. Jika sedang cocok waktu, ajakan menarik tersebut jarang saya lewatkan. Menghabiskan waktu bersama sahabat, ditemani camilan sedap, plus kopi hangat beraroma aduhai. Sungguh membuat nyaman hati. Dengan harga yang pantas, sudah dapat menikmati suasana menyenangkan seraya menyeruput kopi untuk menemani saat mengobrol. Tidak mengherankan bila saat ini beragam kafe dengan aneka tawaran menarik bermunculan di mana-mana. Salah satu yang masih terbilang anyar adalah Caribou Coffee.

Caribou Coffee adalah sebuah kedai kopi premium terkemuka di Amerika Serikat dengan 272 kedai yang dimiliki sendiri dan 131 lokasi ijin di 18 negara bagian dan 220 gerai waralaba internasional di 11 negara, termasuk Indonesia. Indonesia (tepatnya di Jakarta) merupakan negara pertama di Asia Tenggara yang mempunyai gerai Caribou Coffee.

Kenapa di Jakarta?

Dalam acara jumpa media beberapa waktu lalu, Chief Executive Officer Caribou Coffee Company Mike Tattersfield pernah mengatakan bahwa Jakarta adalah kota yang masyarakatnya memiliki semangat kebersamaan yang kuat dan sangat menikmati setiap momen dalam hidupnya. Semangat inilah yang mencerminkan Caribou Coffee.




Caribou Coffee berlokasi di Jalan Senopati No. 52 Kebayoran Baru Jaksel. Resmi dibuka pada hari Senin tgl. 7 Desember 2015 lalu. Sejak pertama dibuka, baru dua minggu kemudian saya punya kesempatan untuk merasakan kenikmatan kopi, serta merasakan perbedaan dan hangatnya suasana kedai kopi Caribou Coffee. 


Saya masih ingat, hari itu Rabu siang (23/12), kebetulan saya ada rencana ke Senayan. Karena dekat, paginya saya mampir ke kedai kopi. Letak kedai ternyata begitu dekat. Jika dari Senayan, tempat ini dapat dicapai sekitar 5 menit berkendara. Dengan waktu perjalanan yang singkat itu, saya jadi punya banyak waktu untuk bersantai sambil menyeruput kopi, atau pun jenis minuman kesukaan lainnya. Apalagi sambil bertemu kawan. Itu sangat menyenangkan.
 











ada ruang rapat




Every great journey starts with coffee




smooking area di lantai 2

Berada agak lama di Caribou Coffee, membuat saya merasa berbeda, tempat ini tidak hanya sekedar kedai kopi biasa, tapi juga sebuah tempat yang hangat dan bersahabat untuk berbagi kebahagiaan dengan sahabat. Lihat filosofi yang diusungnya Life is short. Stay awake for it.®  Tentang semangat untuk selalu membuat banyak orang Stay Awake dalam menyambut berbagai momen berharga dalam hidup. Sebuah inspirasi menjalani hidup dengan penuh makna.

Sebagai pengunjung, saya seolah diajak untuk merasakan sebuah pengalaman spesial dalam menikmati kopi yang disuguhkan. Lihat Bob, dia memperlihatkan kepada saya tentang bagaimana cara menyeduh kopi ala pour over. Saya sempat merekamnya dalam video, coba lihat di sini. Bop memperagakan cara menyeduh kopi dengan alat pembuat kopi, mulai dari awal hingga menjadi kopi siap minum yang bercita rasa. Saya, Tari, dan Sisi menikmatinya masing-masing dalam gelas kecil. Tapi, saya seperti tercekik ketika rasa pahit itu menjalari lidah. Panik sesaat, nikmat berlama-lama kemudian. Inilah kopi nikmat itu.

Kopi yang nikmat adalah sebuah pengalaman pribadi yang membuat hari kita menjadi lebih bersemangat dalam menghadapi petualangan hidup. Saya teringat Mbak Dian Radiata, juga Desi Puspitasari, dua sahabat saya yang menggemari kopi. Mereka sama-sama punya pengalaman yang baik terhadap kopi terkait petualangan hidup mereka. Katakan saja ‘every journey starts with coffee’, pasti mereka setuju. 









Bob menyeduh kopi dengan teknik pour over




Caribou Coffee didirikan dengan inspirasi bahwa hidup itu singkat, maka jalanilah dengan melakukan hal-hal yang kita cintai. Ketika para pendiri Caribou Coffee mendaki Gunung Sable di Alaska dan berhasil mencapai puncak, mereka mendapatkan sebuah pemandangan yang menakjubkan: barisan pegunungan yang indah, langit biru yang memesona, dan gemuruh suara kawanan caribou melewati lembah. Panorama yang luar biasa ini kemudian menjadi visi  Caribou Coffee – sebuah perusahaan yang percaya bahwa keunggulan adalah hasil kerja keras dan bahwa hidup terlalu singkat untuk hal-hal yang biasa.

Di Indonesia, Caribou Coffee beroperasi di bawah manajemen Mahadya Group, yang juga memiliki hak waralaba eksklusif untuk jaringan restoran fast casualCarl’s Jr. dan Wingstop di Indonesia. Mahadya juga mengoperasikan jaringan lifestyle supermarket-nya, LOKA. Mahadya memiliki rekam jejak yang kuat dalam mengelola merek-merek F&B terkemuka asal AS di Indonesia. Asia Tenggara, khususnya Indonesia, adalah pasar yang sangat menjanjikan bagi Caribou Coffee.

Datang ke Caribou Coffee, sebagai tempat berkumpul yang dicintai, lalu membicarakan aspirasi, pengalaman, dan nilai-nilai. Setiap harinya, ini akan menjadi pengalaman yang luar biasa bagi pelanggan yang datang. Ada kualitas, konsistensi dalam segala hal, baik gaya interior, cita rasa minuman dan makanan, ataupun layanan yang penuh kehangatan.
 



Menghabiskan waktu bersama sahabat, ditemani camilan sedap, plus kopi hangat beraroma aduhai


Sebuah tempat yang hangat dan bersahabat untuk berbagi kebahagiaan dengan sahabat


hidup terlalu singkat untuk hal-hal yang biasa


Ngobrol bareng Sisi, menghadirkan banyak ide dan inspirasi


Bertemu Tari, berbincang seru tentang aktifitas di sosial media

Caribou Coffee menawarkan berbagai minuman klasik berbasis espresso, seperti Mocha, Cappuccino dan Latte. Beberapa minuman unggulannya adalah Campfire Mocha, Turtle Mocha, Vanilla White Mocha, dan Caramel High Rise yang dibuat dari campuran ‘Cross Fox’ espresso blend khas Caribou Coffee dengan coklat asli. Penggunaan coklat asli inilah yang menjadikan Caribou Coffee berbeda dari yang lainnya. Untuk melengkapi sajian minumannya, Caribou Coffee menyediakan berbagai pilihan makanan yang unik, seperti bagels, artisanal sandwiches dan cakes. Bagel & scone dibuat dan dipanggang langsung setiap hari di gerai  untuk memastikan sajian berkualitas terbaik bagi pelanggan.
 



Strawberry tart IDR 32


Lamb Kofta


Pretzel Smoked


Chicken Pesto




Camfire mocha & Mocha with dark chocolate


Turtle mocha with dark chocolate


Bagaimana kalau kita kumpul-kumpul cantik di Caribou Coffee?

Menginap di OmahAkas, Makan-makan di Granny’sNest

$
0
0

Acara Festival Teluk Semaka berakhir pada Sabtu siang tgl. 22/11/2015. Jelang waktu magrib, saya dan teman-teman blogger, medsos, serta fotografer, meninggalkan Kota Agung, kembali ke Bandar Lampung. Kegiatan setengah hari di Lapangan Merdeka Kota Agung, Kabupaten Tanggamus, menyisakan lelah. Ditambah perjalanan selama dua jam Kota Agung – Bandar Lampung, cukup membuat raga terasa penat. Mandi, makan, dan tidur adalah tiga hal yang paling diinginkan diakhir perjalanan hari itu.

Makan di mana? Tidur di mana?

Seperti yang telah disampaikan oleh Mas Yopie di grup Genks sebelum berangkat FTS, kami akan diinapkan di OmahAkas. Dari sekilas info yang diberikan, serta foto kamar yang diperlihatkan, OmahAkas katanya mirip kos-kosan. Nggak mewah tapi cukup nyaman, dan cocok untuk backpacker. Saya sih oke saja, yang penting ada tempat menginap. Teman-teman setuju, saya pun begitu.




Sesampainya di OmahAkas waktu sudah menunjukkan pukul 19.40. Rasa lapar sudah tak tertahankan. Tapi kami mesti memasukkan barang terlebih dahulu, mandi dulu bila perlu, setelah itu baru makan malam. Seusai menaruh barang di dalam kamar, saya membasuh wajah tanpa mandi, tapi ganti baju biar sedikit wangi, kami pergi makan malam. Di mana? Ternyata di Cafe Granny’sNest yang terletak di seberang OmahAkas. Wah, dekat sekali. Hanya perlu jalan kaki beberapa meter sudah sampai. Saya kira jauh dan mesti berangkat pakai mobil segala.

Granny'sNest adalah cafe dan resto yang mengusung konsep dekorasi shabby vintage style yang unik. Desain interior-nya menarik, sehingga banyak spot untuk berfoto-foto *bagi yang hobi foto-foto :p

Pada beberapa bidang dinding ruang kafe terdapat kata-kata bernada cinta, menghadirkan kesan romantis. Datang ke tempat ini seolah bukan hanya untuk menikmati makanan dan minuman tetapi juga suasana. Apalagi ada live music, kita bisa request lagu kesukaan, atau bahkan bernyanyi. Hehe. Kalau kamu sedang jatuh cinta, dan pingin nembak seseorang ((doorr!!!)) sambil diiringi lagu cinta favorit, tinggal request saja sama penyanyinya *iya kalo penyanyinya tahu lagunya haha. Tapi biasanya sih tau ya, meski si penyanyi harus gugling dulu sambil liat youtube wkwk.
 










Saya request lagu Heaven Bryan Adams, masnya nggak tahu lagunya :)))


Mas Indra 'duniaindra' ternyata pandai bernyanyi. Dia nyanyi lagunya Sam Smith; I'm not the only one

Bagi pecinta wisata kuliner, tempat ini bisa jadi tempat yang asik buat memuaskan nafsu kuliner (nafsu???). Granny’sNest menyediakan banyak sekali pilihan makanan dan minuman. Dari makanan lokal hingga internasional. Pokoknya banyak macamnya. Kalau datang ke sini berkali-kali, sepertinya nggak bakal bosan karena banyak kuliner yang bisa dicoba. 

Soal harga, menurut saya sih sesuailah dengan apa yang didapat. Cita rasa dan tampilan sajiannya memang dirancang khusus untuk mengundang selera. Modern, elegan, dan berkelas. #Caelaaah.... :D
 
Ini makan malam saya; Thai Fried Rice.


Soto Betawi punya @Omnduut


Nasi bakas granny's


Nasi Goreng Granny's


Lechy Yakult & Strawberry Lime Mohito


Mixed fruit punch


Infused water


kebersamaan


keakraban janganlah cepat berlalu

Mau tahu ada makanan dan minuman apa saja di Granny’sNest? Biar nggak penasaran, saya tulis saja deh ya satu persatu. Sekalian sama harganya. Mumpung sedang rajin nulis. He he. Dengan catatan, harga yang saya tulis ini adalah harga per November 2015. Nggak tahu kalo sekarang berapaan. Mudahan saja masih sama. Ayo simak nama-nama makanan dan minumannya. Siapa tahu ada kesukaanmu. Bisa mampir sini untuk icip-icip, sekalian buktikan kata-kata saya, beneran enak atau malah eneg #halah :p Tapi kalo saya sih enak. Masa iya eneg bisa habis satu porsi :p
  



Special Food: Sop Buntut IDR 45, Iga Bumbu Rawit IDR 40, Soto Betawi IDR 30, Ayam Nyelekit IDR 28, Ayam Cabe Garem IDR 27, Nasi Bakar Grannys IDR 25, Ayam Bejek Bakar IDR 22, Ayam Bejek Crispy IDR 22, Chicken Katsu IDR 22, Ayam Judes Special IDR 27.5, Thai Fried Rice IDR 27, Nasi Pedro 27.
 
Western Food: Lasagna IDR 35, Fettucini Carbonara IDR 26, Spaghetti Aglio Olio Tuna IDR 26, Spaghetti Bolognaise IDR 25.
 

Snacks / Dessert : Churros Nuttela IDR 18, French Fries with Bolognaise IDR 18, Risol Nuttella IDR 15, American Risoles IDR 15, Ice Cream Pokat Kerok Green Tea IDR 22, Banana Split IDR 20, Brownies and ice cream IDR 18, Nachos IDR 15. Ada pula Chicken wing bumbu dinamit IDR 20, Chicken wing with Richeese sauce IDR 20, Pannacota IDR 20, Churros Green Tea IDR 18, Roti Bakar IDR 18, Spring Roll IDR 18, Potato Wedges IDR 18, Pisang Goreng Milo IDR 18, Bitter ballen, french fries, two scoop ice cream, ice cream brownies.
 

Minuman : Strawberry lime mohito IDR 24, Oreo Cookies IDR 22, Mohito Mint IDR 22, Lechy Tea IDR 14, Taro Jelly IDR 24, Greentea Latte IDR 24, Lechy Popping Boba IDR 24, Milkshake vanilla IDR 22, Milkshae strawberry IDR 22, Milkshake chocolate IDR 22, Avocado Float IDR 22, Cappucino IDR 20, Moccacino IDR 20, Veggy Juice IDR 20, Banna Berry Smooties IDR 20, Vanilla Latte IDR 20, Irish latte IDR 20, Ice Choco Mint IDR 20, Red Velvet Smoothies IDR 18, The tarik IDR 18, Chocolate (hot/ice) IDR 18, Mixed Fruit Punch IDR 22, Lechy Yakult IDR 20, Milo Dinosaurus IDR 18, Infused Water IDR 18, Coffe Caramel IDR 18, Avocado Juice IDR 17, Guava Juice IDR 17, Mango Juice IDR 17, Strawberry Juice IDR 17, Orange Squash IDR 15, Lemon Squash IDR 15, Orange Juice IDER 15, Watermelon Juice IDR 15, Black Coffee IDR 15, Strawberry Tea IDR 14, Cammomile Tea IDR 14, Lemon Tea IDR 12, Frestea IDR 10, Ice Tea IDR 8, Mineral Water IDR 5.

Banyak kaaaaan? Saya nulisnya saja sampe ngos-ngosan *minum Strawberry lime mohito dulu* 

berasa di rumah yaaa


dekorasinya manis


yuhuuu
 
ada yang baru jadian
dan ada yang baru bubaran :)))

Setelah makan malam, serta foto-foto di spot-spot tertentu, kami bubar. Makan malamnya seru, soalnya sempat dengar mas Indra ‘duniaindra’ nyanyi. Ternyata suaranya bagus. Bikin kaget. Terbalik banget dengan suaranya yang saya dengar saat nyanyi di depan kamar mandi bareng mbak Donna. Kalau di penginapan Pelangi mirip suara orang kecekik, di Granny’sNest mirip peserta X-Factor yang sedang menuju final. Hehe. Mas Indra itu ternyata paket komplit sebagai seorang penghibur. Kece deh. *dua jempol*

Usai urusan isi perut di Granny’sNest kami balik ke hotel. Nah, dalam keadaan sudah makan, baru deh mata bisa liat suasana dengan jelas. Dari luar, penginapan OmahAkas ini nggak ada bedanya dengan rumah-rumah kos di Anggrek Loka dekat tempat tinggalku. Di BSD orang-orang menyebutnya mini apartemen. Bangunannya berderet, mulai dari bangunan 2 lantai hingga 6 lantai. Ada yang fasilitasnya hampir ngalahin hotel bintang 3 (serius!). Penyewanya kalangan mahasiswa (borju) dan karyawan (tajir). Kosan di sana jarang sepi meski harganya selangit. Selangit? Iya. Tapi wajar sih, full fasilitas.

Bagaimana dengan OmahAkas? Mari kita lihat.
 


Kamar kami malam itu




bersih

Penginapan yang terletak di kota Bandar Lampung ini menawarkan kamar dengan harga murah. Meski murah tapi dilengkapi dengan fasilitas standard hotel berbintang. Penasaran dengan tarif kamarnya? Ok, saya informasikan. Harga berikut adalah rate tahun 2015. Nanti, kalau ada yang minat untuk pesan kamar, mesti cross check dulu ya.

Standard Room
Tipe ini ada di lantai 3. Khusus untuk standard room ditawarkan dengan harga promo yaitu untuk Senin & Selasa Rp 99.000,- Promo Rabu & Kamis Rp 120.000,- Sedangkan Jumat-Sabtu-Minggu ditawarkan dengan harga normal yaitu Rp 150.000,-

Executive Room
Tipe executive room ada di lantai 1. Nah, kemarin kami menempati kamar tipe ini. Saya bertiga dengan mbak Donna dan mbak Evi. Rate per malam Rp 200.000,-
 

rate

Family Room
Tipe family room ada di lantai 2. Berkapasitas max 5 orang. Rate per malam Rp 350.000,-

Deluxe Room
Tipe family room ada di lantai 2. Berkapasitas max 2 orang. Rate per malam Rp 180.000,-

Selain ditawarkan untuk tamu harian, OmahAkas juga menyediakan paket penginapan bulanan (kos-kosan) bagi profesional/karyawan dan keluarga. Kelebihan OmahAkas ini karena lokasinya tidak di pinggir jalan utama. Agak masuk, lingkungannya tenang, dan pastinya jauh dari kebisingan. Nyaman bak di rumah sendiri nggak kalau begini? Iya dong ah.
 


Area parkir


Kost & Guest House

OmahAkas resmi dibuka tgl 27 Mei 2014, berbarengan dengan pembukaan Kafe Granny’sNest. Total jumlah kamar di OmahAkas 19 kamar. Sedangkan kapasitas pengunjung di Granny’sNest 100 orang. Berbicara tentang lokasi, penginapan yang letaknya dekat dengan Pusat Pemerintahan Provinsi Lampung ini hanya berjarak tempuh 45 menit dari Bandara Raden Intan dan 20 Menit dari Stasiun Kereta Api.

Dalam obrolan via Whatsapp tgl 10/1 lalu, Iqbal pemilik OmahAkas dan Granny’sNest mengatakan bahwa akhir-akhir ini kamar penginapan selalu fully booked. Kategori tamu yang menginap biasanya pekerja/pendatang dari Palembang, Jakarta dan sekitarnya, atau orang Lampung itu sendiri.

Sudah cukup ya informasi tentang OmahAkas. Oh belum, satu lagi. Haha. Sebetulnya kamu bisa baca informasi lengkap tentang penginapan ini di websitenya www.omahakas.co.id. Tapi gapapa deh saya tulis di sini juga, biar saya makin rajin. Tapi kalau ada yang ingin pesan kamar, baiknya meluncur saja ke website-nya. Di situ ada fasilitas pemesanan online. Siapa tahu dapat diskon aduhai. Lumayan bisa dipake buat kulineran di Granny’s Nest he he.

Jadi, OmahAkas ini selain menyediakan kamar dengan rate harian dan bulanan, juga menyediakan fasilitas meeting room untuk kegiatan seperti rapat, pertemuan, gathering, presentasi dll. Fasilitas ini terdapat di lantai 3 dengan kapasitas max 25 orang dan dilengkapi dengan AC dan Flip Chart. Tarifnya sbb:
  • Half Day IDR. 300.000. Including : Coffee Break, Block Note, Alat Tulis, Mineral Water, Candies
  • Full Day IDR. 650.000 Including : LCD Proyektor, Coffee Break, Block Note, Alat Tulis, Mineral watter, Candies

Nah, demi kelangsungan hidup tamu yang tidak bisa putus hubungan dengan internet, OmahAkas menyediakan fasilitas free internet hotspot di seluruh area penginapan. Josss tuh!

Dan demi kelangsungan hidup tamu yang tidak bisa putus hubungan dengan makan *semua orang juga gitu kalee :p , OmahAkas menyediakan paket breakfast dengan beberapa menu, diantaranya : Nasi Goreng, Nasi Uduk, dan Mie Goreng. Tapi bayar lho ya, Rp. 20.000 untuk 1 porsi :D

Ada fasilitas apa lagi? Laundry. Nah, setelah kafe Granny’sNest yang letaknya di seberang penginapan, kali ini tempat laundry-nya juga ada di seberang, persis di sebelah kafe.
 

Yang terakhir, perlu diketahui baik-baik nih. OmahAkas ini penginapan berbasis Syariah. Jadi, ayo kita perhatikan ketentuan yang ditujukan untuk tamu, sbb:
  • Tidak diperkenankan membawa pasangan non muhrim ke dalam kamar kecuali pasangan suami istri dengan melampirkan foto copy buku nikah atau KTP dengan alamat yang sama.
  • Dilarang membawa/minum-minuman keras ke dalam kamar/di area OmahAkas.
  • Dilarang melakukan kegiatan judi dan mengkonsumsi narkoba.

Cukup? Sekarang butuh info apa lagi? Alamat ya yang belum. Berikut alamatnya:

OmahAkas
Jalan Pulau Sebuku No. 9B, Antasari, Bandar Lampung, Lampung 35122
Phone: 0821 8619 9000/0721269590
Email: info@omahakas.co.id
Website: http://omahakas.co.id/
 

Eits...tulisan ini belum selesai he he.

Pagi hari, kami tidak (pesan) makan di penginapan. Saya bersama @Omnduut @halim_san @encipholic @masteguh @fajrinherris dan Mas @Yopiefranz jalan kaki bareng cari sarapan di luar. Kami juga belum tahu sih mau makan di mana, pokoknya jalan saja. Nggak berapa jauh dari gang OmahAkas, nemu tenda jual sarapan di pinggir jalan. Akhirnya pada ke sana. Ada nasi dan kue-kue. Kami sarapan dengan itu. Sewaktu hendak bungkus buat mbak Donna, Mbak Evi dan Kiki, nasinya habis! Akhirnya kami cuma bisa bawa kue buat mereka. 

Pagi itu juga, kebersamaan di Lampung berakhir. FTS telah usai. Yang pulang belakangan masih lanjut jalan-jalan. Saya dan mbak Evi kembali ke Jakarta. 

Besok-besok, kalau kembali ke Lampung, sepertinya bakal nginap lagi di OmahAkas. Tunggu ya!

Tenda ini jadi terasa sempit :D

Muatan angkutan barang?? :)))

Halooo kita ada di sini

Pose ini memang settingan, tapi hangatnya persahabatan bukanlah settingan *_^

pagi hari, sebelum semua pergi

Terima kasih OmahAkas!



 





Tips Menyewa Apartemen di Jakarta

$
0
0

Untuk menyewa unit apartemen di Jakarta pasti tidak semudah membalikkan telapak tangan, dan juga tidak bisa sembarangan seperti pepatah mengatakan membeli kucing dalam karung. Tentu harus ada pertimbangan matang bahwa apartemen yang hendak disewa adalah apartemen terbaik. Pada kesempatan ini akan dibahas beberapa tips untuk bisa menyewa unit apartemen terbaik. Tips dalam mendapatkan unit apartemen dibedakan dalam beberapa kategori seperti  harga, lokasi dan lainnya.

Yang pertama, jika Anda ingin mendapatkan sebuah apartemen sewaan di Jakarta dengan harga rendah, tentu Anda harus melakukan pencarian di pinggiran kota sebab pada kenyataannya harga apartemen yang masih terbilang murah dapat dijumpai di sana. Rendahnya harga dikarenakan lokasi yang dianggap kurang strategis. Juga karena permintaan apartemen di pinggiran kota yang masih sedikit.

Tips berikutnya dapat dilihat dari titik di mana apartemen berada. Jika Anda menemukan sebuah apartemen dekat ke kantor tempat bekerja, maka kemudian cari sebuah apartemen yang lokasinya berada di tengah kota, sehingga Anda memiliki akses cepat walaupun resikonya akan memperoleh harga yang lumayan tinggi.

Tips lain untuk menyewa unit apartemen adalah memastikan bahwa apartemen yang akan kita sewa belum pernah disewakan kepada orang lain. Menyewa apartemen yang pernah disewa oleh beberapa tangan nakal sebelumnya dapat berbahaya jika Anda sewa. Pastikan bahwa yang menyewakan adalah pemilik asli dari apartemen. Dengan cara ini, Anda akan merasa aman tinggal di apartemen sewaan. Selain itu, pastikan apartemen layak huni karena pernah ada beberapa kasus, apartemen yang disewa dalam keadaan yang tidak layak huni.

Untuk menyewa apartemen di Jakarta memang harus selektif. Semoga tips menyewa apartemen di Jakarta dapat membantu anda mengambil sebuah apartemen di ibu kota Jakarta.

Membangun Apartemen di Kota Kecil

$
0
0

Seyogyanya jenis hunian apartemen merupakan bangunan hunian yang banyak didirikan di kota kota besar. Lalu muncul sebuah pertanyaan apakah mungkin nantinya akan ada apartemen yang dibangun di kota-kota kecil? Tentu saja semua kemungkinan bisa saja terjadi. Mungkin saja akan dibangun apartemen di kota kecil yang sudah mulai padat penduduk misalnya. Pembangunan apartemen di saat ini bukan dilatar belakangi oleh kota besar atau kota kecil, akan tetapi dilatar belakangi oleh tingkat kepadatan penduduk dan juga terbatasnya lahan yang ada untuk dijadikan tempat hunian lainnya. Jika sebuah kota kecil sudah padat penduduk dan juga tidak ada lagi lahan yang bisa digunakan untuk membangun rumah, nampaknya pembangunan apartemen cepat atau lambat akan terjadi di daerah tersebut. Hanya saja yang membedakan apartemen di kota besar dan kota kecil mungkin dari kriterianya. Jika di kota besar apartemen ini sudah mengarah pada perubahan lifestyle, mungkin di kota kecil pembangunan apartemen ini masih menjadi kebutuhan akan rumah hunian yang sebenarnya belum mengarah pada gaya hidup seperti di kota kota besar.

Membangun apartemen di kota kecil tentunya merupakan sebuah gagasan segar dan sangat prospektif sekali. Hal ini mengingat biaya pembelian lahan dan juga pembangunan apartemen di kota kecil tentu lebih terjangkau ketimbang pembangunan apartemen di kota besar. Selain itu, pembangunan apartemen di sana juga bisa membuat kemajuan bagi kota kecil tersebut dengan tumbuhnya ekonomi masyarakat kecil karena akan terbantu oleh ramainya apartemen tersebut akan banyak dampak positif yang terjadi jika dibangun apartemen di sebuah kota kecil. Dari segi pemerintahan pun akan terlihat sikap serius dari pemerintah untuk membangun kota kecil tersebut. Untuk membangun apartemen di kota kecil pun tentu perizinan tidak akan sekompleks di kota besar, karena bagi masyarakat kota kecil pembangunan apartemen ini akan sangat membantu dan bahkan bisa merubah kualitas hidup mereka menjadi lebih baik lagi. Tinggal di sebuah apartemen di kota kecil tentu menjadi sebuah pengalaman baru yang bisa dicoba.

Prediksi Pertumbuhan Bisnis Apartemen Kota Satelit

$
0
0

Setelah invansi yang begitu besar di kota Jakarta, pembangunan apartemen kini mulai mengincar tetangga sebelahnya yaitu para kota satelit yang menopang kota Jakarta. Para pengembang apartemen mulai merasa kehilangan lahan untuk membangun apartemen di kota Jakarta, baik karena harga lahan yang semakin mahal atau pun semakin diperketatnya ijin mendirikan apartemen di kota Jakarta. Untuk itulah dipilih beberapa kota satelit Jakarta sebagai kota baru yang siap di-invansi untuk membangun lebih banyak lagi apartemen di sana. Pembangunan apartemen di kota satelit Jakarta seperti Tangerang dan Bekasi sudah mulai banyak terlihat. Gedung gedung tinggi sudah mulai dibangun di kota satelit ini sebagai bukti bahwa pengembang property khususnya apartemen berniat serius untuk membangun apartemen di sana.

Prediksi pertumbuhan bisnis apartemen di kota satelit pun digadang-gadang akan sama besarnya seperti yang telah terjadi di kota Jakarta sebelumnya. Tangerang dan Bekasi merupakan dua contoh kota satelit yang kini tengah menjadi fokus pertumbuhan apartemen di Indonesia. Bisa jadi kota satelit lainnya seperti Bogor dan juga Depok akan mengalami hal sama. 

Sisi positif dari dibangunnya apartemen di kota satelit Jakarta adalah masalah persaingan harga yang kini menjadi stabil. Mengingat apartemen di kota satelit harganya akan lebih murah tentu akan membuat harga jual apartemen di Jakarta menjadi stabil, tidak mengalami kenaikan yang begitu drastis. Ketika harga jual sebuah apartemen bergerak normal tentunya akan merangsang daya beli masyarakat Indonesia kembali nantinya. Pembangunan apartemen di kota satelit pun diprediksi akan lebih cepat karena padatnya pula penduduk yang ada di kota satelit tersebut sehingga tingkat kebutuhan akan rumah hunian pun menjadi cukup tinggi. 

Kota Jakarta yang sudah berada di titik jenuh memang memaksa para pengusaha property apartemen ini untuk mencari tempat lain dalam rangka pengembangan bisnisnya. Sebab, jika dilakukan di Jakarta saja maka tidak akan mengalami kemajuan yang siginifikan. Namun dengan melirik potensi kota satelit maka peluang kembali terbuka lebar.

Naik Motor ke Kawah Belerang Bukit Pagar Alam

$
0
0

Di antara cerita tentang Danau Hijau dan AirTerjunLembahPelangi yang pernah saya ceritakan pada tulisan terdahulu, ada satu tempat yang sengaja saya lewatkan, namanya Kawah Belerang Bukit Pagar Alam. Mestinya kawah tersebut jadi satu cerita dengan Danau Hijau, karena masih berdekatan dan berada dalam satu karakter bentang alam yang sama unik. Namun, masing-masing tempat ternyata punya kesan berbeda, itu sebabnya saya tuliskan di catatan yang berbeda.

Semua peserta Tour D’Semaka 2015 ikut serta ke kawah belerang, tak terkecuali saya. Perjalanan menuju kawah dipandu oleh Pak Adi selaku Sekretaris Desa, dan Pak Paino selaku Kepala Sekolah di salah satu sekolah di desa Pagar Alam. Ada tiga unit sepeda motor yang disiapkan untuk kami para wanita. Mungkin agar kami tak cepat lelah. Melihat motor-motor itu, saya pun menebak tempatnya pasti jauh, dan mungkin juga agak ekstrem. 


Mbak Evi (www.eviindrawanto.com) naik motor pertama. Melihat beliau naik motor, saya teringat postingan di blog Halim Santoso (www.jejak-bocahilang.com) yang ada bahasan tentang ‘skandal’ di FTS tahun 2014. Di situ ada foto mbak Evi naik motor, menuruni gunung. Motornya tanpa rantai. Nah, siang itu Mbak Evi juga naik motor, tampak gagah, terkesan sangar seketika, hilang aura keibuan yang dimilikinya. Saya seperti ingin bertepuk tangan melihat itu, sambil berteriak dalam hati “Keren Mbak Evi!”
 
Naik motor neeeeh *photo by @ito07aja

Jika tak salah ingat, saya jadi yang terakhir naik motor. Sebelum naik, kain batik yang saya jadikan rok, saya angkat sampai lutut, biar tidak mengganggu kaki saya yang duduk ala laki-laki. Terus terang saya khawatir, bukan soal kain yang mungkin akan tersangkut, tapi soal duduk di motor. Saya takut jatuh! Mau pegangan di pinggang yang bawa motor nggak mungkin, akhirnya pegangan pada dudukan motor dekat pant*t si mas yang bawa motor. Ketika mesin motor mulai dihidupkan, saya lekas berdoa, semoga saja tidak ada angin kencang yang melayangkan badan kecil saya. Kasian yang bawa motor, nanti dia panik kehilangan boncengan kece :p

Saya membayangkan perjalanan bermotor selama berjam-jam, naik bukit turun bukit, sesekali ngesot dan ngepot, mungkin juga akan merasakan terbenam lumpur. Belum usai saya membayangkan semua itu, sepeda motor berhenti. Sudah sampai! Olalala…..ternyata dekat dan singkat! Hoaaa…kalau gitu saya pilih jalan kaki saja bareng om-om dan mas-mas yang lain. Hadeuuh…

Di tempat saya diturunkan dari motor, ada jalan menurun yang hanya dapat dilalui dengan jalan kaki untuk mencapai kawah. Saya melewati jalan itu bersama yang lain. Tak berapa lama, dari balik semak-semak terlihat bayangan hitam pekat terbalut warna putih khas bebatuan kapur. Itu kawahnya! Saya sempat keluar jalan, belok kanan sedikit, mencari tempat enak untuk memotret dari kejauhan. Ternyata tempatnya kurang begitu cocok untuk mengambil gambar. Akhirnya saya kembali mengikuti jalan setapak, turun mencapai kawah. 

Jalan menuju kawah belerang

Semua orang senang berfoto, saya juga, kamu?

Bukan seperti Kawah Putih yang saya bayangkan :D

Sebuah tempat terbuka, lebar menganga dengan bebatuan kapur warna hitam seperti ditumpahi cat putih, adalah kawah belerang yang dimaksud. Saya sempat membayangkan ada genangan air serupa danau seperti Kawah Putih di Bandung. Ternyata tak sama. Tempat ini hanya punya genangan kecil dengan kedalaman semata kaki, mirip parit kecil, atau serupa tumpahan air di jalan raya. Ketika disentuh, airnya terasa hangat. Di beberapa titik di sela-sela bebatuan ada asap mengepul dan mengeluarkan bau khas belerang yang tidak sedap di indra penciuman. Ada pula gelegak kecil di rongga-rongga batu. Ada pipa-pipa menjulur di sekitar kawah. Sepertinya air hangat hendak dialirkan entah kemana, saya tak bertanya. 


Kondisi hari yang berpayung awan saat itu membuat paru-paru bekerja lebih mudah dari biasanya. Udara sejuk terasa hilir mudik di titik tempat saya berdiri. Namun ketika saya mulai turun ke kawah, berjalan di atas bebatuan, udara terasa berbeda, jadi hangat.Berlawanan dengan udara sejuk yang saya rasakan sebelumnya. Sentuhan udara hangat itu terasa membelai wajah dan kulit tangan saya yang terbuka. Saya ingin udara hangat itu menyentuh sampai ke kulit kaki, tetapi kaki terbungkus rapat dalam sepatu boots yang saya kenakan. 
 
pada turun

kira-kira mas Indra sedang apa ya?

Ini mas Ito (baju hitam) yang motret saya naik motor

Mas Elvan mateng :D

Pipa-pipa

"elo sih, Ki!"  :D

Baiklah, tak banyak yang bisa dilakukan di sini selain melihat dan menikmati suasana, serta menjadi tahu ada tempat unik yang bisa dijumpai di Ulu Belu selain Danau Hijau nan Memesona, juga Air Terjun Pelangi yang Menggetarkan hati.

Merasakan naik motor di bebukitan, dihembus udara panas kawah, serta menjamah bebatuan dan air hangat, saya rasa itu pengalaman yang tak biasa ditemui sehari-hari. Jadi, tempat ini punya kesan sendiri. Jika ke Ulu Belu, memang tak ada salahnya singgah kemari, melihat walau sejenak.

Jika cuaca sedang bersahabat, tempat ini enak buat dilihat dan dicapai. Tapi kalau sedang hujan, saya yakin jalannya licin dan akan banyak tanah menggumpal di alas kaki. Pun tak ada tempat berlindung dari terpaan air hujan. Kecuali suka dengan segala kelebat rintangan itu, tak masalah. O ya, yang perlu diketahui adalah kealamian tempat ini masih terjaga. Menarik di mata walau hanya kawah belerang tanpa apa-apa di sekitarnya. Perlu hati-hati menginjak permukaan kawah, selain bisa kejeblos, juga panas. Berlama-lama di sini asik juga, tapi kalau jadi matang tentu tak asik lagi :D 
 
Jadi tahu apa rasanya diterpa udara panas 
*Photo by +yopie franz *



Ada mata air panas di dekat kaki 
*photo by +yopie franz
+yopie franz
Karena banyak difotoin oleh beliau nih, giliran saya yang motret dia


 


Ulu Belu, Kab. Tanggamus
20 Nopember 2015

Festival Teluk Semaka 2015
w/ @Yopiefranz @KelilingLampung @elephunx25_85 @Duniaindra @Halim_san @Omnduut @Fajrinherris @Donnaimelda @Eviindrawanto @kikianvirrr @Agoenk_001 @ito07aja @FestTelukSemaka

D'Semaka Tour 2015 *Photo by +yopie franz 

Nuansa Bahari di Secarik Batik Tanggamus

$
0
0
 

Ini masih cerita tentang Lampung. Cerita ketika saya dan teman-teman blogger diundang oleh  Dinas Pariwisata Tanggamus untuk mengikuti rangkaian kegiatan Festival Teluk Semaka ke-8. Salah satu kegiatan dalam festival tersebut adalah Tour D’Semaka 2015. Dalam tour yang diikuti oleh travel blogger, jurnalis, dan fotografer tersebut, saya ikut berkunjung ke beberapa objek wisata alam yang ada di Tanggamus seperti Danau Hijau, Air Terjun Pelangi, dan Kawah Belerang Bukit Pagar Alam. Selain wisata alam, kami juga diajak untuk mengenal Batik Tanggamus di Sanggar Batik Ratu.

Tanggamus punya batik? 
 
Sedikit heran saya bertanya pada diri saya sendiri. Selama ini saya menganggap kain tradisional Lampung hanya Tapis. Tak saya dengar ada yang namanya batik. Sama seperti ketika ke Belitong, dikenalkan dengan batik Belitong saya heran. Memangnya ada batik di sana? Bukannya batik itu cuma ada di Jawa, Bali dan Lombok saja? Inilah akibat kurang piknik, masih banyak yang nggak diketahui. Terheran-heran sendiri jadinya :p

Ajakan berkunjung ke Sanggar Batik Ratu memang tepat sekali, biar orang macam saya ini tahu bahwa Tanggamus juga punya batik.Sebelum berkenalan dengan Batik Tanggamus, ada baiknya saya ceritakan sekilas tentang Tanggamus. Sekilas saja ya. Soalnya saya juga belum tahu banyak. Maklum baru pertama kali datang ke sana. Itu pun selama di sana nggak kelayapan, sibuk dengan jadwal :D


Bung lumba ikon Tanggamus

Tanggamus adalah salah satu kabupaten yang ada di Lampung. Ibukotanya Kota Agung. Mayoritas penduduk Kota Agung adalah suku Lampung asli, yang lainnya adalah penduduk pendatang. Kota Agung menjadi ibukota kabupaten Tanggamus sejak berdirinya kabupaten Tanggamus yaitu sekitar tahun 1997. Kota yang relatif masih muda ini merupakan kota lama yang terletak di kaki Gunung Tanggamus dan di tepi utara Teluk Semaka.

“Tapis Sai Tanggom” adalah motto masyarakat Kabupaten Tanggamus. Sedangkan “Bung Lumba” merupakan simbol Kabupaten Tanggamus. Simbol ini sudah terkenal se-Tanggamus hingga di luar daerah Tanggamus. Di sini, saat berjalan ke sudut-sudut kota, maka akan banyak menjumpai gambar lumba-lumba. Nah, ikon lumba-lumba inilah yang kemudian menjadi motif kain Batik Tanggamus.
 
Rumah Batik Tanggamus
Mas Elvan (berbaju batik), Staf Bidang Pengembangan Destinasi dan Pemasaran Pariwisata di Disbudparpora Tanggamus yang menemani tim media (blogger, fotografer, jurnalis) berkunjung ke rumah batik

Untuk melihat Batik Tanggamus, kami diajak berkunjung ke Sanggar Ratu binaan Dekranasda Tanggamus yang terletak di Pekon Banding Agung, Kecamatan Talang Padang yang pengrajinnya adalah Bapak Omansyah Adok Minak Jaga. Menurut Hendra Ferry, SE, MM, sebagai sekretaris umum yang mendampingi Dewi Handajani, SE,MM, Ketua Umum Dekranasda Tanggamus (istri bupati Tanggamus), keberadaan Sanggar Ratu ini merupakan wadah para perajin lokal, juga sarana promosi handycraft Kabupaten Tanggamus, baik itu pengrajin batik maupun lainnya.

Bahari di atas batik, demikian saya menyebut motif batik Tanggamus. Motif yang mengingatkan saya pada batik Danar Hadi, dimana motifnya berupa biota laut seperti terumbu karang, udang dan koral. Tanggamus seperti ingin memperkenalkan kemaritiman Indonesia dalam bentuk batik dan pewarnaannya. Motif batik yang saya jumpai di sini antara lain motif Bung Lumba, motif Bunga Kamphai (buah tomat kecil/ cherry) dan motif batik Sanggi. Batik Sanggi ini punya motif yang kental dengan nuansa pesisirnya, berbentuk gambar ketinting atau jukung (perahu khas Lampung), cadik, pohon ara (pohon kehidupan) dan nelayan.
 
Motif lumba-lumba


Motif lumba-lumba


Motif lumba-lumba

Motif ceria berbentuk lumba-lumba terlukis cantik dalam koleksi batik warna-warna terang yang menawan seperti merah, orange dan biru menggambarkan ciri khas Tanggamus. Namun, warna-warna gelap seperti cokelat dan hitam juga tetap menghiasi rentetan koleksi batik. Bahan yang digunakan antara lain katun dan sejumlah kombinasi antara kaus dan sifon. Tidak sebagaimana batik yang selama ini saya kenal yaitu ditulis (batik yang ditulis), di Sanggar Ratu ini batik-batik dikerjakan dengan cara dicap di kain. Pengerjaan batik dengan cara dicap memang lebih cepat, efisien dan ekonomis.

Saya menjumpai beberapa kain dalam pola, motif, dan warna yang tak sama. Ketidaksamaan tersebut menyelaraskan pesan yang ingin disampaikan oleh pembuatnya. Suatu motif memang mempunyai arti dan makna sendiri-sendiri, terukir layaknya sebuah cerita. Keberadaannya menempati posisi istimewa. Filosofi batik bermuatan historis dan autentisitas.

Banyak nilai luhur dan makna mendalam pada motif batik. Di tangan pengrajin berpengalaman, batik menjadi sebuah karya visual artistik berunsur simbol identitas budaya. Seperti motif kawung yang mempunyai makna pesan agar manusia ingat akan asal usulnya. Motif parang melambangkan kewibawaan, kekuasaan, atau kebesaran.

Motif batik sangat banyak jumlahnya dan hampir di setiap daerah di Indonesia punya corak atau motif batik khas yang unik, termasuk motif batik Tanggamus. Motif batik Tanggamus identik dengan segala sesuatu yang berkenaan dengan kekayaan alam dan budaya Tanggamus. Maka kemudian tak mengherankan, batik Tanggamus menjadi cinderamata yang tepat sepulang plesiran dari kota pesisir tersebut. Jika saya seorang desainer, di tangan saya kain batik Tanggamus dalam berbagai motif ini akan beralih menjadi busana batik wanita  yang tampil elegan dan gaya dalam berbagai model. Mau kasual, bisa. Untuk ajang formal, tentu tersedia. Tapi sayang saya bukan desainer hehe
 
Busana batik


Tumpukan batik printing


Motif sanggi berbentuk gambar ketinting atau jukung (perahu khas Lampung), cadik, pohon ara (pohon kehidupan) dan nelayan.


Hamparan beragam batik berwarna cerah

Seperti kita tahu, batik Indonesia sudah sangat berkembang pesat dan mendunia. Terlebih sejak diakui sebagai warisan budaya oleh UNESCO. Selain itu, peran serta pemerintah dalam mendukung pemasaran batik di dalam dan di luar negeri juga sangat memacu perkembangan batik Indonesia. Hal itu juga memicu timbulnya motif-motif batik baru dari daerah yang mungkin selama ini belum terekspos budaya batiknya. Salah satu bukti pesatnya perkembangan batik adalah tren motif batik yang sangat cepat. Jika selama ini saya mengenal motif rangrang, jumputan, garutan, padi, kupu-kupu, dan merak, maka di Tanggamus saya mengenal tiga motif batik seperti yang telah saya sebutkan di atas.

Bagaimana dengan soal kecintaan? Sudah seberapa cinta saya pada batik?
*mikir*
*tutup muka pakai panci*


Ha ha

Jujur, saya pribadi malu pada pencinta batik asal Jerman, Rudolf G Smend, seorang kolektor batik berusia 74 tahun pemilik galeri batik di kota Cologne, Jerman. Atau malu pada Brigitte Wilach yang punya 60-an koleksi kain batik panjang asal Indonesa. Yaah…memang sedikit ironi sebenarnya ketika mengetahui bahwa justru warga negara asing yang menjadi kolektor batik kuno dan daerah. Saat ini generasi muda masih ada yang kurang mengapresiasi kesenian dan produk budaya Indonesia. Saya yang tua ini juga termasuk sih :p Tak banyak yang mendalami pemaknaan terhadap motif batik (ngomong depan kaca). Orang Indonesia seharusnya lebih menghargai batik (ngomong depan kaca lagi) karena batik memang warisan budaya yang tidak ternilai.

Batik motif apa ini?


Lestarikan Tapis Lampung


Tanggamus kini mulai dikenal dengan keindahan alamnya. Begitupun dengan kerajinan kain tradisionalnya, yaitu batik dan tapis. Nah, selain batik, di Sanggar Ratu yang kami kunjungi ini juga tersedia kain tapis dan sulam usus. Semua karya warga binaan. Menurut Ibu Oman, untuk motif dan desain, mereka yang tentukan, lalu perajin membuatnya berdasarkan apa yang mereka pesan. Penduduk Talang Padang, khususnya perempuan menjadikan kegiatan menenun tapis sebagai mata pencaharian. Desa ini memang merupakan sentra kerajinan tapis dan batik di Tanggamus.

Tapis dikenal memiliki keindahan motif dan kehalusan kain tenunnya. Di sini, harga satu helai kain tapis berkisar mulai dari Rp 800 ribu hingga Rp 3 juta. Ada juga yang dijual dengan harga Rp 8 juta. Biasanya untuk harga mahal tersebut dibuat berdasarkan pesanan khusus.
 
Ibu Oman menunjukkan kain tapis karya pengrajin Talang Padang

Motif tapis

Berbicara tentang tenun, Unesco belum menobatkan kain tenun sebagai benda warisan dunia asli Indonesia. Pada 2010 organisasi sosial yang menamakan dirinya sebagai kelompok Cinta Tenun Indonesia mengajukan kain tenun untuk dijadikan sebagai benda warisan dunia asal Indonesia kepada Organisasi Pendidikan, Ilmu Pengetahuan, dan Kebudayaan PBB atau lebih dikenal dengan sebutan UNESCO. Pada 2013 pengajuan itu pun disidangkan. Namun, hingga saat ini UNESCO tak pernah memberi keputusan dan kepastian bahwa kain tenun memang benda warisan dunia yang berasal dari Indonesia.

Di Tanggamus, kondisi para penenun masih cukup diberdayakan. Mereka dibimbing dan diberikan pelatihan agar tradisi dan teknik menenun autentik tidak luntur karena ketiadaan regenerasi atau tergilas zaman.
 

Hiasan dinding rumah batik berisi gambar jukung

Teras rumah batik

O ya, waktu di sana saya lupa tanya, apakah pengrajin tapis di Tanggamus pernah ikut pameran di Museum Tekstil Jakarta atau belum. Kalau sudah syukur. Biasanya di MTJ dipamerkan tenun daerah-daerah di Indonesia seperti Lombok, Kalimantan, Bali. Pameran tersebut diselenggarakan sebagai sarana untuk melestarikan kain tenun, sekaligus sarana edukasi pilihan masyarakat untuk menggugah semangat wastra tenun, dalam hal ini penenun atau perancang mode, agar tetap berkarya di tengah derasnya kebudayaan asing yang menggedor Indonesia. Pameran di MTJ tersebut, selain bertujuan untuk memproteksi kekayaan dan warisan nusantara, karya para penenun juga berpeluang dijadikan ladang perekonomian.
 
Berbagai tapis dengan beragam motif
Motif renda dan bordir renda yang dikembangkan di Sanggar Ratu
Kain tradisional Indonesia memang OK ^_^
Mencoba peci tapis

Menenun bukanlah perkara mudah. Menjadi seorang penenun harus bisa menghafal baris tenun untuk membentuk motif tertentu. Jika salah sekali saja, motif yang diharapkan tidak bakal keluar. Saya pernah mencoba menenun di Desa Pande Sikek, Sumatera Barat. Memasang benang pun butuh waktu belasan menit. Menyulam satu baris saja tak selesai dalam setengah jam. Saya sampai dihinggapi stress :D

Proses pembuatan sehelai kain tenun memerlukan waktu yang bervariasi. Hal ini bergantung pada kerumitan motif yang dibuat dan waktu luang perempuan Tanggamus. Satu kain tenun bisa selesai dalam satu pekan sampai satu bulan. Lama pengerjaan juga bergantung pada panjang dan lebar kain. Semakin panjang kain dan rumit motifnya, semakin lama pula waktu pengerjaannya. Motif kain juga menjadi penentu harga tapis. Semakin rumit kain, semakin mahal harganya. Seperti yang saya sebutkan sebelumnya, harga kain tapis di sini mulai dari Rp 800.000 hingga 8 juta per helai, tergantung kerumitan motif.

Nah….bagi yang sedang atau berkunjung ke Tanggamus, Ibu Oman mengundang untuk mampir ke Sanggar Ratu di Jalan Raden Intan No. 75. Pekon Banding Agung, Kecamatan Talang Padang. HP: 0852-69309040.

Mampir yuk :)

Terima kasih Ibu Oman sudah kenalkan kita pada batik Tanggamus

Malabar, Berkah Alam Tiada Putus di Pengalengan

$
0
0
Perkebunan Teh Malabar

Berada pada ketinggian lebih dari 1.000 meter di atas permukaan laut, keniscayaan rasa dingin memang tak mampu terhindar. Jaket tebal, kaos kaki, sarung tangan, penutup kepala, bahkan tungku pemanas yang selalu menyala di dalam ruangan kamar, menjadi bagian yang tak terpisahkan dari cara untuk menghindari udara dingin. Namun, di daerah mana pun, dataran tinggi yang dingin selalu menarik, terutama pemandangan alamnya.

Pagi itu saat cahaya mentari masih prematur menyinari alam Pengalengan, mobil yang saya kendarai melaju meninggalkan lembah Wayang Windu. Jalan mulus dengan suasana desa yang tenang dan cenderung sunyi membuat perjalanan menuju kawasan puncak Pengalengan terasa begitu singkat. Sangat berbeda dengan kawasan wisata puncak Cisarua Bogor yang setiap harinya selalu dipadati berbagai jenis kendaraan roda dua dan roda empat.

Pengalengan, daerah pegunungan nan sejuk di ujung selatan Bandung ini memang terkenal berhawa dingin namun kaya akan keindahan alam. Keindahan fisiknya berupa hamparan kebun teh, hutan pinus, kebun sayur, gunung, perbukitan, danau, serta kolam air panas alami, menjadi daya tarik yang  memikat. Ditambah kepulan asap putih yang berasal dari pembangkit listrik geothermal, membuat panorama Pengalengan kian fenomenal.  

Kampung pekerja perkebunan teh di kaki gunung Wayang Windu

Hamparan Permadani Hijau Raksasa
Sudah sejak lama Pengalengan dikenal dengan Perkebunan Teh Malabar. Perkebunan ini diberkahi pemandangan indah. Sejauh mata memandang, hamparan hijau teh laksana permadani raksasa.

Perkebunan Teh Malabar dibangun pada masa kolonial Belanda tahun 1896. Kualitas teh yang dihasilkannya merupakan kualitas nomor wahid, sehingga hasilnya diekspor keluar negeri. Konon pada masa itu teh Malabar sukses menjadi kontributor utama perkembangan dan kemajuan Kota Bandung pada awal abad ke-20. Wajar jika di masa lalu Belanda begitu getol melakukan penanaman teh secara besar-besaran di area Pangalengan.

Keindahan Perkebunan Teh Malabar sungguh tak perlu diragukan lagi. Suasana sekitar kebun teh sangat tenang, saya merasa begitu damai dan tentram. Udaranya sejuk sepanjang hari, membuat betah menjelajahi perkebunan hingga ke Bukit Nini. Namun, untuk mencapai puncak Bukit Nini saya harus berkendara sampai jarak tertentu, baru kemudian melanjutkan dengan jalan kaki. Di puncak Bukit Nini ada gardu pandang dan sebuah tower seluler. 

Geothermal

Menurut warga setempat, sore hari di area perkebunan sering turun kabut, karena itu disarankan untuk melihat-lihat pada pagi hingga siang hari saja. Beruntung pagi itu langit cerah sehingga saya bisa mengambil gambar dengan cukup baik. Jika malam hari langit cerah, Bukit Nini jadi andalan sebagai tempat untuk memotret bintang.

Di komplek kantor perkebunan terdapat Malabar Tea Corner. Tempat ini menjual teh, souvenir, dan beragam oleh-oleh khas Malabar. Saya pun tak ingin melewatkan kesempatan mencicipi hangat dan nikmatnya teh produk asli perkebunan Malabar. Saat secangkir teh tersaji, aroma wangi teh pun menyeruak masuk hidung, menerbitkan kebanggaan dalam diri akan produksi asli negeri.  


Sebuah pemandangan menarik tersaji ketika saya memandang punggung Gunung Wayang dan Gunung Windu. Tampak kepulan asap yang berasal dari pembangkit listrik geo thermal membumbung tinggi ke udara. Sang surya pun kian meninggi, namun sinarnya tak mampu menepis udara dingin yang menyelimuti area perkebunan.

Kemudian saya melanjutkan penjelajahan, pergi melihat Pabrik Teh Tanara yang sudah sangat tua. Pabrik yang didirikan pada tahun 1905 itu kini dikenal sebagai Pabrik Teh Malabar. Dari pabrik inilah teh dataran tinggi yang berkualitas baik dan terkenal di dunia terus diproduksi. 

Komplek makam Boscha

Jejak Bosscha
Malabar, permadani hijau yang kini dimiliki PT Perkebunan Nusantara ini berbeda dengan perkebunan teh lain di Indonesia. Perkebunan ini tak hanya menyajikan keindahan alam yang membuat setiap orang berdecak, tetapi juga memiliki nilai sejarah yang cukup menarik untuk diurai.

Pamor pangalengan tak bisa dilepaskan dari jasa besar seorang Karel Albert Rudolf (K.A.R) Bosscha. Nama yang tak asing tentunya, sebab namanya diabadikan sebagai nama observatorium di Lembang. Selain itu Bosscha juga dikenal sebagai penggagas dan pendiri pembangunan Kampus ITB dan Gedung Merdeka di Bandung.

Di tengah hamparan pohon teh Malabar seluas lebih dari 2 ribu hektar tersebut, peninggalan asli kediaman Bosscha masih utuh dan dipertahankan seperti aslinya, termasuk perabotannya. Sesuatu yang terlintas dalam benak saya ketika menyaksikannya adalah guratan sebuah perjalanan tentang seorang preanger planter yang karena kecintaannya terhadap Bandung, ingin abadi bertetirah di tengah kebun teh yang didirikannya.

Kini, bangunan yang pernah ditinggali Bosscha tatkala menjadi pemimpin perkebunan Malabar sejak 1896 hingga tutup usia pada 1928, telah dikembangkan sebagai tempat penginapan. Bangunannya diperbaharui, ruangannya ditambah menjadi 11 kamar, dan kini dinamakan Wisma Malabar.

Selain Wisma Malabar, terdapat juga Wisma Melati yang dulunya merupakan tempat tinggal deputi manajer pertama Malabar. Bangunan tersebut didirikan pada tahun 1908. Kini  dijadikan penginapan dan disewakan oleh PTPN VIII untuk wisatawan yang berkunjung dengan harga sewa yang cukup terjangkau.
 
Makam Bosscha

Masih di area perkebunan teh, di sebuah hutan kecil, terletak komplek makam Bosscha. Kondisinya tampak terawat, dikelilingi pagar dan tanaman Coleus warna-warni. Makam gaya Eropa dengan tembok tinggi menjulang itu atapnya mirip kubah. Warna putih pun mendominasi, dengan dua buah kursi tempok putih tertanam di kanan dan kiri area berbentuk lingkaran.

Saya takjub. Betapa Bosscha memilih untuk mengabdikan diri sepenuhnya pada Malabar, bahkan hingga akhir hayat. Itu sebabnya mengapa masyarakat setempat begitu menghormati jasa beliau. Kecintaan dan kontribusi Bosscha terhadap Bandung adalah hal yang belum tentu dimiliki generasi saat ini. Sebuah ironi memang.
 

Kebun kol dan pipa-pipa dari geothermal

Wisata Terpadu
Pengalengan tak hanya terkenal sebagai daerah perkebunan teh, tetapi juga terkenal sebagai daerah pertanian, peternakan, dan daerah penghasil susu sapi. Di wilayah ini banyak sekali industri-industri yang mengolah susu sapi menjadi produk-produk makanan seperti  permen susu, kerupuk susu, dodol susu, tahu susu, dan noga susu.

Berkunjung ke Malabar dapat sekaligus menikmati obyek wisata lainnya karena masih berada dalam satu kawasan yang sangat berdekatan, saling terpadu, dan berhubungan antara wisata petualangan alam dengan atraksi menarik seperti outbound, flying fox, dan kegiatan lainnya.

Salah satu obyek wisata terdekat dari perkebunan teh adalah kolam pemandian air panas Cibolang. Lokasinya mudah ditemukan karena masih terletak di sekitar area perkebunan. Untuk memasuki kawasan kolam dikenakan tiket masuk seharga Rp 10.000,-. Dengan tiket tersebut kami bisa menikmati sejumlah fasilitas modern yang telah disediakan oleh pengelola.

Merasakan berendam dalam kolam air panas alami di tengah dinginnya udara pegunungan Wayang Windu membuat betah berlama-lama. Terlebih pemandangan alam yang tersaji dari kolam ini memesona. Dikelilingi gunung, hutan pinus, kebun sayur, dan hamparan teh. Udara sejuk dan suasana tenang sepanjang waktu. Air panasnya pun bermanfaat untuk mengobati penyakit rematik karena memiliki kandungan yodium cukup tinggi. Sekitar  ± 600 m dari kolam air panas Cibolang juga terdapat Kawah Gunung Windu. Inilah daya tarik lain Malabar yang membuat orang-orang datang berkunjung.  

Cibolang hot water

Penginapan di Cibolang

Transportasi
Untuk mencapai Pengalengan dapat menggunakan transportasi kendaraan umum dari Bandung melalui Terminal Tegal Lega arah Dayeuh Kolot dan Banjaran atau ke arah Kopo dengan waktu tempuh sekitar 2 jam perjalanan. Jarak Pangalengan dari kota Bandung sekitar 40 km arah selatan. Melewati daerah Dayeuhkolot, Bale Endah, Banjaran dan kemudian masuk ke Pangalengan. Melalui jalur yang berkelok-kelok dengan hamparan gunung nan hijau menyejukkan mata.

Perjalanan menuju Pangalengan akan menjadi pengalaman yang  menyenangkan karena akan disuguhkan banyak pesona wisata alam yang masih perawan. Sangat cocok untuk melepaskan ketegangan dan menyegarkan kembali pikiran.  

Suasana kota Pengalengan dilihat dari Hotel Puri Citere

Kesatrian Secata di lembah Wayang Windu, dekat resort Citere yang saya inapi

Penginapan
Cukup banyak penginapan di daerah Pengalengan. Selain Wisma Malabar dan Wisma Melati yang berada di tengah area Perkebunan Teh Malabar, wisatawan dapat menginap di hotel-hotel lainnya yang tersebar di sekitar Pengalengan seperti Hotel Puri, Hotel Citere, Hotel Dewi, Hotel Cibolang, dan lain-lain. Tarif penginapan berkisar mulai dari Rp 200.000,- hingga Rp 700.000,- per malam. 

Menginap di sini, Villa Citere, villa ekslusif di Pengalengan

Oleh-Oleh Pangalengan
Pangalengan adalah daerah penghasil susu dan sayur mayur. Di kota ini, terdapat banyak oleh-oleh khas pangalengan mulai dari caramel susu, roti susu, kerupuk susu sampai dodol susu. Selain itu kita bisa cari sayur-mayur yang masih segar dan stroberi. 
  
Permen susu produk asli pengalengan

Tempat Makan
Di Pengalengan terdapat Rumah Makan Sop Buntut Asti yang menyajikan berbagai macam olahan buntut sapi mulai dari sop, gulai, hingga hot plate. Olahan ikan gurame dengan sambal dan lalap juga ada. Rumah Makan Asti terletak di tempat strategis dan mudah dicapai dari manapun. Pengunjung yang datang selalu ramai, baik siang ataupun malam. Kebanyakan pengunjung adalah pendatang dari luar Pengalengan. Rumah makan ini kerap jadi andalan saya dan keluarga untuk makan selama di Pengalengan. 

Kulineran di RM Asti enak-enak :D






Viewing all 779 articles
Browse latest View live